Sepulang acara, aku langsung saja membenamkan diriku di kasur. Tangisan pecah tanpa reda. Sakit, sangatlah membuat ngilu di dada. 'Nay, yang terjadi di tempat Pak Kusuma barusan sangat memalukan. Kamu tahu itu kan. Saya tidak perduli dengan segala alasan yang kamu berikan, mulai saat ini kamu tidak usah datang lagi ke kantor, kamu dipecat!' Suara atasan terdengar menggeram dari ujung telepon. Aku hanya diam tanpa pembelaan karena percuma saja, atasan sudah marah yang kedua kalinya padaku. Bayangan Mas Adji masih saja menghantui. Apalagi saat Mas Adji berada di atas panggung bersama wanita lain, Pritta. Mama, Rizki dan Aher berulang kali berusaha mengetuk pintu kamar yang sudah kurang lebih tiga jam yang lalu aku kunci. Aher terdengar meringis memintaku membuka pintu."Nay. Ayok buka pintunya. Kami khawatir, takut kamu kenapa-napa di dalam." "Bener, Nay. Sudah, tiada gunanya menangisi lelaki seperti Adji. Aku di sini, Nay. Aku ga bakalan ninggalin kamu, mari kita pergi dari sini dan
Last Updated : 2022-12-24 Read more