Home / Romansa / Mengejar Cinta Kayana / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Mengejar Cinta Kayana : Chapter 1 - Chapter 10

155 Chapters

Pertemuan pertama

Rafandra melajukan mobil dengan emosi yang tidak stabil. Ia tidak juga memelankan laju kendaraannya ketika mulai memasuki area bengkel mobil langganannya. Bengkel Mang Joni, itulah nama bengkel yang tersematkan di papan reklame. Cit!Ban mobil pun berdecit. Rafandra menginjak rem sedan mewahnya dan nyaris membuat keributan di bengkel. Ia turun dari mobil dan berteriak, “Mang Joni, beresin mobil ini seperti biasanya!”“Pelan-pelan atuh, Jang. Kasihan yang lain kaget,” tegur Mang Joni. Pria itu hanya terkekeh. “Jangan lama-lama ya, Mang!” seru Rafandra dengan sedikit kesal. Ia mengerutkan keningnya. “Selesai yang ini, ya.”Usai mendapatkan jawaban dari Joni, Rafandra beranjak menuju ruang tunggu. Namun, ia sempat melihat sosok wanita asing sedang menatap ke arahnya. “Siapa dia? Mengapa menatatapku seperti itu?” tanya Rafandra pelan. Rafandra duduk di ruang tunggu berhadapan dengan si wanita. Merasa ada yang tak beres, wanita asing tadi berdiri dari tempat duduk untuk mengecek kondi
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Tuan muda jatuh cinta

“Gue jatuh cinta.”Tiga kata itu mengawali pagi yang indah di kehidupan membosankan Rafandra, seorang pengusaha muda nan tampan yang belum juga memiliki pasangan. Bersama dengan Rakabumi yang kini berada di ruangannya, ia banyak bercerita tentang pertemuannya dengan seorang wanita cantik beberapa hari yang lalu. Menjeda ucapannya, Rafandra kembali meneguk teh hangat yang ia pesan dari sekretarisnya tadi pagi, tak lupa dengan makanan kecil yang tersaji di sebelahnya. Sambil tertawa pelan, ia kembali berceloteh, “Gue harus dapetin dia.”Rafandra terkekeh. Rakabumi memutar bola matanya malas. Ia terbiasa mendengar keluhan Rafandra tentang pekerjaannya tapi yang didapatkannya pagi ini sangatlah berbeda. Sahabatnya tengah jatuh cinta, entah pada siapa.“Bisa diam enggak?” Rakabumi membentak Rafandra yang malah kembali terkekeh. “Ini sudah ke sepuluh kalinya lo bicara tentang jatuh cinta. Siapa yang membuat lo jadi banyak bicara seperti ini?” tanya Rakabumi yang kesal dengan tingkah Rafan
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Hampir bertemu

Rafandra kembali ke kantornya setelah mendapat izin dari ayahnya dengan alasan pekerjaannya masih cukup banyak dan harus diselesaikan hari ini juga. Sebenarnya, ia berbohong. Isi kepalanya akan meledak jika berada di satu ruangan yang sempit dengan aneka pembicaraan tak tentu arah. Terutama tentang basa-basi investasi perusahaan yang akan berujung pada perjodohan yang tak ia sukai.Rafandra berjalan angkuh memasuki ruangannya. Udara dingin menyergapnya begitu ia duduk di singgasananya yang terbaik. Ia menghela nafas panjang lalu menghempaskannya perlahan. Matanya memejam sesaat lalu kedua tangannya bertepuk memanggil sekretarisnya yang duduk di ruangan paling ujung bersekat kaca bening.Sekretaris andalannya itu tahu apa yang harus dikerjakannya. Ia berdiri dari tempat duduknya sambil membawa buku catatan beserta alat tulis. “Selamat siang Pak Rafandra,” sapa sekretaris Rafandra yang bernama Mayang. Rafandra hanya mengangguk dan tangannya terulur meminta catatan yang digenggam oleh s
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Bertemu lagi

Pagi membosankan di rumah keluarga Wirautama. Rencana datang pagi menyambut rapat pimpinan kandas sudah. Rafandra dipaksa menemani sang ibunda tercinta pergi berbelanja sekaligus menemui temannya yang sudah lama tak bertemu. Awalnya ia menolak, tapi setelah diceramahi hampir satu jam akhirnya Rafandra hanya bisa pasrah.Sementara itu di kamar Alissa, sudah hampir dua jam wanita paruh baya yang masih tampak muda itu merapikan rambutnya yang lurus dengan model sanggul tinggi menjulang bak tugu Monas dengan jepitan bunga di sampingnya. Rutinitas wajib yang dilakukannya, apalagi saat akan bepergian ke luar rumah dalam waktu yang cukup lama.Tak lupa juga dengan parfum andalannya yang selalu ia pakai. Katanya, itu wangi khas wanita sosialita.“Masih muda ternyata,” gumamnya di depan cermin.Di ruang tamu, Rafandra yang sudah menunggu ibunya sejak ia mandi hingga sarapan lalu duduk sambil mengerjakan tugas kantor merasa sedikit bosan. Ia bahkan sudah selesai merapikan bahan untuk meetingnya
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Manajer genit

Hoam...Rafandra menguap lebar setelah menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer demi menyelesaikan laporan yang hari ini ia terima. Rasanya tulang belakangnya seperti dipukul palu ratusan kali. Matanya yang tadi tertutup kini meliar menerawang ruangannya yang sepi. Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. “Siapa sih? Ganggu saja,” gerutunya.Dengan gerakan cepat ia menjawab panggilan dari seberang sana. “Halo,” sahutnya malas. Satu tangannya menekan tombol loudspeaker dan menaruh ponselnya di meja. “Kalau tidak ada yang penting, gue males ngomong.”Suara di seberang malah terkekeh.“Bro, jangan marah-marah terus nanti cepat tua.” Rafandra mengernyitkan dahinya lalu menarik ujung bibirnya remeh. “Gue hanya mau tanya, nama butik tempat teman tante Alissa biasa belanja, apa namanya?”“Untuk?” jawab Rafandra singkat. Suara di seberang kembali terkekeh.“Untuk calon pacar gue lah. Gue mau undang dia ke pesta ulang tahun dan rencananya mau ada kejutan di sana. Nah, gue mau beliin dia gaun
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Dikejar dua pria

Kayana kembali ke ruangannya setelah berdebat dengan manajer yang paling ia tidak sukai itu. Bibirnya mengerucut tajam lalu duduk menghempas pada kursi empuk miliknya. Matanya terpejam perlahan dan kembali terbuka setelah satu tepukan mendarat pelan di bahunya. “Dia berulah lagi?” tanya Abil yang tadi menepuk bahu kiri Kayana. “Jangan diambil pusing. Dia tidak akan berani macam-macam sama kamu.” “Memang, tapi tingkahnya menyebalkan.” Tak lama berselang, pintu ruangan manajer Angga terbuka. Sosok menyebalkan itu keluar disertai seringai dan gestur tubuh yang seolah sedang membenahi pakaiannya yang kusut. Ia berpura-pura menarik dasi dan merapikan rambutnya. Matanya terpaku pada Kayana yang sedang berbincang serius dengan Abil. “Kayana, terima kasih ya yang tadi,” teriak Angga dari depan ruangan. Akibat suaranya itu, tak pelak seluruh mata memandang ke arah Kayana dengan tatapan penuh tanda tanya. “Terima kasih apa?” jawab Kayana lantang. Angga menunjuk ke arah sudut bibirnya samb
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Salah sasaran

"Wah..." Kayana terkagum melihat pemandangan gedung bertingkat dengan dekorasi cantik yang mengarah pada suatu ruangan besar. Ada karpet merah dan aneka bunga yang ditata apik di samping pintu masuk. "Pesta ulang tahun Raka meriah banget," tambahnya. Aruna mengangguk. Tangannya gatal untuk memotret gedung cantik itu namun segera dicegah oleh Kayana. "Jangan disini. Kita foto-foto di dalam saja." Aruna yang tadinya menegang, menghela nafas lega. "Aku kira kamu bakalan marahin aku tadi." Kayana tertawa renyah. Ia menarik tangan Aruna masuk ke dalam gedung. Gaun yang dipakainya serasa istimewa karena terlihat berbeda dari tamu undangan yang hadir. Sempat merasa tidak percaya diri tapi ia tak peduli. "Itu dia," tunjuk Kayana pada sosok Rakabumi yang sedang berbincang dengan seseorang. "Raka!" teriak Kayana. Rakabumi menoleh. Ia menyudahi pembicaraannya dengan orang itu dan langsung berjalan ke arah Kayana. "Kamu cantik sekali, Kayana. Ayo aku antar ke meja khusus." Tangan Kayana d
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Tantangan untuk Rafandra

"Lepasin!" Kayana menghempas genggaman tangan Rafandra. Jarinya menunjuk ke wajah tampan pria itu dengan wajah bersungut-sungut menahan marah. "Lu, enggak usah pura-pura baik sama gue!" Suara Kayana yang menggelegar membuat beberapa orang yang kebetulan lewat menoleh. Ada yang mengernyitkan dahinya bingung, ada juga yang memilih abai lalu pergi. Rafandra hanya merespon amukan Kayana dengan kekehan singkat. "Gue, pura-pura baik?" Kayana mendengus. "Terserah deh. Gue hanya bantuin lu tadi. Gue lihat lu mau nangis." Rafandra berdalih. "Gue enggak nangis. Lu aja yang—" "Mas, kalau memang mau antar kami pulang sepertinya itu rencana yang bagus." Aruna memotong pembicaraan hingga membuat Kayana mendelik. "Temen kamu mau enggak?" tanya Rafandra balik. "Nanti dia ngamuk." Aruna menyenggol lengan Kayana yang tampak masih enggan menatap Rafandra. "Masnya mau anter kita sampai rumah. Kamu mau ikut enggak?" Kayana menoleh sambil mencibir kesal pada sosok Rafandra yang terlihat angkuh di
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Kesempatan tak datang dua kali

"Kenapa harus ke kantor papa sepagi ini sih?" keluh Rafandra dari balik kaca jendela mobilnya. Dirapikannya kemeja dan jas hitam andalannya lalu bergegas turun sambil membawa ponsel di tangannya. Asisten pribadi yang selalu mengikutinya berjalan di belakang dengan langkah cepat. Pasalnya, Rafandra entah sejak kapan tiba-tiba saja sudah berada di dalam lobi kantor. "Pak Rafa, jangan cepat-cepat. Saya lelah," keluh Samsul asisten pribadinya yang baru. Rafandra menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. "Kamu lemah. Saya jalan cepat saja kamu tidak kuat. Besok, kamu olahraga dulu sebelum berangkat ke kantor. Saya kasih dispensasi waktu satu jam." Samsul hanya mengangguk. Ocehan Rafandra ia anggap angin lalu. Sepuluh menit menyusuri lobi hingga ke lantai sepuluh, akhirnya Rafandra tiba juga di ruangan ayahnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk lalu memejamkan matanya yang tiba-tiba memberat. "Baru datang sudah tidur. Ayo, ikut papa rapat." Wirautama membangunk
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Persaingan mendapatkan Kayana

Kayana risih dengan tatapan aneh yang ditujukan padanya. Tak hanya satu, hampir sebagian isi kantin perusahaan milik Wirautama menatapnya dengan tatapan sinis. Termasuk salah satu diantaranya, wanita berpakaian merah cerah bersama dua temannya. Mereka seperti sedang menggunjing dirinya yang duduk berdua dengan Rafandra. "Ish. Gue salah apa sih?" gumamnya pelan. Namun sayangnya, gumaman itu didengar oleh Rafandra yang tengah sibuk mengaduk ramennya. "Kenapa?" Kayana menunjuk ke belakang dengan dagunya. Rafandra menoleh. Sontak, wanita berpakaian merah tersenyum malu lalu pura-pura menunduk. "Memangnya mereka kenapa?" "Dari tadi lihatin gue terus. Mana sinis begitu," kesal Kayana. Rafandra tersenyum, walaupun sedang kesal tetap saja nasi yang dipesannya habis disantap. "Biarin. Dia kan punya mata," jawab Rafandra santai. "Tapi kan—" "Dia itu fans gue. Udah, enggak masalah. Makannya dilanjutkan." Kayana ingin protes tapi ia urungkan. Mengingat jam makan siangnya sebentar lagi akan
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status