Home / Romansa / Nama Putriku Nama Mantannya / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Nama Putriku Nama Mantannya : Chapter 41 - Chapter 50

104 Chapters

41. CLBK ( Cinta Lama Belum Kelar )

“Than, aku pamit juga, aku sudah tidak dianggap lagi di sini!”“Namun yang harus kamu tahu, Than, aku akan tetap menunggumu sampai kapan pun!”“Aku hanya menginginkan kamu, Than tidak lebih!”“Eh Mbak Fina ,sadar diri dong, kamu itu hanya masa lalunya, dan dia sudah mempunyai anak dan istrinya yang dia cintai!” celetuk Agnes yang mulai geram dengan tingkah lakunya yang terang-terangan.“Fina!” “Apa kamu nggak sadar, aku ini bukan barang yang bisa kamu pindahkan sesuai keinginan kamu!”“Aku sudah bahagia bersama anak dan istriku!”“Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi, sudah cukup sampai di sini saja!” jelas Sulthan dengan nada tinggi.“Apakah cintamu sudah hilang?”“Lihat aku, Sulthan! ... pandang aku lebih dalam!”“Matamu tidak bisa berbohong karena kamu masih mencintaiku, buktinya putrimu saja kau beri nama dengan namaku!”“Aku tahu selama kalian menikah, kamu tidak pernah mencintai istrimu, kamu tidak peduli dengannya mungkin saat kalian melakukan malam pertama dengan sengaja
Read more

42. Kecurigaan Sulthan

“Loh kok kalian ikut diam, saya kan hanya tanya Agnes, kenapa malah muka kalian yang tegang?”“Hayo ada apa nih?”“Pasti ada udang dibalik bakwan kan?” selidik Sulthan.“Bukan begitu Mas, kamu itu loh lagi sibuk bantuin aku beres-beres, kok malah tanya pekerjaan kantor!” jawab Ida tenang walaupun dalam hati cenat-cenut dibuatnya.“Kok kamu diam Nes, ada apa?” tanyanya lagi.“Oh iya Than sebenarnya sudah cuma lupa kasih kamu, baru juga kemarin malam dapat!” jawabnya berbohong.“Oh ya, dapat dari mana, padahal di Facebook nggak ada tuh nomor ponselnya!” selidik Sulthan.“Oh itu adalah pokoknya, kalau aku kasih tahu caranya nanti kamu malah kamu cari sendiri, tidak menyuruhku lagi, dan aku nggak dapat uang ceperan dong!” kilahnya.“Huh dasar mata duitan!” celetuk Sulthan.“Okelah, sekarang mana nomor ponselnya, saya mau lihat!” perintahnya.“Sekarang, Than?”“Nggak tahun depan ... ya sekarang dong Nes, saya telepon orangnya, kenapa nggak update ceritanya hari ini?”“Ya Allah Than, mungk
Read more

43. Tawaran Kerja Sama

Agnes juga membuka dari ponselnya sendiri dan mencari nama itu dan membaca ceritanya yang ternyata sudah tiga bab diposting di beranda.“Iya, Da, kok sangat mirip, bagaimana dengan Tante?”“Iya, ini sama persis dengan cerita masa lalu Sulthan dan kamu lihat likenya sangat banyak langsung tembus tujuh ribu, melebihi kamu saat pertama kali pos ting ceritamu!” jelas Umi Syifa kaget setelah membaca bab yang pertama.“Wah, bisa-bisa aku disuruh lagi Sultan untuk mencari siapa Black Roses ini seperti kamu!” celetuk Agnes.“Pasti ini gara-garanya Sulthan mulai curiga karena cerita yang kalian suguhkan hampir sama dengan kehidupan kalian jalani bersama Sulthan!” ucap Umi Syifa menimpali.“Apa mungkin itu Fina yang membuat cerita? Aku sih masih belum yakin, memang dia bisa menulis cerita, waktu kuliah dulu, Tan?” tanya Agnes penasaran.“Seingat Tante sepertinya ada deh, tetapi nggak terlalu suka banget kayaknya!” jawab Umi Syifa sembari mengingat tentang Fina.“Sudahlah, nanti kita bahas lagi
Read more

44. Mencari Ide

“Ya aku tahu ini nggak mudah, tetapi tidak salahnya kalau kita mencoba, anggap saja berjuang mencari cinta,” sahut Abbas tersenyum.“Terus kamu sendiri apakah tidak menyukai istri Sulthan, apakah hanya untuk membahagiakan ibumu saja?” selidik Fina.“Entahlah, aku belum bisa mengatakan iya atau tidak, tetapi jujur saat pertama kami melihatnya memang aku menyukainya karena semua yang ada pada dirinya sudah membuat hatiku bimbang, ”jelasnya bingung.“Huh ... cinta itu memang aneh, terkadang cinta membuat kita bahagia terkadang membuat kita sampai menangis!” ucap Abbas sembari memainkan ponselnya.Abbas lalu memperlihatkan foto Saskia yang sangat mirip wajahnya dengan Ida. Yang membedakan hanya lesung pipit yang tidak dipunyai oleh Saskia.Namun selebihnya semua hampir sempurna, membuat Fina tertegun sejenak memperhatikan setiap garia wajah Ida yang sempat Abbas abadikan di dalam ponselnya dengan Saskia mendiang istri Abbas yang telah meninggal tiga tahun yang lalu.“Wajah mereka sangat
Read more

45. Rencana Pertama Siap Dijalankan

“Kamu benar juga Fin, usulmu bisa dijalankan dan yang aku tahu Sulthan sangat ambisi dalam bekerja, dia akan menerima tantangan apa saja yang membuat adrenalinnya terpacu!” ucapnya tersenyum licik.“Jadi kita deal ya?”“Oke!”“Kamu akan menyibukkan Sulthan di Semarang dengan segudang pekerjaan yang harus dead line dan aku akan menemaninya di sana dengan pesonaku, sedangkan kamu di sini menemani Ida yang mungkin akan kesepian ditinggal oleh suaminya,” sahut Fina menjelaskan.“Oke, sudah diputuskan rencana pertama kita jalankan, untuk selanjutnya kita akan pikirkan!” ucap Abbas bersemangat.“Jika cara ini tidak berhasil, lebih baik ibumu harus diikutkan dalam misi ini, aku tahu Ida itu sangat ramah kepada setiap orang, apalagi dengan orang tua.”“Dia terlalu naif dan penyayang, kamu bisa memanfaatkan kelembutannya untuk menarik simpatik Ida!” lanjutnya lagi.Seketika Abbas tersenyum lebar sembari menatap Fina dengan kagum.“Ada apa, kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Fina bingung
Read more

46. Menagih Janji

“Oh iya kamu benar juga, tetapi kalau aku tanya sama dia terus ada mas Iqbal di situ juga, otomatis aku dipecat menjadi istrinya bagaimana, kamu mau tanggung jawab?” tanya Agnes kesal dengan Ida.“Hehehe ... benar juga sih!”“Ya sudah aku tunggu di depan, ada lagi yang harus kita diskusikan mumpung aku masih di sini, besok nggak bisa kamu tahu sendiri kan bagaimana Sulthan kalau di kantor, makanya kalau di kantor dia biasa dipanggil dengan sebutan bos killer!” jelasnya kepada Ida sembari berlalu pergi dari dapur dan kembali berkumpul dengan lainnya.“Aku tahu Nes, kamu ingin membantuku dalam masalah ini, tetapi aku ingin menyelesaikannya sendiri!”“Entah benar atau tidak, firasatku mengatakan kalau akan terjadi sesuatu yang lebih besar dan membuat rumah tanggaku sepertinya diambang kehancuran!” lirihnya dalam hati.“Ya Allah bantu hamba-Mu ini, tunjukkanlah jalan yang benar, aku harus bisa mengatasi rumah tanggaku!”“Aku harus meminta ketegasan dari mas Sulthan, apakah dia ingin kembal
Read more

47. Terbongkarnya Rahasia Ida

“Ini ponsel Ida yang baru atau ...” Sulthan membuka semua file yang ada di ponsel tersebut.Dia pun menyeringai dan mendapati semua file tentang cerita yang dibuat dan diposting di beranda.“Akhirnya, rahasiamu terbongkar Sayang, kamu mau main kucing-kucingan sama aku, dan ternyata kecurigaanku tentang dirimu kalau kamu adalah penulis yang aku cari selama ini, memang kamu Sayang!” ucapnya bahagia.Sulthan pun merasa bahagia saat melihat semua cerita yang dia tulis dengan baik membuat Sulthan sangat menyukai tulisan istrinya.Namun Sulthan berpikir untuk apa dia menulis semua ini dengan sembunyi-sembunyi dari suaminya sendiri, apa yang membuatnya harus melakukan secara diam-diam.“Ada apa ini? Mengapa dia tidak mengakui kalau dia memang penulis, kan aku bisa mengajarinya yang lebih baik!”“Baiklah, kamu membuat aku bingung, Ida!”“Aku harus cari tahu ada apa sebenarnya ini?”“Mungkin juga Ida ingin membuktikan kalau aku ini betul-betul mencintainya atau mencari cinta lain selain Fina,
Read more

48. Kamu Ketahuan Sayang

Mereka diam sejenak, mencerna setiap perkataan Sulthan barusan, sedangkan dia masih sibuk untuk makan dengan lahap.“Maaf, Mas, ma-maksudnya apa?”“Nggak ada, siapa tahu kamu mau menjadi penulis mungkin,” terangnya dengan santai.“Uhuk ... uhuk ... Ida terbatuk seketika. Bulir-bulir air sebesar biji jagung sudah mulai membasahi kening Ida.“Ada apa, Sayang, kenapa kamu berkeringat seperti itu?“ tanya Sulthan saat melihat Ida yang mulai terlihat gugup.“Nggak apa-apa Mas, cuma kaget aja, Mas berkata seperti itu.” Ida sedikit mencurigai niat baik Sulthan.Biasanya dia tidak akan mengizinkan siapa pun yang memegang buku-bukunya tanpa sepengetahuan darinya.Baginya buku-buku itu di dapatkan dengan bersusah payah dan setiap buku mempunyai sejarah dalam mendapati buku-buku itu.Salah satunya adalah kenangan masa lalu bersama Fina yang ternyata dia juga sangat menyukai menulis.“Kenapa, Sayang, apa yang kamu pikirkan? ”Sulthan bertanya seraya masih menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.Wa
Read more

49. Waktunya Beraksi Sulthan

“Biar, Ida yang buka pintunya, Mas!” seru Ida sembari berjalan ke arah ruang tamu dengan cepat.Ida mengintip dari lubang siapa yang datang, ternyata adalah Abbas berserta mamahnya.Lalu dengan cepat Ida membuka pintu itu dan terkejutlah mereka berdua saat pintu itu terbuka, karena orang yang telah mencuri hati mereka tepat berdiri di depan mereka dengan mengulas senyum yang indah merekah bagikan mawar merah.“Assalamu’alaikum!” sapa Ida, tetapi tidak dijawab oleh mereka karena hanya fokus satu arah saja yaitu Ida yang bagi mereka kelak menjadi bagian keluarga itu.“Bu Romlah, Assalamu’alaikum!” ucapnya lagi masih mengulas senyumannya.“Maaf, Bu!” sedikit berteriak sehingga mereka tersadar dari lamunannya.“Oh, maafkan kami, Wa’alaikumsalam!” jawab mereka bersamaan dengan sedikit gugup.“Ayuk, Bu, Mas, silakan masuk sudah di tunggu!” ajak Ida dan menyuruh mereka masuk dan menuju meja makan.“Ba-baik, terima kasih, Sayang,” jawab Bu Romlah dengan bahagia.“Ayo, Bas, buruan nanti saja
Read more

50. Tipu Muslihat Abbas

“Iya, Bu, kadang memang saya harus selektif mencari pasangan untuk Abbas Setelah meninggalnya menantu dan cucu saya rasanya sangat susah mencari sepertinya.”“Dan Bu Syifa tahu nggak kalau menantu saya itu hampir sama dengan Neng Ida, makanya kalau lihat Neng Ida seperti menantu saya, maaf loh Bu Syifa,” celetuknya sedikit membuat Ummi Syifa sedikit kesal dan mulai mencurigai Bu Romlah.“Ah nggak apa-apa, kadang memang di dunia ini pasti ada yang hampir sama dengan orang yang kita sayangi. Ayuk, silakan di minum tehnya,” ucap Ummi Syifa mengalihkan pembicaraan.Jadi bagaimana Than, elu terimakan?” Abbas mendesaknya agar cepat mengatakan setuju.“Okkelah, gue terima kerjaan dari elu, nanti semua berkasnya kirim saja ke kantor, dan sekalian kita diskusi lagi,” jawabnya dengan penuh keyakinan.“Terima kasih banyak Than, elu memang teman gue yang paling baik. Pokoknya kalau elu yang hendel pasti selesai.” Abbas menyeringai karena usahanya tidak sia-sia untuk menjauhkannya.Begitu juga den
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status