Semua Bab Melahirkan Anak Iblis: Bab 41 - Bab 50

121 Bab

Bab 40

Marissa menyendiri di kafe. Ia ingin menghindari Roy karena pasti Roy akan mencarinya ke rumahnya. Marissa sebenarnya tak rela jika harus berpisah dengan Roy.Tapi mau bagaimana lagi? Marissa sudah terlanjur berjanji dengan Farissa. Marissa sebenarnya tak menyangka Farissa akan mengajukan permintaan yang sangat berat bagi Marissa. Marissa merasa Farissa kini jauh berbeda dengan Farissa yang dulu.Marissa memutuskan untuk fokus kepada tugas yang ia kerjakan di laptop daripada terus memikirkan hal-hal yang membuatnya pusing. Marissa menepuk jidatnya, ia lupa bahwa materi tugasnya ada di dalam ponselnya.Marissa pun membuka ponselnya yang sebelumnya ia matikan daya. Baru saja ponselnya menyala, muncul banyak sekali notifikasi dan panggilan tak terjawab dari Roy dan Nia. Beberapa detik kemudian, masuk panggilan dari Nia.Marissa pun mengangkatnya. "Iya, hallo?""MARISSA!" Nia berseru kencang. Marissa sampai menjauhkan ponselnya dari telinganya."Gak usah teriak-teriak!""Hehe, maaf. Tapi
Baca selengkapnya

Bab 41

Di sebuah ruangan VIP, Farissa terbaring lemah di atas brankar dengan berbagai selang terpasang di tubuhnya. Farissa dinyatakan koma. Hanya ada Marissa yang menemaninya di ruangan itu. Abraham sedang mengurus administrasi sedangkan Aurin membeli makanan di kantin rumah sakit.Marissa berjalan perlahan ke arah Farissa. Ia mendudukkan diri di kursi samping brankar."Maafkan aku," ucap Marissa lirih.Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah Marissa. Isakannya keluar mengiringi suara elektrokardiogram. Tangannya bergetar saat menggenggam tangan Farissa.Di tengah-tengah rasa haru yang Marissa rasakan, banyak mahluk halus yang terus berdatangan di ruang rawat inap Farissa. Mereka berdatangan karena tertarik akan aura Marissa dan Farissa yang berbeda dari manusia biasa."Hihihi, tolong." Seorang hantu wanita berbisik lemah tepat di telinga Marissa. Tapi sayangnya Marissa tidak menghiraukannya.Banyak hantu-hantu yang berusaha menyentuh Marissa. Tapi mereka semua mental ketika baru menyent
Baca selengkapnya

Bab 42

Roy ikut Marissa ke rumah sakit untuk menjenguk Farissa. Mereka berdua membawa bunga lavender kesukaan Farissa."Halo, semuanya," sapa Marissa dan Roy secara bersamaan saat memasuki ruangan."Eh, ada Nak Roy. Sini masuk, Nak," sahut Abraham.Roy menyalami Abraham dan Aurin. Lalu Roy dan Marissa menghampiri Farissa."Halo, Farissa. Bagaimana keadaanmu?" ujar Roy."Aku lebih mendingan. Kamu siapa?""Aku Roy, pacar Marissa.""Oh. Semoga kalian terus bersama, ya," tutur Farissa.Roy dan Marissa saling tatap. Entah mereka harus senang atau sedih mendengar penuturan Farissa. Mereka sedih karena Farissa harus hilang ingatan dan mereka bahagia karena Farissa sudah berubah."Aku membawakan bunga kesukaanmu." Marissa berujar seraya menyerahkan sebuket bunga lavender untuk Farissa.Farissa menerimanya dengan perasaan senang. "Terima kasih. Apakah dulu aku menyukai bunga lavender?""Kamu selalu merawat bunga lavender di pekarangan rumah," sahut Marissa.Farissa mengangguk. Berusaha tidak perlu me
Baca selengkapnya

Bab 43

Marissa bingung ketika melihat tempat ia berada. Ia sedang berdiri di depan cermin.Ia terpaku melihat penampilannya. Ia memakai gaun putih yang cukup besar di badannya.Beberapa detik kemudian, muncul dua dayang. Mereka membungkuk hormat kepada Marissa."Mari, Ratu. Semuanya sudah menunggu Ratu di ruang singgasana." Salah satu dayang berkata.Anehnya, Marissa mengikuti arahan dayang tersebut. Ia seperti tidak bisa menolak seruan dayang tersebut. Marissa pun berjalan keluar ruangan diikuti kedua dayang tersebut.Saat Marissa berjalan ke singgasana, ada dua orang prajurit yang meniup terompet sebagai penyambutan kedatangan Marissa."Selamat datang, Ratu." Para prajurit, dayang, dan yang lainnya berucap bersamaan seraya membungkuk hormat.Marissa membungkuk sebentar sebagai balasan. Marissa lalu berdiri di depan singgasana raja."Semuanya yang hadir di sini. Mari beri salam untuk Ratu kita yang baru." Seorang hakim berkata."Salam hormat, Ratu." Semuanya berkata serempak.Seorang dayang
Baca selengkapnya

Bab 44

Setelah melihat istana milik Kanjeng Ratu Aurora, Marissa pun kembali ke daratan. Ia melihat Farissa yang menangis histeris. Marissa pun bergegas menghampiri Farissa."Kamu kenapa, Farissa?" Marissa bertanya cemas.Farissa langsung memeluk Marissa. "Kak Marissa! Syukurlah, Kak Marissa baik-baik aja. Dari tadi Kak Marissa gak balik-balik. Aku sangat khawatir terjadi apa-apa sama Kak Marissa."Marissa mengelus punggung Farissa untuk menenangkannya. "Jangan khawatir, Farissa. Kakak jago berenang.""Beneran? Ajarin aku, Kak. Aku juga ingin jago berenang."Marissa terkekeh. "Oke. Ayo kita latihan sekarang juga."Farissa tampak ragu. "Di pantai ini? Tapi aku takut, Kak.""Gak perlu takut. Percaya sama Kakak.""Baiklah, Kak. Ayo latihan sekarang!"•••Setelah Marissa mengajari Farissa berenang, mereka mampir di kafe dekat pantai. "Kamu mau pesan apa?" Marissa bertanya sambil melihat buku menu.Farissa memilin tangannya, bingung. "Em… aku dulu sukanya makan apa?"Marissa terkekeh. "Kamu suka
Baca selengkapnya

Bab 45

Marissa berada di sebuah jalan besar dekat perempatan. Di sisi kiri jalan besar itu, ada sebuah counter yang sangat besar dan ramai. Marissa sadar ia ada di dalam mimpi.Marissa melebarkan pandangannya. Tiba-tiba ia syok melihat ada seorang mahluk besar berwarna hitam, berbulu lebat, dan bermata merah menyala. Mahluk tersebut berada di tengah-tengah jalan. Disaat itu, Marissa tak sengaja melihat Roy sedang menaiki motor ninjanya dari counter.Saat Roy melajukan motornya, mahluk besar itu menutup pandangan Roy dan menggunakan energinya untuk membuat motor Roy oleng. Alhasil, Roy terjatuh yang dalam penglihatan manusia biasa itu adalah kecelakaan tunggal yang terjadi karena murni kecelakaan atau kecerobohan pengendara. Tapi tidak untuk manusia yang memiliki kelebihan seperti Marissa.Marissa dengan jelas melihat Roy yang dibuat celaka oleh mahluk halus. Marissa seketika syok dan merasa marah. Tapi sayangnya ia tak bisa berbuat apa-apa. Saat ia ingin menyentuh Roy, tangannya tembus.Mari
Baca selengkapnya

Bab 46

Siang hari, Marissa pulang dari rumah sakit. Ia berencana berbuat sesuatu yang sudah ia rencanakan sedari tadi.Ia duduk bersila di lantai kamarnya. Di samping Marissa duduk Alard, Risa, dan Ria. Tapi ada satu makhluk yang kedatangannya tidak diundang Makhluk itu adalah Nek Kyati. Ia berdiri di pojok kamar seraya memandangi Marissa dan teman-teman hantunya. Marissa menatap Nek Kyati. "Kenapa kamu berdiri di pojok? Mau ikut bantu aku?"Nek Kyati mengangguk lalu dalam sekejap ia berpindah tempat menjadi duduk di samping Ria."Kalian tolong bantu aku. Ria, kamu jaga ragaku disini. Sedangkan kalian bantu aku melawan makhluk besar yang sudah menyelakai Roy," ujar Marissa.Keempat hantu di samping Marissa mengangguk. Marissa lalu menutup mata dan membayangkan tempat Roy kecelakaan. Jiwanya pun berpindah ke tempat yang Marissa tuju.Ria langsung mengisi raga Marissa yang kosong. Alard, Risa, dan Nek Kyati lalu menyusul Marissa. Marissa, Alard, Risa, dan Nek Kyati berdiri berjejer memenuhi
Baca selengkapnya

Bab 47

Marissa mengunjungi counter milik Roby. Ia datang memakai masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Ia datang bersama teman-teman hantunya."Permisi," ucap Marissa.Roby, pemilik counter yang sedang tiduran itu lantas terbangun. "Iya, silahkan," sahutnya.Saat mereka berdua bersitatap, mata tajam Marissa menghunus mata Roby. Roby tiba-tiba terdiam seperti patung dengan pandangan yang kosong. Marissa lalu menyalurkan eneginya lewat tatapan mata.Energi itu masuk ke mata Roby. Energi tersebut mengunci mata batin Roby. Enegi itu juga sebagai pelindung agar Roby tidak berurusan lagi dengan makhluk halus sehingga dia tidak bisa lagi mencelakai siapapun dengan kekuatan gaib.Marissa pun tersenyum dan pergi meninggalkan Roby yang masih mematung. Beberapa menit kemudian, Roby tersadar. Namun ia tidak bisa lagi mengingat tentang semua hal mistis yang telah ia lalui.•••Seminggu kemudian, Roy masih koma. Tidak ada tanda-tanda ia akan siuman. Itu membebankan pikiran Kinan dan Marissa.Kinan samp
Baca selengkapnya

Bab 48

Setelah dari rumah Roy, Marissa mampir sebentar di sebuah kafe. Ia membeli dua avocado latte untuk dirinya dan Farissa. Setelah selesai membeli minuman, Marissa pun segera pulang ke rumahnya.Pagar rumah Marissa otomatis setelah sensor memindai mobil Marissa. Setelah memarkirkan mobilnya, Marissa pun masuk ke dalam rumah. Rumah terlihat sepi karena Abraham dan Aurin ada pekerjaan.Setelah menaruh barang-barangnya di kamar, Marissa lalu mendatangi kamar Farissa. Setelah Marissa mengetuk pintu, Farissa pun membuka pintu. Dengan cengirannya, Marissa menunjukkan kantong kresek di tangannya yang terdapat avocado latte didalamnya.Sontak mata Farissa berbinar-binar. "Yey, terima kasih, Kak.""Sama-sama."Mereka pun masuk ke kamar Farissa lalu Farissa menutup pintu. Mereka berjalan ke arah balkon. Terdapat banyak buku dan kertas di atas meja.*Kok berantakan gini?" tanya Marissa."Maklum, lagi ngerjain tugas dari guru aku," jawab Farissa."Mau aku bantuin?""Mau mau mau!"Marissa terkekeh lal
Baca selengkapnya

Bab 49

Kegiatan makan di pagi hari diisi dengan keheningan. Namun ada sesuatu yang berbeda di kegiatan makan ini. Farissa, gadis itu terus menunduk dengan raut wajah masam.Aurin dan Abraham saling pandang. Mereka saling bertanya lewat tatapan mata. Sedangkan Marissa sibuk memandang keluarganya termasuk Farissa.Marissa menduga Farissa seperti itu karena masalah kemarin. Marissa menjadi takut kalau Farissa bisa menemukan alasan dibalik keputusannya untuk bunuh diri. Ia harus membicarakan itu nanti.Setelah selesai makan, Marissa pun pamitan kepada orangtuanya untuk sekolah. Seperti biasa, Marissa berangkat sekolah dijemput Roy.Saat Aurin dan Abraham hendak meninggalkan ruang makan, Farissa mencegah. "Tunggu! Aku ingin menanyakan sesuatu."Aurin dan Abraham pun mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ruang makan. "Tanya apa, sayang?" ucap Aurin."Ini soal aku yang jatuh di balkon. Kenapa aku memutuskan untuk bunuh diri saat itu?"Abraham dan Aurin saling pandang. Mereka bingung ingin menjawa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status