"Maaf, Bun. Aku tidak bisa menyebut namanya," balas Nayla lirih, setelahnya diam beberapa saat sebelum akhirnya berani mengangkat kepala. Matanya yang sembab berserobok pandang dengan Bunda Alia."Nay?" Bunda Alia menatap iba sang putri."Aku akan mengatasinya sendiri, Bun. Perasaan ini akan aku kubur. Aku tidak akan menjadi orang ketiga di rumah tangga dia walau aku tahu seburuk apa hubungan mereka," lanjut gadis itu lagi. Terdengar penuh kemantapan. Keyakinan yang berpadu dengan kesedihan.Bunda Alia mengangguk pelan, lalu menyeka jejak kesedihan Nayla dengan tangannya. "Bunda yakin pasti kamu kuat, Nak. Nayla anak Bunda itu anak yang paling kuat di panti ini. Percayalah, jodoh tidak akan kemana. Jika dia bukan ditakdirkan untuk kamu, maka mau dikejar seperti apa pun tidak akan bisa. Justru sebaliknya, jika dia jodohmu, dia akan datang dengan sendirinya. Ingat, Allah senantiasa ada untuk hambanya yang ingin berada di jalan yang benar," ucap Bunda Alia.Nayla tersenyum getir. Membena
Baca selengkapnya