Yuna tahu ucapannya sangat tidak berarti. Hanya saja, dia tidak kepikiran kata-kata lain lagi.Brandon menggenggam erat tangan Yuna, menariknya untuk duduk di bangku sebelah. Kemudian, Brandon pun berkata, “Dia sudah tua.”Yuna terkejut.“Sebelumnya aku kira dia sangat bugar dan sangat bersemangat. Dia bisa menentangku, begitu memanjakan Om, dan merencanakan trik-trik licik itu. Aku menoleransi semua perbuatannya karena dia itu nenekku,” ucap Brandon dengan perlahan. Sepertinya dia sedang mengenang masa lalu.Yuna juga tidak memotong ucapannya. Jarang-jarang Brandon bersedia untuk mencurahkan isi hatinya. Dia pun mendengar dengan diam.“Dulu saat Kakek masih hidup, Kakek pernah bilang sama aku, Nenek itu banyak kekurangannya. Tapi ada satu hal yang paling dikagumi Kakek, Nenek sangat setia terhadap Keluarga Setiawan. Aku selalu mengingat ucapan itu. Aku tahu apa pun yang Nenek lakukan, dia tidak akan membubarkan Keluarga Setiawan.” Brandon menghentikan omongannya, lalu menghela napas p
Read more