"T-tapi Nayla ...."Gilang tarik tangan Rara, membuat lisan gadis itu terjeda. Lamat mereka berserobok pandang, tatapan Gilang teduh seperti biasa sedang Rara gusar luar biasa."Ra, dengarkan aku. Aku sampai kapan pun tidak akan mengabulkan permintaan kamu yang satu itu. Dan soal Nayla, aku yakin kamu salah. Dia tidak menyukaiku. Itu hanya kepedulian antar saudara. Tidak lebih. Dan jika benar pun, aku hanya akan memberikan satu jawaban." Gilang menjeda kata lumayan lama. Ia lebih terpesona melihat Rara yang kebingungan seperti itu."Apa jawabannya?" sela Rara, mulai tak sabar."Jawabannya cuma satu. Aku memilih kamu, bukan dia ataupun wanita lain."Sontak Rara melotot, lalu menarik tangannya dari genggaman Gilang. Mendadak hatinya jedag jedug tak karuan."Kamu gila memilih aku ketimbang Nayla yang mencintai kamu. Pikirkan baik-baik, kamu itu bertahan sama aku cuma karena kasihan," balas Rara, kembali ketus nada bicaranya."Ceile pengantin baru. Mesra-mesraan di dalam saja. Jangan di
Baca selengkapnya