Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 1181 - Chapter 1190

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 1181 - Chapter 1190

2194 Chapters

Bab 1181

“Iya, aku bakar rumahku sendiri, apa hubungannya sama kamu!” Steve merasa ucapan Hanny sangat masuk akal. “Sekarang aset-aset itu masih atas nama aku. Meski kamu ingin mengambil kembali, kamu juga harus menjalankan prosedur secara hukum.”Melihat sikap percaya diri Steve, Brandon pun tersenyum. “Jangan-jangan kamu nggak tahu, meskipun rumah sendiri, melakukan pembakaran secara sengaja juga melanggar hukum?”“Apa kamu punya bukti dia membakar dengan sengaja. Jelas-jelas rumah itu kebakaran sendiri. Rumah itu juga aset Steve. Dia juga sakit hati!”Entah kenapa Monica yang hari ini terus membela Steve. Hanya saja, Brandon tidak terasa aura menekan dari dirinya.“Nona Monica, apa kamu bersikeras ingin ikut campur dalam masalah Keluarga Setiawan?” Brandon tidak lagi tersenyum. Kelihatannya masalah semakin serius saja.Hanny menggerakkan jari tangannya, lalu berkata, “Aku tidak tertarik dengan urusan keluarga kalian. Tapi aku akan ikut campur dalam masalah calon suamiku!”Tidak dipungkiri, S
Read more

Bab 1182

Steve tidak bisa membayangkan kehidupan selanjutnya.Selain itu, Steve juga mengerti maksud kalimat terakhir Brandon tadi. Maksudnya, jika Steve masih ingin menjadi pamannya, dia akan selalu menjadi pamannya. Semuanya masih bisa dirundingkan setelah kembali ke Kediaman Setiawan? Jangan-jangan mereka bersedia untuk mengampuni Steve?Jujur saja, Steve tidak berani untuk percaya. Hanya saja, dia ingin mencoba … dia ingin bertaruh.“Aku ingin kembali ke Kediaman Setiawan.” Steve memegang tangan Hanny, lalu berkata.Hanny yang tadinya tersenyum gembira tiba-tiba terbelalak. “Apa kamu sudah gila? Mereka sudah mengusirmu. Mamamu juga nggak menginginkanmu lagi. Kenapa kamu masih mau pulang? Apa kamu ingin dihina lagi?”“Bukan, aku mau memastikan sekali lagi,” ucap Steve sambil menundukkan kepalanya.“Apa yang ingin kamu pastikan? Apa kamu masih ingin pastikan kamu itu anak kandungnya atau bukan? Atau pastikan apa mamamu sudah mengkhianatimu atau nggak? Bukankah dia sudah mencelakaimu hingga se
Read more

Bab 1183

Steve tahu Hanny tidak mengerti apa maksudnya. Jadi, Steve juga terpaksa mengikuti kemauannya dan tidak membujuknya lagi.Lingkungan hidup Hanny memang agak istimewa, berbeda dengan manusia normal. Sejak kecil, dia tidak memiliki teman. Wajar kalau dia tidak merasa kekurangan.Apalagi ini adalah pertama kalinya Hanny merasakan perasaan cinta dari diri Steve. Dia pun tidak ingin melepaskan Steve.Boleh dikatakan bahwa perasaan ini adalah satu-satunya yang diinginkan Hanny selama bertahun-tahun. Hanny hidup sebatang kara dan tidak memiliki apa pun. Sekarang ada Steve yang bersedia untuk menerimanya, tentu saja dia tidak akan melepaskan tangan Steve. Dia bahkan ingin mengikat Steve di tubuhnya. Sebab, jika Hanny kehilangan Steve, sepertinya dia akan jatuh ke jurang dan tidak bisa bangkit lagi.Sikap keras kepala Hanny membuat Steve merasa sesak napas.…Amara masuk rumah sakit.Berhubung usia Amara sudah tinggi, ditambah lagi dia terus menerima pukulan yang bertubi-tubi, dia pun tidak san
Read more

Bab 1184

Amara tidak membantah ucapan Steve. Dia tak berhenti meneteskan air matanya, tidak tahu harus berkata apa lagi. Benar apa kata Steve. Dia memang telah menghancurkan kehidupan Steve. Hanya saja, Amara juga tidak kepikiran cara lain. Jika Amara tidak pernah menghasut Steve untuk berebut kekuasaan dengan Brandon dan menggagalkan rencana Steve, mungkin masalah tidak akan menjadi seperti sekarang ini.Waktu itu, suaminya pernah berkata, Keluarga Setiawan pasti harus diserahkan ke tangan Brandon. Namun, Amara malah tidak bersedia. Mereka bahkan sering bercekcok gara-gara masalah ini. Sekarang Amara sungguh menyesal. Jika waktu itu Amara lebih penurut dan tidak begitu memanjakan putranya, sepertinya masalah tidak akan berakhir seperti ini.Hanya saja, tidak ada gunanya untuk menyesal. Semua yang dirasakan Amara saat ini adalah hukuman dari perbuatannya.Saat ini, Clara baru pulang. Ketika dia melihat gambaran ini, dia langsung mendorong Steve ke sebelah. “Ngapain kamu ke sini? Apa belum cuku
Read more

Bab 1185

Yuna tahu ucapannya sangat tidak berarti. Hanya saja, dia tidak kepikiran kata-kata lain lagi.Brandon menggenggam erat tangan Yuna, menariknya untuk duduk di bangku sebelah. Kemudian, Brandon pun berkata, “Dia sudah tua.”Yuna terkejut.“Sebelumnya aku kira dia sangat bugar dan sangat bersemangat. Dia bisa menentangku, begitu memanjakan Om, dan merencanakan trik-trik licik itu. Aku menoleransi semua perbuatannya karena dia itu nenekku,” ucap Brandon dengan perlahan. Sepertinya dia sedang mengenang masa lalu.Yuna juga tidak memotong ucapannya. Jarang-jarang Brandon bersedia untuk mencurahkan isi hatinya. Dia pun mendengar dengan diam.“Dulu saat Kakek masih hidup, Kakek pernah bilang sama aku, Nenek itu banyak kekurangannya. Tapi ada satu hal yang paling dikagumi Kakek, Nenek sangat setia terhadap Keluarga Setiawan. Aku selalu mengingat ucapan itu. Aku tahu apa pun yang Nenek lakukan, dia tidak akan membubarkan Keluarga Setiawan.” Brandon menghentikan omongannya, lalu menghela napas p
Read more

Bab 1186

“Aku tidak begitu jelas dengan hubungan mereka, tapi aku bisa memastikan Monica yang berada di rumah saat ini bukanlah Monica yang asli.” Brandon pernah berkunjung sekali. Dia pun yakin dengan pemikirannya.Dua hari lalu, Brandon berkunjung ke Kediaman Yukardi. Dia pergi untuk membujuk Steve untuk terakhir kalinya. Selain itu, dia pergi untuk memastikan dugaannya.“Maksudmu, Monica yang sekarang itu adalah Monica yang kita jumpai sewaktu di hotel waktu itu?”Brandon tersenyum. Istrinya memang pintar!“Pantas saja! Wibawa mereka berbeda sekali. Meski wajah mereka sangat mirip, tetap ada perbedaannya. Tapi, kenapa bisa ada Monica gadungan? Apa yang ingin dilakukan Monica?” Yuna sungguh tidak habis pikir. Jika Monica yang sekarang adalah Monica gadungan, di mana Monica yang asli?“Mungkin kita sudah salah duga. Monica yang sekarang barulah Monica yang asli. Monica yang memiliki wibawa yang sangat menekan itu barulah Monica gadungan?” Yuna berpikir sambil mengerutkan keningnya. Bisa jadi M
Read more

Bab 1187

Ketika Steve kembali ke rumah Hanny, langit pun sudah gelap. Sekarang hanya ada gambaran ibunya sedang diselamatkan oleh dokter. Dia memabukkan dirinya, lalu pulang dengan bau alkohol di sekujur tubuhnya.Saat ini, Hanny sedang menunggu Steve di rumah dengan wajah muram. Apalagi ketika melihat Steve pulang dalam keadaan mabuk, Hanny semakin kesal lagi.“Kenapa kamu baru pulang sekarang? Aku sudah telepon berapa kali? Kenapa kamu nggak angkat telepon?”“Aku … nggak kedengaran.” Steve sedang minum di bar. Mana mungkin dia bisa kedengaran suara dering ponselnya? Lagi pula, Steve juga tidak memperhatikannya.“Kamu ke mana? Apa kamu pergi mengunjungi wanita itu lagi? Dia sudah nggak menginginkanmu lagi, apa perlu kamu mengunjunginya lagi!” Hanny sungguh tidak gembira.Sebenarnya semua gerak-gerik Steve berada di bawah pantauannya. Saat mendengar Steve pergi ke rumah sakit, Hanny pun merasa tidak gembira. Hanya saja, tak disangka dia akan pulang semalam ini, apalagi pulang dengan keadaan mab
Read more

Bab 1188

“Aku ….” Steve kehabisan kata-kata. Dia lalu berkata, “Aku tahu, cuma … hatiku nggak nyaman.”“Kalau kamu merasa nggak nyaman, kamu bisa nangis. Kamu bisa lakukan apa pun di hadapanku!” Hanny memeluk Steve dengan perlahan, lalu berkata dengan lembut.…Keesokan paginya.Saat Steve masih belum bangun, dia pun kedengaran suara ricuh di bawah sana. Dia segera bangun dan berjalan ke balkon. Tampak para pembantu sangat buru-buru, entah apa yang sedang disibukkan mereka.Steve membungkus tubuhnya dengan pakaian, lalu bergegas berlari ke bawah. Tampak ada 2-3 pembantu vila sedang membungkus sofa dan meja tamu dengan kain. Steve pun segera bertanya pada salah satu di antara mereka, “Apa yang sedang kalian lakukan?”“Semua ini pesan dari Nona. Katanya rumah ini tidak akan ditempati dalam waktu lama. Jadi, kami disuruh untuk membungkusnya.”“Dalam waktu lama ….” Semalam Steve mabuk parah, kepalanya masih terasa sakit saat ini. Hanya saja, dia samar-samar kepikiran dengan ucapan Hanny semalam. Di
Read more

Bab 1189

Ketika mendengar adanya suara langkah kaki, Hanny langsung memalingkan kepalanya, tampak Steve sedang berdiri di belakang sana. “Apa aku sudah membangunkanmu?”Melihat Steve sedang terkaku di tempat, Hanny pun melanjutkan, “Bagus juga, biar kamu saksikan momen berharga ini.”Monica mengatur napasnya. Dia mengangkat kepalanya, lalu menunjukkan senyuman di wajahnya.Senyuman itu membuat Hanny merasa kesal. “Kenapa kamu tersenyum?”“Aku tersenyum karena kamu bodoh!” Monica lalu melanjutkan, “Kamu kira dia benar-benar suka sama kamu?”“Tentu saja!” jawab Hanny dengan percaya diri.Hanny sudah bertanya berkali-kali terhadap Steve. Dia juga sudah memberi jawaban pasti. Steve mencintainya, tentu saja Steve mencintainya!“Kamu lucu sekali! Apa kamu nggak becermin? Apa ada yang bisa membuat dia cinta sama kamu? Selain wajah yang mirip sama aku, kamu nggak punya apa-apa lagi!” sindir Monica sambil mengamati tubuh Hanny. “Kamu nggak pintar dalam apa-apa. Kamu hanya pernah melakukan beberapa peker
Read more

Bab 1190

Hanny memang berpikir seperti ini. Sejak dulu, Hanny sudah takut terhadap Monica. Bagaimanapun, sejak kecil dia hidup di bawah bayangan Monica. Hanny tidak takut jika menaruh racun untuk memperburuk kondisi tubuhnya. Namun, jika membunuh Monica secara langsung, jujur saja … Hanny tidak berani.Hanny takut Steve akan meninggalkannya. Jika ada aib di tangan Hanny, dia akan selamanya dikendalikan oleh Hanny. Steve tidak akan bisa meninggalkannya lagi. Ini namanya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.“Nini ….” Steve merasa ragu dan juga tidak berani.“Kenapa? Kamu nggak tega?” tanya Hanny dengan sengaja. Dia berlagak menunjukkan wajah marah. “Apa kamu nggak cinta sama aku? Kamu cintanya sama dia? Jadi, kamu nggak tega untuk habisi dia?”“Bukan, Nini, aku cinta sama kamu! Tapi ….” Steve ingin sekali membuang mangkuk obat ini.Melihat sosok Steve yang ragu, Hanny melembutkan suaranya, “Aku tahu bukannya kamu nggak tega. Tenang saja, aku sudah mengaturnya dengan baik. Setelah dia menin
Read more
PREV
1
...
117118119120121
...
220
DMCA.com Protection Status