Beranda / Romansa / Spicy, Sweet Love / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Spicy, Sweet Love: Bab 61 - Bab 70

119 Bab

Cinta Tak Saling Menyakiti

"Tania."Tubuhnya membeku mendengar suara itu lagi, suara yang sangat dikenal dengan sangat baik. Membalikkan badannya dan tebakannya benar, Yudi bersama dengan seseorang menggunakan kursi roda dan sudah dipastikan jika itu anaknya."Kamu ngapain disini? Tinggal sekitar sini?" Yudi menatap penasaran.Tania mencoba mengingat tempat tinggal Yudi, seketika menggelengkan kepalanya jika memang nanti mereka tinggal di kompleks yang sama. Rifat tidak mungkin tidak tahu tentang Yudi, kesialan yang lain adalah saat ini Rifat ke Kalimantan mengurus perusahaan Wijaya disana bersama dengan Devan."Kamu tinggal disini?" Yudi menganggukkan kepalanya tanpa ragu "Aku juga.""Bisa kita bicara?" Yudi bertanya hati-hati."Bicara tentang?" Tania memberikan tatapan penuh selidik "Tidak ada yang perlu kita bicarakan.""Ikut aku!"Nada suara Yudi yang penuh dengan penekanan dan ketegasan membuat Tania memilih mengikutinya, berjalan se
Baca selengkapnya

Tahanan

Kesal, hal yang dirasakan Tania saat ini. Yudi tidak membiarkan dirinya pulang sama sekali. Yudi menitipkan anaknya ke tempat penitipan anak, mengunci pintu kamarnya saat Tania tidur. Sikapnya seketika berubah menjadi pasangan yang cemburu setelah tahu jika Tania sudah menikah, satu hal yang ada didalam pikiran Tania adalah Rifat dan anak-anak pasti mencari dirinya."Suami dan anak-anakmu nggak akan mencari." Tania memberikan tatapan penuh selidik dan tajam "Aku menggunakan ponselmu dan mengatakan ingin berlibur seorang diri.""Kamu..."Yudi menghentikan kalimat protes Tania dengan melumat bibirnya lembut "Aku kalah lagi! Tidak bisakah kamu cerai?"Tania mengangkat alisnya mendengar permintaan Yudi "Cerai? Menikah sama kamu? Memang orang tuamu dan anak kita bakal setuju? Anakku tidak akan setuju setelah tahu apa yang kamu lakukan.""Orang tuaku sudah meninggal dunia, aku akan membuat mereka...""Berhenti melakukan hal yang tidak
Baca selengkapnya

Menghilangkan Stress

"Aku kira nggak bakal menghabiskan waktu seperti ini."Siena memijat leher Jimmy yang membuatnya memejamkan matanya "Kamu tahu bagaimana sibuknya jika terjadi pergantian, tapi kamu memang hebat karena bisa mengatur semuanya.""Aku sudah biasa." Siena mengatakan dengan nada sombongnya membuat Jimmy berdecak pelan "Besok anter Jeno?" Jimmy menganggukkan kepalanya "Aku mau ke kampung."Jimmy membuka matanya mendengar kata-kata Siena "Ada masalah? Kenapa tiba-tiba?"Siena tersenyum dan menggelengkan kepala pelan "Ada yang harus diurus, mengenai warisan.""Aku antar." Siena langsung menggelengkan kepalanya "Berapa lama? Jeno nanti gimana?""Zee yang mau merawat Jeno, lagian kamu sibuk dua rumah sakit."Jimmy menarik tangan Siena dan membuatnya duduk di pangkuan, saling menatap satu sama lain, mendekatkan bibir mereka dengan ciuman lembut. Ciuman mereka semakin dalam, perlahan Siena mendorong badan Jimmy yang membuat mereka sa
Baca selengkapnya

Rencana Matang

"Pindah di rumah kalian dulu?" Tania menganggukkan kepalanya.Tania tahu jika Rifat menatapnya penuh selidik, mengalihkan pandangan kearah lain sambil melepaskan pelukan Rifat. Menghindari tatapan Rifat tidak mudah jika tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, hembusan napas berat dikeluarkannya membuat perasaan bersalah Tania hadir."Apa aku bisa menolak?" "Rey tinggal disana sendiri, kamu tega meninggalkan anak kita disana?" Tania mengatakan dengan nada lembut dan tatapan memohon."Bukan karena ada yang kamu sembunyikan? Murni tentang Rey?" Tania langsung menganggukkan kepalanya "Aku hanya nggak mau kalau ada yang...""Aku paham, kamu pasti berat berada disana. Kenangan bersama Wijaya memang berada disana dan aku paham kalau kamu merasa keberatan, jika aku jadi kamu pasti juga akan..."Rifat menghentikan kata-kata Tania dengan mencium bibirnya lembut "Wijaya...hanya dia yang bisa membuatku tidak cemburu. Banyak hal yang bisa
Baca selengkapnya

Hamil

"Kamu hamil?" Jimmy menatap alat tes kehamilan yang diberikan Siena.Siena menatap cemas saat melihat reaksi Jimmy, pernikahan mereka sejauh ini berjalan seperti umumnya pasangan yang menikah. Memberitahukan kehamilan tetap membuatnya berdetak kencang, ketakutan menghantui Siena jika memang Jimmy tidak menerima.Menarik Siena kedalam pelukan, mencium puncak kepalanya dalam membuat Siena menghembuskan napas lega, ketakutannya seketika hilang melihat dan merasakan reaksi Jimmy saat ini dan tidak perlu menakutkan apapun lagi."Jeno akan punya adik," ucap Jimmy yang diangguki Siena "Terima kasih, Sayang." Jimmy mencium bibir Siena lembut, melepaskan ciuman mereka dengan membelai pipi Siena pelan "Aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik nanti, ayah yang adil juga pastinya.""Kamu pasti bisa melakukannya." Siena tersenyum lembut.Perasaan bersalah menghampiri Jimmy melihat senyuman Siena, berita yang diberikan membuatnya terkejut. Ti
Baca selengkapnya

Menolak Pendapat

"Kamu sudah memilih dan sekarang kamu..." Ruli menggelengkan kepalanya sambil menikmati minumannya "Kamu akan bertemu Febby dengan keadaan Siena yang hamil? Bukan masalah buat Siena karena dia pernah mengalaminya, dulu Siena bisa menyadari karena tidak ada suami, sekarang? Apa kamu akan membuat Siena merasakan itu lagi?" Ruli menghembuskan napas kasar "Aku tidak bisa berkata apapun."Mereka berdua duduk di cafe yang tidak jauh dari rumah sakit, Jimmy membatalkan pesanannya dan memilih ikut Ruli. Memilih mengikuti Ruli artinya harus siap mendengarkan semua yang dia katakan, kata-kata berupa nasehat tentang kedua wanita itu. Ruli pastinya membuat Jimmy melupakan Febby, dari awal memang tidak menyukai wanita itu."Aku tahu kamu pasti tidak mendengar kata-kataku, kamu lebih mempercayai Febby dibandingkan kata-kataku. Selama ini kamu tahu jika semua yang aku ucapkan selalu terjadi, terutama tentang Febby."Jimmy hanya diam, membenarkan perkataan Ruli memang sel
Baca selengkapnya

Keterbukaan Mami

Merasakan ada sesuatu yang aneh dengan kepindahan maminya ke rumah lama membuat Jimmy berpikir panjang, pembicaraannya dengan Endi semakin berpikir panjang. Jimmy mencoba kembali fokus pada Siena, melupakan Febby dengan tidak melakukan kontak atau apapun itu. Beberapa kali bertemu dengan Yudi tidak menunjukkan sesuatu yang aneh, tidak mungkin maminya mengambil keputusan tanpa ada sesuatu. Hal yang aneh lagi adalah memberikan pengawalan kembali untuk dirinya dan ekstra pengawalan untuk Jeno dan Siena, tindakan yang diambil membuat pikiran negatif kembali hadir."Memang harus?" tanya Jimmy yang diangguki Endi "Tapi apa nggak berlebihan?""Kamu takut mereka nggak bisa jaga rahasia? Selama ini mereka bisa melakukannya kalau kamu lupa." Endi mengatakan tanpa menatap Jimmy "Apa kamu punya rahasia?" Jimmy memilih diam membuat Endi menatap kearahnya dengan tatapan penuh selidik "Jangan bilang kalau kamu..." Jimmy hanya diam tanpa berniat menjawabnya "ASTAGA! Kamu
Baca selengkapnya

Mengakhiri

Keputusan memang harus diambil, mengakhiri hubungan dengan Febby. Beberapa hari ini tidak pernah mendatangi tempat tinggal Febby, tapi Jimmy meminta salah satu pengawal yang dipercaya untuk melihat keadaannya."Aku tahu kalau pernikahan ini terpaksa, aku juga tidak berhak meminta apapun ke kamu, tapi setidaknya kamu pikirkan tentang anak kita. Kamu tidak perlu memikirkan Jeno, bagaimanapun dia bukan darah dagingmu." Siena mengambil tempat disamping Jimmy yang membuatnya terkejut "Aku tahu apa yang kamu rasakan dan pikirkan, Jim. Aku kenal kamu dari lama, jadi sudah tahu semua tentang kamu."Tidak ada kata yang keluar dari bibirnya saat Siena mengatakan hal tersebut, lidahnya seakan kelu dan tidak bisa mengeluarkan suaranya sama sekali. Menatap Siena yang tampak santai saat mengatakan hal tersebut, tapi Jimmy tahu jika perasaannya sangat sakit."Maaf."Siena menggelengkan kepalanya "Tidak ada yang harus di maafkan, Jim.""Aku bajingan! Baj
Baca selengkapnya

Sadar

"Bebal."Jimmy menatap tajam pada Ruli saat berkata seperti itu, kalimat yang keluar setelah menceritakan apa yang terjadi semalam dengan Febby. Mereka kini berada di coffee shop depan apartemen, rencananya akan berangkat bersama ke rumah sakit milik keluarganya bersama Tomo dan Danu. Kedua pria lainnya hanya diam mendengarkan, belum ada komentar atau reaksi apapun."Kata apalagi yang cocok buat kamu setelah semuanya? Orang tua kamu pastinya sudah memikirkan panjang, kamu buta yang namanya cinta." Ruli mengatakan penuh emosi "Apa menariknya Febby? Kamu sudah lihat rekaman cctv yang dia lakukan sama pria lain di apartemen yang kalian sewa dan sekarang kamu masuk kembali dalam jebakan permainannya." "Cinta tai kucing kalau buat kalian berdua," sahut Danu yang diangguki Tomo."Kenapa nggak ada yang suka sama hubunganku dan Febby?" Jimmy menatap penasaran pada ketiga sahabatnya "Kalian bukannya dulu dukung tapi kenapa sekarang...""Kita duku
Baca selengkapnya

Menyiapkan Rencana

"Dia akan melakukan apa?" Rifat menatap salah satu pengawal yang mengikuti Yudi."Belum ada pergerakan sama sekali, tapi Jimmy sudah mengakhiri hubungan dengan Febby." Rifat menghembuskan napas panjang "Ikuti mereka terus terutama Febby, aku yakin ada yang direncanakan."Rifat melempar kertas yang baru saja diterimanya, hembusan napas panjang dikeluarkannya. Tidak pernah ada dalam bayangannya harus berhadapan dengan masa lalu Tania, mencintai dari lama membuat Rifat harus mengalami banyak hal dan ini adalah salah satunya."Memikirkan apa, Om?" tanya Lucas yang berjalan mendekati Rifat "Masalah mami dan mantannya? Kita sudah membahas ini berkali-kali."Rifat menghembuskan napasnya kembali "Papi kamu sudah merencanakan semuanya dengan baik, kebiasaan kalian yang nggak pernah bisa setia dengan satu wanita." Lucas mencibir kata-kata Rifat "Memang benar, kalian selalu membuat repot.""Memang apa yang Jimmy lakukan?" Lucas bertanya pada intinya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status