Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Melahirkan Anak Iblis: Chapter 71 - Chapter 80

121 Chapters

Bab 70

Para polisi menduga bahwa tulang belulang yang mereka temukan adalah jasad seorang anak perempuan yang meninggal pada umur tujuh tahun bernama Lea Lauria. Lea adalah anak yang tumbuh di panti asuhan sejak lahir. Ia dilaporkan hilang dua tahun lebih sembilan bulan yang lalu.Untungnya, polisi memiliki sampel rambut Lea yang diberikan oleh pihak panti asuhan untuk mencari Lea. Sampel rambut tersebut dicocokkan oleh DNA tulang belulang yang mereka temukan di sungai. Dan hasilnya DNA tersebut cocok dengan persentase seratus persen.Tulang belulang tersebut juga diperiksa oleh tim forensik dan diketahuilah penyabab Lea meninggal yaitu karena tenggelam. Jasad Lea pun dibersihkan dan dikirimkan ke panti asuhan untuk diproses pemakamannya. Marissa dan Farissa yang sudah dimintai keterangan pun diperbolehkan untuk pulang.Namun mereka tidak langsung pulang, melainkan ke panti asuhan untuk menghadiri acara pemakaman Lea.Bunda Mahira, pemilik dan pengurus panti asuhan menyambut Marissa dan Fari
Read more

Bab 71

Setelah momen mengharukan itu, Alard pamit pergi untuk menenangkan diri sejenak. Karena cuaca panas, Marissa dan Farissa memutuskan untuk tetap di rumah Paman Pandu sampai cuaca tidak terlalu panas."Paman Pandu, bisa ceritakan tentang Landu saudara kembar Paman?" pinta Marissa.Paman Pandu menarik nafas sebentar lalu mengangguk. "Sejak kami kecil, kami belajar pencak silat dan ilmu putih di sebuah peguruan yang kini sudah tidak ada lagi. Namun sayangnya, saat usia kami dua puluh tahun, Landu malah tertarik dengan ilmu hitam dan mempelajarinya. Hingga ia berani membuat perjanjian dengan manusia setengah iblis yaitu Azalah. Akhirnya ia diusir oleh warga dan guru sekaligus murid di tempat perguruan kami. Sejak saat itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengannya.""Mama pernah cerita, Mama dapat kitab anak iblis dari seorang dukun yang sedang bertapa di gunung Lauzalah. Waktu itu, Mama lagi mendaki gunung sama Papa. Dan dukun itu tahu kalau Mama sama Papa lagi berjuang keras untuk mendapat
Read more

Bab 72

"Halo, anak Bunda." Kinan menyapa saat melakukan video call bersama Roy dan Marissa."Halo juga, Bunda," sahut Marissa."Besok datang ke rumah Bunda, ya! Bunda bakal masakin kamu makanan yang enak-enak.""Siap, Bunda!""Coba lihat restorannya," pinta Kinan.Roy pun mengarahkan ponselnya ke sekelilingnya agar Kinan bisa melihat lebih detail restoran tempat mereka merayakan anniversary."Indah banget restorannya. Ada danaunya juga. Tumbsn Roy romantis," celetuk Kinan."Nggak, dong. Aku emang selalu romantis," sahut Roy tidak terima."Yang bener?" Kinan suka menggoda Roy."Mama, jangan jatuhkan harga diriku di depan calon istriku," ujar Roy."Hahaha, ya sudah. Tutup saja teleponnya. Mama sudah ngantuk. Pintu rumah nanti Mama kunci. Kamu bawa kunci cadangan 'kan?""Bawa kok, Ma.""Ya udah. Bye bye!""Bye juga, Ma."Dua jam kemudian, Marissa dan Roy memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan, Marissa tidur di dalam mobil. Setelah melewati perjalanan selama setengah jam, mereka pun sampai d
Read more

Bab 73

Setelah sekolah, Marissa dan Roy memiliki jadwal ekstrakulikuler yang sama yaitu bermain basket. Saat ini sedang waktunya istirahat. Marissa dan Roy duduk di tribun lapangan untuk beristirahat.Bulir-bulir keringat membasahi wajah Marissa dan Roy. Saat Marissa sedang meneguk air mineral, Roy dengan penuh perhatian mengelap wajah Marissa menggunakan handuk kecil. Marissa tersenyum melihat Roy yang selalu perhatian kepadanya.Tapi adegan indah itu tidak berlangsung lama ketika Roy malah menutup mata dan tersenyum-senyum tanpa alasan."Roy…." Marissa memanggil pelan. Beberapa detik kemudian, ia melebarkan matanya. Ia sadar bahwa Roy sedang kerasukan.Marissa lalu menggenggam tangan kiri Roy dan membawanya naik ke lantai tiga alias rooftop. Marissa mendudukkan Roy di kursi panjang diikuti dirinya."Katakan siapa kamu," seru Marissa.Namun Roy malah senyum-senyum terus."Katakan siapa kamu." Marissa mengulang perkataannya."Aku … Arabella ….""Ada urusan apa kamu hingga merasuki tubuh Roy?
Read more

Bab 74

Marissa bermimpi berada di sebuah tempat yang ia kira adalah hutan. Ia melihat Alard sedang bermain di hutan tersebut bersama seorang anak perempuan. Marissa menduga bahwa anak perempuan tersebut adalah sahabatnya Alard yang bernama Siti.Saat Marissa berusaha melihat lebih jelas, ternyata memang benar bahwa anak perempuan itu adalah Siti. Lalu tiba-tiba Marissa seperti tertarik oleh sesuatu dan kembali muncul di tempat yang sama namun dengan waktu yang berbeda.Waktu sekarang Marissa berada adalah saat banyak orang Belanda maupun pribumi yang dibantai oleh tentara Jepang termasuk Alard. Cuplikan memori saat Alard dibunuh kembali Marissa lihat. Namun Marissa tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa diam dan melihat.Lalu Marissa kembali merasa seperti tertarik oleh sesuatu. Kini ia berada di tempat yang sama dengan waktu sekarang Marissa hidup alias waktu saat ini berlangsung. Tentu saja terlihat sangat berbeda namun hutan di belakang rumah Alard masih hampir sama dengan yang dulu.
Read more

Bab 75

Farissa pergi duluan menaiki taksi. Ia pergi ke tempat syuting Abraham dan Sky. Sedangkan Roy dan Marissa tetap berada di sana hanya saja bukan di hutan tapi di danau.Mereka menikmati momen berduaan saja. Ralat, hanya mereka yang manusia, selebihnya adalah para arwah yang sejak dulu menghuni tempat itu.Marissa mengecek perbekalan yang tersedia. Ada roti panggang, zuppa soup, dan satu tumbler berisi es coklat. Roy juga membawa tumbler sendiri berisi kopi hangat dan berbagai macam snack.Wajah Marissa sembab dan memerah karena habis menangisi kepergian Alard. Walaupun ia tidak benar-benar berpisah dengan Alard, tetap saja Marissa merasa sangat kehilangan. Ia kini tidak bisa bertemu Alard sesering dulu.Ketika ia sedang sedih, obat paling ampuh adalah makanan. Marissa duduk sambil makan snack dengan pandangan lurus ke depan tapi kosong. Roy tersenyum tipis melihat Marissa.Roy sengaja ikut diam untuk memberi waktu kepada Marissa agar belajar merelakan. Tidak ada yang abadi di dunia ini
Read more

Bab 76

"Ya Tuhan … itu sudah tindak pidana. Bisa dipenjarakan, Roy," ucap Marissa."Maka dari itu. Tapi itu Samuel ngelakuinnya pas kita masih SMP."Flashback onSamuel menghampiri Talitha yang menangis tersedu-sedu di taman belakang sekolah. Laki-laki itu tak tahan melihat wanita yang disukainya menangis karena laki-laki lain. Samuel duduk di samping Talitha lalu mengelus punggungnya untuk menenangkannya."Kenapa lagi?" Samuel bertanya lembut."Boy lebih milih boncengin Clara ketimbang aku. Ia lebih milih nganterin Clara ke toko buku daripada nganterin aku les piano. Hati aku sakit, Samuel," ujar Talitha menggebu-gebu.Samuel mengepalkan tangannya. "Kurang ajar," umpatnya dalam hati."Kamu tenang aja. Biar aku hajar si Boy itu," ujar Samuel dan beranjak untuk menemui Boy.Talitha menahan tangan Samuel. "Jangan, gak usah, El. Plise, aku minta jangan apa-apain Boy."Akhirnya, Samuel luluh karena permohonan Talitha. "Oke. Tapi kalau sampai kamu nangis gara-gara dia lagi maka jangan halangi aku
Read more

Bab 77

Setelah pulang dari nge-gym, Roy langsung pulang ke rumah. Sementara Samuel malah pergi menggunakan motor yang ia sewa ke rumah Boy. Samuel memberhentikan motornya di seberang jalan yang sedikit jauh dari rumah Boy agar tidak ketahuan.Samuel dikuasai amarah ketika melihat ada Clara di dalam rumah Boy. Semakin hari mereka terlihat semakin dekat saja dan itu tentunya membuat Samuel semakin geram dengan tingkah mereka."Awas saja kamu, Boy! Akan ku remukkan tubuhmu," gumam Samuel berapi-api.Hal yang ditunggu-tunggu Samuel akhirnya tiba. Boy keluar rumah menggunakan motor maticnya. Samuel lalu mengikuti kemana Boy pergi.Sepanjang perjalanan yang sudah dilewati selama dua puluh menit, mereka kini berada di jalan yang sepi dan kedua sisi jalan adalah hutan. Samuel tersenyum miring ketika merasa mendapat kesempatan untuk menjalankan aksinya.Tangan Samuel yang dilapisi sarung tangan menusukkan pisau ke punggung Boy dari arah belakang. Samuel lalu segera tancap gas meninggalkan Boy. Motor B
Read more

Bab 78

Akhirnya Roy dan Talitha berpacaran. Hal yang tidak pernah Samuel sangka-sangka. Ia langsung mendatangi rumah Roy.Samuel memencet bel berkali-kali sampai Roy membukakan pintu rumah. Tanpa babibu Samuel lalu mencengkram kerah baju Roy. "Lo tega khianatin gue! Seharusnya gue yang pacaran sama Talitha, bukan lo!""Santai bro. Siapa cepat dia dapat."BughSamuel meninju pipi Roy. "Kenapa lo malah pacaran sama Talitha?""Karena gue pengen nglindungi dia dari cowok brengsek kayak lo," ucap Roy lantang.Samuel terdiam, tapi ia masih menatap bengis ke arah Roy.Roy terkekeh. "Lo pembunuh, El. Lo udah bikin Talitha nangis hebat karena kematian Boy. Sadar, El. Yang lo lakuin itu malah bikin Talitha semakin terluka. Mikir, El. Dimana otak lo?"Samuel masih terdiam. Ia syok mendengar perkataan Roy. Tubuhnya sampai membeku."Bunuh orang aja lo berani. Gue yakin, kalau Talitha sama lo dia bakal kenapa-napa. Satu yang harus lo sadari dan inget sampai kapanpun kalau lo itu pembunuh, lo kriminal, lo
Read more

Bab 79

Hari demi hari berlalu. Tak terasa satu tahun berlalu sejak pertemuan pertama Marissa dan Farissa dulu. Banyak susah senang mereka lalui bersama.Semua orang terdekat menyambut hari ini dengan bahagia dan penuh suka cita. Saat Marissa dan Farissa bangun tidur dan keluar kamar menuju dapur, Abraham, Aurin, dan Bibi Ambar memberikan suprise untuk mereka."Surprise. Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga." Abraham, Aurin, dan Bibi Ambar kompak menyanyikan lagu.Marissa dan Farissa pun meniup lilin berbentuk angka 18 yang tertancap di atas kue yang dipegang Aurin. Abraham dan Bibi Ambar bertepuk tangan ketika lilin padam. Aurin pun meletakkan kue tersebut di atas meja.Mereka saling berpelukan dan Bibi Ambar bertugas memotret setiap momen mereka. Di atas meja, sudah terdapat lima bungkus kado untuk Marissa dan Farissa. Dua dari Abraham, dua lagi dari Aurin, dan satu dari Bibi Ambar."Buka kadonya, buka kadonya, buka kadonya sekarang juga."Marissa dan Farissa pun mengam
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status