Zie perlahan menutup pintu kamar Keenan setelah memastikan putranya itu tidur. Ia bersyukur dan merasa puas acara hari ini berjalan sangat lancar, apalagi semua anggota keluarga yang hadir terlihat sangat menikmati pesta. Namun, kini ada satu hal penting yang harus dia kerjakan, hal yang tidak akan bisa membuatnya tidur nyenyak sebelum dilakukan. Zie masuk ke kamar dan menutup pintu pelan-pelan, di sana Sean sudah menunggunya di tepian ranjang sambil menumpukan ke dua tangan ke kasur. Suara gemericik air terdengar karena kamar mandi tidak ditutup rapat oleh Sean. Pria itu tersenyum hangat, dia ingin Zie nyaman, melakukan kewajibannya sebagai istri tanpa beban. “Ken sudah tidur?” “Sudah,”jawab Zie sambil mengurai rambut yang tadi dia cepol sembarangan seusai pesta. “Kita mandi dulu, aku akan memijat punggungmu,”kata Sean. Terdengar sangat mesra, tapi jelas ada udang di balik batu dari niat baiknya itu. Ia ingin mendapat haknya sebelum tidur, seperti apa yang sudah Zie janjian tadi s
Baca selengkapnya