Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 131 - Chapter 140

445 Chapters

MANDALA UTAMA

131“A-na, kau ada di sini?” Dia bertanya gagap dengan wajah memucat. Sementara aku merasakan lutut semakin lemas. Tangga yang kupijak terasa oleng.“Ma-af Tuan, a-ku langsung bekerja. A-ku pikir Tuan tidak ada….” Aku menjawab dengan sama gagap. Lalu berusaha turun walaupun kaki lemas dan tangga mulai bergerak-gerak.Kuturunkan kaki yang semakin gemetar. Lebih baik aku turun dan keluar karena ia sepertinya tidak berniat kembali ke kamar mandi atau buru-buru memakai baju. Namun, karena kaki yang gemetar dan tangga yang terus bergerak-gerak. Akhirnya aku terpeleset dan meluncur jatuh bersamaan dengan tangga yang ikut ambruk.Aku memejam dengan pasrah karena tak dapat berbuat apa pun lagi. Mendarat di lantai dengan tertiban tangga adalah hal yang akan terjadi setelah ini. Akhirnya aku akan merasakan petatah yang mengatakan sudah jatuh tertiban tangga. Namun, sepertinya bukan itu yang terjadi selanjutnya. Karena aku merasakan tubuh ini mendarat di atas sesuatu yang hangat dan kokoh. Apa
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

KAK DALA

132 Tanpa sadar kaki ini terus mundur hingga menabarak sisi ranjang dan akhirnya aku terduduk di tepinya. Tangan yang masih memegangi kertas foto uasng itu gemetar. Bayangan-bayangan saat masih memakai seragam putih-biru berkelebatan. Aku yang anak baru dan bertubuh gemuk sering jadi bahan perundungan. Tidak memiliki teman dan lebih suka menyendiri. Pohon akasia adalah satu-satunya temanku. Di bawah rindangnya itulah tempat favorit untuk menyendiri. Selain teduh, di sana juga aku bisa tenang tanpa gangguan siapa pun. Di sana aku biasa membaca atau makan bekal buatan almarhumah ibu. Paling sering salad, berharap berat badan ini tak terus melejit. Beberapa minggu aku jadi penghuni tetap bawah pohon itu, seseorang datang mengaku ingin berteman. Ia meminta bagian di sana. Tubuhnya gemuk sama sepertiku. Awalnya ia malu-malu untuk meminta izin duduk di sana. Terlebih aku yang tidak welcome. Aku yang terbiasa mendapat perundungan, menjadi tidak ramah dengan siapa pun. Selalu curiga kepad
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

SURAT APA?

133Pundakku luruh seketika. Setelah seharian menunggunya pulang untuk menanyakan kejelasan semuanya, ia malah tidak pulang sama sekali. Ia pulang ke apartemen tunangannya. Ya, aku mengerti kehidupan seperti apa yang mereka jalani. Orang kaya sudah biasa seperti itu. Maka, pantas jika Michelle hamil, mereka bahkan bisa dikatakan sudah tinggal bersama. Sudah seperti suami istri.Lalu, kenapa aku harus meradang lagi? Bukankah aku ini bukan siapa-siapa? Aku hanya pelayan di rumah ini. Ya, pelayan. Tidak lebih. Aku tidak penting. Kalau pun dulu ia temanku, hanya sebatas teman, bukan? Dan itu sudah lama sekali. Ia mungkin tidak mengingatnya lagi.Kujatuhkan tubuh ke tepi tempat tidur hingga posisiku berbaring miring. Tangan masih memegangi foto usang itu. Mataku mulai berair. Entah kenapa aku ingin menangis. Apakah aku mulai berharap lagi kepada Kak Dala? Tapi ia sudah bertunangan, dan tunangannya sedang mengandung anak mereka.Kupeluk foto usang itu dengan mata yang terus mengalirkan air.
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

SURAT CINTAKU UNTUKMU!

134 “A-ku tidak mengerti maksud Kakak.” Aku menatapnya dengan keheranan penuh. Bukan menjawab, dia malah mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong bajunya. Sebuah kertas yang rasanya juga pernah aku lihat sebelumnya. Tangan lelaki itu menyodorkan kertas itu ke hadapanku tanpa bicara apa pun. Dengan kening berkerut aku menerima surat yang ia sodorkan. Tatapanku yang awalnya terfokus di wajahnya kini beralih ke selembar kertas itu. Kening ini berkerut, mata memicing, alis bertaut. Itu adalah kertas yang kulihat di meja kamarnya kemarin, saat lancang masuk ke sana. Aku belum sempat membacanya kemarin karena ia keburu datang. “Surat apa ini, Kak?” Aku membalik kertas usang yang bila saja masih baru aku yakin akan mengeluarkan aroma wangi. Dengan tanpa melihatku dan pandangan lurus ke depan, ia menjawab datar, “surat cintaku untukmu.” “Surat cinta?” Keningku berkerut. Aku menatap kertas di tangan ini dan wajahnya bergantian. “Kakak pernah mengirimiku surat cinta?” Aku masih bertanya ta
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

IMPIAN YANG SAMA

135Entah sampai berapa lama aku menangis. Menyesali semua kesalahpahaman ini. Menyesali semua kekeliruan yang membuat kami saling berburuk sangka.“Jadi, kau tidak pernah tahu aku mengirimu surat?” Ia bertanya dengan suaranya yang bergetar.Aku hanya mengangguk di antara tangis. Masih dalam dekapannya. Ia memelukku seraya terus membelai kepala ini.Saat tangisku mulai reda, ia melepasakan pelukan, kemudian berpindah tempat menjadi berlutut di lantai, tepat di hadapanku. Tangannya menggenggam erat kedua tangan ini, kemudian menciumnya penuh perasaan. Tatapan penuh penyesalan tersemat di sepasang matanya.“Maafkan aku, Ana! Maafkan semua kesalahpahaman ini. Sungguh aku menyesali semuanya. Kiranya kau masih mau memaafkan Kak Dala-mu ini, aku akan jadi laki-laki paling beruntung di dunia.” Masih dengan tatapan sendu penuh penyesalan, lelaki itu memohon maaf. Tangannya masih menggenggam kedua tangan ini sebelum dipeluk di dadanya. Hingga detak jantungnya terasa di kulit tanganku.“Sungguh
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

SUDAH PUAS MENGINTIPKU?

136Aku memejam di depan cermin kamar tidurku mengingat kebersamaan dengan Kak Dala dini hari tadi. Kami tak tidur hingga pagi menjelang. Ada banyak hal yang kami bicarakan. Momen yang seharusnya indah mengingat kami baru bertemu lagi setelah bertahun-tahun terpisah.Sayang, kebersamaan kami sekarang terganjal wanita yang mengaku hamil mengandung anak Kak Dala. Ya, menurut Kak Dala Michelle hanya mengaku hamil. Belum jelas kebenarannya. Karena menurut Kak Dala juga, Michelle bukan wanita yang cukup dengan satu pria.Entah apa aku harus percaya kepada lelaki yang kuakui masih mencuri hati ini walaupun sudah pernah menorehkan luka. Yang pasti ia meminta waktu padaku untuk membuktikan jika ia tidak seburuk yang kukira.Sekali lagi entah apa aku harus percaya. Namun, aku memberinya waktu karena melihat kesungguhan di matanya. Walaupun tetap ada perih di hati membayangkan jika Kak Dala sudah tidur dengan wanita itu. Setidaknya itu yang kutangkap. Ia menyebut Michelle sudah tidur dengan ba
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

DI RUMAH SAKIT

137Lemas. Itulah yang kurasakan saat ini paska sadar dari pingsan. Entah kenapa tubuhku jadi selemah ini. Padahal dulu seberat apa pun siksaan kuterima, sekeras apa pun penderiatan mendera, aku tidak pernah selemah ini. Namun, sejak bertemu dengan Tuan Sultan yang ternyata adalah Kak Dala, aku jadi wanita yang sangat rapuh.Gampang menangis, sering patah hati, selalu terbawa perasaan, dan berbagai perasan sensitive lainnya. Bahkan berkali-kali pingsan hanya karena melihat Kak Dala seperti itu. Aku lemah, sangat lemah, entah kenapa. Padahal dulu aku wanita yang tahan banting karena terpaan hidup.Aku baru menghabiskan makanan yang dibawakan Marini saat suara mobil Kak Dala terdengar kemabli memasuki halaman. Padahal ia baru saja pamit untuk ke kantor.Aku membereskan perabot bekas makan untuk dibawa ke dapur saat pintu kamar diketuk, lalu terdengar suara Kak Dala memanggil. Kutaruh lagi perabot makan di atas meja dan gegas membuka pintu karena yakin ada hal penting. Suara Kak Dala yan
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

PENGAKUAN ALVIN

138“Vi-o, a-ku tahu aku ini kotor, aku menjijikkan, aku memang tidak pantas mendapatkan wanita baik dan suci sepertimu, itulah sebabnya sejak awal aku sudah memperingatkanmu." Keningku berkerut mendengar ucapan Alvin yang semakin terbata. Aku tidak mengerti maksud ucapannya. “Percaya atau tidak, aku sudah memperingatkanmu, tapi kau tidak mempedulikan semuanya. Kau terlalu percaya padaku.” Satu tarikan napas berat kembali mengakhiri ucapan lemah dan terbata Alvin. “A-aku yang mengirimu bunga dan kartu peringatan itu, Vio. Aku yang melakukannya. Aku ingin tahu reaksimu, tapi kau terlalu polos. Kau sangat mempercayaiku.” Serta-merta aku berdiri dari duduk dengan gerakan cepat dan kasar, hingga kursi yang kududuki bergeser dan terjatuh. Menimbulkan suara berisik di ruangan yang sepi ini. Aku berniat pergi dari ruangan itu saat menyadari jika sedang berhadapan psikopat sesungguhnya. Namun, panggilan dari suara yang sangat dipaksakan, menghentikan langkah ini. “Vio, aku titip bunda!”
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

BERSAINGLAH DENGANKU!

139Proses pemakanan Alvin berjalan singkat. Karena tidak banyak yang kami lakukan. Semua sudah diurus pihak rumah sakit. Kami tinggal memakamkannya saja.Kak Dala mengurus semuanya, karena tidak ada yang bisa mengurus lagi. Alvin dan bunda tidak memiliki keluarga dekat. Bunda bahkan belum sadarkan diri hingga sekarang.Para pelayat yang terdiri dari seluruh karyawan perusahaan, juga kolega-koleganya Alvin sudah meninggalkan tanah pemakaman. Aku dan Kak Dala sudah sepakat tidak membocorkan rahasianya kepada siapa pun agar nama Alvin tidak menjadi buruk. Biarlah aibnya ditutup. Kasihan ia yang sudah pergi dan lebih kasihan yang masih tinggal di dunia jika aibnya sampai tersebar.Ya, aku kasihan dengan bunda jika aib Alvin sampai tersebar. Biarlah para karyawan dan kolega tetap mengenal Alvin sebagai pribadi yang baik dan lurus. Biarlah hanya aku dan Kak Dala yang tahu.Aku kembali ke rumah sakit setelah proses pemakaman Alvin selesai, untuk menjenguk bunda. Selama perjalanan, aku memej
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

PAPI DATANG

140“Kau tidak apa-apa?” Terdengar nada khawatir dalam suara Kak Dala saat ia menhubungiku via telepon rumah, karena aku belum punya HP lagi hingga saat ini. Lelaki itu mengubungiku tak lama setelah sekuriti menyeret tubuh Michelle keluar gerbang.Entah siapa yang melaporkan kejadian ini ke Kak Dala, karena aku bukan wanita yang suka mengadu seperti yang Michelle tuduhkan. Mungkin salah satu pekerjanya yang melaporkan tak lama setelah semua orang berhasil mengamankan wanita itu.Entah bagaimana juga wanita itu bisa masuk ke sini. Padahal tidak kulihat mobilnya di halaman. Ia juga menyerangku saat Kak Dala baru saja pergi. Seolah sengaja menunggu momen yang pas.“Aku tidak apa-apa, Kak. Hanya sedikit panas di kulit kepala.” Aku sedikit berbohong. Padahal kulit kepala sampai lecet-lecet. Bahkan entah berapa puluh helai rambut yang tercerabut dari akarnya gara-gara perbuatan wanita gila itu. Namun, aku tak ingin terlalu mendramatisir keadaaan.Mungkin untuk seseorang yang ingin mempertah
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
45
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status