Share

Bab 1176

Penulis: Awan
Begitu pintu kamar dibuka, tercium bau lembab dan tidak sedap dari dalam kamar. Steve spontan menutup hidungnya, lalu tampak gambaran yang sangat mencengangkan.

Di dalam ruangan yang gelap ini ada seseorang sedang berbaring di atas ranjang. Berhubung pencahayaan di dalam ruangan tidak begitu bagus, Steve tidak bisa melihat jelas wajah orang itu. Hanya saja, Steve bisa menebak siapa wanita itu.

“Kakakmu?” tanya Steve sambil memalingkan kepalanya menatap Hanny.

Suara Steve tidaklah besar, tetapi bisa terdengar oleh Monica yang sedang mengantuk. Dia pun mengerutkan keningnya. “Siapa?!”

Melihat Steve sekilas, Hanny pun tersenyum dan berjalan maju beberapa langkah. “Kak, tentu saja aku. Memangnya siapa lagi yang bakal jenguk kamu?”

“Apa kamu merasa kamu sudah menang?” tanya Monica dengan tersenyum sinis.

“Bukan perasaanku, tapi kenyataannya aku memang sudah menang. Memangnya bukan, ya? Kak, jangan-jangan kamu kira kamu yang sekarang masih bisa mengalahkanku? Jangan bodoh! Nyawamu ada di tan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1177

    “Aku juga nggak bakal hidup selamanya seperti ini. Tapi berbeda dengan kalian berdua, selamanya kalian berdua akan jadi pecundang!”Monica menyindir mereka seolah-olah mereka barulah pihak yang kalah. Tatapan Monica masih terlihat tajam. Meskipun kondisinya sudah seperti sekarang, dia masih tidak mengalah.Steve sungguh terkejut dengan ucapan Monica.Betul! Steve hanyalah seorang pecundang. Sejak kecil, dia selalu dimanjakan oleh ibunya, tetapi ayahnya tidak begitu menyukainya. Namun sekarang Steve sadar dia bukanlah anak kandung ayahnya, tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Setiawan. Pantas saja ayahnya tidak mungkin akan menyerahkan kekuasaan ke tangannya.Sejak awal, Steve bahkan tidak berhak untuk berebut kekuasaan. Dia malah terus menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Sekarang dirinya malah menjadi lelucon di mata orang lain.Pada akhirnya, bahkan ibu yang paling menyayanginya juga sudah mencampakkannya. Steve tidak memiliki apa-apa lagi. Dia hanya bisa hidup dengan b

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1178

    Steve mengangguk. “Gembira! Tentu saja aku merasa gembira! Hanya saja, aku merasa ucapannya betul. Aku adalah seorang pecundang!” Steve menundukkan kepalanya melihat kedua tangannya. Dia tidak pernah merasa gagal seperti ini. “Kamu jangan dengar ucapan dia!” Hanny mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tidak senang, “Sekarang dia hanya bisa berbicara saja. Lagi pula, sejak kapan kamu itu pecundang? Setidaknya sekarang kamu masih bisa berdiri di sini, sedangkan dia malah cuma bisa berbaring di atas ranjang. Dialah yang pecundang!”“Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Tentu saja aku itu pecundang!” ucap Steve dengan lara.“Kata siapa kamu nggak punya apa-apa. Kamu masih punya aku!” Hanny menyuap sepotong apel ke mulut Steve. Dia mengerutkan keningnya mengisyaratkan Steve untuk menggigitnya, baru tersenyum. “Lagi pula, gagal itu cuma sesaat saja. Sekarang kamu memang nggak punya apa-apa, nggak berarti kelak kamu juga nggak punya apa-apa.”“Sejak aku dilahirkan, bahkan nyawak

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1179

    Selama beberapa hari ini, ini adalah kali pertama Steve bisa tidur dengan tenang. Sebab, dia sedang tidur di rumahnya Hanny. Anggota Keluarga Setiawan tidak mungkin bisa menerobos ke dalam.Hanya saja, Steve sungguh bingung dengan wanita yang tidur di sampingnya. Wanita berparas indah ini tertidur dengan sangat lelap. Dulu, Steve mengira Hanny mirip dengan seekor kelinci yang patuh dan lembut. Namun setelah melihat sosok Hanny tadi, dia merasa dirinya masih tidak begitu mengenali Hanny. Hanny lebih sulit ditebak daripada yang dibayangkan.Dulu Steve mengira dirinya tidak bisa memahami Monica, ternyata Hanny lebih sulit untuk dipahami. Kepala Steve terasa sakit ketika melihat wajah mereka berdua.Setelah bangun tidur, Steve pergi ke depan balkon untuk merokok. Dia merasa galau dengan masa depannya.Benar! Sekarang Steve memang sudah bersama dengan Hanny. Itu berarti setengah kekayaan Keluarga Yukardi telah menjadi miliknya. Apa mungkin Steve masih bisa bangkit kembali?…Berhubung Steve

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1180

    “Tentu saja,” balas Hanny dengan suara lantang, “Aku adalah orang yang akan menepati janjiku. Aku nggak mirip kalian, bahkan tega menjebak anggota keluarga sendiri.”Hanny melirik Brandon sekilas, lalu melanjutkan, “Berhubung kalian tidak menganggapnya sebagai anggota Keluarga Setiawan lagi. Aku rasa pernikahan kami tidak ada hubungannya dengan kalian. Kelak, aku harap Tuan Brandon tidak datang menggangguku lagi. Aku sangat sibuk!”Setelah itu, Hanny berdiri, lalu menjulurkan tangannya mengisyaratkan Brandon untuk pergi.Namun, Brandon malah masih duduk dan tidak bergerak sama sekali. Dia berkata dengan tersenyum, “Jarang-jarang Nona Monica begitu membelanya. Tapi bukankah lebih bagus jika orang yang bersangkutan langsung mengungkapkan pemikirannya?”“Dia juga tidak ingin bicara dengan kalian. Kalian juga tidak berhak untuk bicara dengannya!” ucap Hanny dengan galak, “Pulang sana!”“Kalau tidak ingin, apa mungkin dia akan bersembunyi selama ini? Benar bukan, Om?” Ketika berbicara kalim

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1181

    “Iya, aku bakar rumahku sendiri, apa hubungannya sama kamu!” Steve merasa ucapan Hanny sangat masuk akal. “Sekarang aset-aset itu masih atas nama aku. Meski kamu ingin mengambil kembali, kamu juga harus menjalankan prosedur secara hukum.”Melihat sikap percaya diri Steve, Brandon pun tersenyum. “Jangan-jangan kamu nggak tahu, meskipun rumah sendiri, melakukan pembakaran secara sengaja juga melanggar hukum?”“Apa kamu punya bukti dia membakar dengan sengaja. Jelas-jelas rumah itu kebakaran sendiri. Rumah itu juga aset Steve. Dia juga sakit hati!”Entah kenapa Monica yang hari ini terus membela Steve. Hanya saja, Brandon tidak terasa aura menekan dari dirinya.“Nona Monica, apa kamu bersikeras ingin ikut campur dalam masalah Keluarga Setiawan?” Brandon tidak lagi tersenyum. Kelihatannya masalah semakin serius saja.Hanny menggerakkan jari tangannya, lalu berkata, “Aku tidak tertarik dengan urusan keluarga kalian. Tapi aku akan ikut campur dalam masalah calon suamiku!”Tidak dipungkiri, S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1182

    Steve tidak bisa membayangkan kehidupan selanjutnya.Selain itu, Steve juga mengerti maksud kalimat terakhir Brandon tadi. Maksudnya, jika Steve masih ingin menjadi pamannya, dia akan selalu menjadi pamannya. Semuanya masih bisa dirundingkan setelah kembali ke Kediaman Setiawan? Jangan-jangan mereka bersedia untuk mengampuni Steve?Jujur saja, Steve tidak berani untuk percaya. Hanya saja, dia ingin mencoba … dia ingin bertaruh.“Aku ingin kembali ke Kediaman Setiawan.” Steve memegang tangan Hanny, lalu berkata.Hanny yang tadinya tersenyum gembira tiba-tiba terbelalak. “Apa kamu sudah gila? Mereka sudah mengusirmu. Mamamu juga nggak menginginkanmu lagi. Kenapa kamu masih mau pulang? Apa kamu ingin dihina lagi?”“Bukan, aku mau memastikan sekali lagi,” ucap Steve sambil menundukkan kepalanya.“Apa yang ingin kamu pastikan? Apa kamu masih ingin pastikan kamu itu anak kandungnya atau bukan? Atau pastikan apa mamamu sudah mengkhianatimu atau nggak? Bukankah dia sudah mencelakaimu hingga se

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1183

    Steve tahu Hanny tidak mengerti apa maksudnya. Jadi, Steve juga terpaksa mengikuti kemauannya dan tidak membujuknya lagi.Lingkungan hidup Hanny memang agak istimewa, berbeda dengan manusia normal. Sejak kecil, dia tidak memiliki teman. Wajar kalau dia tidak merasa kekurangan.Apalagi ini adalah pertama kalinya Hanny merasakan perasaan cinta dari diri Steve. Dia pun tidak ingin melepaskan Steve.Boleh dikatakan bahwa perasaan ini adalah satu-satunya yang diinginkan Hanny selama bertahun-tahun. Hanny hidup sebatang kara dan tidak memiliki apa pun. Sekarang ada Steve yang bersedia untuk menerimanya, tentu saja dia tidak akan melepaskan tangan Steve. Dia bahkan ingin mengikat Steve di tubuhnya. Sebab, jika Hanny kehilangan Steve, sepertinya dia akan jatuh ke jurang dan tidak bisa bangkit lagi.Sikap keras kepala Hanny membuat Steve merasa sesak napas.…Amara masuk rumah sakit.Berhubung usia Amara sudah tinggi, ditambah lagi dia terus menerima pukulan yang bertubi-tubi, dia pun tidak san

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1184

    Amara tidak membantah ucapan Steve. Dia tak berhenti meneteskan air matanya, tidak tahu harus berkata apa lagi. Benar apa kata Steve. Dia memang telah menghancurkan kehidupan Steve. Hanya saja, Amara juga tidak kepikiran cara lain. Jika Amara tidak pernah menghasut Steve untuk berebut kekuasaan dengan Brandon dan menggagalkan rencana Steve, mungkin masalah tidak akan menjadi seperti sekarang ini.Waktu itu, suaminya pernah berkata, Keluarga Setiawan pasti harus diserahkan ke tangan Brandon. Namun, Amara malah tidak bersedia. Mereka bahkan sering bercekcok gara-gara masalah ini. Sekarang Amara sungguh menyesal. Jika waktu itu Amara lebih penurut dan tidak begitu memanjakan putranya, sepertinya masalah tidak akan berakhir seperti ini.Hanya saja, tidak ada gunanya untuk menyesal. Semua yang dirasakan Amara saat ini adalah hukuman dari perbuatannya.Saat ini, Clara baru pulang. Ketika dia melihat gambaran ini, dia langsung mendorong Steve ke sebelah. “Ngapain kamu ke sini? Apa belum cuku

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2327

    “Salahmu itu kamu terlalu sombong!” kata sang Ratu. Dia lalu perlahan bangkit dengan kedua tangan bertopang ke pegangan yang ada di kedua sisinya. Auranya kini terlihat berbeda dari yang biasa. Fred kaget melihat perubahan aura sang Ratu. Dan di momen itu dia juga menyadari satu hal.“Badanmu sehat-sehat saja?! Jadi selama ini kamu cuma pura-pura sakit?! Jadi semua ini cuma tipuan. Kamu sebenarnya nggak sakit sama sekali!”“Benar. Kalau nggak begitu, kamu nggak mungkin mempercepat eksperimen ini?”Sang Ratu tersenyum begitu ramah dan hangat, tetapi di mata Fred senyuman itu lebih terasa seperti sindiran kepadanya yang menusuk dalam sampai ke tulang.“Mana mungkin! Ini mustahil bisa terjadi!” kata Fred. Dia masih tidak bisa menerima fakta kalau selama ini dialah yang dipermainkan. Dia sudah bertahun-tahun mencurahkan hatinya menyiapkan semua rencananya, tetapi di detik ini dia malah menyadari kalau itu semua hampa. Rencananya sudah sejak lama diketahui oleh sang Ratu. Fred tidak rela da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2326

    “Nggak cuma disini, bahkan di luar sana pun sudah banyak orang pemerintahan yang mendukung saya. Yang Mulia tenang saja, pokoknya semua urusan kenegaraan serahkan saja ke saya. Yang Mulia bisa menikmati hidup,” kata Fred seraya tersenyum membeberkan ambisinya, yang juga secara terang-terangan mengakui semua perbuatannya selama ini.“Oh ya? Coba kasih tahu aku ada siapa saja yang mendukung kamu?”“Ada apa, Yang Mulia? Apa Yang Mulia mau menghabisi semua pendukung saya? Sayang sekali, saya nggak akan kasih kesempatan ke Yang Mulia untuk itu. Lagi pula untuk apa? Padahal tadi semuanya lancar-lancar saja. Yang Mulia cukup terima operasi dan eksperimen ini dengan baik-baik, dan Yang Mulia bisa menikmati keberhasilan dari semua ini, bukan? Kenapa Yang Mulia harus melawan dan membuat keributan. Lihat … Yang Mulia coba lihat apa yang sudah Anda perbuat sampai mereka semua menertawakan Anda! Baiklah, kalian semua bawa mereka pergi, dan jangan kasih siapa pun masuk lagi ke tempat ini. Tanpa peri

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2325

    Dengan penuh rasa percaya diri Fred menjawab, “Tentu saja! Yang Mulia jangan khawatir. Eksperimen kali ini ….”Sayangnya belum selesai Fred berbicara, tba-tiba sang Ratu tertawa dengan begitu aneh. “Baguslah! Kalau memang kamu seyakin itu, aku nggak perlu khawatir lagi!”“Tentu saja, Yang Mulia. Jangan takut!”Betapa kagetnya Fred ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Mulanya dia berpikir Ratu pasti akan mati-matian menolak, tetapi ternyata dia malah setuju. Benar saja, sang Ratu masih sangat percaya kepadanya. Namun … sesaat kemudian Fred melihat ada sekumpulan orang yang masuk ke dalam.“Siapa yang kasih kalian masuk? Keluar sana!” serunya.Namun mereka hanya diam saja di tempat dan berdiri mengelilingi Fred.“Kalian nggak dengar perintahku? Anak buah siapa kalian! Kalian sudah nggak mau hidup lagi? Cepat keluar dari sini!”“Justru mereka masih ingin hidup, makanya mereka ada di sini,” kata sang Ratu.“Hah? Oh jadi mereka ini anak buah Yang Mulia?!”Sang Ratu tidak menjawab, teta

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2324

    “Eh?”Rainie yang dari tadi hanya diam saja di pinggir mendengar dan melihat mereka berbicara tak menyangka mendadak akan ditunjuk.“Aku ….”“Kamu nggak dengar tadi ratuku tanya berapa persen keberhasilan eksperimen ini?”“... secara teori ….”Rainie pun sejujurnya tidak tahu pasti. Dia hanya bisa memberikan jawaban yang samar karena bagaimanapun dia juga tidak begitu paham dengan keseluruhan eksperimen ini, apalagi ketika berbicara tentang berapa persen keberhasilannya. Namun karena dia ditanya, ya dia tinggal mengarang saja apa adanya. Hanya saja ketika Rainie baru mau menjawab, dia disela oleh Yuna.“Secara teori, keberhasilan eksperimen ini cuma 23%.”“Eh?”Rainie sontak kebingungan dengan yang Yuna maksud dengan itu, dan dari mana angkat 23% itu datang. Atau jangan-jangan Yuna juga hanya mengarang sama sepertinya. Akan tetapi Yuna tidak menghiraukan Rainie dan melanjutkan ucapannya. “Tapi 23% ini bukan angka pasti karena masih ada faktor siapa yang melakukan operasinya, seberapa k

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2323

    Sang Ratu tidak mengatakan apa-apa lagi dan melayangkan tatapan matanya ke arah Yuna. Fred dengan segara menangkap maksudnya, dan meminta anak buahnya untuk melepaskan kain yang menutup matanya.Sebenarnya Yuna dapat mendengar apa yang mereka perbincangkan, tetapi dia hanya tidak menghiraukannya. Ketika kainnya baru saja dibuka, Yuna masih tak terbiasa dengan cahaya di luar dan refleks menyipitkan matanya, lalu baru dia membuka matanya perlahan agar terbiasa.“Oke, semuanya sudah siap. Kita bisa mulai sekarang!” kata Fred dengan gembira, tetapi seketika itu dia teringat sesuatu dan menatap Yuna, “Oh ya, karena kita ada di posisi yang sama, sama-sama berkontribusi untuk Ratu, kalau kamu punya permintaan terakhir, bilang saja. Aku akan mewujudkannya.”“Kalau begitu boleh biarin aku pergi?”“Ooh, kamu sudah tahu itu nggak mungkin! Tolong jangan minta sesuatu yang nggak mungkin aku kabulkan. Lebih baik baik realistis sedikit, misalnya … minta aku jagain anak kamu atau semacamnya?”Walaupun

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2322

    “Aku nggak butuh janji manis darimu. Aku mau kamu percaya diri operasinya bakal berjalan lancar!” ujar Fred menekankan seraya menatapnya.Rainie menarik napas panjang, dan dengan nada yang tegas dia berkata, “Siap, Pak Fred. Aku jamin semuanya berjalan dengan lancar!”Kepercayaan diri yang terpancar di mata Rainie membuat Fred cukup puas dengannya. Dia mengangguk dan berkata,” Bagus, itu dia yang aku mau. Kamu harus yakin, baru operasinya bisa berhasil!”Kemudian, Fred berbicara ke arah mic yang terpasang di kerahnya, “Semuanya sudah siap?”Menerima tanggapan dari mic itu, Fred pun mengangkat kepalanya menatap Rainie beserta ketiga dokter itu, “Kalian juga tolong bersiap sekarang. Pakai baju operasinya.”Rainie bersama tiga orang lainnya pergi ke ruang ganti yang sudah disediakan, kemudian terus ke bagian dalam di mana terdapat sebuah ruang operasi dengan berbagai peralatan lengkap. Bisa membangun tempat seperti ini di negara lain tanpa ketahuan tentu adalah hal yang luar biasa. Harus

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2321

    Rainie tentu saja ingin mengatakan tidak ada masalahnya dan semuanya akan baik-baik saja, tetapi dia tak kuasa untuk mengucapkannya keluar. Jari-jari tangannya gemetar membayangkan itu. Operasi pemindahan otak … operasi yang begitu sulit dan rumitnya Fred mau Rainie melakukannya sekarang? Sendirian?!Tampaknya Fred juga menyadari kekhawatiran Rainie itu, dan dia pun berkata, “Tenang saja, tentu kamu nggak sendirian. Aku sudah menyiapkan satu orang asisten profesional yang bakal membantu kamu nanti.”….Terima kasih banyak! Itulah yang ada di pikiran Rainie, mengapa tidak dia saja yang mengerjakannya dan gantian Rainie yang bertugas sebagai asisten? Kalau dia profesional, untuk apa dia hanya bertugas sebagai asisten? Bukankah itu sama saja dengan meremehkannya?Rainie selalu berpikir dirinya yang terbaik dan serba bisa, tetapi itu hanya sebatas melakukan eksperimen dan meneliti obat-obatan. Melakukan operasi, apalagi operasi yang tingkat kesulitannya sangat tinggi seperti memindahkan ot

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2320

    Kini Rainie mengerti. Tak heran tadi mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan pergi bersama tim mereka masing-masing. Dengan kata lain, mereka sudah memiliki tugas tersendiri. Dengan begitu, andaikan suatu hari mereka tertangkap dan diinterogasi, mereka tidak tahu apa-apa“Terima kasih banyak atas kepercayaannya, Pak Fred,” ucap Rainie. Memberikan buku instruksi yang lengkap menunjukkan Fred percaya padanya, Rainie merasa sangat bahagia, bukan karena mendapat kepercayaan Fred, tetapi karena perasaan dianggap sebagai orang penting inilah yang dia inginkan selama ini.“Jangan salah paham, bukan berarti aku percaya sama kamu. Aku begini karena langkah yang paling penting aku mau kamu yang kerjakan!”“Apa itu?”Sembari mereka berbicara, Fred membawa Rainie pergi ke bagian terdalam dari lab tersebut. Di sana terdapat sebuah pintu besi yang sudah lama terkunci dan berkarat. Namun ketika Fred mendekatinya, pintu itu seperti memiliki sensor dan perlahan terbuka. Tidak ada bunyi gesekkan bes

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2319

    Selagi Rainie menggigit rotinya, dia mendengar suara ribut yang asalnya dari luar. Suara itu seperti roda yang bergulir, tetapi suaranya lebih besar lagi, bahkan sampai mencuri perhatian semua pekerja yang sedang makan di dalam. Beberapa di antara mereka yang lebih gesit sudah langsung berlari ke luar untuk melihat. Rainie sedikit lebih lambat sehingga dia agak terhalang oleh yang ada di depannya, tetapi dia dapat melihat ada benda seperti kotak yang berukuran sangat besar dibawa masuk.“Ada apa? Ada apa?” tanya mereka yang di belakang.“Kayaknya mereka membawa kotak besar, tapi aku nggak tahu apa isinya,” jawab yang di depan.“Apa lagi kalau bukan barang percobaannya!” jawab yang lain.Rainie bergidik ketika mendengar orang itu. Barang percobaan, lantas apakah berarti yang ada di dalam kotak besar itu Yuna? Dia ingin melihatnya lebih dekat, tetapi kotak itu sudah dibawa pergi. Tak lama petugas datang dan memberikan instruksi kepada mereka.“Semuanya bagi kelompok sesuai daftar nama in

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status