Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Melahirkan Anak Iblis: Chapter 61 - Chapter 70

121 Chapters

Bab 60

Saat ini Marissa sedang bersantai di kamarnya. Ia menonton televisi sambil memakan camilan. Mata Marissa fokus menatap ke layar televisi.Tayangan yang sedang Marissa tonton adalah berita. Ia memang lebih suka menonton berita daripada sinetron. Karena jika ia menonton sinetron, itu akan membuatnya pusing karena ceritanya yang seperti tidak habis-habis."Kejadian pada hari kemarin. Seorang wanita melompat dari balkon lantai dua dan jatuh tepat di atas mobil. Hal itu menyebabkan atap mobil sedikit penyok. Wanita berinisial MA ini pun dikabarkan koma." Pembawa berita berucap.Mata Marissa terbelalak ketika melihat lokasi kejadian itu adalah lokasi rumah Maya. Marissa memang tahu rumah Maya karena pernah diberi tahu oleh Roy.Marissa bergegas mengambil ponselnya di atas nakas lalu menghubungi Roy. Marissa menunggu dengan perasaan was-was."Halo." Roy menyapa."Halo, Roy. Kamu udah lihat berita belum? Ada wanita yang lompat dari balkon lantai dua dan tempat kejadiannya itu di rumah Maya,"
Read more

Bab 61

Setelah kejadian di rumah sakit, mood Marissa menjadi rusak. Ia termenung menatap ke luar jendela sepanjang perjalanan dari rumah sakit. Roy sesekali melirik Marissa sambil menghembuskan nafas."Gak usah terlalu dipikirin. Anggap aja tadi Maya orang gila," celetuk Roy.Marissa tersenyum tipis. "Iya. Aku cuma pengen lagi melamun aja.""Mau aku ajak ke mall biar happy?" tawar Roy."Oke, mau."Roy dan Marissa saling melempar senyum. Roy lalu putar balik menuju mall."Kamu mau susu nggak? Itu di dashboard ada susu kotak," ujar Roy sambil menunjuk dashboard.Marissa mengangguk lalu membuka dashboard. Ia pun mengeluarkan sekotak susu lalu meminumnya.Tiba-tiba, Marissa berucap, "Roy, aku mau tanya sesuatu yang selalu buat aku penasaran. Hal yang pengen aku tanyain sedari dulu tapi aku tahan-tahan.""Apa?""Berapa mantanmu?"Roy terkekeh. "Kenapa kamu nanya itu?""Tuh, kan. Malah ketawa.""Iya-iya. Mantan aku ada tiga.""Siapa aja?""Talitha, dia mantan pertama ku waktu kelas dua SMP. Lalu ad
Read more

Bab 62

"Lalu kenapa aku bisa masuk kesini? Dan apa hubungannya ini semua dengan kakakku Marissa?" tanya Farissa."Kamu dan kakakmu adalah manusia yang berbeda dari manusia manusia lainnya. Tapi kakakmu lebih berbeda. Dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia selain dia, termasuk kamu," tutur Ratu Aurora."Kalau aku boleh tahu, apa kelebihanku dan kakakku?""Maaf, aku tidak bisa memberitahumu. Biar waktu yang memberitahumu. Aku mengundang kamu kesini untuk mengajakmu berkenalan. Ingatlah bahwa apa yang kamu alami saat ini nyata.""Baiklah. Sekarang bolehkah aku kembali ke daratan? Aku takut Ayah dan Sky mencariku.""Silahkan. Dayangku akan mengantarkanmu sekaligus menjadi penjagamu selama kamu ada di daratan.""Kalau begitu, saya permisi," pamit Farissa sambil membungkuk hormat.Ia pun berbalik badan dan keluar dari istana diikuti Roro. Saat keluar istana, pakaian Farissa langsung berganti menjadi pakaian awal yang Farissa pakai. Farissa pun berenang kembali ke daratan."Farissa
Read more

Bab 63

Kerajaan Lauzalah kini dalam keadaan yang berantakan karena kembalinya Azalah dan Lauzalah. Alhasil, kerajaan terpecah menjadi dua kubu. Satu kubu Lauzalah dan satunya kubu Marissa.Marissa dengan pakaian ratunya melangkah memasuki istana dengan anggun. Kubu Marissa bersorak gembira. Mereka mengikuti langkah Marissa dari belakang.Keadaan menjadi hening ketika Marissa berhadap-hadapan dengan Azalah dan Lauzalah. Mata mereka bersitatap, saling memancarkan keberanian dan amarah. Azalah menatap Marissa sambil tersenyum miring. "Ayah." Azalah memanggil Lauzalah."Sepertinya seru kalau punya dia kekasih eh maksudnya istri. Iya 'kan, Ayah?" lanjutnya."Tentu saja. Memangnya kamu ingin punya dua istri?" Lauzalah menyahut."Iya. Mereka kakak beradik dan … kembar." Azalah tertawa dengan tatapan yang masih menatap Marissa."Sayangnya, jiwamu akan kembali masuk ke dalam kendi sebelum kamu punya dua istri," ujar Marissa sambil maju secepat kilat untuk mencakar wajah Azalah.Beberapa tetes darah
Read more

Bab 64

Farissa menatap mobil kedua orangtuanya yang masuk ke pekarangan rumah. Posisi Farissa kini berada di atas balkon sambil menikmati green tea yang ia beli tadi dan belum sempat ia minum. Farissa melambaikan tangan sambil berteriak, "Kak Marissa, sini!"Marissa menoleh dan membalas lambaian tangan sambil mengangguk. Marissa dan kedua orangtuanya pun masuk ke dalam rumah. Marissa pun bergegas memasuki kamar Farissa lalu berjalan menuju balkon.Marissa pun mendudukkan dirinya di depan Farissa. Farissa menyodorkan satu cup green tea kepada Marissa."Thank you," ucap Marissa sambil memasukkan sedotan ke dalam cup lalu meminumnya."Segarnya," celetuk Marissa sambil menikmati green tea yang membasahi kerongkongannya."Kak, apakah Kakak bermimpi yang sama dengan mimpiku?" Farissa bertanya."Mimpi?" Marissa mengernyit. "Oh, yang tentang kita yang berada di istana gaib?""Ternyata Kakak juga bermimpi hal yang sama?" ucap Farissa kaget."Itu bukan mimpi. Lihatlah lehermu! Ada bekas sayatan pisau
Read more

Bab 65

"Lho kenapa? Bukannya dia cinta banget sama kamu sampai bikin kamu hamil," ujar Lauren.Maya terdiam sejenak untuk mengatur deru nafasnya yang memburu. "Aku sampai hamil bukan karena dia beneran cinta sama aku. Tapi karena dia menjadikan aku alat pemuas nafsunya."Hati ibu mana yang tidak hancur jika perkataan itu keluar dari mulut anaknya. Tentu saja Lauren sangat syok sampai hampir jatuh ke lantai. Untungnya ia berpegangan pada sisi brankar sebagai tumpuannya sehingga ia tidak jatuh.Maya pun sama hancurnya dengan Lauren. Maya memalingkan wajah, tak sanggup melihat raut wajah ibunya."Maafkan aku, Bu. Selain aku anak tidak berguna, aku juga anak yang selalu menyusahkan Ibu. Aku menyesal pacaran dengan Steven. Dia juga selalu porotin aku. Tabunganku habis puluhan juta untuk dia," tutur Maya."Jadi dia serimg porotin kamu? Ya Tuhan…. Padahal tabunganmu itu untuk biaya kuliah, Nak. Kenapa kamu habiskan." Kali ini Lauren benar-benar luruh ke lantai. "Ibu sengaja titipin uang itu ke kamu
Read more

Bab 66

Bendera berwarna kuning terpasang di sebuah rumah sederhana. Kondisinya sangat ramai karena penuh para pelayat. Seorang wanita berumur empat puluh tahunan menangisi kepergian putranya, Steven."Yang sabar, Bu Putri," ucap seorang wanita berseragam guru."Sekarang saya sendiri, Bu…," lirih Putri."Yang ikhlas, Bu." Guru-guru kompak memberi kalimat penenang.Beberapa menit kemudian, pemuka agama membaca doa dan mulai memimpin perjalanan untuk mengantarkan jasad Steven ke tempat pemakaman umum. Para siswa dan guru kembali kecuali Maya. Maya sedang mengurus surat-surat untuk pindah sekolah.Setengah jam kemudian, pemakaman dan penbacaan doa sudah selesai dilaksanakan. Semua pelayat pulang kecuali Maya dan Lauren. Mereka berdiri di samping kanan Putri yang masih menangisi anaknya."Maaf, Bu. Sebenarnya saya tidak enak bilang ini. Tapi Steven pernah meminta uang sepulug juta kepada saya. Saya ingin meminta uang itu kembali karena saya ingin pindah ke luar kota. Saya punya bukti transferan s
Read more

Bab 67

Baru saja Marissa pulang dari sekolah, ia langsung berganti pakaian untuk menemui Maya di taman kota. Ia memakai rok di atas lutut dan kemeja lengan panjang. Ia pun menyambar tas selempangnya dan bergegas keluar kamar.Saat ia menuruni tangga, Farissa menepuk bahunya dari belakang."Kakak mau kemana? Anterin aku sekalian ke rumah Sky," pinta Farissa."Kakak mau ketemu teman. Ya sudah, ayo berangkat!"Farissa mengangguk lalu mereka berdua menaiki motor vespa milik Marissa. Tentu saja Marissa yang menyetir. Beberapa puluh menit kemudian, mereka sampai di depan rumah Sky."Makasih, ya, Kak. Nanti aku pulangnya di anterin Sky aja.""Iya. Kakak pergi dulu, ya.""Iya, Kak. Hati-hati."Marissa pun kembali melajukan motornya. Sepuluh menit kemudian, ia sampai di taman kota. Ia memarkirkan motornya dan melepas helm yang terpasang di kepalanya lalu ia melangkahkan kaki menuju bagian utara taman.Maya melambaikan tangan saat melihat Marissa datang. Marissa pun mrmbalas lambaian tangan pula. Mari
Read more

Bab 68

Farissa pulang di antar Sky. Sky ikut masuk ke rumah untuk menemui Abraham dan Aurin. Mereka berdua sedang bercengkrama di ruang keluarga."Permisi, Tante dan Om," ucap sky saat menghampiri mereka."Eh, ada Sky. Apa kabar, Nak?" Abraham menyahut dengan sangat ramah."Baik, Om. Saya kesini untuk mengantar Farissa pulang.""Wah, terima kasih, ya. Kebetulan Bibi Ambar sedang masak, mau makan bersama?" tawar Aurin."Oh, tidak perlu, Tante. Saya harus mengerjakan tugas kuliah saya," tolak Sky."Udah, gak apa-apa. Kebetulan Bibi Ambar masak rendang. Kamu suka rendang, 'kan? Sekali-kali lah ikut makan. Jangan sungkan-sungkan," ucap Aurin.Karena tak enak menolak lagi, Sky pun mengangguk. "Baiklah, Tante.""Ayo kita ke ruang makan," ajak Abraham sambil berdiri dan berjalan menuju ruang makan diikuti yang lainnya.•••Makan malam terasa hangat. Mereka sudah selesai makan dan sedang makan makanan pencuci mulut sambil bercengkrama."Rencana lulus kuliah mau kerja apa?" Abraham bertanya kepada Sk
Read more

Bab 69

Sepanjang perjalanan, Lea mengikuti Marissa. Ia berada di samping kanan Marissa sedangkan Farissa berada di samping kiri Marissa. Namun hanya Marissa yang dapat melihatnya.Marissa mengernyit bingung ketika melihat raut wajah Lea seperti ketakutan. "Kamu kenapa, Lea?" Marissa bertanya dalam hati."Aku takut dengan penunggu hulu sungai. Dia yang selama ini menahanku di sana. Tapi untungnya aku bisa kabur dan bertemu Alard," jawab Lea.Tentu saja Marissa terkejut mendengarnya. Ia memang belum pernah menerawang masa lalu Lea secara keseluruhan. Dan kini fakta baru ia dapati yang membuatnya terkejut."Penunggunya berbentuk apa?""Wanita setengah ular.""Kenapa kamu takut kepadanya?""Karena dia dulu menjadikanku budaknya dan dia sering menyiksaku. Apa aku tidak perlu kesana? Aku takut jika nanti aku kembali menjadi budaknya," ucap Lea berhenti berjalan dan menunduk.Otomatis, Marissa juga ikut berhenti. Farissa menatap bingung ke arah Marissa yang berhenti dan terlihat seperti sedang berb
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status