Share

Bab 57

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah kejadian yang menguras energi, roh Marissa akhirnya kembali ke raganya. Baru juga tersadar, ia sudah kepikiran.

Dirinya bertanya-tanya tentang siapa Landu. Kenapa wajahnya sangat mirip dengan Paman Pandu? Apakah Landu adalah Paman Pandu?

Marissa memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Kepalanya begitu sakit memikirkan itu. Ditambah eneginya terkuras banyak untuk melawan Landu.

Tok tok tok

"Nona," panggil Bibi Ambar.

"Masuk, Bi."

"Saya hanya mau menyampaikan kalau Nyonya Aurin dan Tuan Abraham menyuruh Nona Marissa makan."

"Iya, Bi. Nanti aku nyusul."

"Baik, Nona."

Marissa pum bangun dari tidurnya. Badannya terada pegal-pegal. Ia pun meregangkan tangan, leher, dan kakinya hingga menimbulkan suara 'kretek'.

Marissa pun keluar kamar dan menuruni tangga untuk ke ruang makan. Dan betapa kagetnya Marissa ketika melihat ada Sky di ruang makan.

"Wah, ada apa ini? Kok ada calon adik ipar?"

"Dia kesini bawain makanan buat kita." Abraham menyahut.

"Wah, adik ipar yang satu ini memang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 58

    Pukul sembilan pagi, Roy baru bangun. Ia pun duduk berdiam diri di atas kasur untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.Setelah nyawanya terkumpul, Roy meregangkan otot-ototnya yang kaku lalu beranjak dari kasur. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah, sikat gigi, dan buang air. Setelah selesai, ia pun keluar kamar dan menuruni tangga.Roy mengernyit heran ketika melihat rumah dalam keadaan sepi seakan-akan tidak ada kehidupan di dalamnya. Karena merasa lapar, Roy pun pergi ke dapur. Saat baru saja menginjakkan langkah pertama di dapur, ia dikejutkan dengan teriakan, "Happy birthday!"Roy terkejut ketika melihat Marissa, Farissa, Nia, anggota Carolina Band, dan Kinan berkumpul di dapur. Marissa berada di dihadapannya dengan membawa sebuah kue."Make a wish lalu tiup lilin," ucap Marissa.Roy pun mengatupkan kedua tangannya lalu memanjatkan doa. Setelah selesai, ia pun meniup lilin yang tertancap di atas kue. Riuh tepuk tangan pun terdengar.Roy kemudian berpelukan dengan Maris

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 59

    Setelah puas, Steven menutup resleting celananya lalu meninggalkan Maya yang terbujur lemah di atas kasur. Maya memandang kepergian Steven dengan sorot mata penuh kebencian.Maya bangkit dari kasur dengan susah payah. Ia berjalan tertatih-tatih menuju balkon. Sesampainya di balkon, Maya berpegangan di pembatas balkon sambil melihat ke jalanan di bawahnya.Terlihat Steven menaiki motornya lalu melambaikan tangan ke arah Maya dan senyuman. Steven kemudian melajut meninggalkan pekarangan rumah Maya."Aku sumpahin kamu mati, Steven," gumam Maya.Maya menguatkan pegangannya di pembatas balkon. Dirinya dilanda kebingungan. Ia memiliki rencana gila untuk lompat dari balkon.Tapi dirinya masih takut dan ragu-ragu. Namun ia kembali merasa tertekan karena semua masalah yang ka hadapi.Akhirnya ia nekat untuk untuk menuruti keinginan gilanya. Ia pun naik ke pembatas balkon dan melompat.BrakSemua yang sangat keras itu mengejutkan orang-orang di jalanan. Suara itu berasal dari sebuah mobil berwa

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 60

    Saat ini Marissa sedang bersantai di kamarnya. Ia menonton televisi sambil memakan camilan. Mata Marissa fokus menatap ke layar televisi.Tayangan yang sedang Marissa tonton adalah berita. Ia memang lebih suka menonton berita daripada sinetron. Karena jika ia menonton sinetron, itu akan membuatnya pusing karena ceritanya yang seperti tidak habis-habis."Kejadian pada hari kemarin. Seorang wanita melompat dari balkon lantai dua dan jatuh tepat di atas mobil. Hal itu menyebabkan atap mobil sedikit penyok. Wanita berinisial MA ini pun dikabarkan koma." Pembawa berita berucap.Mata Marissa terbelalak ketika melihat lokasi kejadian itu adalah lokasi rumah Maya. Marissa memang tahu rumah Maya karena pernah diberi tahu oleh Roy.Marissa bergegas mengambil ponselnya di atas nakas lalu menghubungi Roy. Marissa menunggu dengan perasaan was-was."Halo." Roy menyapa."Halo, Roy. Kamu udah lihat berita belum? Ada wanita yang lompat dari balkon lantai dua dan tempat kejadiannya itu di rumah Maya,"

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 61

    Setelah kejadian di rumah sakit, mood Marissa menjadi rusak. Ia termenung menatap ke luar jendela sepanjang perjalanan dari rumah sakit. Roy sesekali melirik Marissa sambil menghembuskan nafas."Gak usah terlalu dipikirin. Anggap aja tadi Maya orang gila," celetuk Roy.Marissa tersenyum tipis. "Iya. Aku cuma pengen lagi melamun aja.""Mau aku ajak ke mall biar happy?" tawar Roy."Oke, mau."Roy dan Marissa saling melempar senyum. Roy lalu putar balik menuju mall."Kamu mau susu nggak? Itu di dashboard ada susu kotak," ujar Roy sambil menunjuk dashboard.Marissa mengangguk lalu membuka dashboard. Ia pun mengeluarkan sekotak susu lalu meminumnya.Tiba-tiba, Marissa berucap, "Roy, aku mau tanya sesuatu yang selalu buat aku penasaran. Hal yang pengen aku tanyain sedari dulu tapi aku tahan-tahan.""Apa?""Berapa mantanmu?"Roy terkekeh. "Kenapa kamu nanya itu?""Tuh, kan. Malah ketawa.""Iya-iya. Mantan aku ada tiga.""Siapa aja?""Talitha, dia mantan pertama ku waktu kelas dua SMP. Lalu ad

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 62

    "Lalu kenapa aku bisa masuk kesini? Dan apa hubungannya ini semua dengan kakakku Marissa?" tanya Farissa."Kamu dan kakakmu adalah manusia yang berbeda dari manusia manusia lainnya. Tapi kakakmu lebih berbeda. Dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia selain dia, termasuk kamu," tutur Ratu Aurora."Kalau aku boleh tahu, apa kelebihanku dan kakakku?""Maaf, aku tidak bisa memberitahumu. Biar waktu yang memberitahumu. Aku mengundang kamu kesini untuk mengajakmu berkenalan. Ingatlah bahwa apa yang kamu alami saat ini nyata.""Baiklah. Sekarang bolehkah aku kembali ke daratan? Aku takut Ayah dan Sky mencariku.""Silahkan. Dayangku akan mengantarkanmu sekaligus menjadi penjagamu selama kamu ada di daratan.""Kalau begitu, saya permisi," pamit Farissa sambil membungkuk hormat.Ia pun berbalik badan dan keluar dari istana diikuti Roro. Saat keluar istana, pakaian Farissa langsung berganti menjadi pakaian awal yang Farissa pakai. Farissa pun berenang kembali ke daratan."Farissa

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 63

    Kerajaan Lauzalah kini dalam keadaan yang berantakan karena kembalinya Azalah dan Lauzalah. Alhasil, kerajaan terpecah menjadi dua kubu. Satu kubu Lauzalah dan satunya kubu Marissa.Marissa dengan pakaian ratunya melangkah memasuki istana dengan anggun. Kubu Marissa bersorak gembira. Mereka mengikuti langkah Marissa dari belakang.Keadaan menjadi hening ketika Marissa berhadap-hadapan dengan Azalah dan Lauzalah. Mata mereka bersitatap, saling memancarkan keberanian dan amarah. Azalah menatap Marissa sambil tersenyum miring. "Ayah." Azalah memanggil Lauzalah."Sepertinya seru kalau punya dia kekasih eh maksudnya istri. Iya 'kan, Ayah?" lanjutnya."Tentu saja. Memangnya kamu ingin punya dua istri?" Lauzalah menyahut."Iya. Mereka kakak beradik dan … kembar." Azalah tertawa dengan tatapan yang masih menatap Marissa."Sayangnya, jiwamu akan kembali masuk ke dalam kendi sebelum kamu punya dua istri," ujar Marissa sambil maju secepat kilat untuk mencakar wajah Azalah.Beberapa tetes darah

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 64

    Farissa menatap mobil kedua orangtuanya yang masuk ke pekarangan rumah. Posisi Farissa kini berada di atas balkon sambil menikmati green tea yang ia beli tadi dan belum sempat ia minum. Farissa melambaikan tangan sambil berteriak, "Kak Marissa, sini!"Marissa menoleh dan membalas lambaian tangan sambil mengangguk. Marissa dan kedua orangtuanya pun masuk ke dalam rumah. Marissa pun bergegas memasuki kamar Farissa lalu berjalan menuju balkon.Marissa pun mendudukkan dirinya di depan Farissa. Farissa menyodorkan satu cup green tea kepada Marissa."Thank you," ucap Marissa sambil memasukkan sedotan ke dalam cup lalu meminumnya."Segarnya," celetuk Marissa sambil menikmati green tea yang membasahi kerongkongannya."Kak, apakah Kakak bermimpi yang sama dengan mimpiku?" Farissa bertanya."Mimpi?" Marissa mengernyit. "Oh, yang tentang kita yang berada di istana gaib?""Ternyata Kakak juga bermimpi hal yang sama?" ucap Farissa kaget."Itu bukan mimpi. Lihatlah lehermu! Ada bekas sayatan pisau

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 65

    "Lho kenapa? Bukannya dia cinta banget sama kamu sampai bikin kamu hamil," ujar Lauren.Maya terdiam sejenak untuk mengatur deru nafasnya yang memburu. "Aku sampai hamil bukan karena dia beneran cinta sama aku. Tapi karena dia menjadikan aku alat pemuas nafsunya."Hati ibu mana yang tidak hancur jika perkataan itu keluar dari mulut anaknya. Tentu saja Lauren sangat syok sampai hampir jatuh ke lantai. Untungnya ia berpegangan pada sisi brankar sebagai tumpuannya sehingga ia tidak jatuh.Maya pun sama hancurnya dengan Lauren. Maya memalingkan wajah, tak sanggup melihat raut wajah ibunya."Maafkan aku, Bu. Selain aku anak tidak berguna, aku juga anak yang selalu menyusahkan Ibu. Aku menyesal pacaran dengan Steven. Dia juga selalu porotin aku. Tabunganku habis puluhan juta untuk dia," tutur Maya."Jadi dia serimg porotin kamu? Ya Tuhan…. Padahal tabunganmu itu untuk biaya kuliah, Nak. Kenapa kamu habiskan." Kali ini Lauren benar-benar luruh ke lantai. "Ibu sengaja titipin uang itu ke kamu

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 120

    "Aku, Sky Putra Raja, menjadikanmu, Farissa Putri Abraham, istri ku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," ucap Sky lantang."Aku, Farissa Putri Abraham, menjadikanmu, Sky Putra Raja, suamiku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," balas Farissa.Mereka pun berciuman dan berpelukan. Riuh tepuk tangan kembali terdengar. Para pemain musik mulai memainkan musik hingga terdengar alunan musik yang indah yang membuat suasana menjadi semakin hangat.Seluruh keluarga dan kerabat pun berfoto bersama dengan kedua pasangan pengantin. Setelah itu, diadakan acara lempar bunga. Marissa dan Farissa pun membelakangi para tamu lalu melempar buket bunga ke belakang.Yang menangkap kedua bunga tersebut adalah Nia dan seorang laki-laki bernama Joy. Joy adalah teman kampus mereka. Bertepatan dengan itu

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 119

    Roy: Aku mau ngelamar kamuMarissa terkejut dan membeku saat membaca pesan dari Roy. "Ya Tuhan, ini beneran?" gumamnya.Marissa: Kamu serius?Roy: Seriuslah. Aku sama Bunda udah nyiapin seserahan. Kami akan kerumahmu nanti sore. Dandan yang cantik ya, sayang.Marissa merasa senang, cemas, bingung pokoknya semua rasanya seperti campur aduk. Ia sampai berjingkrak-jingkrak saking merasa campur aduk. Ia memandangi dirinya di depan cermin sambil berucap, "Serius cewek kayak aku mau dilamar nanti? Acak-acakan gini kayak orang utan kok bisa cepat dapat calon suami, ya.""Tapi aku memang cantik, sih," lanjutnya sambil berpose layaknya model."Aku harus nyiapin pakaian buat nanti." Marissa buru-buru menggeledah lemarinya. Banyak baju yang ia hamburkan hingga menjadi berantakan. "Aduh, aku harus pakai yang mana?" Marissa frustasi. "Oh iya. Lebih baik aku bilang ke Mama Papa sekalian tanya saran pakaian yang cocok dipakai nanti."Marissa pun keluar kamar dan berjalan ke kamar kedua orangtuanya.

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 118

    "Dari hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan hamil." Ucapan dokter membuat tubuh Anggun membeku."A-apa? Aku hamil?" Anggun berucap tak percaya."Iya. Usia kandungannya baru dua minggu. Tolong dijaga baik-baik kandungannya. Saya akan beri vitamin dan surat kontrol. Nanti bisa kontrol ditemani suaminya.""Suami? Apakah dunia sedang bercanda?" ujar Anggun dalam hati.Marissa menatap Anggun dengan tatapan kasihan. Dia ingin menyadarkan Anggun melalui kata-kata tapi ia tak tega melihat wajah Anggun yang pias. Setelah keluar dari ruangan dokter, Anggun menangis sejadi-jadinya."Maafkan aku, Mar. Mungkin ini karma karena aku berniat mencelakaimu. Tolong bantu aku… aku harus bagaimana?""Aku sudah memaafkanmu. Kamu harus sabar dan ikhlas menerima anak di rahimmu. Bagaimanapun dia bayi tak berdosa. Jangan kamu sakiti apalagi menggugurkannya. Kamu tidak mau 'kan terjadi hal buruk lagi? Maka jaga kandunganmu.""Lalu bagaimana dengan kuliahku?""Kamu bisa menggunakan pakaian oversize ketika ke kamp

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 117

    Marissa tidak berangkat sekolah karena ia masih merasa lemas dan tak bertenaga. Kini dia hanya duduk bersandar ke headboard sambil menonton film. Tiba-tiba terdengar suara motor Roy yang sangat Marissa hafal.Marissa pun berhenti memutar film lalu beranjak dan turun ke lantai bawah dan menghampiri Roy. "Aku gak berangkat kuliah. Maaf gak ngabarin kamu karena aku lupa."Roy menyerahkan beberapa batang coklat kepada Marissa. "Cepat sembuh, sayang."Marissa menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Roy." Ia mengecup pipi Roy.Roy melotot kaget. Ia memegangi tangan Marissa lalu meremasnya. "Aaa aku salting berat. Kamu harus tanggung jawab."Marissa mengecup pipi Roy lagi. "Aku sudah tanggung jawab.""Itu malah bikin aku tambah salting, Mar.""Memang tujuan aku begitu. Aku suka lihat wajah kamu pas salting.""Kalau begitu aku juga mau cium kamu." Roy turun dari motornya.Namun Marissa segera berlari memasuki rumah sambil tertawa. Roy menatap Marissa dengan tatapan yang dibuat seolah-o

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 116

    Cesy mencekik Excel sampai Excel tersedak dan sesak nafas. Excel memegangi tangan Cesy yang terasa sangat dingin. Cesy menatap Excel sangat tajam."Puas kamu merusak seluruh hidupku? Kamu memang pria brengsek. Kamu seharusnya gak pantas hidup. Kamu adalah manusia paling bejat yang pernah aku kenal," ucap Cesy berapi-api."Aku minta maaf." Excel melirih."Apakah kata maaf bisa mengembalikan semuanya yang sudah hancur tak tersisa? Kenapa? Kenapa kamu lebih memilih meninggikan ego dan sikapmu yang temperamental dari pada menahannya dan berusaha bersikap lembut kepadaku? Tidak perlu lembut, tapi bersikaplah dengan normal kepadaku. Apa itu sangat susah?""Iya aku tahu aku salah. Aku juga tidak ingin mempunyai gangguan mental dan sikap temperamental. Ini semua bukan pilihanku.""Menjadi korban kebejatanmu juga bukan keinginanku." Cesy berteriak. Ia melepaskan cekikkannya dengan kasar.Excel buru-buru mengatur nafas lalu turun dari kasur dan bersujud kepada Cesy. "Tolong jangan ganggu aku la

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 115

    "Tolong berhentilah mengganggu Excel. Dia sudah mendapatkan ganjarannya. Kamu sudah menang, Cesy," ucap Marissa.Raut wajah Cesy berubah sedih. "Aku masih dendam padanya.""Untuk apa kamu dendam? Jika kamu berhenti mengganggunya dan dia dinyatakan pulih dari gangguan jiwanya maka ia akan dipenjara. Bukannya itu adalah balasan yang setimpal atas perbuatannya selama ini kepadamu?"Cesy diam, tampak berpikir. Beberapa detik kemudian ia mengangguk. "Baiklah. Aku akan memberinya pelajaran satu kali lagi lalu aku akan berhenti mengganggunya."Marissa hanya geleng-geleng kepala. Memang kalau orang sudah dendam pasti akan melampiaskan dendamnya sampai ia puas termasuk Cesy. Ia bahkan masih ingin memberi pelajaran kepada Excel.Tiba-tiba perasaan Marissa menjadi tidak enak. Tapi ini menyangkut Roy.•••Saat sedang bersantai di balkon, tiba-tiba ponsel Marissa berbunyi. Saat Marissa mengeceknya, rupanya ada telepon dari Roy. Marissa pun segera mengangkatnya."Halo, Roy?""Halo, Mar. Kamu kesini

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 114

    "Cesy yang beberapa hari kemarin datang ke rumah saya?" tanya Yuni."Benar, Kak. Dia sudah meninggal bunuh diri." Ucapan Marissa membuat Yuni kaget sampai melotot."Bu-bunuh diri?""Iya. Dia bunuh diri dalam keadaan hamil.""Kok bisa?"Marissa pun menceritakan tentang cerita sebenarnya tentang Cesy. Ia juga menceritakan tentang ia yang dimimpikan Cesy. Marissa tidak peduli Yuni percaya atau tidak."Ya Tuhan, kasihan sekali Cesy. Aku tidak menyangka hidupnya setragis itu. Kemarin saat Cesy kesini saya sempat merekam perbincangan kami," ujar Yuni."Boleh saya dengar rekamannya?" pinta Marissa."Boleh-boleh." Yuni pun menghidupkan ponselnya dan memutar rekaman pembicaraannya dengan Cesy."Kak Yuni, perkenalkan aku Cesy. Aku kesini ingin berbagi cerita," ucap Cesy."Silahkan. Saya akan menjadi pendengar yang baik.""Jadi, saya punya mantan pacar yang toxic. Dia selalu melakukan kekerasan kepada saya. Saya sangat tertekan dan trauma. Apa yang harus saya lakukan?""Di a melakukan kekerasan

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 113

    Terlihat di CCTV ada wanita memakai sweater ungu yang tak lain adalah Anggun memasukkan kecoa di dalam gelas yang dibawa oleh pelayan. Semuanya langsung menengok ke sekitar mencari Anggun. Anggun pun ketahuan dan digeret oleh para pengunjung ke tengah-tengah mereka.Marissa seperti mengenali Anggun. Ia melepas masker Anggun dan seketika matanya membulat. "Anggun?!"Roy pun tak kalah terkejut. "Apa salahku, Nggun?" tanya Roy.Anggun merampas maskernya dari tangan Marissa lalu memakainya kembali. Ia lalu berucap, "Salahmu adalah membangun kafe ini! Kafemu membuat kafe ayahku tidak laris. Kamu merebut pelanggan kafe ayahku!""Ya Tuhan … kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Rezeki sudah diatur," sahut Marissa."Halah, kalian jangan sok suci. Sekarang aku minta uang ganti rugi karena kalian menyaingi kafe ayahku.""Untuk apa kami ganti rugi? Apa yang kami lakukan sudah benar menurut kami." Marissa berucap. "Semuanya, apakah yang kami lakukan salah?"Para pengunjung menggeleng. "Tidak."

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 112

    TringTiba-tiba notifikasi ponsel Marissa berbunyi. Marissa pun duduk di anakan tangga mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan dari grub kampus.Grub kampus: Kabar duka datang dari seorang mahasiswi baru bernama Cesy. Ia ditemukan meninggal di kamarnya karena gantung diri. Mari kita panjatkan doa supaya Cesy tenang di alam sana. Terima kasih atas perhatiannya.Marissa membeku. Tangannya sampai bergetar hingga ia menjatuhkan ponselnya. Ia kaget dan hampir berteriak ketika ada yang menepuk bahunya. Saat Marissa menoleh, rupanya itu adalah Anggun. "Kamu tadi jadi bahan pembicaraan orang-orang di perpustakaan karena kamu ngomong sendiri seolah-olah ada orang disampingmu. Kamu tadi ngomong sama siapa?" ujar Anggun.Marissa menjadi bertambah terkejut. Ia semakin terkejut ketika melihat di seberang jalan ada Cesy yang melambaikan tangan kepadanya sambil menggendong seorang bayi yang tidak memakai pakaian sedikitpun seperti baru lahir.Anggun menepuk bahu Marissa. "Kamu kenapa melotot gitu?"

DMCA.com Protection Status