“Nay, terima saja lamaran Nak Rizki. Kasian, dia sudah bantuin banyak buat kita. Jika kamu menikah dengannya, kamu ndak perlu capek lagi kerja jualan sayur, Mama ga trga Nay lihat kamu seharian kerja.” Mama berucap sangat lembut padaku.Aku yang sedang menghitung uang hasil jualan sayur hari ini pun seketika terhenti. Kuletakkan lembaran uang yang ada di tangan ke dalam laci, mama sedang duduk di bibir ranjangku, aku memghampirinya lalu memegang pundaknya. “Ma, Naya tahu Mama mau yang terbaik buat Naya. Tapi, Naya masih ingin seperti ini, Naya kuat Ma. Naya ga capek.” Tiba-tiba saja giliran hangat menetes ke pipi, mama menatap manik mataku dengan lekat.Bagaimanapun dia Adalah ibuku, dia pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.Mama menyeka tetesan bulir hangatnya dan berdiri dari duduknya. “Terserah kamu saja, Nay. Mama hanya ingin kamu bahagia. Selamat beristirahat!”Kuingat lebih dalam, beberapa waktu ini memanglah Rizki yang selalu ada dalam kehidupanku. Dia satu-satunya or
Last Updated : 2023-01-02 Read more