Semua Bab Suami Terhinaku Seorang Miliuner: Bab 91 - Bab 100

110 Bab

Maafkan dan lupakan

"Mama di mana?" Aku masih berusaha mencari keberadaan mama. Tenagaku rasanya masih sangatlah lemah hingga membuat pergerakan yang sangat pelan, pun demikian tak membuatku menyerah untuk mencari mama karena dialah satu-satunya yang aku punya. "Nay," panggil Aher dari arah belakangku. Aku berhenti berjalan, membalikkan badan dan Aher nampak setengah berlari ke arahku. "Nay, kamu mau kemana? Kamu lagi sakit, ayok kembali!" ujar Aher. "Her, aku mau nyari mama." "Nyari ke mana? Hah? Emang kamu tahu mama kamu di mana?" tanya Aher. Aku menggelengkan kepala. Aher berdecit pelan. "Sudah kita kembali ke kamar ya, mama kamu lagi di toilet, mungkin sudah ke ke kamar inapmu sekarang, nah gimana kalau dia panik kamu nggak ada di sana?" Aku kembali ke ruang inap dengan Aher. Saat Aher membuka pintu dan aku masuk, ternyata mama dan Mas Adji sudah berada di sana begitu juga sosok yang cukup mengejutkanku. "Ma, mama baik-baik saja?" tanyaku langsung dengan keadaan cemas. "Dari mana berdua-dua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-24
Baca selengkapnya

Keadaan Keluarganya

Mama kembali datang ke kamar karena Mas Adji harus pulang sekarang, sudah hampir tengah malam dan cukup lama dia menemaniku di sini. "Aku tinggal ya, Nay. Nanti kalau ada perlu kamu tinggal telepon aku." Mas Adji berbicara sangat lembut kepadaku. "Iya, Mas. Makasih sudah ditemenin." Bagaimanapun kami sekarang tiada ikatan lagi, tidaklah pantas jika Mas Adji menemaniku di sini semalaman. "Ma, Adji pamit pulang." Mas Adji mencium punggung tangan mama. Mantan istri memang ada, sedangkan mantan mertua itu tidak ada. Mas Adji tetap menganggap mama sebagai orang tuanya juga sama seperti waktu kami hidup seatap. "Hati-hati ya, Dji. Kamu jangan khawatirin Naya, Mama pasti jagain dia di sini." "Iya, Ma." Aher tiba-tiba muncul setelah mengetuk pintu. "Mari!" ujar Aher menjemput Adji untuk pulang. Mas Adji melenggang pergi meninggalkanku dan mama di sini. Padahal, aku tak ingin dia pergi namun apalah daya memang seharusnya begini. Mama hanya diam seribu bahasa, mungkin dia masih kesal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-26
Baca selengkapnya

Rencana pembun*h*n

Setelah Tante melenggang pergi meninggalkan kami berdua. Aku menatap ke arah Aher yang sedari tadi menundukkan kepalanya. "Her," panggilku pelan."Apa lagi, Nay?" ujarnya. "Sekarang lebih baik kita kembali ke kamar inap, kamu harus istirahat!" titahnya. "Tapi, Her. Aku perlu jawaban atas yang tadi." "Nggak ada, sekarang cepetan kita kembali. Nanti aku dimarahin sama Adji gara-gara kamu nggak mau nurut gini." Aku menekuk wajahku, dengan terpaksa aku harus mengikuti apa yang Aher katakan. Aher seperti menghindar atas pertanyaan mengenai tante, kulihat juga wajahnya berubah menjadi pucat saat berhadapan dengan tante, dan anehnya lagi menurutku, mengapa tante tidak bersikap munafik di depan Aher seperti dia bersikap baik di depan Mas Adji dan yang lain bukankah dia tahu kalau Aher adalah orang terdekat Mas Adji. Aku duduk di ranjang seraya melamun. Dawai pintu terdengar mendecit tanda ada seseorang yang akan memasuki ruangan ini. Pintu terbuka menampakkan sosok yang telah membukanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya

Syarat Rahasia

"Maafin Tante, Dji. Tante nggak becus jagain Naya." "Udah, Tante. Tante nggak perlu minta maaf. Tante nggak salah sama sekali kok. Malah Adji berterimakasih banget sama Tante, untung Tante datang tepat waktu. Kalau nggak pasti udah terjadi sesuatu sama Naya."Aku baru saja sadarkan diri. Terdengar isakan tangis di dekatku disertai rintihan suara yang menjengkelkan itu. Usapan lembut menyapa ubun-ubunku. Perlahan kubuka mata dan kudapati wajah mama yang sedang mengusap ubun-ubunku dengan lembut. "Ma," panggilku. Seketika serentak semua yang ada di ruangan ini berdiri dan menatapku."Naya," jawab mama. Matanya sembab, tangannya juga terasa sangat dingin bahkan ingin gemetar. "Nay, kamu sudah sadar." Mas Adji menghampiriku. Diikuti oleh tante yang lumayan membuatku trauma. "Mas," ucapku. "Kamu kenapa, Nay. Cerita sama aku!" Mas Adji menatapku lembut. "Nay," ucap tante seraya memegang kakiku yang terbalut selimut. "Jangan! Jangan mendekat! Pergi!" Entah mengapa aku tak bisa menah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-05
Baca selengkapnya

Pertanyaan yang Terpendam

"Nay, kamu sudah jauh lebih tenang?" Mas Adji telah kembali menemuiku. "Sudah, Mas. Maaf tadi aku bikin semua orang khawatir." "Bukan salah kamu kok. Sudah, kamu sekarang jangan mikirin yang aneh-aneh ya, banyakin istirahat. Kalau ada yang mau kamu ceritain, ceritain ke aku. Aku siap dengerin semuanya, ya." Mas.Adji memang energi positif bagiku, hanya dengan melihatnya saja sudah menyejukkan jiwaku apalagi bila mendengar suara lembutnya yang penuh kasih sayang itu. Mama telah keluar dari ruangan, katanya ada sesuatu yang dia lupakan di rumah. Sebenarnya itu hanya sebuah alasan pada Mas Adji, apa boleh buat mama punya jalan hidupnya sendiri yakni ingin membebaskan Kak Andin dari penjara. Aku masih penasaran dengan apa yang diminta Tante pada mama, tapi aku tak boleh membebani pikiranku terlalu jauh. Kondisiku benar-benar lemah, kasihan bayi yang ada di dalam perutku jika aku terus-terusan begini. "Mas, aku boleh pulang hari ini?" tanyaku. Mas Adji duduk pada kursi disamping ranja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-06
Baca selengkapnya

Pritta itu

Kak Kusuma mulai memulai ceritanya tentang Pritta. "Waktu itu, waktu pertama aku bertemu dengannya, Pritta." Flash back moment... Jauh sebelum aku bertemu dengan kak Kusuma.Kusuma tengah duduk di coffe shop dan menikmati secangkir kopi americano seraya menatap layar laptopnya. Di meja yang berbeda, Pritta juga tengah menikmati kopinya. Sepertinya, Pritta tengah menunggu seseorang. Terlihat ia beberapa kali mengecek sekelilingnya dan kemudian menatap layar ponselnya secara berulang. Kusuma baru satu pekan di Indonesia karena sejak kecil ia tinggal bersama kakek neneknya di Belanda. Kusuma kembali ke Indonesia tak lain untuk mencari seseorang yakni saudara kembarnya, Adji. Segala informasi ia cari dari paman dan tantenya yang dahulu merawat Adji. Adji telah lama keluar dari rumah paman dan tantenya, hingga akhirnya dia menikahiku. "Permisi, Pak. Boleh saya minta tolong?" Pritta telah berdiri di hadapan meja Kusuma. Kusuma lantas saja berdiri kemudian dengan senang hati mengiyakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bertemunya Dua Saudara

"Aku dan Pritta menjadi semakin akrab sejak itu. Aku sudah menikah dan ia berhasil merebut kebahagiaan rumah tanggaku dengan taktik liciknya itu." Kusuma mengepalkan tangannya sambil bercerita. "Pritta mempertemukan aku dengan Adji, waktu itu Adji sedang mendagang sayurannya kepada ibu-ibu komplek. Aku tak bisa menahan air mata haruku saat melihatnya sehat bugar."Kali ini Mas Adji yang menceritakan kejadiannya bertemu dengan Pritta. "Saat itu aku sedang menjaja sayurku. Tiba-tiba seorang perempuan datang dan bertanya-tanya soal sayuranku. Ialah Pritta, pertanyaan menjalar dengan alamat serta statusku.""Sayang banget loh masih muda malah jualan sayur kayak gini. Mas bisa loh dapet pekerjaan yang jauh lebih layak." Adji tersenyum menanggapi. "Tidak ada yang salah kan jadi penjual sayur? Yang penting kan halal." "Bener juga sih. Tapi kalau aku lihat-lihat nih ya Mas kayaknya Mas ini mirip banget sama seseorang. Eh bener lah, sembilan puluh sembilan persen mirip loh. Cuman beda di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Aher Juga Terlibat

Usaha Mas Adji berjalan lancar dengan segenap usaha, doa dan bantuan saudaranya, Kusuma. Bukan hanya itu, Pritta bahkan juga dapat jatah andil daam hal ini karena Mas Adji harus menepati janjinya pada Pritta. Ada beberapa persyaratan yang Pritta ajukan pada Mas Adji dan semua itu disanggupi oleh Mas Adji. Itulah ia, Mas Adji selalu menepati janji-janjinya kepada siapapun. ''Kamu masih ingat kan dengan perjanjian kita di awal?'' ujar Pritta setelah sudah tak berada di hadapan Kak Kusuma. ''Tentu saja, Mbak. Aku nggak akan ngelupain janjiku. Lagi Pun ini adalah hal yang sangat luar biasa di hidup kami. Sekali lagi terimakasih.''''Baiklah, syarat yang pertama kamu nggak boleh bilang ke Kusuma tentang perjanjian ini. Yang kedua, kamu nggak boleh ngasih tahu siapapun tentang usaha bisnis kamu sama keluarga atau pun temen-temen kamu. Biarkan orang-orang mengira jikalau usaha ini pure hak milik Kusuma. Gimana? Untuk dua hal ini kamu sanggup?''''Tentu, aku terima kedua syarat ini.''''Bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

Selalu Saja Kak Andin

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya hari ini aku bisa pulang kembali ke rumah. Tapi bukan untuk menetap, melainkan aku pulang untuk mengemas barang-barangku sesuai janjiku pada Mas Adji. Aku mengelus perutku sembari duduk di kursi. Ini demi anak kami. Pula dengan aku tinggal di rumah Mas Adji, tante tak akan bisa mencoba untuk melukai kami lagi. Di sana adalah tempat paling amat untukku, bayiku dan juga mama. "Nay, boleh mama bicara sama kamu." Mama datang menghampiriku. "Iya, Ma. Bicara saja!" jawabku. Mama menarik kursi hingga tepat berada di depanku dan ia pun duduk di kursi itu. Lengkungan senyuman tergambar pada bibir manisnya, kemudian mama mengambil kedua tanganku. "Nay, mama mau ngomong kalau mama nggak ikut kamu ke tempatnya Adji." "Ma," ucapku. "Nay, dengerin mama. Kamu jangan khawatirkan mama, mama baik aja kok di sini sendirian.""Tapi, Ma." "Tantenya Adji nggak bakalan ngelukain mama, percaya sama mama. Kamu harus ke sana, Nay karena dengan di s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Hidup Bersama Lagi

Selesai berkemas, Mas Adji datang menjemputku. "Kenapa mama nggak ikut?" tanya Mas Adji setelah aku memberitahunya. Mama pun mengatakan alasannya. Mas Adji menanggapi dengan lembut dan ia menerima alasan mama dan menghargai keputusan mama. "Adji, mama mau minta tolong sama kamu, boleh?" "Tentu, Ma. Tentu boleh." "Mama minta tolong, jagain Naya. Jaga dia sebaik yang kamu bisa, jaga dia dari orang-orang sekitarnya sekalipun orang terdekatmu."Aku memicingkan mataku. "Orang terdekat, Ma?" "Maksud mama, pada siapa pun. Kita kan nggak tahu bagaimana perasaan orang lain terhadap kita. Naya adalah orang asing di keluargamu, dia belum pernah hidup berbaur dengan mereka. Bantu Naya agar tidak tersalah dalam bersikap, beritahu ia apa yang baik dan tidak untuk dikerjakan." "Mama benar, Adji pasti akan melakukan yang terbaik semampu Adji, Ma. Do'akan Adji, Ma." ***Setelah berpamitan dengan mama, aku ikut Mas Adji berangkat menuju rumahnya. "Nay, gimana keadaan kamu sekarang? Sudah lebi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status