Home / Romansa / Dinodai Sebelum Malam Pertama / Chapter 691 - Chapter 700

All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 691 - Chapter 700

705 Chapters

Bab 82

“Yusuf, apa kau sedang menghinaku?”Farah menggerutu dengan pelan. Tingkahnya membuat Yusuf terhibur. Betapa Farah kesal pada Yusuf. Dalam pikirannya yang sedang kacau, komentar Yusuf itu seperti sebuah penghinaan baginya. Yusuf menatap gadis yang masih duduk di atas ranjangnya dengan wajah yang masam. Seolah mengalami dejavu, Yusuf merasa pernah melihat ekspresi wajah itu. Wajah yang begitu ia rindukan. “Aku tidak menghinamu. Aku hanya ingin memastikan jika belum ada pria yang melamarmu. Berarti aku bisa datang ke rumahmu—”“Y-yusuf! Stop bicara omong kosong! Apa maksudmu?” cetus Farah menatap Yusuf dengan tatapan menghunus tajam. Please, Yusuf, jangan memberikan harapan lagi pada Farah. Andai harapan itu tidak terwujud, Farah akan patah hati untuk ke dua kalinya karena pemuda yang sama–dirinya. Yusuf menarik nafas dalam lalu membuka mulutnya lagi. Sepertinya ia harus menjelaskan sesuatu pada Farah agar ia tidak berpikiran yang aneh-aneh. “Ya ampun, Farah! Baiklah, kau harus mend
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 83

Suasana malam itu mendadak terasa hening. Bukan tanpa alasan, saat keluarga besar Jonathan Dash berkumpul, tidak ada angin dan tidak ada hujan, Farah mengemukakan sesuatu yang mencengangkan. Lebih tepatnya, Farah mengutarakan keinginannya untuk menikah di depan keluarga besar.Di sana ada Jonathan Dash-Kinanti, ayah-ibunya, saudara lelakinya, Daniel Dash-Salwa, Aruni-Naufal dan sepupu-sepupunya. Masalahnya, mengapa tiba-tiba Farah mengatakan itu padahal sebelumnya ia tidak mau menikah dulu karena ingin fokus menyelesaikan program internship di rumah sakit tantenya. Darren Dash sampai tersedak karena saking terkejut mendengar penuturan putrinya. “Minumlah, Mas!”Nuha yang berada di samping suaminya, menyodorkan segelas air minum pada suaminya. Saat ini mereka tengah berada di taman depan rumah Jonathan sembari menikmati acara malam minggu dengan berkumpul seluruh anggota keluarga. Seperti biasa Jonathan mengundang anak cucu hingga besannya untuk menikmati barbeque sembari menyalakan
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 84

Menatap jendela dengan tatapan kosong, Darren Dash menggeram pelan. Ia tengah meluapkan kekhawatirannya pada putrinya saat ini. Ia yakin seribu persen. Jika pemuda yang akan datang taaruf nanti malam ialah siapa lagi kalau bukan Yusuf. Meskipun hanya tebakan. Masalahnya, semua ciri-ciri yang disebutkan oleh Farah ada pada diri Yusuf. Darren Dash bergumam, membayangkan jika bayangan buruknya itu terwujud. Beberapa kali ia meraup wajahnya dengan kasar.“Maafkan, A-Ayah, Mbak Farah. Jika pemuda yang kau maksud itu Yusuf. Ayah tidak bisa merestui.”Darren Dash sedang merangkai kata di dalam otaknya untuk menolak taaruf dari anak musuhnya. Ya, Darren Dash menganggap jika mantan tunangan istrinya ialah musuhnya. Padahal, ia sendiri yang merebut Nuha dari mantan tunangannya. Namun dalam hal ini, Darren Dash menjelma sebagai playing victim.“Mas,” panggil Nuha mendekati suaminya yang terlihat risau. Sebelumnya Darren baik-baik saja. Namun saat ia mengingat sebentar lagi akan ada seorang pemu
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 85

Sebagai tuan rumah yang baik, Nuha menyambut tamunya dengan penuh keramahtamahan. Ia mempersilakan tamunya masuk.‘Aduh, jantung kok ngerasa mau copot! Moga Mas Darren gak ngomong yang aneh-aneh. Bisa runyam jadinya,’ batin Nuha. Beberapa kali, ia mengucap istigfar.Attar dan rombongan duduk di ruang tamu. Beberapa ART langsung menghidangkan jamuan untuk mereka. Sementara itu, Nuha langsung pergi ke lantai dua dan meminta suaminya agar turun menemui tamu mereka.“M-Mas, tamunya sudah datang,” imbuh Nuha dengan perasaan yang ketar-ketir. Nuha merasa seperti dejavu. Perasaan harap-harap cemas itu muncul ketika ia mengingat saat dulu ia dinikahi oleh Darren Dash. Ia mengira jika seseorang yang menikahinya secara terpaksa itu adalah seorang pria tua banka. Darren Dash menoleh namun raut wajahnya tampak dingin sedingin antartika. Mungkin barangkali ada sebuah metafora yang bisa mewakili antartika. Namun meskipun berwajah dingin, suaminya tetap terlihat gagah dan rupawan. Nuha pun mendeka
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 86

“Mbak Farah, buka pintunya Nak! Makan dulu!”Nuha membujuk putrinya yang saat ini tengah mengurung diri di kamar. Setelah kejadian kemarin ketika ayahnya menolak mentah lamaran Yusuf, Farah mengurung diri di kamarnya seharian. Bahkan ia membolos tidak pergi ke rumah sakit. Gadis itu sedang berdemo pada ayahnya.Katakanlah sikap Farah sekarang kekanak-kanakan. Ia sangat marah pada Ayahnya yang sudah memutuskan sepihak soal niat mulia Yusuf ingin ta'aruf kemudian mengkhitbah Farah. Farah merasa selama ini ia mematuhi semua perintah ayahnya meskipun terkadang ia terpaksa. Ia tahu dan paham agama. Ketika ia mematuhi perintah ke dua orang tuanya maka berarti ia mematuhi perintah Allah.Farah terdiam di kamarnya. Mengurung diri adalah bentuk protes dirinya pada sang ayah. Ia tidak menerima keputusan sang ayah—yang bahkan dengan tega menolak Yusuf begitu saja. Masih lebih baik jika Darren meminta pendapat Farah. Namun malam itu, Darren Dash menjelma menjadi sosok ayah yang egois dan otoriter
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 87

Di sinilah Attar dan Darren berada. Secara pribadi Attar ingin bertemu dengan Darren langsung. Namun rupanya, upaya Attar—yang berusaha menghubungi Darren sia-sia. Awalnya ia ingin bertemu dan berbincang empat mata dengannya. Seolah mengetahui isi topik pembicaraan, Darren bahkan mengabaikan panggilan telepon dari Attar. Sungguh tega sekali.Namun apapun demi kebahagiaan sang anak, samudra akan kusebrangi dan gunung akan kudaki. Begitulah Attar dalam mencari upaya untuk mengabulkan keinginan putranya untuk melamar gadis yang dicintainya. Intinya, ia tidak mau jika anaknya mengalami patah hati seperti dirinya.Alhasil, Attar sudah berada di depan ruangan CEO milik PT Jonathan Dash Group. Ia bertamu bahkan tanpa ada perjanjian terlebih dahulu dengan Darren sebelumnya. “Lancang sekali! Aku sibuk! Aku tidak berniat membahas waktu itu. Kita tidak memiliki urusan apapun.”Darren Dash langsung men skakmat Attar yang datang ke sana. Bahkan ia terkesan arogan saat melihat kedatangan Attar yang
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 88

“Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 89

Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 90

Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 91

Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more
PREV
1
...
666768697071
DMCA.com Protection Status