Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1171 - Bab 1180

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1171 - Bab 1180

2194 Bab

Bab 1171

Jarak Steve dengan Hanny sangatlah dekat. Meski tercium bau alkohol yang sangat menyengat, Hanny juga tidak merasa risi. Dia malah merasa istimewa.Steve masih mabuk. Dia menatap wajah Hanny dengan linglung. “Nini, jangan pergi, jangan campakkan aku. Aku cuma punya kamu saja. Cuma kamu saja ….”Selesai berbicara, Steve langsung mencium bibir Hanny.Ciuman mendadak itu sungguh mengagetkan Hanny. Namun, Hanny tidak melawan, melainkan membiarkan Steve menciumnya. Dia memejamkan kedua mata, lalu melingkari kedua tangan ke leher Steve.Steve yang mabuk itu terkadang memberi ciuman yang sangat lembut, terkadang dia bagai binatang buas yang begitu kasar. Hanya saja, ketika bersikap terlalu kasar, Steve langsung melembutkan ciumannya. Dia tidak ingin melukai wanita yang dicintainya.Boleh dikatakan bahwa Steve adalah instruktur Hanny. Dialah yang mengajari Hanny untuk berciuman. Sekarang … Hanny sekiranya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia juga tidak menghentikan aksi Steve, malah men
Baca selengkapnya

Bab 1172

Bos sudah berpesan sebelumnya, jika Steve bersedia pulang bersama mereka, mereka juga tidak perlu bersikap kasar. Jika Steve membangkang, mereka juga tidak perlu bersikap sungkan. Mereka diperbolehkan langsung menyeretnya.Ucapan ini berhasil menyadarkan Steve dari linglungnya. Dia kepikiran dengan masalah kebakaran waktu itu. Ketika kepikiran kobaran api dan ucapan ibunya, Steve spontan ketakutan. Apa Steve akan dibawa ke penjara?Raut wajah Steve terus berubah. Saat Steve masih belum selesai berpikir, Hanny malah sudah membukakan pintu.Tangan orang yang hendak menekan bel pun terhenti. Dia melihat si wanita sedang berdiri di depan pintu dengan mengenakan kemeja seorang lelaki. Kedua kaki langsingnya terpampang di luar sana.“Apa yang ingin kalian lakukan?” Hanny menopang salah satu tangannya di atas dahan pintu, lalu tangannya yang satu lagi menarik gagang pintu, tidak berencana untuk membukanya dengan lebar.Orang di luar sana terdiam. Sepertinya dia tidak menyangka orang yang memb
Baca selengkapnya

Bab 1173

Hanny berjarak sangat dekat dengan Steve. Salah satu tangan Hanny menahan di dahan pintu, lalu tangannya yang satu lagi diletakkan di atas pundaknya. Kedua mata menatap Steve dengan dalam. “Apa yang lagi kamu takutkan?”“Aku … nggak lagi takut!” balas Steve dengan gemetar. Jujur saja, dia sungguh merasa takut. Namun Steve tidak boleh mengekspresikannya di hadapan wanita yang disukainya.Hanny pun tersenyum. “Kalau takut, kamu bisa jujur, kok. Nggak ada yang perlu dirahasiakan. Ada aku di sini, kamu nggak usah takut!”Mendengar ucapan Hanny, semuanya terasa sangat asing. Lebih tepatnya, sungguh berbeda dengan Hanny yang lembut dan penurut itu. Seketika Steve mengerutkan keningnya mulai mengamatinya. “Apa benar kamu itu Nini? Atau ….”Atau Monica yang sedang menyamar? Jika tidak, kenapa wibawanya sungguh mirip dengan Monica?Ketika mendengar pertanyaan ini, raut wajah Hanny langsung berubah. “Apa katamu? Coba kamu katakan sekali lagi!”“Bukan, bukan, bukan, aku … asal bicara! Aku cuma as
Baca selengkapnya

Bab 1174

Mendengar ucapan Steve, Hanny tidak lagi merasa marah. Dia langsung berkata, “Aku kira apaan. Asalkan ada aku di hatimu, kamu nggak usah merasa bersalah sama aku!”Selesai berbicara, Hanny langsung bersandar di dalam pelukannya.Padahal ada wanita cantik sedang menempel di dalam pelukannya, Steve malah tidak memiliki pemikiran apa-apa. Sekarang dia hanya ingin mencari Brandon untuk memberi pelajaran kepadanya. Menyadari Steve sedang tidak konsentrasi, Hanny merasa agak kesal. Namun, ucapan Steve tadi membuat Hanny merasa penasaran. “Kenapa kamu bakal ditahan di penjara? Kamu juga nggak lakuin tindakan ilegal?”“Aku ….” Steve menggigit bibir bawahnya, lalu berkata dengan suara kecil, “Mungkin kamu nggak tahu, semalam aku bakar rumahku sendiri.”“Kamu bakar rumahmu sendiri!” Hanny mengangkat kepalanya menatap Steve dengan terkejut. “Kenapa kamu bakar rumahmu sendiri? Kamu … bakar Kediaman Setiawan?”“Bukan!” Steve menghela napas, lalu memegang pundak Hanny, membawanya untuk duduk di sof
Baca selengkapnya

Bab 1175

“Kenapa? Apa kamu nggak percaya? Kalau kamu nggak percaya, aku akan bawa kamu pulang untuk memastikannya.” Selesai berbicara, Hanny langsung menarik Steve. “Ikuti aku!”“Se … sebentar!” Steve menghentikan Hanny dengan menarik pergelangan tangannya.“Kenapa? Apa kamu nggak percaya banget sama aku?” Hanny merasa marah.Steve langsung menjawab, “Setidaknya kita ganti pakaian dulu!” Steve menunjuk tubuh mereka berdua. Bagaimana mereka bisa keluar dengan keadaan seperti ini?Saat Steve mengikuti Hanny kembali ke vila, dia masih merasa semuanya sangat tidak nyata.Bukannya Steve tidak pernah pergi ke rumah ini. Hanya saja, setiap kalinya Steve belum pasti akan diizinkan untuk masuk. Semuanya tergantung dengan suasana hati Monica.Sekarang, Steve malah menaiki kendaraan Keluarga Yukardi dan ada Nona Besar Keluarga Yukardi di sampingnya. Dia bisa masuk dengan terang-terangan. Pembantu di dalam rumah pun membungkukkan tubuh mereka memberi hormat menyambut kedatangan mereka.Bahkan ketika Steve
Baca selengkapnya

Bab 1176

Begitu pintu kamar dibuka, tercium bau lembab dan tidak sedap dari dalam kamar. Steve spontan menutup hidungnya, lalu tampak gambaran yang sangat mencengangkan.Di dalam ruangan yang gelap ini ada seseorang sedang berbaring di atas ranjang. Berhubung pencahayaan di dalam ruangan tidak begitu bagus, Steve tidak bisa melihat jelas wajah orang itu. Hanya saja, Steve bisa menebak siapa wanita itu.“Kakakmu?” tanya Steve sambil memalingkan kepalanya menatap Hanny.Suara Steve tidaklah besar, tetapi bisa terdengar oleh Monica yang sedang mengantuk. Dia pun mengerutkan keningnya. “Siapa?!”Melihat Steve sekilas, Hanny pun tersenyum dan berjalan maju beberapa langkah. “Kak, tentu saja aku. Memangnya siapa lagi yang bakal jenguk kamu?”“Apa kamu merasa kamu sudah menang?” tanya Monica dengan tersenyum sinis.“Bukan perasaanku, tapi kenyataannya aku memang sudah menang. Memangnya bukan, ya? Kak, jangan-jangan kamu kira kamu yang sekarang masih bisa mengalahkanku? Jangan bodoh! Nyawamu ada di tan
Baca selengkapnya

Bab 1177

“Aku juga nggak bakal hidup selamanya seperti ini. Tapi berbeda dengan kalian berdua, selamanya kalian berdua akan jadi pecundang!”Monica menyindir mereka seolah-olah mereka barulah pihak yang kalah. Tatapan Monica masih terlihat tajam. Meskipun kondisinya sudah seperti sekarang, dia masih tidak mengalah.Steve sungguh terkejut dengan ucapan Monica.Betul! Steve hanyalah seorang pecundang. Sejak kecil, dia selalu dimanjakan oleh ibunya, tetapi ayahnya tidak begitu menyukainya. Namun sekarang Steve sadar dia bukanlah anak kandung ayahnya, tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Setiawan. Pantas saja ayahnya tidak mungkin akan menyerahkan kekuasaan ke tangannya.Sejak awal, Steve bahkan tidak berhak untuk berebut kekuasaan. Dia malah terus menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Sekarang dirinya malah menjadi lelucon di mata orang lain.Pada akhirnya, bahkan ibu yang paling menyayanginya juga sudah mencampakkannya. Steve tidak memiliki apa-apa lagi. Dia hanya bisa hidup dengan b
Baca selengkapnya

Bab 1178

Steve mengangguk. “Gembira! Tentu saja aku merasa gembira! Hanya saja, aku merasa ucapannya betul. Aku adalah seorang pecundang!” Steve menundukkan kepalanya melihat kedua tangannya. Dia tidak pernah merasa gagal seperti ini. “Kamu jangan dengar ucapan dia!” Hanny mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tidak senang, “Sekarang dia hanya bisa berbicara saja. Lagi pula, sejak kapan kamu itu pecundang? Setidaknya sekarang kamu masih bisa berdiri di sini, sedangkan dia malah cuma bisa berbaring di atas ranjang. Dialah yang pecundang!”“Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Tentu saja aku itu pecundang!” ucap Steve dengan lara.“Kata siapa kamu nggak punya apa-apa. Kamu masih punya aku!” Hanny menyuap sepotong apel ke mulut Steve. Dia mengerutkan keningnya mengisyaratkan Steve untuk menggigitnya, baru tersenyum. “Lagi pula, gagal itu cuma sesaat saja. Sekarang kamu memang nggak punya apa-apa, nggak berarti kelak kamu juga nggak punya apa-apa.”“Sejak aku dilahirkan, bahkan nyawak
Baca selengkapnya

Bab 1179

Selama beberapa hari ini, ini adalah kali pertama Steve bisa tidur dengan tenang. Sebab, dia sedang tidur di rumahnya Hanny. Anggota Keluarga Setiawan tidak mungkin bisa menerobos ke dalam.Hanya saja, Steve sungguh bingung dengan wanita yang tidur di sampingnya. Wanita berparas indah ini tertidur dengan sangat lelap. Dulu, Steve mengira Hanny mirip dengan seekor kelinci yang patuh dan lembut. Namun setelah melihat sosok Hanny tadi, dia merasa dirinya masih tidak begitu mengenali Hanny. Hanny lebih sulit ditebak daripada yang dibayangkan.Dulu Steve mengira dirinya tidak bisa memahami Monica, ternyata Hanny lebih sulit untuk dipahami. Kepala Steve terasa sakit ketika melihat wajah mereka berdua.Setelah bangun tidur, Steve pergi ke depan balkon untuk merokok. Dia merasa galau dengan masa depannya.Benar! Sekarang Steve memang sudah bersama dengan Hanny. Itu berarti setengah kekayaan Keluarga Yukardi telah menjadi miliknya. Apa mungkin Steve masih bisa bangkit kembali?…Berhubung Steve
Baca selengkapnya

Bab 1180

“Tentu saja,” balas Hanny dengan suara lantang, “Aku adalah orang yang akan menepati janjiku. Aku nggak mirip kalian, bahkan tega menjebak anggota keluarga sendiri.”Hanny melirik Brandon sekilas, lalu melanjutkan, “Berhubung kalian tidak menganggapnya sebagai anggota Keluarga Setiawan lagi. Aku rasa pernikahan kami tidak ada hubungannya dengan kalian. Kelak, aku harap Tuan Brandon tidak datang menggangguku lagi. Aku sangat sibuk!”Setelah itu, Hanny berdiri, lalu menjulurkan tangannya mengisyaratkan Brandon untuk pergi.Namun, Brandon malah masih duduk dan tidak bergerak sama sekali. Dia berkata dengan tersenyum, “Jarang-jarang Nona Monica begitu membelanya. Tapi bukankah lebih bagus jika orang yang bersangkutan langsung mengungkapkan pemikirannya?”“Dia juga tidak ingin bicara dengan kalian. Kalian juga tidak berhak untuk bicara dengannya!” ucap Hanny dengan galak, “Pulang sana!”“Kalau tidak ingin, apa mungkin dia akan bersembunyi selama ini? Benar bukan, Om?” Ketika berbicara kalim
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
116117118119120
...
220
DMCA.com Protection Status