“Rizki. Ngapain kamu merhatiin dia?” teriak Tante Ria. Rizki naik pitam, dia merebahkan aku dengan pelan. “Ma, Mama kelewatan, keterlaluan. Mama sangat bej**, ini sudah melampaui batas, Ma. Kenapa sih Mama benci banget sama Naya, Naya ini isteri aku Ma, menantu Mama.”“Lewat batas? Andai kamu tahu apa yang sudah dia lakuin ke Mama, Riz. Pasti kamu juga akan jauh lebih marah daripada Mama.”“Rizki sudah tahu. Mama bener-bener kelewatan. Mama mau jadi pembunuh?” Rizki menodongkan wajahnya.“Mama ga bermaksud membunuhnya. Mama hanya ingin memberinya efek jera.” Bibir Tante Ria bergetar.“Memberi efek jera bukan begitu Ma, itu pembunuhan berencana. Sudah, Mama sebaiknya istirahat di kamar! Sarah, anterin Nyonya ke kamarnya!”Rizki kembali duduk di sampingku. Aku tidak menutup mataku, masih berusaha terjaga agar tidak terjadi hal yang sangat tidak aku inginkan. Rizki membuka kotak P3K lalu membersihkan lukaku dengan kapas, dia mengoleskan salep pada luka di tanganku, aku sesekali mengere
Last Updated : 2023-01-23 Read more