Beranda / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Melahirkan Anak Iblis: Bab 91 - Bab 100

121 Bab

Bab 90

Setelah beberapa menit perjalanan, tiba-tiba Sky menghentikan motornya lagi. Ia berhenti di depan sebuah panti asuhan."Kenapa berhenti lagi, Sky?" tanya Farissa."Aku mau ajak kamu mampir kesini sebentar. Gak apa-apa 'kan?"Farissa mengangguk. Setelah Sky memarkirkan motor, Farissa pun mengikuti Sky masuk ke gerbang panti asuhan."Permisi," ucap Sky sambil mengetuk pintu.Setelah beberapa kali panggilan, akhirnya pintu dibuka dari dalam oleh seorang wanita yang bernama Wira."Permisi, Bu Wira. Kenalin ini pacar saya, namanya Farissa. Tujuan kami kesini untuk memberikan bantuan dan bermain bersama anak-anak. Boleh 'kan, Bu?" ujar Sky."Tentu saja. Silahkan masuk!"Sky dan Farissa pun memasuki ruang tamu. Farissa mengedarkan pandangannya sejak memasuki panti asuhan itu. Walaupun tampak sederhana, desain dan interior panti asuhan itu sangat rapi dan aesthetic. Farissa sampai terpesona melihatnya."Ini bantuan dari saya. Mohon diterima, Bu." Sky menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat
Baca selengkapnya

Bab 91

Marissa lagi-lagi bermimpi aneh. Ia berada di sebuah tempat serba putih. Ia berjalan dan berlari kesana kemari mencari jalan keluar namun tak kunjung ketemu.Marissa akhirnya pasrah dan memilih duduk diam. Tiba-tiba ia dihampiri oleh seorang laki-laki yang Marissa tidak ketahui namanya siapa. "Kamu siapa? Dan kenapa kita bisa di tempat ini?" tanya Marissa."Perkenalkan, aku Boy. Aku mau minta tolong sesuatu sama kamu.""Minta tolong apa?""Aku dibunuh oleh seseorang yang benci kepadaku. Bantu aku membuat dia tertangkap."Marissa mengernyit. Ia ingat akan sesuatu. "Tunggu-tunggu, bukannya kamu Boy temannya Roy yang meninggal karrna di bunuh Samuel?""Benar sekali. Syukurlah kamu mengetahuinya.""Lalu aku harus apa?""Sarung tangan dan pisau yang digunakan Samuel untuk menusukku ada di belakang rumah Samuel. Kedua benda itu disimpan di sebuah peti. Samuel membunuhku di jalan yang sepi. Saat kami memasuki jalan sepi tersebut, ada sebuah CCTV toko yang merekam kami. Jadi CCTV itu juga mer
Baca selengkapnya

Bab 92

"Bangun, Nak. Kamu sekolah tidak?" Aurin mengguncang bahu Marissa yang masih tertidur."Tidak, Bu. Aku masih belum kuat sekolah, ditambah lagi aku nanti mau ke rumah Paman Pandu.""Untuk apa kamu ke rumah Paman Pandu?"Marissa pun menceritakan semua tentang mimpinya semalam. Aurin syok mendengarnya sampai menutup mulutnya kaget. "Ya Tuhan…," lirihnya."Mau Mama temani?""Tidak perlu, Ma. Aku akan kesana sendiri.""Ya sudah, Mama bawakan makanan ke kamar, ya?""Iya, Ma. Terima kasih."Aurin pun keluar dari kamar Marissa. Sedangkan Marissa ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri tapi tidak mandi. Marissa lalu duduk di kursi balkon untuk menikmati sejuknya pagi hari.Saat sedang asik melamun sambil melihat ke bawah, di depan pagar muncul Roy yang menaiki motor ninjanya. Roy melambaikan tangan ke arah Marissa tapi Marissa tidak membalasnya. Marissa hanya diam dan menatapnya datar.Roy lalu memasuki gerbang dan memencet tombol bel. Aurin pun membukakan pintu rumah. "Eh, ada Roy. Marissa ti
Baca selengkapnya

Bab 93

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya Marissa dan Roy sampai di rumah sederhana milik Paman Pandu. Mereka turun dari motor lalu mengetuk pintu rumah Paman Pandu."Permisi, Paman Pandu," ucap Marissa sambil mengetuk pintu.Tak lama kemudian, Paman Pandu pun membukakan pintu. "Silahkan masuk, Nak."Marissa dan Roy pun memasuki rumah Paman Pandu. Mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu."Paman buatin minum dulu, ya," ucap Paman Pandu seraya beranjak dari duduknya."Iya. Silahkan, Paman."Beberapa menit kemudian, Paman Pandu kembali dengan nampan di kedua tangannya. Diatas nampan itu ada beberapa botol air mineral, sebuah teko berisi teh lemon, dan beberapa gelas kaca. "Silahkan diminum," ucapnya.Marissa pun menuangkan teh lemon ke dalam gelas lalu menyeruputnya. Roy juga melakukan hal yang sama. "Terima kasih banyak sajiannya, Paman Pandu," ujar Marissa."Sama-sama. Ini sudah kewajiban Paman sebagai tuan rumah.""Ada apa kalian kemari?" tanya Paman Pandu."Sebelumnya p
Baca selengkapnya

Bab 94

Marissa dan Paman Pandu saling pandang saat nama Landu disebut. Mereka bertatapan cukup lama. Marissa memutus kontak mata yang lalu tertunduk. Paman Pandu paham apa yang dirasakan Marissa. Gadis itu pasti syok dan tertekan. Paman Pandu juga sedikit kaget mendengarnya."Lalu dimana arwah Banu yang asli?" tanya Paman Pandu."Dia dikurung oleh peliharaan Landu yang lain.""Bisa kamu membantu membuat Banu kembali?"Roy menggeleng. "Temuilah Landu jika kalian ingin Banu bebas dan Roy maupun Marissa tidak lagi diganggu.""Baiklah. Bisakah kamu berjanji untuk membantuku ke rumah Landu? Jika kamu berbohong maka kamu akan lenyap menjadi butiran debu," ujar Paman Pandu."Baiklah. Aku janji.""Kalau begitu, keluarlah dari tubuh laki-laki ini!"Kepala Roy tiba-tiba menengadah ke atas dengan mata terbelalak. Setelah arwah yang merasukinya keluar, kepala Roy pun berhenti menengadah. Nafasnya Roy tersengal-sengal."Mari kita berangkat ke rumah Landu. Nanti Paman ceritakan apa yang terjadi padamu, R
Baca selengkapnya

Bab 95

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Paman Pandu, Marissa, dan Roy sampai di depan pagar sebuah rumah mewah. Banyak kendaraan mobil dan motor yang terparkir di garasi.Paman Pandu terdiam. Jika memang ini adalah rumah Landu, kenapa bentuknya sangat mewah. Paman Pandu tahu jika Landu selama ini mempelajari dan menggunakan ilmu hitam sedangkan Paman Pandu mempelajari dan menggunakan ilmu putih. Namun Paman Pandu tidak iri, justru ia malah sedih karena saudara kembarnya telah tersesat terlalu jauh.Mereka pun turun dari mobil dan memencet tombol bel di samping pagar. Marissa dan Roy menggunakan masker sementara Paman Pandu menggunakan sorban untuk menutupi setengah wajahnya.Setelah bel ditekan beberapa kali, akhirnya Landu keluar rumah dan membukakan pintu gerbang. Sebenarnya Landu sudah merasakan aura dan energi yang berbeda muncul di depan rumahnya. Namun Landu berusaha tidak peduli. Ia mengira yang datang adalah kliennya."Silahkan masuk," ujar Landu.Paman Pandu mengangguk la
Baca selengkapnya

Bah 96

Roy menggunakan mata batinnya untuk mencari keberadaan arwah Banu. Ia lalu mendapat gambaran dimana arwah Banu berada. Rupanya arwah Banu dikurung di alam gaib.Mulanya ada yang menjaga arwah Banu yang merupakan dua sosok hantu perempuan. Namun kedua hantu tersebut telah pergi saat Marissa mengusir semua energi negatif di rumah Landu. Roy pun mencari pintu gerbang menuju alam gaib.Setelah sekian lama mencari, akhirnya Roy menemukan portal menuju alam gaib. Portal tersebut berada di sebuah ruangan tempat Landu melakukan ritual, tempat para makhluk halus tinggal, dan menyimpan benda-benda pusaka. Roy pun perlahan memasuki portal tersebut.Setelah memasuki portal tersebut, Roy berada di sebuah gua."Tolong! Tolong!" Terdengar suara orang minta tolong yang Roy yakini itu adalah suara arwah Banu.Roy pun mencari sumber suara tersebut. Beberapa menit kemudian, ia sampai di depan sebuah kurungan besar yang mengurung arwah Banu. Banu terlihat sangat senang dan terkejut melihat kedatangan Roy
Baca selengkapnya

Bab 97

Setelah makan, Marissa, Roy, dan Kinan berkumpul di ruang tamu. Mereka membahas tentang apa yang terjadi kepada Roy karena ulah Talitha."Bunda sangat tidak menyangka Talitha akan berbuat seperti itu," ujar Kinan."Roy juga tidak menyangka," timpal Roy."Tadi Bunda lihat Ayah dan Ayah bilang kalau Bunda harus membawa kalian ke hubungan yang lebih serius. Tidak langsung menikah, tapi bertunangan," tutur Kinan.Marissa dan Roy saling pandang. Mereka agak terkejut mendengar penuturan Kinan."Roy tidak boleh bertunangan dengan wanita selain aku," sambar Talitha sambil memasuki rumah Roy.Sontak semua menoleh ke arah Talitha yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajah marah. "Roy, jangan mau bertunangan dengan wanita itu. Aku tadi liat Marissa jalan sama cowok lain," celetuknya."Maksudmu apa? Aku aja dari tadi pagi sama Roy terus," sahut Marissa tak terima."Ini buktinya." Talitha menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan foto Farissa dan Sky.Marissa tertawa. "Itu bukan aku. Itu ad
Baca selengkapnya

Bab 98

Marissa sampai di rumah bersamaan dengan Farissa. Marissa diantar Roy sedangkan Farissa diantar Sky. Setelah berpamitan, Roy dan Sky pun pergi.Marissa mengernyit ketika melihat tubuh Farissa banyak bercak merahnya. "Tubuh kamu kenapa, Far?" tanya Marissa."Tadi aku kesiram coklat panasnya Talitha pas di kafe. Menurutku dia sengaja ngelakuin itu," jawab Farissa."Kalian tadi ketemu?" Mereka berbincang sambil berjalan memasuki rumah."Iya. Sial banget aku ketemu dia.""Kakak tadi juga ketemu dia di rumah Roy.""Kakak sial juga gak saat ketemu dia?""Iya. Tadi Kakak, Roy, dan Bunda sedang membicarakan tentang rencana pertunanganku dengan Roy, terus Talitha datang marah-marah dan gak terima kalau Kakak akan bertunangan dengan Roy," ujar Marissa.Farissa terkejut. "Kakak serius mau bertunangan dengan Kak Roy? Wah, kenapa cepet banget, Kak?""Itu baru rencana aja, sih. Gak tau jadi apa enggak.""Anak-anak Mama yang cantik ini sedang ngobrol apa?" Aurin tersenyum menatap kedua putrinya.Mar
Baca selengkapnya

Bab 99

John dan Talitha saling pandang setelah melihat Paman Pandu masuk ke dalam. Mereka seakan sedang mengirim telepati ke satu sama lain. Mereka sama-sama merasakan panas di dada dan mereka juga sama-sama penasaran dengan suara rintihan tadi."Kok aku kayak kenal suara rintihannya," celetuk John."Sama. Aku juga kayak pernah dengar," timpal Talitha.Sementara di kamar tempat Landu berbaring, Paman Pandu sibuk membacakan doa sambil mengusap kening Landu. Setetes air mata jatuh di pipi Paman Pandu. Ia merasa tidak tega dengan keadaan Landu yang sekarat.Memang sejak ilmu hitamnya dicabut, Landu perlahan-lahan sakit hingga sekarat. Ia susah menemui ajalnya karena walaupun ilmu hitamnya telah dicabut tentunya masih ada sisa dan pengaruh dari ilmu hitamnya.Setelah selesai membaca doa, Paman Pandu pun meniup wajah Landu. Perlahan, mata Landu tertutup dan ia tertidur. Paman Pandu mengecup kening Landu lalu beranjak dan keluar kamar.Saat kembali ke ruang tamu, Paman Pandu melihat John dan Talit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status