Share

SURAT APA?

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-16 10:26:55

133

Pundakku luruh seketika. Setelah seharian menunggunya pulang untuk menanyakan kejelasan semuanya, ia malah tidak pulang sama sekali. Ia pulang ke apartemen tunangannya. Ya, aku mengerti kehidupan seperti apa yang mereka jalani. Orang kaya sudah biasa seperti itu. Maka, pantas jika Michelle hamil, mereka bahkan bisa dikatakan sudah tinggal bersama. Sudah seperti suami istri.

Lalu, kenapa aku harus meradang lagi? Bukankah aku ini bukan siapa-siapa? Aku hanya pelayan di rumah ini. Ya, pelayan. Tidak lebih. Aku tidak penting. Kalau pun dulu ia temanku, hanya sebatas teman, bukan? Dan itu sudah lama sekali. Ia mungkin tidak mengingatnya lagi.

Kujatuhkan tubuh ke tepi tempat tidur hingga posisiku berbaring miring. Tangan masih memegangi foto usang itu. Mataku mulai berair. Entah kenapa aku ingin menangis. Apakah aku mulai berharap lagi kepada Kak Dala? Tapi ia sudah bertunangan, dan tunangannya sedang mengandung anak mereka.

Kupeluk foto usang itu dengan mata yang terus mengalirkan air.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Arynn Tan
adeeeiiii... tak sabar mo tau kebenarannya
goodnovel comment avatar
Eries Risma
kok aku merasa jd ana ya .............
goodnovel comment avatar
Dzikri Muhammas
up next moms ottor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SURAT CINTAKU UNTUKMU!

    134 “A-ku tidak mengerti maksud Kakak.” Aku menatapnya dengan keheranan penuh. Bukan menjawab, dia malah mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong bajunya. Sebuah kertas yang rasanya juga pernah aku lihat sebelumnya. Tangan lelaki itu menyodorkan kertas itu ke hadapanku tanpa bicara apa pun. Dengan kening berkerut aku menerima surat yang ia sodorkan. Tatapanku yang awalnya terfokus di wajahnya kini beralih ke selembar kertas itu. Kening ini berkerut, mata memicing, alis bertaut. Itu adalah kertas yang kulihat di meja kamarnya kemarin, saat lancang masuk ke sana. Aku belum sempat membacanya kemarin karena ia keburu datang. “Surat apa ini, Kak?” Aku membalik kertas usang yang bila saja masih baru aku yakin akan mengeluarkan aroma wangi. Dengan tanpa melihatku dan pandangan lurus ke depan, ia menjawab datar, “surat cintaku untukmu.” “Surat cinta?” Keningku berkerut. Aku menatap kertas di tangan ini dan wajahnya bergantian. “Kakak pernah mengirimiku surat cinta?” Aku masih bertanya ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   IMPIAN YANG SAMA

    135Entah sampai berapa lama aku menangis. Menyesali semua kesalahpahaman ini. Menyesali semua kekeliruan yang membuat kami saling berburuk sangka.“Jadi, kau tidak pernah tahu aku mengirimu surat?” Ia bertanya dengan suaranya yang bergetar.Aku hanya mengangguk di antara tangis. Masih dalam dekapannya. Ia memelukku seraya terus membelai kepala ini.Saat tangisku mulai reda, ia melepasakan pelukan, kemudian berpindah tempat menjadi berlutut di lantai, tepat di hadapanku. Tangannya menggenggam erat kedua tangan ini, kemudian menciumnya penuh perasaan. Tatapan penuh penyesalan tersemat di sepasang matanya.“Maafkan aku, Ana! Maafkan semua kesalahpahaman ini. Sungguh aku menyesali semuanya. Kiranya kau masih mau memaafkan Kak Dala-mu ini, aku akan jadi laki-laki paling beruntung di dunia.” Masih dengan tatapan sendu penuh penyesalan, lelaki itu memohon maaf. Tangannya masih menggenggam kedua tangan ini sebelum dipeluk di dadanya. Hingga detak jantungnya terasa di kulit tanganku.“Sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUDAH PUAS MENGINTIPKU?

    136Aku memejam di depan cermin kamar tidurku mengingat kebersamaan dengan Kak Dala dini hari tadi. Kami tak tidur hingga pagi menjelang. Ada banyak hal yang kami bicarakan. Momen yang seharusnya indah mengingat kami baru bertemu lagi setelah bertahun-tahun terpisah.Sayang, kebersamaan kami sekarang terganjal wanita yang mengaku hamil mengandung anak Kak Dala. Ya, menurut Kak Dala Michelle hanya mengaku hamil. Belum jelas kebenarannya. Karena menurut Kak Dala juga, Michelle bukan wanita yang cukup dengan satu pria.Entah apa aku harus percaya kepada lelaki yang kuakui masih mencuri hati ini walaupun sudah pernah menorehkan luka. Yang pasti ia meminta waktu padaku untuk membuktikan jika ia tidak seburuk yang kukira.Sekali lagi entah apa aku harus percaya. Namun, aku memberinya waktu karena melihat kesungguhan di matanya. Walaupun tetap ada perih di hati membayangkan jika Kak Dala sudah tidur dengan wanita itu. Setidaknya itu yang kutangkap. Ia menyebut Michelle sudah tidur dengan ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DI RUMAH SAKIT

    137Lemas. Itulah yang kurasakan saat ini paska sadar dari pingsan. Entah kenapa tubuhku jadi selemah ini. Padahal dulu seberat apa pun siksaan kuterima, sekeras apa pun penderiatan mendera, aku tidak pernah selemah ini. Namun, sejak bertemu dengan Tuan Sultan yang ternyata adalah Kak Dala, aku jadi wanita yang sangat rapuh.Gampang menangis, sering patah hati, selalu terbawa perasaan, dan berbagai perasan sensitive lainnya. Bahkan berkali-kali pingsan hanya karena melihat Kak Dala seperti itu. Aku lemah, sangat lemah, entah kenapa. Padahal dulu aku wanita yang tahan banting karena terpaan hidup.Aku baru menghabiskan makanan yang dibawakan Marini saat suara mobil Kak Dala terdengar kemabli memasuki halaman. Padahal ia baru saja pamit untuk ke kantor.Aku membereskan perabot bekas makan untuk dibawa ke dapur saat pintu kamar diketuk, lalu terdengar suara Kak Dala memanggil. Kutaruh lagi perabot makan di atas meja dan gegas membuka pintu karena yakin ada hal penting. Suara Kak Dala yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PENGAKUAN ALVIN

    138“Vi-o, a-ku tahu aku ini kotor, aku menjijikkan, aku memang tidak pantas mendapatkan wanita baik dan suci sepertimu, itulah sebabnya sejak awal aku sudah memperingatkanmu." Keningku berkerut mendengar ucapan Alvin yang semakin terbata. Aku tidak mengerti maksud ucapannya. “Percaya atau tidak, aku sudah memperingatkanmu, tapi kau tidak mempedulikan semuanya. Kau terlalu percaya padaku.” Satu tarikan napas berat kembali mengakhiri ucapan lemah dan terbata Alvin. “A-aku yang mengirimu bunga dan kartu peringatan itu, Vio. Aku yang melakukannya. Aku ingin tahu reaksimu, tapi kau terlalu polos. Kau sangat mempercayaiku.” Serta-merta aku berdiri dari duduk dengan gerakan cepat dan kasar, hingga kursi yang kududuki bergeser dan terjatuh. Menimbulkan suara berisik di ruangan yang sepi ini. Aku berniat pergi dari ruangan itu saat menyadari jika sedang berhadapan psikopat sesungguhnya. Namun, panggilan dari suara yang sangat dipaksakan, menghentikan langkah ini. “Vio, aku titip bunda!”

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BERSAINGLAH DENGANKU!

    139Proses pemakanan Alvin berjalan singkat. Karena tidak banyak yang kami lakukan. Semua sudah diurus pihak rumah sakit. Kami tinggal memakamkannya saja.Kak Dala mengurus semuanya, karena tidak ada yang bisa mengurus lagi. Alvin dan bunda tidak memiliki keluarga dekat. Bunda bahkan belum sadarkan diri hingga sekarang.Para pelayat yang terdiri dari seluruh karyawan perusahaan, juga kolega-koleganya Alvin sudah meninggalkan tanah pemakaman. Aku dan Kak Dala sudah sepakat tidak membocorkan rahasianya kepada siapa pun agar nama Alvin tidak menjadi buruk. Biarlah aibnya ditutup. Kasihan ia yang sudah pergi dan lebih kasihan yang masih tinggal di dunia jika aibnya sampai tersebar.Ya, aku kasihan dengan bunda jika aib Alvin sampai tersebar. Biarlah para karyawan dan kolega tetap mengenal Alvin sebagai pribadi yang baik dan lurus. Biarlah hanya aku dan Kak Dala yang tahu.Aku kembali ke rumah sakit setelah proses pemakaman Alvin selesai, untuk menjenguk bunda. Selama perjalanan, aku memej

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PAPI DATANG

    140“Kau tidak apa-apa?” Terdengar nada khawatir dalam suara Kak Dala saat ia menhubungiku via telepon rumah, karena aku belum punya HP lagi hingga saat ini. Lelaki itu mengubungiku tak lama setelah sekuriti menyeret tubuh Michelle keluar gerbang.Entah siapa yang melaporkan kejadian ini ke Kak Dala, karena aku bukan wanita yang suka mengadu seperti yang Michelle tuduhkan. Mungkin salah satu pekerjanya yang melaporkan tak lama setelah semua orang berhasil mengamankan wanita itu.Entah bagaimana juga wanita itu bisa masuk ke sini. Padahal tidak kulihat mobilnya di halaman. Ia juga menyerangku saat Kak Dala baru saja pergi. Seolah sengaja menunggu momen yang pas.“Aku tidak apa-apa, Kak. Hanya sedikit panas di kulit kepala.” Aku sedikit berbohong. Padahal kulit kepala sampai lecet-lecet. Bahkan entah berapa puluh helai rambut yang tercerabut dari akarnya gara-gara perbuatan wanita gila itu. Namun, aku tak ingin terlalu mendramatisir keadaaan.Mungkin untuk seseorang yang ingin mempertah

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   INTEROGASI

    141Aku menggigit bibir. Menikmati rasa perih yang berbeda. Ternyata pria mirip Kak Dala versi tua itu adalah papinya. Secepat itu beliau tiba.Apa ia sengaja datang tanpa memberi kabar dulu untuk memegokiku? Atau apakah ada hal penting hingga tuan besar yang sudah lama menepi dari keramaian dunia itu, akhirnya turun gunung?Tuan besar yang masih gagah di usianya yang tidak lagi muda itu terlihat sangat berkharisma dan kepabakan. Terbayang saat masih mudanya dulu pastilah lebih gagah dan lebih ganteng dari Kak Dala sekarang. Hanya saja kalimat yang keluar dari mulutnya barusan lebih tajam dari sebilah pedang hingga sukses menorehkan luka baru, menemani luka lama yang sudah sangat banyak ini.Apa aku terlihat seperti wanita peliharaan? Apa seburuk itu aku di matanya? Ataukah ada seseorang yang mengadu jika Kak Dala membawa wanita ke rumahnya tanpa kejelasan status, hingga papinya langsung berburuk san

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22

Bab terbaru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HINGGA MAUT YANG MEMISAHKAN

    445 “Jadi begitu, De. Kamu sama Amanda tidak masalah, kan?” Sultan menatap sepasang suami istri muda yang duduk di hadapannya. Di mana bayi tiga bulan terus mengeluarkan suara-suara lucu khas bayi dalam pangkuan Dewa. “Papa sudah ingin pensiun. Menikmati hidup berdua saja dengan Mama kalian. Ya, itung-itung bulan madu lagi untuk mengganti masa-masa awal pernikahan kami yang sempat carut-marut.” Dewa, Amanda, dan Vino yang duduk di sofa lainnya saling pandang sebelum memiringkan bibir masing-masing. ‘Siapa yang nikah, siapa yang bulan madu.’ Batin mereka mengejek. “Vino memang baru memasuki dunia ini, dan ia juga masih sangat muda. Tapi jika ia ada kemauan untuk belajar, pasti bisa kok. Apalagi didampingi wanita yang berbakat. Papa yakin perusahaan tidak akan dibawa tenggelam. Lagipula, Papa tidak akan melepas sepenuhnya. Ada orang kepercayaan Papa yang akan membimbing dan mengawasi Vino.” Sekali ini Dewa melirik Amanda di sampingnya seraya membenahi bayi Devano yang sudah mulai t

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DUA KALI

    443“Abang, emang nggak berat?” tanya Kirani sesaat setelah Vino menurunkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja dari kamar mandi. Dan sejak kejadian jatuh itu, Vino selalu membopongnya setiap hendak ke kamar mandi.Kedua tangan Kirani masih melingkar manja di leher sang suami, hingga lelaki itu meminta dilepaskan dengan isyarat dagu. Awalnya Kirani tak mau melepaskan tangannya. Tentu saja untuk menggoda sang suami.“Ok,” ujar wanita itu akhirnya seraya melepaskan tangannya karena Vino menatapnya tanpa kedip seolah bersiap kembali menerkamnya. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde percintaan pagi ini. Masa iya mau mengulang lagi bahkan sebelum sarapan.Sungguh, mereka tidak menyangka jika pernikahan akan seindah ini. Tiga hari di hotel, hanya makan, tidur, dan bercinta. Begitu seterusnya selama tiga hari tanpa melakukan apa pun lagi.“Nggak berat, kan, aku?” ulang Kirani karena Vino belum menjawab pertanyaanya.“Nggak,” jawab Vino yang duduk di sampingnya. Tangannya meraih remote TV, m

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEMBALIKAN

    442“Manis,” ujar Kirani seraya menarik wajahnya. Menjauhkan dari wajah lelaki di bawahnya. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya. Ia ingin beranjak, tetapi tangannya ditahan.“Apanya yang manis?” tanya sang lelaki dengan tatapan lekat. Melihat wanita yang duduk di pangkuannya tersipu, adalah sesuatu yang membuatnya gemas. Padahal mereka sudah dua hari menikah. Tak terhitung sudah berapa kali melihat tubuh polos masing-masing. Tapi wanitanya selalu saja tersipu dan malu-malu.Tangan sang lelaki menarik lembut pinggang wanitanya agar kembali mendekat, kemudian berbisik di telinganya.“Apanya yang manis, hem?”Semburat merah tak henti-hentinya menghiasi wajah wanita yang pagi ini hanya memakai kemeja putih milik sang suami. Kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, tetapi sangat seksi di mata sang suami.Cup.Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir sang wanita.“Ini yang manis?”“Ish, Abang apaan, sih?” Tangan sang wanita mengibas di depan wajah merahnya.“Jadi, kamu baru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUAMI ISENG

    441Kirani mengerjap sebelum menoleh perlahan ke sisi kanannya di mana seorang lelaki tengah tertidur pulas dengan setengah tengkurap. Ditatapnya dengan seksama wajah yang walaupun terlihat lelah, tetapi senyum kebahagiaam dan kepuasan berpendar di sana. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping. Ia ikut tersenyum melihat wajah sang lelaki yang penuh kepuasan.Pandangannya beralih perlahan menyusuri tangan kekar sang lelaki yang menumpang di atas tubuhnya. Dengan hati-hati, Kirani mengangkat tangan itu dan munurunkan dari atas tubuhnya, ia ingin ke kamar mandi. Rasa tidak nyaman di tubuh bagian bawah, membuatnya ingin ke kamar mandi.Namun, saat ia mencoba untuk bangkit, rasa tidak nyaman itu berubah perih yang membuatnya urung bangkit. Kirani menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Tapi gegas ia menutupnya lagi saat sadar jika tubuhnya masih polos.Wanita itu kembali merebahkan kepalanya. Matanya memejam, hingga semua yang terjadi semalam, terbayang dengan jelas. Die

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TRIK

    441Vino duduk di tepi ranjang pengantin yang sudah dihias demikian rupa. Aroma mawar yang segar menguar dari kelopak-kelopak merah yang terhampar di atas kasur. Kedua tangan pemuda tersebut menopang tubuhnya di belakang punggung. Wajahnya menengadah dengan bibir terus menyunggingkan senyum.Terbayang bagaimana Kirani memeluknya sepanjang jalan tadi karena ketakutan. Triknya membuat wanita yang sudah disahkan tadi pagi berhasil. Ia tidak lagi melepaskan pelukan bahkan hingga mereka tiba di hotel.Padahal semua hanya akal-akalannya saja. Vino tahu jika gadis itu sebenarnya hanya pura-pura tidur, untuk menghindarinya.“Kena, kau!” gumamnya geli masih sambil tersenyum-senyum sebelum menyadari sesuatu.Vino menegakkan duduknya, kemudian menoleh dan memandang pintu kamar mandi di kamar hotel itu. Baru disadarinya jika Kirani sudah sangat lama berada di dalam sana. Terlalu asyik melamun, membuat Vino bahkan melupakan jika ia tengah menunggu wanita itu keluar.Sang pemuda berdiri, kemudian b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAK ADA YANG TIDAK BAHAGIA

    438“Dilihatin terus bininya. Nggak bakal aku ambil juga.” Sebuah sindiran disertai tepukan di pundak Vino membuat pemuda itu mengerjap dan menoleh. Hingga tampak olehnya Dewa yang tengah memiringkan bibir di sampingnya.“Abang manusia paling maruk dan munafik kalau sampai ngambil istriku juga.” Vino balas melemparkan sindiran pedas.“Sudah ditinggal nikah sama perempuan lain, eh masih mau diambil lagi? Ter-lan-jur.”“Ter-la-lu, kali ….”“Suka-suka akulah.” Setelah mengatakan itu, Vino langsung berjalan menyongsong mempelai wanitanya yang baru selesai berganti kostum.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk menyatukan cintanya dengan Kirani. Hari yang akan Vino catat dalam buku besar hidupnya sebagai hari bersejarah di mana ia akhirnya melepas masa lajang dengan gadis yang sejak lama menarik perhatiannya.Hari ini adalah hari bahagia yang bukan saja untuknya dan Kirani, tetapi juga untuk kedua keluarga. Terbukti dari wajah-wajah keluarga inti yang berbinar dan berseri ba

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LAMARAN SUNGGUHAN

    438 “Hallo, jagoan. Tunggu, ya, nanti Om buatkan teman bermain yang lucu-lucu buat kamu.” Lontaran Vino yang tengah menggoda bayi laki-laki berumur dua bulan membuat ruangan yang baru saja dipakai acara lamaran menjadi hangat dan ceria. “Kamu mau teman bermain laki-laki atau perempuan? Atau dua-duanya?” tanya sang pemuda lagi seolah sedang bicara dengan orang dewasa. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum melihatnya. Kecuali gadis berhijab yang memerah pipinya. “Apa? Dua-duanya? Ya, udah, nanti Om Vino ganteng bikinin dua-duanya sekaligus biar ramai, ya. Biar kamu banyak teman mainnya.” Sebuah toyoran pelan mendarat di kepala Vino pasca kalimat itu terucap dari bibirnya. Pemuda itu mendongak. Tapi tak lama kembali menghadapkan wajahnya ke arah bayi laki-laki yang juga menatapnya dengan bibir mungilnya bergerak-gerak lucu. Vino tak peduli walaupun Amanda baru saja menoyornya gemas. “Lihat, ibumu, Jagoan! Dia iri. Karena bapakmu cuma bisa bikin satu aja. Eh, tapi nanti b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASI SUDAH MENJADI BUBUR

    437 Malvino berdiri menunduk di antara orang-orang berpakaian serba hitam. Hatinya tak urung teriris menyadari jika sahabat kecilnya kini sudah terbujur kaku di balik gundukan tanah merah yang sedang ia dan orang-orang itu kelilingi. Berkali-kali tetesan embun jatuh dari pelupuk matanya tanpa siapa pun tahu. Sebuah kacamata hitam menutupi kenyataan jika sejak awal datang ke sana, matanya sudah basah. Vino tidak pernah menyangka jika nasib Nada akan berakhir setragis ini. Ia harus meregang nyawa di tangan laki-laki yang sudah membuatnya berbadan dua, setelah sebelumnya bayi yang ia kandung juga harus keluar paksa. Vino menahan napas, membayangkan jika Nada harus mengirimnya pesan dengan menahan sakit yang teramat. Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga. Di saat ia hampir saja menjadi kambing hitam atas meninggalnya Nada karena semua diarahkan padanya sebagai pembunuh, di saat itu seorang wanita datang ke apartemen Nada dan memergoki jika Nada tengah meregang nyawa di tangan su

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BOCAH

    436Vino tersenyum saat mengingat bagaimana reaksi Kirani tadi. Bola mata kecil gadis itu sampai nyaris loncat dari rongganya sebelum akhirnya menunduk dengan pipi merona.“Sudah Vino, jangan mengganggu Kirani. Mama hanya memintamu menyerahkan makanan. Sana tunggu di luar lagi.” Ucapan sang ibu membuyarkan kenikmatannya menatap wajah merah karena malu itu.“Jangan hiraukan dia, Kiran. Laki-laki memang begitu, tidak malu mengabarkan dirinya masih perjaka padahal kita tidak pernah bertanya.” Viola mengusap lengan Kirani yang masih menunduk.“Kenapa harus malu, Ma? Itu bukan aib, kan? Itu justru kebanggaan kami. Dan itu sangat penting diketahui wanita yang akan menikah dengan kami karena akan menjadi nilai plus—”“Sudah, sudah. Tidak perlu memaksa, berikan Kirani waktu untuk berpikir. Karena keputusan yang tepat akan didapat dengan berpikir jernih tanpa emosi. Kalau kamu terus menggodanya seperti ini, bisa-bisa ia memutuskan tidak lagi mempertimbangan kamu saat ini juga karena ketakutan

DMCA.com Protection Status