Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Melahirkan Anak Iblis: Chapter 51 - Chapter 60

121 Chapters

Bab 50

"Halo, Om, Tante," sapa Sky ketika memasuki rumah."Eh, Sky? Syutingnya besok di lapangan, kamu tadi sudah aku kirimi pesan tapi belum kamu baca," ujar Abraham."Maaf, Om. Saya kesini bukan untuk nanya soal syuting. Tapi saya kesini ingin menjemput Farissa," sahut Sky."Menjemput? Untuk apa?""Untuk kencan, Om."Mata Abraham dan Aurin terbelalak. Mereka menatap Sky tak percaya."Kamu pacar Farissa?" Abraham bertanya."Iya, Om.""Kok bisa? Sudah berapa lama?"Pertanyaan itu, pertanyaan yang sangat Sky hindari. Ia berpikir keras untuk menjawab apa. Tak sengaja mata Sky melihat Marissa ada di dekat tangga. Marissa memberi jawaban lewat gerakan mulut."Jawab aja dua bulan." Begitulah kata yang di ucapkan Marissa."Dua bulan, Om," jawab Sky."Kok kamu tidak ngenalin ke Papa Mama?" Abraham bertanya kepada Farissa."Aku lupa kenapa aku gak kasih tahu ke Mama Papa. Aku 'kan amnesia," ceplos Farissa.Abraham dan Aurin terkekeh. "Ya sudah, sana kalian kencan," ucap Abraham.Abraham saling panda
Read more

Bab 51

Farissa pulang ke rumah dengan perasaan yang tidak karuan. Ponselnya ia silent agar tidak dichat terus menerus oleh Sky. Sejak Farissa meninggalkan Sky, cowok itu terus menghubungi Farissa."Aku pulang," ucap Farissa saat memasuki rumah.Rumah terlihat sepi. Itu tandanya Abraham dan Aurin sedang pergi. Farissa teringat, malam ini memang jadwalnya Aurin konser. Pasti Aurin konser ditemani oleh Abraham dan Marissa.Farissa menyalakan ponselnya. Rupanya terdapat banyak pesan dan telepon dari Aurin, Abraham dan Marissa. Farissa membaca salah satu pesan dari Marissa.Marissa: Ikut Mama konser gak?Farissa menghela nafas lelah. Sebenarnya ia ingin ikut menonton konser ibunya. Baiklah, ini adalah kesalahannya karena ponselnya ia silent.Farissa menaiki tangga dengan langkah gontai. Ia lalu memasuki kamarnya. Farissa langsung merebahkan diri di kasur.Farissa menatap langit-langit kamar dengan sendu. Ia merasa haus dan lapar tapi dia sangat malas turun ke lantai bawah untuk mengambil makanan.
Read more

Bab 52

"Gara-gara Kakak?""Kenapa Kakak membohongiku kalau Sky adalah pacarku padahal bukan?!"Marissa terkejut. "Sky bodoh, harusnya ia tak perlu bilang yang sejujurnya," ucap Marissa dalam hati."Karena Sky itu suka sama kamu tapi dia tidak berani bilang," ujar Marissa.Memang benar, Sky menyukai Farissa namun ia sendiri tidak menyadari perasaannya apalagi mengakui perasaannya. Marissa tahu itu karena ia melihat dari mata batinnya kalau Sky memiliki rasa kepada Farissa."Kakak bohong!""Kakak gak mungkin bohong. Sky juga bilang ke kamu 'kan kalau dia suka kamu?"Farissa terdiam, apa yang diucapkan Marissa benar.Marissa tersenyum menenangkan. Ia mendekati Farissa lalu memeluknya. "Kakak tidak mungkin mempermainkan adik kakak sendiri.""Maafkan aku, Kak, karena sudah berprasangka buruk kepada Kakak." Farissa menyahut."Iya, tidak apa-apa. Kakak bawa bakso. Ayo kita makan bakso!""Oke, Kak."•••Setelah makan bakso, Marissa dan Farissa duduk berdua di balkon sambil menikmati segelas es green
Read more

Bab 53

"Hai, Roy dan Marissa," sapa Maya."Maya," ucap Marissa kaget.Maya tersenyum sinis. "Kenapa? Kaget, ya?""Ngapain kamu disini?" Marissa bertanya tak suka."Santai aja, dong. Wajahnya gak usah tertekuk gitu.""Gausah banyak omong. Mau apa kamu?""Aku kesini mau kasih ini." Maya menyodorkan sebuah amplop kepada Roy."Cepetan ambil." Maya memegang tangan Roy lalu menaruh amplop itu di tangan Roy."Bye. Aku mau jalan-jalan sama pacar aku." Seorang laki-laki mendekati Maya lalu Maya memegang tangan laki-laki itu dengan mesra."Steven," ucap Marissa kaget. "Nyari mangsa baru, ya?" Marissa terkekeh sinis."Maksudmu apa?" Steven menyahut."Untung aja Nia udah terlepas dari peletmu itu. Dan kamu Maya, hati-hati kamu nanti diporotin sama dia. Hahahahaha." Marissa tertawa sampai menutup mulutnya."Kurang ajar." Steven ingin menghajar Marissa tapi segera ditahan oleh Maya."Jangan ladenin dia, sayang. Malu nanti dilihat banyak orang," ujar Maya."Masih punya malu ternyata," sahut Marissa."Terse
Read more

Bab 54

Sky membawa Farissa jalan-jalan ke danau yang ada di pusat kota. Danau itu sudah menjadi tempat wisata untuk umum. Banyak orang yang pergi kesana untuk berlibur, healing, menghabiskan waktu bersama orang terdekat, dan lain-lain.Sky memarkirkan motor vespanya lalu bergegas mencopot helmnya lalu mencopot helm Farissa. Dengan penuh perhatian, Sky merapikan rambut Farissa yang berterbangan terkena angin.Setelah merapikan rambut Farissa, Sky berucap, "Kalau gini jadi tambah cantik."Farissa tersenyum malu-malu yang membuat Sky gemas. Sky pun mencubit pipi Farissa yang memerah."Sakit, Sky," adu Farissa dengan cemberut."Maaf, sayang. Habisnya kamu lucu banget, jadi gemes.""Udahan gombalnya. Sekarang ayo kita ke danau!" Farissa menyeret tangan Sky untuk memasuki gapura yang menjadi tempat akses memasuki danau.Setelah melewati gapura, mereka disuguhkan dengan pemandangan danau yang sangat indah. Di belakang danau, terdapat gunung-gunung yang menambah keindahan tempat itu. Farissa sampai
Read more

Bab 55

Farissa menatap rumah didepannya lalu bergantian menatap kertas di tangannya. Kertas tersebut adalah kertas yang menampilkan denah sebuah rumah psikolog yang diberikan oleh psikolog beberapa hari yang lalu di restoran. Farissa membaca papan yang tertempel di dinding rumah itu yang bertuliskan 'Jasa Konsultasi Psikolog Berbagi Luka, gratis hari Sabtu dan Minggu pukul 10.00 sampai 15.00 WIB.'Farissa pun memasuki teras rumah tersebut. Ia memencet bel di dinding sambil berucap, "Permisi."Setelah beberapa kali mengetuk pintu, munculah wanita yang sama dengan wanita yang memberikan buket bunga dan amplop kepada Farissa beberapa hari yang lalu di restoran."Dengan Kak Yuni?" tanya Farissa."Iya, saya Yuni. Saya ingat kamu, kamu orang yang aku kasih buket bunga dan amplop di restoran waktu itu 'kan?""Benar, Kak.""Oh, mari masuk!"Farissa mengangguk lalu memasuki rumah Yuni. Farissa duduk di sof setelah dipersilahkan oleh Yuni."Saya ambilkan minum dulu, ya," ucap Yuni."Tidak perlu repot
Read more

Bab 56

Sepulang sekolah, Marissa berlatih bernyanyi dengan Carolina band di rumah Roy. Mereka latihan di ruangan khusus bersantai, bermain musik, dan gym. Saat ini Marissa sedang mengabari Aurin."Ma, aku mau latihan sama Carolina band. Mereka ajak aku buat jadi vokalis di acara ulang tahun salah satu stasiun televisi minggu depan. Boleh 'kan, Ma?" ucap Marissa.Di sebrang telepon, Aurin tersenyum bahagia. "Wah, tentu boleh, dong. Rupanya bakat Mama turun ke kamu. Sana latihan yang benar. Besok-besok latihannya di rumah kita aja. Mama bakal beli banyak camilan." Marissa memencet tombol speaker agar semuanya mendengar. Alhasil, para anggota Carolina band kegirangan."Oke, Ma. Aku latihan dulu, ya.""Iya, sayang."•••Setelah selesai latihan, Marissa beristirahat dengan duduk di sofa bersebelahan dengan Roy. Saat Marissa mau mengambil sekaleng soda, Roy menahan tangan Marissa. "Kamu udah minum tiga kaleng soda," ujar Roy.Marissa menyengir. "Satu kali lagi, boleh?"Roy menggelengkan kepalanya
Read more

Bab 57

Setelah kejadian yang menguras energi, roh Marissa akhirnya kembali ke raganya. Baru juga tersadar, ia sudah kepikiran.Dirinya bertanya-tanya tentang siapa Landu. Kenapa wajahnya sangat mirip dengan Paman Pandu? Apakah Landu adalah Paman Pandu?Marissa memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Kepalanya begitu sakit memikirkan itu. Ditambah eneginya terkuras banyak untuk melawan Landu.Tok tok tok"Nona," panggil Bibi Ambar."Masuk, Bi.""Saya hanya mau menyampaikan kalau Nyonya Aurin dan Tuan Abraham menyuruh Nona Marissa makan.""Iya, Bi. Nanti aku nyusul.""Baik, Nona."Marissa pum bangun dari tidurnya. Badannya terada pegal-pegal. Ia pun meregangkan tangan, leher, dan kakinya hingga menimbulkan suara 'kretek'.Marissa pun keluar kamar dan menuruni tangga untuk ke ruang makan. Dan betapa kagetnya Marissa ketika melihat ada Sky di ruang makan."Wah, ada apa ini? Kok ada calon adik ipar?""Dia kesini bawain makanan buat kita." Abraham menyahut."Wah, adik ipar yang satu ini memang p
Read more

Bab 58

Pukul sembilan pagi, Roy baru bangun. Ia pun duduk berdiam diri di atas kasur untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.Setelah nyawanya terkumpul, Roy meregangkan otot-ototnya yang kaku lalu beranjak dari kasur. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah, sikat gigi, dan buang air. Setelah selesai, ia pun keluar kamar dan menuruni tangga.Roy mengernyit heran ketika melihat rumah dalam keadaan sepi seakan-akan tidak ada kehidupan di dalamnya. Karena merasa lapar, Roy pun pergi ke dapur. Saat baru saja menginjakkan langkah pertama di dapur, ia dikejutkan dengan teriakan, "Happy birthday!"Roy terkejut ketika melihat Marissa, Farissa, Nia, anggota Carolina Band, dan Kinan berkumpul di dapur. Marissa berada di dihadapannya dengan membawa sebuah kue."Make a wish lalu tiup lilin," ucap Marissa.Roy pun mengatupkan kedua tangannya lalu memanjatkan doa. Setelah selesai, ia pun meniup lilin yang tertancap di atas kue. Riuh tepuk tangan pun terdengar.Roy kemudian berpelukan dengan Maris
Read more

Bab 59

Setelah puas, Steven menutup resleting celananya lalu meninggalkan Maya yang terbujur lemah di atas kasur. Maya memandang kepergian Steven dengan sorot mata penuh kebencian.Maya bangkit dari kasur dengan susah payah. Ia berjalan tertatih-tatih menuju balkon. Sesampainya di balkon, Maya berpegangan di pembatas balkon sambil melihat ke jalanan di bawahnya.Terlihat Steven menaiki motornya lalu melambaikan tangan ke arah Maya dan senyuman. Steven kemudian melajut meninggalkan pekarangan rumah Maya."Aku sumpahin kamu mati, Steven," gumam Maya.Maya menguatkan pegangannya di pembatas balkon. Dirinya dilanda kebingungan. Ia memiliki rencana gila untuk lompat dari balkon.Tapi dirinya masih takut dan ragu-ragu. Namun ia kembali merasa tertekan karena semua masalah yang ka hadapi.Akhirnya ia nekat untuk untuk menuruti keinginan gilanya. Ia pun naik ke pembatas balkon dan melompat.BrakSemua yang sangat keras itu mengejutkan orang-orang di jalanan. Suara itu berasal dari sebuah mobil berwa
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status