Saat membuka mata, Marissa langsung dihadapkan dengan wajah Roy. "Aku dimana, Roy?""Kamu dirumah sakit, sayang. Tadi kamu pingsan.""Pingsan?" Marissa mencoba mengingat. "Oh, saat di gua tadi.""Maaf ya, sayang. Gara-gara aku ngajak kamu di gua tadi kamu jadi begini." Roy merasa sangat menyesal.Marissa tersenyum menenangkan. "Tidak apa-apa. Lagi pula aku juga udah gak kenapa-kenapa, kok. Ayo kita pulang."Bertepatan dengan itu, seorang dokter memasuki ruangan. "Syukurlah pasien sudah sadar. Saya cek dulu, ya."Setelah diperiksa, dokter itu berkata, "Pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, dok.""Sama-sama."Roy pun melingkarkan tangannya ke pundak Marissa dan menuntun gadis itu berjalan. Marissa merasa nyaman dengan sentuhan Roy, maka ia pun menggenggam lengan Roy."Kamu kuat naik motor 'kan sayang? Takutnya kamu gak kuat sama angin di jalan," tanya Roy."Kuat kok, Roy. Aku boleh pinjam jaket kamu aja?""Oh, boleh dong." Roy pun memakaikan jaketnya di tubuh Marissa."Kalau aku aj
Read more