Home / Horor / Melahirkan Anak Iblis / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Melahirkan Anak Iblis: Kabanata 31 - Kabanata 40

121 Kabanata

Bab 30

Setelah istirahat beberapa menit, Kinan, Roy, dan Marissa pun bergegas ke belakang rumah. Di tangan Roy sudah terdapat cangkul untuk menggali.Setelah mendapat penglihatan, Marissa menunjuk tanah dibawah pohon pisang. Roy pun langsung menggali tempat tersebut.Dan benar saja, ditemukan sebuah kain putih. Tapi Roy belum selesai menggali. Ia pun menggali lagi hingga kain putih tersebut bisa ditarik oleh Marissa.Mereka semua pun berjongkok. Marissa lalu membuka bungkusan tersebut. Mereka bertiga syok ketika melihat isinya."Ada tanah kuburan, rambut, botol minyak kecil, paku, dan bunga kantil," ucap Marissa."Kita harus membakar ini semua," lanjutnya.Roy pun menyiram benda-benda tersebut dengan bensin lalu membakarnya. Mereka bertiga berdiri mengelilingi kobaran api tersebut sampai semuanya habis menjadi debu.Mereka mengucap syukur setelah berhasil membakar benda-benda tersebut. Kinan langsung memeluk Marissa sambil berkata, "Terima kasih, Nak. Berkat kamu, kami selamat.""Ini merupak
Magbasa pa

Bab 31

Marissa kaget ketika tiba-tiba ia berada di balkon kamarnya. Ia melihat langit yang sudah gelap pertanda ini sudah malam hari. Marissa menengok ke bawah dan ia sangat kaget.Di bawah, jalanan sangat sepi tidak ada satupun kendaraan yang melintas. Bahkan Marissa tidak melihat satu orang pun selain dirinya sendiri.Marissa bergegas menuju ke pintu balkon dan saat ia membukanya pintu tersebut terkunci. Marissa semakin kaget dan terheran-heran.Tiba-tiba, Marissa mendengar suara perempuan menangis. Marissa menoleh ke arah sumber suara yang ternyata berasal dari balkon gedung apartemen sebelah rumahnya. Betapa terkejutnya Marissa ketika melihat perempuan yang menangis adalah perempuan yang sama dengan perempuan yang tadi melompat dari balkon.Marissa berjalan perlahan de sudut balkon. Ia menengok ke bawah dan seketika ia membeku ketika melihat jasad wanita itu jatuh dengan posisi yang sama saat wanita itu jatuh tadi malam.Marissa lalu bebalik badan dan menggedor-gedor pintu balkonnya. Tiba
Magbasa pa

Bab 32

"Marissa, tunggu!"Akhirnya Roy dapat menggapai tangan Marissa. Marissa pun berusaha memberontak tapi Roy dapat menahannya."Aku minta maaf kalau liburan kita jadi berantakan. Aku benar-benar gak nyangka kalau Maya bakal datang dan ngerusak liburan kita. Kita langsung buang kendi itu ke laut lalu kita liburan di tempat lain, mau?""Sekarang aku tanya dulu ke kamu. Kenapa bisa Maya tahu kalau kita ada di sini? Kamu bilang ke dia?" tuding Marissa."Kok kamu malah nuduh aku, sih? Kamu lupa kalau tadi kamu buat story di akunku? Ya jelas Maya bakal lihatlah," sanggah Roy.Marissa menunduk, menyadari kesalahannya. "Maaf."Roy menarik nafas lega. "Kita buang kendi sekarang juga, ya? Setelah ini aku akan ajak kamu ke kebun binatang."Mata Marissa berbinar-binar. "Oke.""Maaf tadi aku ninggalin kamu. Tadi aku beli ini buat kamu." Roy menyerahkan paper bag digenggamannya kepada Marissa.Marissa tampak sangat senang. Ia pun membuka paper bag tersebut. "Wow. Terima kasih, Roy.""Sama-sama. Itu ak
Magbasa pa

Bab 33

"Bye." Marissa melambaikan tangan kepada Roy yang lalu melajukan mobilnya."Aku pulang," ucap Marissa saat memasuki rumahnya.Baru saja memasuki rumah, Marissa dikejutkan dengan kehadiran arwah Ria di ruang tamu."Hai!" Ria menyapa."Tunggu sebentar. Aku mau bersih-bersih dulu," ujar Marissa dalam hati.Marissa pun pergi ke kamarnya lalu bersih bersih dan mengganti pakaian. Setelah itu, ia keluar rumah menuju apartemen yang ditinggali Ria."Lantai berapa?" Marissa bertanya kepada Ria."Sepuluh," jawab Ria.Marissa pun menaiki lift ke lantai sepuluh."Ruangan nomor berapa?""194."Marissa pun menyusuri lorong untuk mencari ruangan nomor 194. Beberapa menit kemudian, ia pun sampai di ruangan nomor 194. Saat hendak mengetuk pintu, Marissa mendengar suara tangisan dari dalam ruangan.Tok tok tok"Permisi," ucap Marissa.Suara tangisan itu berhenti. Lalu pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya."Permisi, saya temannya Ria. Saya ingin menyampaikan pesan terakhir dari Ria. Sebelum mening
Magbasa pa

Bab 34

"Bye." Marissa melambaikan tangan kepada Roy yang lalu melajukan mobilnya."Aku pulang," ucap Marissa saat memasuki rumahnya.Baru saja memasuki rumah, Marissa dikejutkan dengan kehadiran arwah Ria di ruang tamu."Hai!" Ria menyapa."Tunggu sebentar. Aku mau bersih-bersih dulu," ujar Marissa dalam hati.Marissa pun pergi ke kamarnya lalu bersih bersih dan mengganti pakaian. Setelah itu, ia keluar rumah menuju apartemen yang ditinggali Ria."Lantai berapa?" Marissa bertanya kepada Ria."Sepuluh," jawab Ria.Marissa pun menaiki lift ke lantai sepuluh."Ruangan nomor berapa?""194."Marissa pun menyusuri lorong untuk mencari ruangan nomor 194. Beberapa menit kemudian, ia pun sampai di ruangan nomor 194. Saat hendak mengetuk pintu, Marissa mendengar suara tangisan dari dalam ruangan.Tok tok tok"Permisi," ucap Marissa.Suara tangisan itu berhenti. Lalu pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya."Permisi, saya temannya Ria. Saya ingin menyampaikan pesan terakhir dari Ria. Sebelum mening
Magbasa pa

Bab 35

Jam empat pagi, Marissa sudah mandi dan memakai pakaian training. Ia kini sedang menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk naik gunung nanti. Ada pakaian, alat mandi, peralatan masak dan bahan makanan, tenda, dan juga kitab anak iblis.Marissa juga membawa puluhan lembar daun bidara untuk melawan para iblis dan jin di gunung nanti. Setelah selesai memasukkan barang-barang di tas ransel besar miliknya, Marissa pun berniat untuk memakai skincare.Setelah selesai memakai skincare, Marissa berniat keluar kamar untuk mengecek Farissa. Saat membuka pintu, Marissa terlonjak kaget ketika Nia dan Roy muncul di depan pintu.Marissa mendengus. "Ngagetin aja."Nia menyengir. "Kamu sudah selesai siap-siap?""Baru saja selesai," sahut Marissa."Numpang wifinan di kamarmu, ya. Aku ngerasa gerah," ujar Nia."Masuk aja."Saat Marissa hendak menuju kamar Farissa, Farissa sudah terlebih dahulu keluar dari kamar. "Aku sudah siap," ucap Farissa."Oke." Marissa kembali ke kamarnya lalu berseru, "Ayo
Magbasa pa

Bab 36

Pukul lima sore, mereka berempat sampai ke puncak. Nia langsung memotret sunset sebanyak-banyaknya. Sedangkan Marissa, Roy, Farissa duduk berjejer menikmati sunset sambil meminum teh hangat.Di bawah puncak gunung terlihat perkotaan yang megah. Di atas gunung banyak kabut dan awan. Suhunya sangat dingin. Marissa sampai menurunkan beanie hatnya sampai ke jidatnya saking dinginnya.Di sela-sela menikmati sunset, Roy menggenggam tangan Marissa lalu menciumnya. "Aku ada sesuatu buat kamu," ujarnya."Apa?"Roy merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah benda berwarna merah."Buka," ucap Roy sambil menyerahkan kotak tersebut.Marissa menekuk dahinya, sibuk bertanya-tanya dalam benaknya. Ia pun membuka kotak tersebut. Pupilnya melebar ketika melihat ada sepasang anting emas dengan bandul berlian. Ini adalah anting impiannya dari brand Roy Mason.Anting tersebut sangat mahal. Harganya seribu lima ratus dollar atau sekitar dua puluh tiga juta rupiah.Marissa lalu memeluk Roy erat-erat. Maris
Magbasa pa

Bab 37

"Farissa!" Marissa, Roy, dan Nia terus berseru memanggil nama Farissa.Mereka berhenti sejenak di antara pepohonan. Sudah lebih dari satu jam mereka mencari Farissa namun tak kunjung ketemu."Aku aku sudah sampai di kerajaan Azalah?" Marissa bertanya dalam hati."Berjalanlah lagi, sebentar lagi kamu akan sampai," jawab Alard."Ayo jalan lagi, guys," seru Marissa."Aku capek banget, Mar," keluh Nia."Yaudah, istirahat sebentar aja."Mereka pun akhirnya duduk. Mereka sangat haus. Namun sayangnya mereka tidak ada yang membawa minum. Setelah beberapa menit istirahat, Marissa bangkit lagi."Ayo kita lanjutin!"Roy dan Nia mengangguk. Mengikuti langkah Marissa. Tiba-tiba Marissa berhenti ketika melihat sandal Farissa yang tergeletak di tanah."Ada sandal Farissa," seru Marissa."Mana mana? Oh iya, itu sandalnya Farissa. Tapi Farissa kemana?" Nia menyahut."Kamu sudah sampai di pintu gerbang kerajaan Azalah," ujar Alard kepada Marissa.Marissa menerawang tempat ia berpijak lewat mata batinnya
Magbasa pa

Bab 38

Beberapa detik setelah Marissa menyedot Lauzalah, muncul Azalah dari sebuah ruangan. Azalah kaget ketika melihat Marissa dan Farissa. Sementara wanita yang duduk di sebelah singgasana Lauzalah menangis."Ibu," ucap Azalah yang lalu menghampiri wanita itu."Kenapa kalian mengusik suamiku?" Wanita itu menangis histeris."Tenangkan dirimu, Ratu Laras," ucap salah satu pelayan."Ratu Laras… apakah kamu manusia yang menikah dengan iblis?" tanya Marissa."Iya, kenapa? Kalian tega sekali membunuh suamiku.""Aku tidak membunuhnya. Aku hanya mengurungnya.""Lancang," ucap Azalah geram.Saat Azalah ingin menyerang Marissa, Marissa mengambil kendi yang diberikan oleh arwah Risa yang tiba-tiba datang menolongnya. Marissa membuka kendi itu lalu mengarahkannya ke Azalah sambil mengucap, أزالة ، عودي إلى الظلمة تمامًا كما خرجت" من الظلا."Azalah pun tersedot ke dalam kendi tersebut. Wanita yang dipanggil Ratu Laras tersebut duduk bersimpuh sambil menangisi Azalah.Marissa yang tak tega pun menghampi
Magbasa pa

Bab 39

Nia berada di kamar Marissa untuk menemaninya. Roy dan Paman Pandu sudah pulang beberapa menit yang lalu. Kini, Marissa dan Nia sibuk bernyanyi seakan lupa beberapa jam lalu Marissa bertaruh nyawa di dimensi lain."Mau ke balkon? Sekalian lihat sunset," tawar Marissa."Ide bagus." Nia menanggapi, setuju akan saran Marisssa.Marissa membuka pintu balkon lalu melangkahkan kaki keluar ruangan diikuti Nia."Waw, indah banget langitnya." Nia berseru, wajahnya berbinar-binar menatap langit."Makanya aku suka banget ke balkon," sahut Marissa."Ini pertama kalinya aku ke balkon kamarmu. Kalau tahu sebagus ini, aku bakal sering ke sini," ujar Nia."Makanya sering-sering kesini.""Iya, besok aku akan sering-sering kesini."Marissa duduk di kursi sambil menaruh laptop dan speaker kecil miliknya di atas meja. Marissa lalu memutar musik pop.Nia sibuk memotret langit menggunakan ponselnya. Sesekali ia ikut bernyanyi dan menari-nari mengikuti alunan lagu pop yang terputar.Marissa tertawa melihat ti
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status