“Gimana, Nay. Katanya kapan kalian bisa ketemu?” tanya Pritta.Aku menggeleng tanpa menatapnya. Beberapa waktu yang laku kami bertemu, dia melarangku untuk memanggilnya dengan sebutan 'Pak' dan aku melupakan hal itu. “Maksudnya?”Aku berdecak pelan, lalu bangkit dari kursi. “Dia belum balas chatku, Pritt. Mana aku tahu kapan,” jawabku malas.“Sabar lah, Nay. Namanya kan juga orang sibuk.”“Iya, iya. Aku tahu. Tapi, Pritt.” Aku menghentikan ucapanku.“Tapi, apa, Nay?” tanya Pritta.Argh, nanya atau enggak ya? Nanya, enggak. Eh, kenapa sih Naya kamu jadi kayak gini. Suka linglung kerjaannya. Ya udah, daripada penasaran, sebaiknya aku tanyain aja ke Pritta.“Pritt, foto profilnya Kusuma itu ganti ya?”“Hah? Mana aku tahu Nay. Aku ga merhatiin foto profilnya,” jawab Pritta menatap layar ponselnya.“Aku bingung, Pritt. Perasaan kemarin pagi foto parofilnya kalung yang persis sama yang aku pakai ini.” Aku memperlihatkan kalungku yang semula tersembunyi di balik kerah bajuku.“Tapi, kok seka
Terakhir Diperbarui : 2022-12-15 Baca selengkapnya