Share

Bab 80

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat membuka mata, Marissa langsung dihadapkan dengan wajah Roy. "Aku dimana, Roy?"

"Kamu dirumah sakit, sayang. Tadi kamu pingsan."

"Pingsan?" Marissa mencoba mengingat. "Oh, saat di gua tadi."

"Maaf ya, sayang. Gara-gara aku ngajak kamu di gua tadi kamu jadi begini." Roy merasa sangat menyesal.

Marissa tersenyum menenangkan. "Tidak apa-apa. Lagi pula aku juga udah gak kenapa-kenapa, kok. Ayo kita pulang."

Bertepatan dengan itu, seorang dokter memasuki ruangan. "Syukurlah pasien sudah sadar. Saya cek dulu, ya."

Setelah diperiksa, dokter itu berkata, "Pasien sudah boleh pulang."

"Terima kasih, dok."

"Sama-sama."

Roy pun melingkarkan tangannya ke pundak Marissa dan menuntun gadis itu berjalan. Marissa merasa nyaman dengan sentuhan Roy, maka ia pun menggenggam lengan Roy.

"Kamu kuat naik motor 'kan sayang? Takutnya kamu gak kuat sama angin di jalan," tanya Roy.

"Kuat kok, Roy. Aku boleh pinjam jaket kamu aja?"

"Oh, boleh dong." Roy pun memakaikan jaketnya di tubuh Marissa.

"Kalau aku aj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 81

    "Ini siapa? Temannya Roy?" Angel bertanya."Dia calon menantuku," jawab Kinan."Apa? Calon menantu?" Angel berucap tak percaya. Ia memperhatikan Marissa dari ujung rambut sampai ujung kaki."Cantik, sih. Tapi lebih cantikkan Talitha," ujar Angel."Kenapa kamu bicara seperti itu? Untuk apa kamu membandingkan mereka?" Kinan berucap tak suka."Aku hanya berbicara fakta. Lagi pula kenapa Roy malah pacaran dengan gadis ini? Kenapa dia tidak menunggu Talitha saja?" Ucapan Angel semakin menjadi-jadi."Maaf, Tante. Tapi dulu Talitha yang meninggalkan aku. Dan hak aku untuk berpacaran dengan siapa," ujar Roy."Padahal aku berharap aku yang bakal jadi pacar kamu terus," ucap Talitha cemberut."Tapi 'kan dulu kamu yang putusin aku. Kenapa sekarang kamu yang tidak suka aku punya pacar?""Maaf, semuanya. Aku mau pamit pulang," ucap Marissa sambil berdiri dan melangkah pergi.Roy mencekal tangan Marissa. "Kamu jangan pulang dulu. Kenapa buru-buru?""Jangan tahan aku, Roy. Aku mau pulang." Marissa m

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 82

    Setelah puas bermain piano selama satu jam, Marissa pun keluar dari gudang dan menaruh gelas kosong bekas ia minum jus di dapur. Kemudian ia melangkahkan kaki menuju kamarnya. Ada Alard yang setia berada di sisi Marissa.Untuk mendinginkan pikirannya, Marissa memilih menggunakan sheet mask di wajahnya. Lalu ia bersantai di kursi balkon sambil membaca novel. Kegiatannya terganggu ketika Marissa mendengar suara motor di dekat gerbang rumahnya.Saat Marissa menengok, ia melihat Roy yang menaiki motor ninjanya berhenti di depan pagar rumah. Roy melambaikan tangan ke arah Marissa. Namun Marissa masih kesal dengan Roy, jadi ia tidak menanggapi Roy."Sana samperin, Mar. Kasihan dia mau minta maaf sama kamu," ujar Alard."Bodo amat. Aku eneg lihat muka dia," sahut Marissa."Yakin eneg? Nanti kalau kangen repot sendiri. Sana samperin sebelum dia pergi."Marissa berpikir ulang. Apa lebih baik ia menemui Roy saja? Marissa pun mengenyampingkan egonya dan memilih menghampiri Roy. Saat Marissa mem

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 83

    Saat jam istirahat berbunyi, Roy ingin menyamperi Marissa tapi wanita itu sudah pergi duluan bersama Nia. Roy hanya bisa menghela nafas dan kembali duduk di kursinya. Ia jadi tidak nafsu makan dan melakukan kegiatan lainnya.Roy pun menekuk tangannya dan menidurkan kepalanya di meja. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya."Kenapa kamu lesu, Roy?" Rupanya itu suara Talitha.Roy malas menjawab, maka ia hanya diam saja."Aku dicuekin?" Thalita mengerucutkan bibirnya."Aku butuh sendiri." Roy berdiri dari duduknya.Talitha mencekal tangan Roy yang akan pergi. "Buat apa sendiri kalau ada aku?""Kayaknya gak sulit mencerna kalimatku? Apakah kamu kesusahan memahami kalimatku?"Talitha merasa tersinggung. Ia melepaskan cekalan tangannya. Roy hanya memandang sinis lalu pergi meninggalkan Talitha.Talitha menahan air matanya yang hampir jatuh. Tiba-tiba terbesit sebuah rencana di pikirannya. Ia pun menyunggingkan senyum kemenangan.•••Roy tersenyum ketika akhirnya ia menemukan Marissa yang sedang

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 84

    Malam-malam ada yang mengetuk pintu rumah Roy. Kinan yang sedang berada di ruang tamu pun membukakan pintu. Dan dia terkejut dengan kehadiran Talitha yang berkunjung malam-malam."Halo, Tante. Aku kesini mau ketemu Roy. Roy ada dimana?""Dikamarnya.""Aku boleh masuk, Tante?"Belum sempat Kinan menjawab, Talitha memasuki rumah sambil berkata, "Makasih, Tante. Aku ke kamarnya Roy dulu, ya."Kinan hanya bisa mengelus dadanya agar bisa bersabar menghadapi tingkah Talitha. CeklekRoy refleks menoleh ke arah pintu setelah mendengar suara pintu dibuka. Dan betapa terkejutnya Roy ketika melihat Talitha membuka pintu. Ia sampai melihat Talitha dengan tajam untuk memastikan apakah yang ia lihat benar Talitha."Halo, Roy. Aku tahu kamu kaget ngeliat aku datang. Tapi pasti kamu senang 'kan aku kesini?""Kenapa lo maen masuk aja? Kenapa gak ketuk pintu atau ucap permisi?" Ini pertama kalinya Roy bilang 'lo gue' kepada Talitha."Maaf, Roy. Aku lupa. Jangan marah, dong. Niat aku kesini mau ajak ka

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 85

    Roy melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hatinya resah, ia takut Marissa akan berpikir macam-macam. Roy tak henti-hentinya mengutuk Talitha atas ucapannya.Talitha berpegangan erat pada jaket Roy. Ia takut dengan cara Roy membawa motor. Tubuh Talitha sampai bergetar dan jantungnya berdetak tak karuan.Tiba-tiba, Roy mengerem mendadak. Talitha sampai memeluk Roy agar tak jatuh terjungkal. Di depan mereka, ada banyak motor yang berhenti untuk menghalangi Roy.Roy memukul motornya. Belum selesai masalahnya dengan Talitha, kini ia harus berhadapan dengan Samuel."Untung kita ketemu disini. Gue lagi butuh pelampiasan." Samuel berkata sambil turun dari motor. "Wih, cewek baru, ya? Yang kemarin dikemanain? Astaga, Roy. Dari dulu lo gak berubah, ya. Lo tetep brengsek. Hahahaha.""Lo mau tau siapa yang gue boncengin?" Roy bertanya sambil tersenyum miring. Sedangkan Talitha terpaku di atas motor karena kaget dengan apa yang ia lihat."Sebenarnya gak perlu, sih. Gue cuma cukup tau aja kal

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 86

    "Permisi, Pak Landu," sapa John sambil mengetuk pintu rumah Landu.Pintu pun dibuka dari dalam. "Eh, John. Silahkan masuk!"John pun masuk ke dalam rumah diikuti Talitha. Mereka lalu duduk di ruang tamu. Sedari tadi, Talitha salah fokus pada makanan dan dupa di lantai beralaskan karpet yang berada tepat di sisi ruang tamu. "Saya sudah tahu maksud kedatangan kalian kemari," ujar Landu.John tersenyum. "Persyaratannya apa saja, Pak?""Sebenarnya persyaratannya mudah. Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui. Lawan kalian bukan orang biasa.""Maksudnya Marissa?" tanya Talitha."Benar sekali. Dia bukan orang sembarangan. Penjaganya banyak, ia bisa membunuh makhluk gaib, bisa melihat makhluk gaib dan berinteraksi dengan mereka," ujar Landu.Talitha tentunya terkejut mendengar penjelasan Landu. Ia tak menyangka bahwa Marissa adalah manusia yang se-spesial itu. John pun ikut terkejut mendengarnya."Lalu bagaimana agar dia bisa dikalahkan?" tanya Talitha."Sejauh ini saya belum bisa menemuk

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 87

    Marissa sudah menunggu Roy menjemputnya untuk berangkat sekolah. Marissa sudah selesai sarapan sepuluh menit yang lalu. Ia sekarang menunggu di teras sambil gigit jari.Tumben Roy telat menjemputnya. Biasanya malah dia selalu menjemput pagi-pagi bahkan saat Marissa belum sarapan. Marissa berulang kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.Kurang sepuluh menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Akhirnya Marissa nekat menggunakan motornya sendiri. Ia pun mengambil motornya di garasi lalu melesat meninggalkan rumah.Tujuh menit kemudian, ia sampai di sekolah. Kurang tiga menit lagi bel masuk berbunyi. Hampir saja ia terlambat.Namun Marissa malah berhenti dan terpaku saat ia melihat Taliha merangkul Roy dengan mesra. Mereka berdua bercanda dan tertawa bersama tanpa beban. Para siswa siswi pun melirik mereka dan Marissa karena bingung dengan apa yang mereka lihat.Marissa terus diam sampai Talitha melihat keberadaannya. Talitha menyunggingkan senyum miring sa

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 88

    Waktu makan malam tiba. Aurin membawakan sepiring makanan ke kamar Marissa. Saat Aurin memasuki kamar Marissa, ia melihat Marissa sedang tertidur dengan posisi miring ke kanan. Aurin ingin membangunkan Marissa tapi ia tak tega.Aurin pun menaruh piring berisi makanan di atas nakas. Lalu Aurin mengecup wajah Marissa berkali-kali sambil mengelus-elus lengannya. "Cepat sembuh putri cantiknya Mama. Anak Mama 'kan kuat," ujar Aurin.Aurin mengecup pipi Marissa sekali lagi lalu keluar kamar. Dalam keadaan mata tertutup, air mata Marissa keluar membasahi pipi. "Maaf, Ma. Tapi putrimu ini tidak sekuat yang Mama kira. Putrimu ini lemah, Ma! Bahkan putrimu ini seudah menangis beberapa kali karena seorang laki-laki," ucap Marissa dalam hati.•••Keesokan harinya, Roy datang ke rumah Marissa saat Marissa dan keluarganya sedang sarapan. Marissa sebenarnya masih sakit hati dengan perlakuan Roy, jadinya ia bersikap cuek kepada Roy.Setelah selesai makan, Marissa dan Roy di taman untuk mengobrol."Sa

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 120

    "Aku, Sky Putra Raja, menjadikanmu, Farissa Putri Abraham, istri ku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," ucap Sky lantang."Aku, Farissa Putri Abraham, menjadikanmu, Sky Putra Raja, suamiku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," balas Farissa.Mereka pun berciuman dan berpelukan. Riuh tepuk tangan kembali terdengar. Para pemain musik mulai memainkan musik hingga terdengar alunan musik yang indah yang membuat suasana menjadi semakin hangat.Seluruh keluarga dan kerabat pun berfoto bersama dengan kedua pasangan pengantin. Setelah itu, diadakan acara lempar bunga. Marissa dan Farissa pun membelakangi para tamu lalu melempar buket bunga ke belakang.Yang menangkap kedua bunga tersebut adalah Nia dan seorang laki-laki bernama Joy. Joy adalah teman kampus mereka. Bertepatan dengan itu

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 119

    Roy: Aku mau ngelamar kamuMarissa terkejut dan membeku saat membaca pesan dari Roy. "Ya Tuhan, ini beneran?" gumamnya.Marissa: Kamu serius?Roy: Seriuslah. Aku sama Bunda udah nyiapin seserahan. Kami akan kerumahmu nanti sore. Dandan yang cantik ya, sayang.Marissa merasa senang, cemas, bingung pokoknya semua rasanya seperti campur aduk. Ia sampai berjingkrak-jingkrak saking merasa campur aduk. Ia memandangi dirinya di depan cermin sambil berucap, "Serius cewek kayak aku mau dilamar nanti? Acak-acakan gini kayak orang utan kok bisa cepat dapat calon suami, ya.""Tapi aku memang cantik, sih," lanjutnya sambil berpose layaknya model."Aku harus nyiapin pakaian buat nanti." Marissa buru-buru menggeledah lemarinya. Banyak baju yang ia hamburkan hingga menjadi berantakan. "Aduh, aku harus pakai yang mana?" Marissa frustasi. "Oh iya. Lebih baik aku bilang ke Mama Papa sekalian tanya saran pakaian yang cocok dipakai nanti."Marissa pun keluar kamar dan berjalan ke kamar kedua orangtuanya.

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 118

    "Dari hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan hamil." Ucapan dokter membuat tubuh Anggun membeku."A-apa? Aku hamil?" Anggun berucap tak percaya."Iya. Usia kandungannya baru dua minggu. Tolong dijaga baik-baik kandungannya. Saya akan beri vitamin dan surat kontrol. Nanti bisa kontrol ditemani suaminya.""Suami? Apakah dunia sedang bercanda?" ujar Anggun dalam hati.Marissa menatap Anggun dengan tatapan kasihan. Dia ingin menyadarkan Anggun melalui kata-kata tapi ia tak tega melihat wajah Anggun yang pias. Setelah keluar dari ruangan dokter, Anggun menangis sejadi-jadinya."Maafkan aku, Mar. Mungkin ini karma karena aku berniat mencelakaimu. Tolong bantu aku… aku harus bagaimana?""Aku sudah memaafkanmu. Kamu harus sabar dan ikhlas menerima anak di rahimmu. Bagaimanapun dia bayi tak berdosa. Jangan kamu sakiti apalagi menggugurkannya. Kamu tidak mau 'kan terjadi hal buruk lagi? Maka jaga kandunganmu.""Lalu bagaimana dengan kuliahku?""Kamu bisa menggunakan pakaian oversize ketika ke kamp

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 117

    Marissa tidak berangkat sekolah karena ia masih merasa lemas dan tak bertenaga. Kini dia hanya duduk bersandar ke headboard sambil menonton film. Tiba-tiba terdengar suara motor Roy yang sangat Marissa hafal.Marissa pun berhenti memutar film lalu beranjak dan turun ke lantai bawah dan menghampiri Roy. "Aku gak berangkat kuliah. Maaf gak ngabarin kamu karena aku lupa."Roy menyerahkan beberapa batang coklat kepada Marissa. "Cepat sembuh, sayang."Marissa menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Roy." Ia mengecup pipi Roy.Roy melotot kaget. Ia memegangi tangan Marissa lalu meremasnya. "Aaa aku salting berat. Kamu harus tanggung jawab."Marissa mengecup pipi Roy lagi. "Aku sudah tanggung jawab.""Itu malah bikin aku tambah salting, Mar.""Memang tujuan aku begitu. Aku suka lihat wajah kamu pas salting.""Kalau begitu aku juga mau cium kamu." Roy turun dari motornya.Namun Marissa segera berlari memasuki rumah sambil tertawa. Roy menatap Marissa dengan tatapan yang dibuat seolah-o

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 116

    Cesy mencekik Excel sampai Excel tersedak dan sesak nafas. Excel memegangi tangan Cesy yang terasa sangat dingin. Cesy menatap Excel sangat tajam."Puas kamu merusak seluruh hidupku? Kamu memang pria brengsek. Kamu seharusnya gak pantas hidup. Kamu adalah manusia paling bejat yang pernah aku kenal," ucap Cesy berapi-api."Aku minta maaf." Excel melirih."Apakah kata maaf bisa mengembalikan semuanya yang sudah hancur tak tersisa? Kenapa? Kenapa kamu lebih memilih meninggikan ego dan sikapmu yang temperamental dari pada menahannya dan berusaha bersikap lembut kepadaku? Tidak perlu lembut, tapi bersikaplah dengan normal kepadaku. Apa itu sangat susah?""Iya aku tahu aku salah. Aku juga tidak ingin mempunyai gangguan mental dan sikap temperamental. Ini semua bukan pilihanku.""Menjadi korban kebejatanmu juga bukan keinginanku." Cesy berteriak. Ia melepaskan cekikkannya dengan kasar.Excel buru-buru mengatur nafas lalu turun dari kasur dan bersujud kepada Cesy. "Tolong jangan ganggu aku la

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 115

    "Tolong berhentilah mengganggu Excel. Dia sudah mendapatkan ganjarannya. Kamu sudah menang, Cesy," ucap Marissa.Raut wajah Cesy berubah sedih. "Aku masih dendam padanya.""Untuk apa kamu dendam? Jika kamu berhenti mengganggunya dan dia dinyatakan pulih dari gangguan jiwanya maka ia akan dipenjara. Bukannya itu adalah balasan yang setimpal atas perbuatannya selama ini kepadamu?"Cesy diam, tampak berpikir. Beberapa detik kemudian ia mengangguk. "Baiklah. Aku akan memberinya pelajaran satu kali lagi lalu aku akan berhenti mengganggunya."Marissa hanya geleng-geleng kepala. Memang kalau orang sudah dendam pasti akan melampiaskan dendamnya sampai ia puas termasuk Cesy. Ia bahkan masih ingin memberi pelajaran kepada Excel.Tiba-tiba perasaan Marissa menjadi tidak enak. Tapi ini menyangkut Roy.•••Saat sedang bersantai di balkon, tiba-tiba ponsel Marissa berbunyi. Saat Marissa mengeceknya, rupanya ada telepon dari Roy. Marissa pun segera mengangkatnya."Halo, Roy?""Halo, Mar. Kamu kesini

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 114

    "Cesy yang beberapa hari kemarin datang ke rumah saya?" tanya Yuni."Benar, Kak. Dia sudah meninggal bunuh diri." Ucapan Marissa membuat Yuni kaget sampai melotot."Bu-bunuh diri?""Iya. Dia bunuh diri dalam keadaan hamil.""Kok bisa?"Marissa pun menceritakan tentang cerita sebenarnya tentang Cesy. Ia juga menceritakan tentang ia yang dimimpikan Cesy. Marissa tidak peduli Yuni percaya atau tidak."Ya Tuhan, kasihan sekali Cesy. Aku tidak menyangka hidupnya setragis itu. Kemarin saat Cesy kesini saya sempat merekam perbincangan kami," ujar Yuni."Boleh saya dengar rekamannya?" pinta Marissa."Boleh-boleh." Yuni pun menghidupkan ponselnya dan memutar rekaman pembicaraannya dengan Cesy."Kak Yuni, perkenalkan aku Cesy. Aku kesini ingin berbagi cerita," ucap Cesy."Silahkan. Saya akan menjadi pendengar yang baik.""Jadi, saya punya mantan pacar yang toxic. Dia selalu melakukan kekerasan kepada saya. Saya sangat tertekan dan trauma. Apa yang harus saya lakukan?""Di a melakukan kekerasan

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 113

    Terlihat di CCTV ada wanita memakai sweater ungu yang tak lain adalah Anggun memasukkan kecoa di dalam gelas yang dibawa oleh pelayan. Semuanya langsung menengok ke sekitar mencari Anggun. Anggun pun ketahuan dan digeret oleh para pengunjung ke tengah-tengah mereka.Marissa seperti mengenali Anggun. Ia melepas masker Anggun dan seketika matanya membulat. "Anggun?!"Roy pun tak kalah terkejut. "Apa salahku, Nggun?" tanya Roy.Anggun merampas maskernya dari tangan Marissa lalu memakainya kembali. Ia lalu berucap, "Salahmu adalah membangun kafe ini! Kafemu membuat kafe ayahku tidak laris. Kamu merebut pelanggan kafe ayahku!""Ya Tuhan … kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Rezeki sudah diatur," sahut Marissa."Halah, kalian jangan sok suci. Sekarang aku minta uang ganti rugi karena kalian menyaingi kafe ayahku.""Untuk apa kami ganti rugi? Apa yang kami lakukan sudah benar menurut kami." Marissa berucap. "Semuanya, apakah yang kami lakukan salah?"Para pengunjung menggeleng. "Tidak."

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 112

    TringTiba-tiba notifikasi ponsel Marissa berbunyi. Marissa pun duduk di anakan tangga mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan dari grub kampus.Grub kampus: Kabar duka datang dari seorang mahasiswi baru bernama Cesy. Ia ditemukan meninggal di kamarnya karena gantung diri. Mari kita panjatkan doa supaya Cesy tenang di alam sana. Terima kasih atas perhatiannya.Marissa membeku. Tangannya sampai bergetar hingga ia menjatuhkan ponselnya. Ia kaget dan hampir berteriak ketika ada yang menepuk bahunya. Saat Marissa menoleh, rupanya itu adalah Anggun. "Kamu tadi jadi bahan pembicaraan orang-orang di perpustakaan karena kamu ngomong sendiri seolah-olah ada orang disampingmu. Kamu tadi ngomong sama siapa?" ujar Anggun.Marissa menjadi bertambah terkejut. Ia semakin terkejut ketika melihat di seberang jalan ada Cesy yang melambaikan tangan kepadanya sambil menggendong seorang bayi yang tidak memakai pakaian sedikitpun seperti baru lahir.Anggun menepuk bahu Marissa. "Kamu kenapa melotot gitu?"

DMCA.com Protection Status