“Iya, Bu, kadang memang saya harus selektif mencari pasangan untuk Abbas Setelah meninggalnya menantu dan cucu saya rasanya sangat susah mencari sepertinya.”“Dan Bu Syifa tahu nggak kalau menantu saya itu hampir sama dengan Neng Ida, makanya kalau lihat Neng Ida seperti menantu saya, maaf loh Bu Syifa,” celetuknya sedikit membuat Ummi Syifa sedikit kesal dan mulai mencurigai Bu Romlah.“Ah nggak apa-apa, kadang memang di dunia ini pasti ada yang hampir sama dengan orang yang kita sayangi. Ayuk, silakan di minum tehnya,” ucap Ummi Syifa mengalihkan pembicaraan.Jadi bagaimana Than, elu terimakan?” Abbas mendesaknya agar cepat mengatakan setuju.“Okkelah, gue terima kerjaan dari elu, nanti semua berkasnya kirim saja ke kantor, dan sekalian kita diskusi lagi,” jawabnya dengan penuh keyakinan.“Terima kasih banyak Than, elu memang teman gue yang paling baik. Pokoknya kalau elu yang hendel pasti selesai.” Abbas menyeringai karena usahanya tidak sia-sia untuk menjauhkannya.Begitu juga den
Sudah jam sepuluh pagi Bu Romlah bertamu dari jam tujuh pagi, dia pun tidak ada tanda-tandanya untuk pulang ke rumah membuat Ummi Syifa sedikit curiga.Ummi Syifa izin sebentar mau ke belakang dan Bu Romlah yang sedang di temani oleh Ida bersama Baby Salsa , membuat Bu Romlah bahagia melihat Ida yang sedang bermain dengan anaknya.Sesekali Ummi Syifa mengobrol dengannya tetapi tidak terlalu ditanggapi oleh Bu Romlah, karena dia fokus melihat Ida saja.Tante Mayang juga masih menerima telepon dari keluarganya dan pergi ke dapur karena susah sinyal sehingga mencari tempat lain.“May, kamu ngerasa nggak sih, ada yang aneh dengan Bu Romlah itu, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan.” Ummi Syifa bertanya kepada Mayang yang kebetulan berada di dapur setelah selesai menelepon dengan sedikit berbisik.“Maksudnya bagaimana sih, Mbak?” tanya Mayang bingung.“Shuuts, jangan keras-keras nanti dia dengar bisa gawat kali,” gerutu Ummi Syifa sembari menaruh telunjuknya di bibir.Kamu nggak lih
“Maaf, Bu, saya banyak yang mau dikerjakan, lagian kan ada Ummi Syifa dan Tante Mayang yang menemani Bu Romlah!” jawab Ida ramah.“Iya, Sayang, sana masuk, kasihan tuh sih Salsanya udah mau tidur!”sahut Ummi Syifa menyuruh Ida segera masuk.Ida pun masuk ke kamar sembari menggendong Baby Salsa yang sudah tertidur.Sampai di kamarnya tiba-tiba ponsel Ida bergetar di saku rok gamisnya.Ida pun dengan cepat mengangkatnya setelah menaruh Baby Salsa di tempat tidurnya.@Ida{Assalamu’alaikum, Nes, tumben jam segini telepon, nanti kalau ketahuan Mas Sulthan gajimu dipotong loh?}@Agnes{Wa’alaikumsalam, Da, biarin saja, ini lagi kesal sama suami kamu, tahu}@Ida{Loh, memangnya kenapa lagi, gajimu dipotong lima puluh persen atau apa nih}@Agnes{Si Sulthan itu nah, masa dia terima tawaran Abbas untuk mengambil proyek di Surabaya selama dua bulan, gila nggak tuh?}@Ida{Memangnya kenapa, Nes? Aku sendiri yang mengiyakan untuk mengambil pekerjaan itu, lagian hanya dua bulan saja, kok}@Agnes
“Maaf, Bu, saya sebenarnya belum terbiasa ada orang asing di rumah saya terlalu lama. Bukan mau mengusir Bu, Cuma saya biasanya kalau bertamu seperlunya saja, takut yang punya rumah tidak enak dengan kita siapa tahu dia ingin mengerjakan sesuatu yang sifatnya pribadi, Ibu mengerti kan maksud saya?” Ummi Syifa sebenarnya tidak tega dengan Bu Romlah tetapi jika pembahasannya hanya seputar tentang Ida, mencari tahu kehidupan menantunya dia sangat membencinya.Bu Romlah sedikit terkejut dengan ucapan Ummi Syifa yang mengusirnya dari rumah secara halus, tetapi dia pun memiliki banyak ide agar bisa seharian di rumah itu.“Oh iya ...aduh maaf ya Bu, sangking sukanya saya di sini, jadi lupa mau pulang, walaupun di rumah tidak ada yang dikerjakan, jadi bosan di rumah sendirian!” jelasnya lagi.“Duh, susah banget nih orang, apa susahnya sih, aku kan nggak minta apa-apa, hanya yang aku minta adalah menantumu, bagaimanapun caranya aku harus bisa memisahkan Ida dari keluarga ini, tunggu saja!” ge
Ummi Syifa membantu Ida melepaskan tarikan dari Bu Romlah, Ida hampir terhuyung karena sedang memeluk erat Baby Salsa.Tante Mayang mengambil Baby Salsa dari pelukan Ida agar tidak terkena amukan Bu Romlah.“Mbok Siti ikut membantu menenangkan dan melepaskan cengkeraman tangan Bu Romlah yang masih memegang jilbab Ida.Setelah lima menit berlalu, Ida bisa melepaskan diri dari Bu Romlah yang masih terlihat marah bercampur emosi.“Hey, kamu ngurus satu anak saja tidak becus, Ibu macam apa kamu, hah?”“Dasar menantu kurang ajar, nggak berpendidikan , kamu itu di bawa ke sini , kita ambil dari panti asuhan itu dan menikahkan kamu dengan Abbas agar terbebas dari preman-preman itu!”“Sudah bagus kami menerima anakmu yang nggak tahu siapa bapaknya, dan sekarang kamu tidak bisa mengurusnya, lebih baik titip saja ke panti asuhan biar ada yang merawat, dari pada kamu tidak bisa memberikan dia hidup yang layak untuk anakmu sendiri!”“Buang anak itu!”“Aku tidak suka dengan anakmu, dia itu pembaw
“Lebih baik kamu bawa Mamah kamu pulang agar bisa istirahat di rumah!” perintah Ummi Syifa kepada Abbas.“A-Apakah saya boleh main ke rumah Bu Syifa lagi, saya janji tidak akan berbuat seperti itu, dan kalau boleh saran jangan sampai Baby Salsa menangis kasihan dia!” sahutnya sembari meminta izin kepada Ummi Syifa.“Iya, Bu, nggak apa-apa, silakan!” balas Ummi Syifa terpaksa menyetujuinya.“Wah ... terima kasih banyak Bu Syifa, Ibu sangat baik sekali!” “Kalau begitu kami permisi pulang dulu, sekali kali lagi terima kasih, Assalamu’alaikum!”“Wa ’alaikumsalam!” jawab mereka serempak.Akhirnya Bu Romlah dan Abbas pamit pulang, dan mereka sangat bahagia hari ini karena akhirnya rencananya berhasil walaupun di akhirnya Abbas harus memutar otaknya untuk memanipulasi keadaan.***“Than, kamu yakin dengan teman kamu itu?” tanya Ummi Syifa yang masih curiga dengan Abbas dan Ibunya.“Maksud Ummi?” Sulthan mengernyitkan dahinya.“Ya maksud Ummi, sih sepertinya dia mempunyai maksud dan tujuan
“Bu Romlah?” “Assalamu’alaikum, Mbak Mayang!”“Wa’alaikumsalam, Bu Romlah, ada apa ya, Bu?”“Ada yang ketinggalan di sini?” tanya Tante Mayang terkejut dengan kedatangan Bu Romlah secara tiba-tiba.“Siapa yang datang Mayang?” teriak Ummi Syifa dari dalam sembari menghampiri Tante Mayang di depan pintu.Seketika Ummi Syifa terkejut juga dengan kedatangan Bu Romlah.“Loh, Bu Romlah ada apa ya, soalnya saya sama Mayang mau ke pengajian tuh, mau bareng ke sana?” tanya Ummi Syifa tegas.“Maaf, Bu Syifa saya mengganggu ya?”“Iya sih, Bu soalnya kita sudah mau pergi nih!”lanjutnya lagi.“Oh, saya hanya mau meminta maaf atas kejadian tadi, sudah membuat kalian tidak nyaman dengan saya,” jelasnya sembari celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.“Nggak apa-apa, Bu!” “Ayuk, kita ke sana saja!” ajak Ummi Syifa yang mulai geram lagi ke Bu Romlah.“Ida nggak ikut, Bu Syifa?” tanya Bu Romlah.“Nggak soalnya Salsa masih bobo kasihan juga kalau dibawa ke sana biar diwakilkan sama kita,” jelas Umm
“Kalian lihat sendiri kan kalau Bu Romlah bertindak aneh, bagaimana nasib Saskia waktu dia menjadi menantunya itu?” Ummi Syifa tidak tahan lagi dengan sikap Bu Romlah yang semakin aneh.“Sepertinya ada yang janggal dengan kematian istrinya itu, Ummi!” ucap Ida mulai berpikir logis.“Ada yang mereka sembunyikan dari kita, tetapi entahlah!” lanjutnya lagi.“Iya, Ummi sependapat denganmu, bisa jadi Saskia stres menghadapi Bu Romlah, apalagi dia sedang hamil terus dia lari ke jalan, lalu Abbas ingin mengejarnya dan saat Abbas mau diserempet sama orang malah Saskia yang terkena karena menolong Abbas!” terang Ummi Syifa membuat yang lainnya terpukau dengan beliau.“Kenapa kalian memandang Ummi seperti itu?”“Ada yang salah dengan perkataan Ummi tadi?” tanyanya bingung melihat ekspresi mereka yang diam seperti patung.“Bu-bukan salah Mbak, tetapi sudah cocok kalau Mbak bisa menjadi seorang detektif,” jawab Tante Mayang bersemangat.“Yang dikatakan Tante, betul itu, Um!”“Sudah cocok menjadi