Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Melahirkan Anak Iblis: Chapter 81 - Chapter 90

121 Chapters

Bab 80

Saat membuka mata, Marissa langsung dihadapkan dengan wajah Roy. "Aku dimana, Roy?""Kamu dirumah sakit, sayang. Tadi kamu pingsan.""Pingsan?" Marissa mencoba mengingat. "Oh, saat di gua tadi.""Maaf ya, sayang. Gara-gara aku ngajak kamu di gua tadi kamu jadi begini." Roy merasa sangat menyesal.Marissa tersenyum menenangkan. "Tidak apa-apa. Lagi pula aku juga udah gak kenapa-kenapa, kok. Ayo kita pulang."Bertepatan dengan itu, seorang dokter memasuki ruangan. "Syukurlah pasien sudah sadar. Saya cek dulu, ya."Setelah diperiksa, dokter itu berkata, "Pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, dok.""Sama-sama."Roy pun melingkarkan tangannya ke pundak Marissa dan menuntun gadis itu berjalan. Marissa merasa nyaman dengan sentuhan Roy, maka ia pun menggenggam lengan Roy."Kamu kuat naik motor 'kan sayang? Takutnya kamu gak kuat sama angin di jalan," tanya Roy."Kuat kok, Roy. Aku boleh pinjam jaket kamu aja?""Oh, boleh dong." Roy pun memakaikan jaketnya di tubuh Marissa."Kalau aku aj
Read more

Bab 81

"Ini siapa? Temannya Roy?" Angel bertanya."Dia calon menantuku," jawab Kinan."Apa? Calon menantu?" Angel berucap tak percaya. Ia memperhatikan Marissa dari ujung rambut sampai ujung kaki."Cantik, sih. Tapi lebih cantikkan Talitha," ujar Angel."Kenapa kamu bicara seperti itu? Untuk apa kamu membandingkan mereka?" Kinan berucap tak suka."Aku hanya berbicara fakta. Lagi pula kenapa Roy malah pacaran dengan gadis ini? Kenapa dia tidak menunggu Talitha saja?" Ucapan Angel semakin menjadi-jadi."Maaf, Tante. Tapi dulu Talitha yang meninggalkan aku. Dan hak aku untuk berpacaran dengan siapa," ujar Roy."Padahal aku berharap aku yang bakal jadi pacar kamu terus," ucap Talitha cemberut."Tapi 'kan dulu kamu yang putusin aku. Kenapa sekarang kamu yang tidak suka aku punya pacar?""Maaf, semuanya. Aku mau pamit pulang," ucap Marissa sambil berdiri dan melangkah pergi.Roy mencekal tangan Marissa. "Kamu jangan pulang dulu. Kenapa buru-buru?""Jangan tahan aku, Roy. Aku mau pulang." Marissa m
Read more

Bab 82

Setelah puas bermain piano selama satu jam, Marissa pun keluar dari gudang dan menaruh gelas kosong bekas ia minum jus di dapur. Kemudian ia melangkahkan kaki menuju kamarnya. Ada Alard yang setia berada di sisi Marissa.Untuk mendinginkan pikirannya, Marissa memilih menggunakan sheet mask di wajahnya. Lalu ia bersantai di kursi balkon sambil membaca novel. Kegiatannya terganggu ketika Marissa mendengar suara motor di dekat gerbang rumahnya.Saat Marissa menengok, ia melihat Roy yang menaiki motor ninjanya berhenti di depan pagar rumah. Roy melambaikan tangan ke arah Marissa. Namun Marissa masih kesal dengan Roy, jadi ia tidak menanggapi Roy."Sana samperin, Mar. Kasihan dia mau minta maaf sama kamu," ujar Alard."Bodo amat. Aku eneg lihat muka dia," sahut Marissa."Yakin eneg? Nanti kalau kangen repot sendiri. Sana samperin sebelum dia pergi."Marissa berpikir ulang. Apa lebih baik ia menemui Roy saja? Marissa pun mengenyampingkan egonya dan memilih menghampiri Roy. Saat Marissa mem
Read more

Bab 83

Saat jam istirahat berbunyi, Roy ingin menyamperi Marissa tapi wanita itu sudah pergi duluan bersama Nia. Roy hanya bisa menghela nafas dan kembali duduk di kursinya. Ia jadi tidak nafsu makan dan melakukan kegiatan lainnya.Roy pun menekuk tangannya dan menidurkan kepalanya di meja. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya."Kenapa kamu lesu, Roy?" Rupanya itu suara Talitha.Roy malas menjawab, maka ia hanya diam saja."Aku dicuekin?" Thalita mengerucutkan bibirnya."Aku butuh sendiri." Roy berdiri dari duduknya.Talitha mencekal tangan Roy yang akan pergi. "Buat apa sendiri kalau ada aku?""Kayaknya gak sulit mencerna kalimatku? Apakah kamu kesusahan memahami kalimatku?"Talitha merasa tersinggung. Ia melepaskan cekalan tangannya. Roy hanya memandang sinis lalu pergi meninggalkan Talitha.Talitha menahan air matanya yang hampir jatuh. Tiba-tiba terbesit sebuah rencana di pikirannya. Ia pun menyunggingkan senyum kemenangan.•••Roy tersenyum ketika akhirnya ia menemukan Marissa yang sedang
Read more

Bab 84

Malam-malam ada yang mengetuk pintu rumah Roy. Kinan yang sedang berada di ruang tamu pun membukakan pintu. Dan dia terkejut dengan kehadiran Talitha yang berkunjung malam-malam."Halo, Tante. Aku kesini mau ketemu Roy. Roy ada dimana?""Dikamarnya.""Aku boleh masuk, Tante?"Belum sempat Kinan menjawab, Talitha memasuki rumah sambil berkata, "Makasih, Tante. Aku ke kamarnya Roy dulu, ya."Kinan hanya bisa mengelus dadanya agar bisa bersabar menghadapi tingkah Talitha. CeklekRoy refleks menoleh ke arah pintu setelah mendengar suara pintu dibuka. Dan betapa terkejutnya Roy ketika melihat Talitha membuka pintu. Ia sampai melihat Talitha dengan tajam untuk memastikan apakah yang ia lihat benar Talitha."Halo, Roy. Aku tahu kamu kaget ngeliat aku datang. Tapi pasti kamu senang 'kan aku kesini?""Kenapa lo maen masuk aja? Kenapa gak ketuk pintu atau ucap permisi?" Ini pertama kalinya Roy bilang 'lo gue' kepada Talitha."Maaf, Roy. Aku lupa. Jangan marah, dong. Niat aku kesini mau ajak ka
Read more

Bab 85

Roy melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hatinya resah, ia takut Marissa akan berpikir macam-macam. Roy tak henti-hentinya mengutuk Talitha atas ucapannya.Talitha berpegangan erat pada jaket Roy. Ia takut dengan cara Roy membawa motor. Tubuh Talitha sampai bergetar dan jantungnya berdetak tak karuan.Tiba-tiba, Roy mengerem mendadak. Talitha sampai memeluk Roy agar tak jatuh terjungkal. Di depan mereka, ada banyak motor yang berhenti untuk menghalangi Roy.Roy memukul motornya. Belum selesai masalahnya dengan Talitha, kini ia harus berhadapan dengan Samuel."Untung kita ketemu disini. Gue lagi butuh pelampiasan." Samuel berkata sambil turun dari motor. "Wih, cewek baru, ya? Yang kemarin dikemanain? Astaga, Roy. Dari dulu lo gak berubah, ya. Lo tetep brengsek. Hahahaha.""Lo mau tau siapa yang gue boncengin?" Roy bertanya sambil tersenyum miring. Sedangkan Talitha terpaku di atas motor karena kaget dengan apa yang ia lihat."Sebenarnya gak perlu, sih. Gue cuma cukup tau aja kal
Read more

Bab 86

"Permisi, Pak Landu," sapa John sambil mengetuk pintu rumah Landu.Pintu pun dibuka dari dalam. "Eh, John. Silahkan masuk!"John pun masuk ke dalam rumah diikuti Talitha. Mereka lalu duduk di ruang tamu. Sedari tadi, Talitha salah fokus pada makanan dan dupa di lantai beralaskan karpet yang berada tepat di sisi ruang tamu. "Saya sudah tahu maksud kedatangan kalian kemari," ujar Landu.John tersenyum. "Persyaratannya apa saja, Pak?""Sebenarnya persyaratannya mudah. Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui. Lawan kalian bukan orang biasa.""Maksudnya Marissa?" tanya Talitha."Benar sekali. Dia bukan orang sembarangan. Penjaganya banyak, ia bisa membunuh makhluk gaib, bisa melihat makhluk gaib dan berinteraksi dengan mereka," ujar Landu.Talitha tentunya terkejut mendengar penjelasan Landu. Ia tak menyangka bahwa Marissa adalah manusia yang se-spesial itu. John pun ikut terkejut mendengarnya."Lalu bagaimana agar dia bisa dikalahkan?" tanya Talitha."Sejauh ini saya belum bisa menemuk
Read more

Bab 87

Marissa sudah menunggu Roy menjemputnya untuk berangkat sekolah. Marissa sudah selesai sarapan sepuluh menit yang lalu. Ia sekarang menunggu di teras sambil gigit jari.Tumben Roy telat menjemputnya. Biasanya malah dia selalu menjemput pagi-pagi bahkan saat Marissa belum sarapan. Marissa berulang kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.Kurang sepuluh menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Akhirnya Marissa nekat menggunakan motornya sendiri. Ia pun mengambil motornya di garasi lalu melesat meninggalkan rumah.Tujuh menit kemudian, ia sampai di sekolah. Kurang tiga menit lagi bel masuk berbunyi. Hampir saja ia terlambat.Namun Marissa malah berhenti dan terpaku saat ia melihat Taliha merangkul Roy dengan mesra. Mereka berdua bercanda dan tertawa bersama tanpa beban. Para siswa siswi pun melirik mereka dan Marissa karena bingung dengan apa yang mereka lihat.Marissa terus diam sampai Talitha melihat keberadaannya. Talitha menyunggingkan senyum miring sa
Read more

Bab 88

Waktu makan malam tiba. Aurin membawakan sepiring makanan ke kamar Marissa. Saat Aurin memasuki kamar Marissa, ia melihat Marissa sedang tertidur dengan posisi miring ke kanan. Aurin ingin membangunkan Marissa tapi ia tak tega.Aurin pun menaruh piring berisi makanan di atas nakas. Lalu Aurin mengecup wajah Marissa berkali-kali sambil mengelus-elus lengannya. "Cepat sembuh putri cantiknya Mama. Anak Mama 'kan kuat," ujar Aurin.Aurin mengecup pipi Marissa sekali lagi lalu keluar kamar. Dalam keadaan mata tertutup, air mata Marissa keluar membasahi pipi. "Maaf, Ma. Tapi putrimu ini tidak sekuat yang Mama kira. Putrimu ini lemah, Ma! Bahkan putrimu ini seudah menangis beberapa kali karena seorang laki-laki," ucap Marissa dalam hati.•••Keesokan harinya, Roy datang ke rumah Marissa saat Marissa dan keluarganya sedang sarapan. Marissa sebenarnya masih sakit hati dengan perlakuan Roy, jadinya ia bersikap cuek kepada Roy.Setelah selesai makan, Marissa dan Roy di taman untuk mengobrol."Sa
Read more

Bab 89

Setelah puas memakan makanan yang mereka beli, Sky dan Farissa pun memutuskan untuk berenang di kolam renang yang ada air terjun buatan. Mereka berdiri di papan loncat lalu meloncat ke dalam kolam sambil berseru senang.Kolam renang tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama untuk anak umur satu sampai lima tahun, bagian kedua untuk anak umur enam sampai tiga belas tahun, sedangkan bagian ketiga untuk anak umur empat belas tahun sampai dewasa.Dari kolam renang bagian satu, Gadis melihat Sky dengan wajah berbinar-binar. Ia kira mustahil akan bertemu kembali dengan Sky. Rupanya Dewi Fortuner sedang baik kepadanya jadi mempertemukan dirinya dengan Sky.Gadis adalah guru renang untuk anak umur lima sampai lima belas tahun. Ia sering diundang ke banyak kolam renang dimana saja oleh para orang tua yang membutuhkan jasanya. Biasanya setelah mengajar banyak anak-anak renang, Gadis akan tetap berada di kolam renang sampai tutup untuk refreshing."Kamu latihan sendiri, ya? Kamu udah b
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status