“Lebih baik kamu bawa Mamah kamu pulang agar bisa istirahat di rumah!” perintah Ummi Syifa kepada Abbas.“A-Apakah saya boleh main ke rumah Bu Syifa lagi, saya janji tidak akan berbuat seperti itu, dan kalau boleh saran jangan sampai Baby Salsa menangis kasihan dia!” sahutnya sembari meminta izin kepada Ummi Syifa.“Iya, Bu, nggak apa-apa, silakan!” balas Ummi Syifa terpaksa menyetujuinya.“Wah ... terima kasih banyak Bu Syifa, Ibu sangat baik sekali!” “Kalau begitu kami permisi pulang dulu, sekali kali lagi terima kasih, Assalamu’alaikum!”“Wa ’alaikumsalam!” jawab mereka serempak.Akhirnya Bu Romlah dan Abbas pamit pulang, dan mereka sangat bahagia hari ini karena akhirnya rencananya berhasil walaupun di akhirnya Abbas harus memutar otaknya untuk memanipulasi keadaan.***“Than, kamu yakin dengan teman kamu itu?” tanya Ummi Syifa yang masih curiga dengan Abbas dan Ibunya.“Maksud Ummi?” Sulthan mengernyitkan dahinya.“Ya maksud Ummi, sih sepertinya dia mempunyai maksud dan tujuan
“Bu Romlah?” “Assalamu’alaikum, Mbak Mayang!”“Wa’alaikumsalam, Bu Romlah, ada apa ya, Bu?”“Ada yang ketinggalan di sini?” tanya Tante Mayang terkejut dengan kedatangan Bu Romlah secara tiba-tiba.“Siapa yang datang Mayang?” teriak Ummi Syifa dari dalam sembari menghampiri Tante Mayang di depan pintu.Seketika Ummi Syifa terkejut juga dengan kedatangan Bu Romlah.“Loh, Bu Romlah ada apa ya, soalnya saya sama Mayang mau ke pengajian tuh, mau bareng ke sana?” tanya Ummi Syifa tegas.“Maaf, Bu Syifa saya mengganggu ya?”“Iya sih, Bu soalnya kita sudah mau pergi nih!”lanjutnya lagi.“Oh, saya hanya mau meminta maaf atas kejadian tadi, sudah membuat kalian tidak nyaman dengan saya,” jelasnya sembari celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.“Nggak apa-apa, Bu!” “Ayuk, kita ke sana saja!” ajak Ummi Syifa yang mulai geram lagi ke Bu Romlah.“Ida nggak ikut, Bu Syifa?” tanya Bu Romlah.“Nggak soalnya Salsa masih bobo kasihan juga kalau dibawa ke sana biar diwakilkan sama kita,” jelas Umm
“Kalian lihat sendiri kan kalau Bu Romlah bertindak aneh, bagaimana nasib Saskia waktu dia menjadi menantunya itu?” Ummi Syifa tidak tahan lagi dengan sikap Bu Romlah yang semakin aneh.“Sepertinya ada yang janggal dengan kematian istrinya itu, Ummi!” ucap Ida mulai berpikir logis.“Ada yang mereka sembunyikan dari kita, tetapi entahlah!” lanjutnya lagi.“Iya, Ummi sependapat denganmu, bisa jadi Saskia stres menghadapi Bu Romlah, apalagi dia sedang hamil terus dia lari ke jalan, lalu Abbas ingin mengejarnya dan saat Abbas mau diserempet sama orang malah Saskia yang terkena karena menolong Abbas!” terang Ummi Syifa membuat yang lainnya terpukau dengan beliau.“Kenapa kalian memandang Ummi seperti itu?”“Ada yang salah dengan perkataan Ummi tadi?” tanyanya bingung melihat ekspresi mereka yang diam seperti patung.“Bu-bukan salah Mbak, tetapi sudah cocok kalau Mbak bisa menjadi seorang detektif,” jawab Tante Mayang bersemangat.“Yang dikatakan Tante, betul itu, Um!”“Sudah cocok menjadi
“Jawab dong Abbas, apa kamu juga menyukai dia kan?”“Mamah tahu saat pertama kali kamu melihat saat pengajian di rumah kita ini, iya kan?”“Pokoknya Mamah nggak mau tahu pokonya dia harus menjadi menantu di rumah ini, sedangkan putri kecilnya biar saja Sulthan yang merawatnya, beres kan, nggak susah!” jelasnya tanpa jeda.“Mah tidak segampang itu, apalagi Mamah sudah mengacaukan di hari pertama, sangat susah untuk mengembalikan kepercayaan mereka, terutama ibunya Sulthan!” jelasnya sedikit kesal kepada Mamahnya.“Kamu kok repot sih Bas, tinggal kamu lenyapkan saja Bu Syifa bereskan!” sahutnya dengan santai.“Jika kamu tidak bisa melakukannya lebih baik Mamah yang akan membereskannya dengan cara Mamah sendiri!” ancamnya sembari pergi meninggalkan Abbas.“Tunggu, Mah, kita tidak boleh bertindak gegabah, dan tidak bisa melenyapkan orang begitu saja, ingat Mah kita pernah melakukannya dan itu membuat Abbas tidak tenang selama ini!”“Abbas tidak mau masa lalu kita tercium oleh orang lain,
“Benar juga kamu Mas, ya sudahlah sekarang kita pulang yuk sudah sore belum kita siap-siap packing di rumah” ucap Ida mengakhiri jalan-jalan mereka di sore hari.Mereka pun pulang dengan membawa banyak belanjaan yang sangat jarang Ida lakukan, karena memang Ida tidak terlalu menyukai belanja kalau bukan yang paling penting.Di dalam mobil baik Ida maupun Sulthan terhanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Suasana pun sedikit sunyi karena Baby Salsa sudah terlelap tidur di pangkuan Ida dengan nyenyaknya.“Siapa sebenarnya Abbas ini?”“Kenapa dia hadir dalam kehidupan kami yang mulai baik? Mas Sulthan sudah bisa melupakan Fina tetapi sekarang dia hadir kembali dan bekerja sama dengan Abbas!”“Aku harus menceritakan ini semua kepada Agnes, hanya dia yang bisa membantuku dalam hal ini,” gerutunya dalam hati.“Kasihan istriku dia belum bisa merasakan apa yang namanya kebahagiaan, pasti ada saja yang menghalangiku untuk mendapatkan bahagia.”“Belum selesai Fina kini muncul lagi masalah b
Sulthan lalu menghubungi anak buahnya untuk berjaga-jaga di rumahnya walaupun dia sudah tahu kalau anak buah Abbas sudah duluan mengepung rumah Sulthan.Sulthan lalu masuk ke rumah dan menjelaskan keadaan sekitarnya kepada Umi Syifa.“Assalamu’alaikum!”“Wa’alaikumsalam!”“Loh kalian sudah pulang dari jalan-jalannya?” tanya Umi Syifa menyambut kedatangan mereka.“Sudah Umi, dan kita mempunyai berita yang sangat menarik dari Mbok Siti,” jawab Sulthan bersemangat.“Apaan?” tanya Agnes yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.“Agnes!”“Loh, kapan kalian sudah sampai, kok aku tidak lihat mobil kalian di luar?” tanya Sulthan yang terkejut melihat Agnes dan Iqbal sudah berada di dalam rumahnya.“Memang sengaja, soalnya mau pakai mobilmu lah di sini kan sekalian mau ngerasain jadi bos sementara di kantor!” jawabnya membuat Sulthan melotot tajam ke arahnya.Seketika Agnes paham betul sifat Sulthan seperti itu walaupun akhirnya dia memperbolehkan memakai salah satu mobil mewahnya untuk dipaka
Fina lalu menyantap makanannya sampai habis. “Waw ... enak sekali salad ini aku akan makan di sini setiap hari, baru kali aku merasakan sayurannya sangat fresh,” ucapnya tersenyum.Sedangkan Abbas melanjutkan makannya sembari memperhatikan Fina yang selalu tersenyum yang penuh misteri.Setelah selesai makan malam, lalu mereka duduk santai sebentar sembari menikmati alunan musik klasik.“Sulthan Yazid Zidan bukanlah seorang pria yang mudah ditebak, dia itu sangat pintar apalagi setelah mamahmu mengacaukan segala rencana yang kita buat, tentu saja mereka akan mengantisipasi keadaan,” ucapnya santai sembari meneguk minumannya.“Tidak mungkin, aku percaya dengan Sulthan tidak mungkin dia seperti itu, lagian ibunya dan tentu saja Ida sangat baik tidak ada hal yang mencurigakan, buktinya saat aku mengarang cerita tentang keadaan Mamah mereka percaya saja,” jelasnya dengan penuh keyakinan.“Hahaha ... Abbas kamu terlalu naif, kamu percaya begitu saja ...hahaha ... oh maaf- maaf,” tawa Fina y
Namun, Bu Romlah masih merasa gelisah dan mengumpat kasar seperti orang tidak waras membuat anak buah Abbas merasa ketakutan melihat perilaku majikannya seperti itu.Sesaat kemudian Abbas tersadar dari lamunannya yang ternyata Bu Romlah sudah memarahi salah satu anak buahnya.“Mah, tenang, Mah!”“Dengar Mah, kita sudah menyingkirkan Sulthan dari sini dan Mamah sudah bisa mengambil menantu Mamah itu,” ucap Abbas mencoba menenangkan hati Ibunya.“Kamu bohong lagi Abbas, mereka semua sudah melarikan diri dari kita!”“Mereka sudah tahu kalau kita mengincar menantunya untuk dijadikan tumbal kita, hahaha ....”tawa Bu Romlah membuat Abbas dan anak buahnya bingung.“Tumbal ... tumbal apa Mah, apa maksud Mamah, tumbal apa katakan!” bentak Abbas yang mendengar jelas kalau Bu Romlah mengatakan tumbal.“Hahaha ... kenapa kamu Abbas, apa yang kamu pikirkan, hahaha ...”tawanya lagi membuat Abbas semakin bingung.“Bos, kenapa Nyonya?” “Jangan-jangan Bos menjadi kaya karena pesugihan ya?” tanya Alex