Hari sudah beranjak siang, Nadia masih sibuk di dapur membuatkan kue pesanan sang kakek, para pelayan hanya menonton sambil memperhatikan. "Nyonya pintar memasak ya ?" "Iya, bukan cuma masakan aja, bikin cemilan juga dia lihai sekali. Gak salah tuan besar menjodohkan tuan muda dengan nyonya." Kurang lebih begitulah penilaian para pelayan. Berbeda dengan yang lain yang memperhatikan Nadia sambil terkagum-kagum, Farza malah duduk sambil menyangga dagunya dengan kedua tangan. Dia begitu fokus menatap Nadia sambil berbicara dalam hati. Nyonya memang cukup sempurna. Dia cantik, baik, penyayang, gak sombong, pinter masak sama yang lainnya juga. Pasti kalau sudah punya anak dia bakalan jadi ibu dambaan semua anak. Tapi kok sayang, tuan sepertinya tidak menerima nyonya dengan sepenuh hati. Batinnya berkata."Ah, akhirnya selesai juga, saya akan membawakan ini untuk kakek. Dan yang ini... Kalian bisa memakannya. Bagi-bagi ya ?" Ucap Nadia sambil tersenyum. Para pelayan pun tersenyum sumri
더 보기