Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Melahirkan Anak Iblis: Chapter 101 - Chapter 110

121 Chapters

Bab 100

Marissa: Makasih martabaknya, sayang♥Roy tersenyum setelah membaca pesan dari Marissa. Ia pun mengetikkan balasan.Roy: Sama-sama, sayang♥Roy lalu meletakkan ponselnya di atas meja dan melanjutkan kegiatannya mengeringkan rambutnya yang basah karena ia baru saja selesai mandi dan keramas. Setelah mengeringkan rambut, Roy memakai serum rambut dan skincare pria. Walaupun dia laki-laki, ia rajin merawat wajah dan tubuhnya.Tiba-tiba, terdengar suara bel rumahnya berbunyi. Roy pun bergegas keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Ia melihat Kinan yang mengehentikan kegiatan merajutnya untuk membuka pintu rumah."Biar aku aja, Bun," sela Roy.Kinan tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian melanjutkan kegiatan merajutnya.Roy pun membuka pintu dan terkejut melihat kedatangan John. John tersenyum manis ke arah Roy yang refleks Roy balas dengan senyuman pula."Maafkan perlakuan Paman dan keluarga Paman selama ini, ya. Ini ada buah-buahan dan kue untuk kamu. Jangan lupa dimakan," ucap John sambi
Read more

Bab 101

Setelah berpelukan, mereka pun masuk ke dalam kelas. Nia yang melihat Marissa pun langsung menghampiri dan memeluknya. "Aku kangen banget sama kamu. Akhirnya kamu berangkat sekolah lagi!"Marissa tertawa. "Aku juga kangen kamu. Eh, nanti Mama aku mau konser sama Carolina band di lapangan pusat kota untuk merayakan ulang tahun wali kota. Nanti kamu ikut nonton sama aku, ya?"Roy menepuk bahu Marissa lalu melepas tas Marissa dan membawanya ke bangkunya. "Tumben Roy jadi peduli lagi ke kamu," cetus Nia sambil menatap Roy sinis yang dibalas senyuman oleh Roy."Gak usah bahas itu lagi," sahut Marissa."Oke, deh. Yey, aku senang banget dengernya. Aku pasti dateng dong ke konsernya Tante Aurin. Nanti aku ke rumahmu dulu ya karena aku mau make up bareng kamu," celetuk Nia."Oke!"Sementara Roy yang baru mendudukkan dirinya di kursi langsung dihampiri oleh Fauzi, Fatah, dan Aldi. "Apa kabar, bro? Sudah sadar sekarang? Gak kena pelet lagi?" Fauzi bertanya dengan nada mengejek."Syukurlah gue su
Read more

Bab 102

Marissa dan Roy menemui wali kota yang bernama Pak Robert. Mereka memberikan sebuah kotak kado kepada Pak Robert. "Selamat ulang tahun, Pak Robert. Ini hadiah dari kami," ucap Marissa."Semoga Pak Robert sehat dan bahagia selalu," timpal Roy."Terima kasih banyak. Aku senang melihat kalian yang terlihat seperti pasangan serasi. Semoga doa baik kalian kembali kepada kalian," sahut Pak Robert sambil menerima kado."Sama-sama, Pak Robert. Berhubung acaranya mau dimulai, kami izin pergi ke kursi penonton dulu, Pak.""Oh iya, silahkan. Nikmatilah acara ini!"Marissa dan Roy pun melangkah ke kursi penonton. Di sana sudah ada Nia yang duduk. Kursi penonton hanya untuk penonton VIP, sedangkan penonton biasa menonton acara sambil berdiri di belakang tempat duduk penonton VIP.Para penonton bersorak senang ketika melihat Aurin naik ke atas panggung. Musik pun dimainkan dan Aurin mulai bernyanyi. Semuanya ikut bernyanyi sehingga acara terlihat sangat meriah.Pak Robert tentunya tersenyum bahagia
Read more

Bab 103

Marissa yang baru saja tiba di rumah dan langsung memasuki kamarnya. Ia sungguh sangat capek dan mengantuk. Ia ingin cepat-cepat tidur.Marissa pun berganti pakaian lalu ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Tanpa ia tahu, ponseknya berdering. Saat kembali dari kamar mandi, ia baru menyadari ponselnya berdering.Ia pun mengambil ponselnya dan mendapati telepon masuk dari Paman Pandu. Marissa pun segera mengangkatnya. "Iya halo, Paman. Ada apa?""Marissa, ada hal penting yang harus kita selesaikan. Ini tentang Landu.""Ada apa dengan Paman Landu?""Dia sekarat dan harus segera dipertemukan dengan ajalnya karena jika terlalu lama dia akan terus kesakitan. Satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa sakitnya hanya dengan mempercepat kematiannya," jelas Paman Pandu."Lalu aku harus apa, Paman?""Kamu harus mencari kertas perjanjian Landu dan Azalah di kerajaan Lauzalah. Lalu setelah kamu menemukannya, kamu harus serahkan kepada Paman malam ini juga."Marissa yang awalnya mengantuk
Read more

Bab 104

Landu meninggal dalam keadaan badan kaku, mulut terbuka, dan mata yang terbelalak. Paman Pandu menangis tersedu-sedu saat melihat keadaannya. Ia berkali-kali mengusap tangan Landu yang kaku."Maafkan Kakak yang tidak bisa jadi Kakak yang baik untukmu. Maafkan Kakak yang tidak bisa melindungi dan membimbingmu agar terlindungi dari keburukan. Maafkan Kakak…."Paman Pandu dan Marissa bisa melihat arwah Landu yang telah keluar dari tubuhnya. Arwahnya kini melayang di udara. Paman Pandu merasakan usapan lembut yang ternyata berasal dari arwah Landu."Aku pamit pergi, Kak. Terima kasih atas bantuanmu selama ini. Justru aku lah yang harusnya meminta maaf. Aku belum bisa jadi adik yang baik untukmu. Maafkan aku, Kak…." Landu berujar lirih.Arwah Landu lalu menghilang ditelan cahaya. Tangisan Paman Pandu semakin kuat. Marissa tidak kuat melihatnya, maka ia pun mengusap bahu Paman Pandu untuk menenangkannya.Marissa merasa kasihan dengan Paman Pandu. Paman Pandu harus berpisah dengan saudara ke
Read more

Bab 105

Di alam mimpi, Marissa bertemu dengan neneknya Samuel yang bernama Nek Jati."Salam kenal, Nek Jati. Saya Marissa," ucap Marissa memperkenalkan diri.Tidak ada raut wajah ramah di wajah Nek Jati. Keriput di wajahnya membuat wajahnya terlihat semakin tidak ramah. Ia membalas, "Ada apa kamu menemuiku?""Apakah Nenek sudah tahu kalau Samuel pernah membunuh Boy?""Ya, aku tahu. Memangnya kenapa?" Nek Jati berucap dengan nada menantang."Kenapa Nenek seakan melindungi Samuel setelah kejahatan yang ia lakukan? Seharusnya Samuel mendapatkan balasannya," tutur Marissa."Siapa kamu berani ikut campur masalah cucuku? Tahu apa kamu?" Kilatan marah terlihat di mata Nek Jati."Aku adalah ratu kerajaan Lauzalah. Aku bukan manusia biasa. Aku tahu semuanya tentang Nenek dan Samuel. Aku telah didatangi arwah Boy yang meminta bantuanku. Aku bertemu Nenek dengan baik-baik, jadi berilah balasan yang baik pula," ujar Marissa.Nek Jati terdiam. Ia memandangi Marissa dalam-dalam. "Apakah kamu punya bukti ji
Read more

Bab 106

"Tanggung jawab atau mati.""Pergi!" Samuel melempar bantal ke arwah Boy."Tanggung jawab atau mati.""Aku bilang pergi!""Tanggung jawab atau mati." Arwah Boy berjalan perlahan mendekari Samuel.Samuel mundur hingga ke pojok kasurnya."Tanggung jawab atau mati.""Pergi, dasar setan sialan! Lo udah mati! Jangan ganggu gue lagi."Boy melayang dan mendekatkan wajahnya tepat di hadapan wajah Samuel. "Tanggung jawab … atau mati?""Gue gak mau!"Boy tersenyum lebar sampai bibirnya sobek hingga ke telinga. "Kamu memilih mati? Baiklah." Boy mengangkat pisau tinggi-tinggi lalu ia hantamkan ke wajah Samuel.Samuel spontan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Akhirnya tangannya tertusuk pisau. Samuel menjerit keras."Sekarang pilih lagi. Tanggung jawab … atau mati?""Oke. Gue akan tanggung jawab," teriak Samuel."Bagus. Aku tunggu sampai besok. Kalau tidak … maka kamu akan mati."Arwah Boy menghilang. Lita, ibu Samuel membuka pintu kamar Samuel dengan perasaan khawatir. "Ada apa, Nak?" tan
Read more

Bab 107

Bulan demi bulan berlalu. Hari ini adalah hari terakhir para siswa SMA Reksa bersekolah. Hari ini adalah hari spesial bagi mereka.Para siswa yang masih menyimpan rasa suka kepada crush mereka di sekolah pun menyatakan perasaan mereka. Banyak juga siswa siswi yang menangisi momen hari terakhir di sekolah bersama sahabatnya termasuk Marissa dan Nia.Kemarin, Marissa dan Nia sepakat untuk bertukar kado sebagai kenang-kenangan masa SMA mereka. Kini mereka berdua duduk di taman sekolah untuk bertukar kado. Marissa membawa paper bag sedangkan Nia membawa sekotak kado berukuran lumayan besar dengan panjang sisi dua puluh senti meter.Marissa menyerahkan kadonya kepada Nia begitupun sebaliknya. "1, 2, 3." Mereka berhitung lalu sama-sama membuka kado di tangan mereka."Waw." Rupanya kotak kado dari Nia berisi high heels. Marissa amat senang saat memegang high heels tersebut."Anting? Aaa, thank you so much." Nia dan Marissa berpelukan."Aku harap persahabatan kita bakal terus terjalin meski k
Read more

Bab 108

Marissa berhenti memakan kebab. Ia menatap Farissa intens. "Kamu yakin ingin tahu?""Iya, Kak.""Ini bukan hal yang menyenangkan. Kakak tanya sekali lagi, kamu yakin?""Iya, Kak, cepetan! Aku penasaran."Marissa menempelkan dua jarinya ke telapak tangan Farissa. "Tatap aku," titah Marissa.Farissa pun saling tatap dengan Marissa. Tiba-tiba, muncul cuplikan kejadian di masa lalu. Memori tersebut berisi kejadian tentang Farissa yang berkali-kali diperkosa oleh Azalah.Farissa merasa tak asing dengan wajah Azalah, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Farissa meringis kesakitan saat mencoba mengingatnya karena kepalanya terasa sangat sakit. Beberapa menit kemudian, cuplikan memori itu berhenti dan menghilang.Mata Farissa berkaca-kaca saat menatap Marissa. Perlahan air mata turun membasahi pipinya. Marissa tidak melepaskan genggamannya, ia malah mengeratkan genggamannya untuk memberi kekuatan kepada Farissa."Kakak sudah bilang kalau ini bukan hal yang menyenangkan tapi kamu tetap memaksa Kak
Read more

Bab 109

Beberapa hari kemudian, Marissa dan Farissa ada kegiatan foto shoot bertema wisuda. Karena Farissa juga sudah lulus kemarin. Karena dia kejar paket, masa sekolahnya lebih singkat dari sekolah umum.Marissa dan Farissa sama-sama memakai baju toga yang sedikit berbeda satu sama lain. Di foto shoot yang pertama, mereka duduk di dua kursi. Di foto shoot yang kedua, Marissa duduk dan Farissa berdiri dilanjut sebaliknya.Setelah selesai foto shoot, si fotografer menyeletuk, "Kalian sama-sama cantik. Aura kalian juga tak biasa. Mohon maaf, apakah kalian memakai susuk?"Marissa menatap fotografer dengan tajam sampai fotografernya kikuk. "Itu bukan urusanmu dan kami tidak pernah memakai susuk. Bukannya anda yang pakai susuk?"Fotografer wanita itu membeku mendengar perkataan Marissa. Ia bisa berasumsi kalau Marissa memakai susuk karena auranya berbeda seperti yang ia rasakan setelah memakai susuk.Marissa mendekati si fotografer lalu berbisik, "Aku tahu dimana saja letak susukmu berada." Maris
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status