All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 671 - Chapter 680

686 Chapters

Bab 62

“Yusuf, apa yang kau lakukan di sini?”Saking antusias melihat Yusuf, Farah langsung menyerbunya. dengan pertanyaan. Seharusnya Farah sudah bisa menebak tujuan kedatangannya. Yusuf pasti berobat datang dalam kondisi seperti itu.“Aku ikut terapi di sini,” jawab Yusuf dengan tatapan yang tak luput dari wajah cantik gadis berjilbab putih itu. Apalagi melihat senyuman Farah yang teramat manis. Siapapun lelaki tak mungkin untuk tak mengaguminya. “Kalau kau?” “Um, aku cuma ngisi waktu libur di sini.”Farah menjawab dengan senyum yang terus mengembang. Entahlah, bertemu dengan Yusuf di sana secara tidak sengaja adalah takdir indah. Karena jika secara sengaja ia mengunjungi Yusuf rasanya sukar terwujud. Untuk bisa keluar rumah saja, ke dua orang tuanya senantiasa menyerbunya dengan berbagai pertanyaan yang intimidatif.“Magang? Kau dokter magang?” tebak Yusuf. Beberapa kali ia menelan salivanya. Kadang ia gugup jika ditatap intens oleh gadis itu. Padahal ia sendiri senang menikmati wajahnya
Read more

Bab 63

Melihat Yadi terdiam, Yusuf pun angkat bicara. “Om Yadi, jangan bilang ke Abi dan Ummi kalau aku beli ponsel. Nanti aku sendiri yang akan bilang. Aku juga pengen beraktifitas normal. Sekarang aku sudah bertemu dengan teman-temanku. Oleh karena itu aku pengen bisa berkomunikasi dengannya.”Yadi tergugu mendengar permintàan anak majikannya. Sebelumnya Yusuf tidak pernah memperlihatkan sikap bersikukuh seperti tadi. Namun ia terlihat agak memaksa. ‘apa karena Nona cantik itu?’ batin Yadi dilanda penasaran. Namun jujur Yadi senang melihat perubahan mood Tuan mudanya. Selama ini Tuan mudanya kesepian selama menjalani pengobatan di Kairo. Baru beberapa hari tinggal di kampung halamannya ia terlihat ceria dan bergairah dalam menjalani hidupnya.“Baiklah, mari Mas saya antar!”Yadi pun mengangguk patuh. Mungkin ia akan melapor pada Attar setelahnya. Hanya saja, saat ini ia hanya ingin melihat pemuda malang itu tersenyum. Semenjak merawatnya, Yadi merasa iba pada Yusuf yang terlihat pendiam da
Read more

Bab 64

“Tante, aku mau pulang.”Elia berpamitan pada Maesarah karena ia merasa kesal sikap Yusuf hari itu. Semenjak ia datang ke sana bahkan untuk ke dua kalinya, Yusuf bersikap dingin padanya. Entah apa alasan Yusuf mengabaikan dirinya. Padahal sebelumnya ia selalu menyambut kedatangannya dengan ramah. Maesarah sudah menduga jika Yusuf sudah bertemu dengan Farah. Namun kapan waktunya ia tidak mengetahuinya. Ia dan Attar nyaris tak bicara sama sekali. Maesarah mendiamkan suaminya karena ia masih memendam kesal atas keputusan Attar. “Elia, Tante tau kau kecewa pada Yusuf. Tapi, Tante harap, kau jangan berpikir macam-macam! Bukankah kau tau suasana hati Yusuf memang naik turun dengan kondisi kesehatannya yang seperti itu.”Maesarah berupaya menghibur hati Elia yang terlihat buruk karena diabaikan oleh Yusuf sehingga membuatnya ingin segera pulang dari sana. Ia tidak ingin gadis itu kecewa dan menyerah akan hubungannya dengan Yusuf.Langkahnya untuk menyatukan ke duanya sudah terlampau jauh. T
Read more

Bab 65

Maesarah duduk dan menatap putranya dengan dalam. Ia mendesah pelan mendengar perkataan putranya, ia sedikit terkesiap. Bagaimana lagi? Mungkin Elia berusaha untuk mempertahankan Yusuf. Ia tidak ingin Yusuf mengingat Farah. Padahal Farah sahabatnya sejak sekolah. Sungguh terdengar kejam memang!Maesarah merasa cukup terkejut melihat reaksi Yusuf. Ia tidak pernah berbicara seserius itu sebelumnya, apalagi melihat responnya tengah cerita persahabatan mereka. Sebuah ide pun melintas di kepala Maesarah. “Yusuf, dalam sebuah persahabatan tentu saja ada namanya perselisihan. Lagipula, Elia sepertinya mungkin trauma tidak ingin berteman lagi dengannya. Kita tidak tahu apa yang dialami oleh Elia dan Farah.”Maesarah meraih tangan putranya dan mengusap punggung tangannya perlahan. Kemudian wanita bertubuh semampai itu pun melanjutkan kalimatnya. “Apakah Elia pernah menceritakan hal buruk tentang Farah padamu?”Yusuf menggeleng pelan. “Demi kebaikan, Elia lebih baik tidak menceritakan apapun t
Read more

Bab 66

Farah tertegun melihat ekspresi Elia. Benarkah Elia menyesal karena telah memutuskan hubungan persahabatan dengannya? Jika demikian, Farah senang sekali mendengarnya. Akhirnya mereka kini bisa bersama lagi menjadi sahabat seperti dulu.Kini ke dua gadis cantik tersebut duduk di taman rumah sakit yang nyaman dan hening. Di sana mereka saling berbagi cerita sebagai dua orang sahabat yang telah lama terpisah.Farah yang diberkati hati yang lembut mendengar cerita Elia dengan senang hati. Sesekali mereka tertawa di sela-sela cerita masing-masing. Mereka masih mengingat kejadian lucu saat zaman sekolah dulu. Hingga tibalah Elia mengutarakan alasan mengapa ia bisa sampai tak bisa berkomunikasi lagi dengannya. “Maaf, jadi karena penculikan itu, membuatmu dan keluargamu tak nyaman.”Farah berkomentar dengan perasaan bersalah. Elia berkata bahwa keluarganya melarangnya untuk berkawan lagi dengan Farah karena insiden penculikan itu. Lebih tepatnya, salah menculik. Farah anak seorang sultan. Aya
Read more

Bab 67

“Sayang, cepat buka pintunya! Tolong!”Seorang pria paruh baya tampan dengan rambut yang berwarna pirang terus menggedor-gedor pintu kamarnya beberapa kali. Ia berusaha melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya. Namun istrinya tak urung membukakan pintu untuknya.“Sayang, cepat! Tolong, Mas!” imbuh pria itu lagi sembari mendengus kesal. Ia melepas jaketnya lalu menyampirkan ke pundaknya. Wajahnya terlihat kusut masai. Beberapa kali ia mendesah dan melenguh untuk kemudian memanggil istri tercinta.“Tolong apa Mas?”Sang istri ternyata muncul di belakangnya dengan bersedekap tangan di dada dan mendecak pelan. “Sekarang mau minta tolong apa?”Sang suami hanya menarik sudut bibirnya dengan wajah tengil. Sandiwara kali ini gagal total. Istrinya sudah keburu memergokinya. Pria itu memangkas jarak di antara mereka. Ia menatap istrinya dengan lekat. Sehari tak bertemu dengannya rasanya terasa lama. Sungguh, ia selalu merindukan istri tercinta. “Sayang, tolong! Mas panas dan gerah. Ar
Read more

Bab 68

[Farah, bagaimana kalau yang ini?]Nada memperlihatkan gaun ke tujuh saat melakukan video call dengannya. Pada awalnya, gadis bermata sipit itu keberatan ketika diajak oleh Farah untuk bertemu dengan Yusuf karena Farah mengajak Elia.Kepadanya, Farah menceritakan soal pertemuannya dengan Elia. Nada tak lantas percaya dengan sikap Elia, tak seperti Farah. Ia masih kecewa pada gadis yang manipulatif itu.Namun ketika Farah mengatakan padanya bahwa ia akan mengajak Asyraf untuk mengunjungi Yusuf, Nada yang 0gah-ogahan langsung antusias mendengarnya. Mumpung Asyraf belum kembali ke Aussie, setidaknya ia bisa bertemu sesaat selama berada di sana.[Nada, kita cuman pergi ke rumah Yusuf! Bukan menghadiri gala premiere atau fashion show.]Farah mengingatkan sahabatnya. Nada terlalu bersemangat menyambut reuni kecil mereka. Ia mengangkat mata, menatap sahabatnya dan mendecak pelan. Ranjang Nada yang berada di belakangnya, dipenuhi oleh gaun yang menumpuk. Di belakang punggung gadis itu, seorang
Read more

Bab 69

Attar terkesiap tatkala melihat kedatangan beberapa orang teman dekat Yusuf. Kebetulan sore itu Attar baru saja pulang dari kantor. Ia cukup terperanjat melihat kedatangan mereka yang secara tiba-tiba. Tampak Asyraf dan Rahes berjalan lebih dulu menghampiri pria berwajah Arab tersebut. Kemudian di belakang mereka Farah, Nada dan Elia menyusul mereka."Assalamualaikum, Om Attar!" sapa Rahes lebih dulu. Pemuda berwajah mirip aktor Turki itu langsung mencium punggung tangan Attar dengan takzim. Ia memiliki hubungan yang dekat dengan Attar sebab pernah menjadi santri Kiai Ashabi-ayahnya Attar. "Rahes, bagaimana kabarmu?" sapa Attar dengan mata yang berbinar. Sungguh, ia senang melihat kedatangan mereka yang hendak membesuk Yusuf. Mereka sungguh perhatian. Yusuf memang butuh sokongan moril dari orang terdekatnya selain keluarga. "Rahes sehat, Om. Om sendiri bagaimana kabarnya sekarang?" tukas Rahes dengan senyum yang mengembang. Ia begitu mengagumi sosok pria dewasa di depannya. Bukan t
Read more

Bab 70

Dua orang sahabat kini sedang menikmati acara makan siang di sebuah food court yang berada di mall. Mereka memilih makanan cepat saji untuk makan siang hari itu mengingat waktu mereka tak banyak. Di sela-sela menunggu pesanan tiba, mereka saling bertukar cerita untuk membunuh waktu.“Bagaimana perasaanmu?”Nada bertanya pada Farah yang terlihat sumringah setelah beberapa hari yang lalu bertemu dengan Yusuf. Farah kini terlihat ceria dan begitu bersemangat dalam menjalani hari-harinya. Sebagai sahabat seiya sekata, Nada tahu betul semua tingkah Farah.Kendati ke duanya sibuk, mereka masih tetap bisa meluangkan waktu bersama meski sekedar menghabiskan waktu hanya dengan makan siang bersama. Farah memilih magang untuk mengisi waktu libur semester panjangnya. Sementara itu Nada memilih magang di kantor ayahnya menjadi asisten CEO di salah satu perusahaan cabang milik sang ayah.“Aku b-baik,” jawab Farah sembari mengulum senyum.“Bentar, baik kabarnya atau suasana hatinya nih,” goda Nada me
Read more

Bab 71

Suara tawa seorang pria mengusik indera pendengaran Farah. Gadis cantik itu bangun setelah menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh tantenya. Ia menoleh ke arah sumber suara dengan sedikit terkesiap. Kemudian ia tertawa kecil hingga memperlihatkan deret giginya yang rapi.“Yusuf? Argh, kau menertawakanku,” katanya dengan bibir yang mencebik. Sumpah demi apapun, Yusuf terkagum-kagum melihat tingkah gadis di hadapannya. Ia tidak melihat cela apapun dari gadis itu. Sungguh, Farah terlihat menggemaskan saat ia tertawa, tersenyum, cemberut bahkan mencebik.“Maaf, kau lucu sekali saat mengomel.”Yusuf menatap gadis itu dengan tatapan yang lembut. Tatapannya beralih dari Salwa yang sudah pergi menjauh dari sana pada gadis bermanik hazel di depannya.Farah tertegun sejenak lalu berkata. “Aku memang lucu dan imut.”Mendengar perkataan Farah yang narsis, Yusuf hanya manggut-manggut dengan mengulum senyum.“Kalau aku bisa berjalan. Aku akan menggantikanmu untuk menjalani hukumanmu.”Tiba-tiba sa
Read more
PREV
1
...
646566676869
DMCA.com Protection Status