Semua Bab MENANTU SETENGAH DEWA: Bab 141 - Bab 150

172 Bab

Hakya Adalah Pahlawan

Setahun setelah kelahiran Hanaya.“Kita akan segera turun, dan akan tinggal di kaki bukit. Biar Hanaya ada teman bermain,” ujar Hakya kepada Kanaya sambil melihat Hanaya yang sudah mulai belajar berjalan sedang main dengan kupu-kupu di bawah pohon bunga yang masih saja mekar hingga saat ini.Kanaya hanya mengangguk, sudah begitu lama dia diatas bukit dengan tanpa interaksi dengan orang lain selain Hakya. Kanaya hanya tahu berteman dengan burung gagak, bidadari dan binatang yang lainnya.“Kapan?” tanya Kanaya kemudian.“Besok pagi kita akan turun saat matahari mulai terbit,” jawab Hakya.Hakya merasa ini adalah waktu untuk dia mulai turun, dan kembali menjalani hari-hari sebagai rakyat dan juga manusia biasa. Hakya akan menggarap lahan seperti orang-orang yang lainnya, dia bisa merasakan kesulitan manusia dan juga keluh kesah mereka kalau sudah hidup membaur.Keesokan harinya, Hakya memboyong anak dan istrinya turun dari bukit. Sebelumnya Hakya sudah mendirikan tempat tinggal mereka di
Baca selengkapnya

Tunggulah Sampai Turun!

“Ternyata semua orang memuja dan memujinya, mereka tidak tahu kalau saya kehilangan tempat bersandar karena orang itu. Bahkan saya tidak bisa bertemu dengan ibu dan adik saya untuk yang terakhir kalinya,” gumam Zarkya dengan marah.Dia sangat marah dan sakit hati, karena Hakya sudah membuat keluarganya hilang tanpa sisa. Bahkan Zarkya juga kehilangan tempat tinggal. Dan beruntungnya dia memiliki modal yang cukup untuk membeli tempat tinggal yang mereka gunakan sebagai tempat latihan saat ini.“Apakah dia masih bersama para anggotanya?” tanya Zarkya lagi kepada dua orang bapak-bapak tadi. Karena Zarkya merasa dia perlu mengetahui informasi semacam itu untuk melancarkan semua aksinya itu. Dia tidak ingin kalah dengan sia-sia.“Tidak! Mereka membubarkan diri setelah mereka mengalahkan Ratu Ilmu Hitam, dan sepertinya hingga saat ini mereka juga tidak lagi pernah terlihat berkumpul ataupun latihan,” jawab bapak itu tanpa merasa curiga sedikitpun kepada Zarkya.“Jadi, apa yang dia lakukan
Baca selengkapnya

Si Penyusup!

“Apakah kalian serius?” tanya Hakya kepada si burung gagak.Gak! Gak! Gak!Kedua burung gagak itu menganggukkan kepalanya kepada Hakya.“Auuk…. Aukkk!” Hanaya terus berusaha untuk menarik kedua burung gagak itu dengan kedua tangannya.“Terima kasih atas informasi kalian, nanti saya akan pastikan tempat mereka,” ujar Rafli kepada kedua burung yang selalu setia memberikan kabar kepadanya. Dan Hakya yakin kedua burung ini kiriman Dewa yang bertugas membantu Hakya dan Kanaya. Karena mereka pastinya selalu bergantian datang kepada Hakya dan Kanaya.Hakya menghela nafas berat mendengar laporan dari burung gagak itu, mereka melaporkan kalau di pinggir bukit ini ada perkumpulan yang dipimpin oleh Putra Mahkota Zarkya. Sebenarnya Hakya tidak begitu yakin kalau ada sisa-sisa keturunan Ilmu Hitam tertinggal, dan itu adalah putra mahkota. Namun, saat Hakya mengingat-ingat memang pada saat itu tidak ada putra mahkota di dalam istana.“Berarti saat ini Putra Mahkota kembali, dan dia tidak lagi mend
Baca selengkapnya

Akan Aku Pikirkan

“Hah!” Hakya sangat terkejut mendengar teriakan tersebut. Karena ternyata dialah yang di teriak sebagai penyusup.“Tangkap dan bunuh dia!”Terdengar suara perintah yang menggema dan Hakya yakin itu adalah Zarkya yang pastinya tidak punya hati.“Main bunuh aja perintahnya,” ujar Hakya pelan dan segera turun dari pagar tersebut dan segera bersembunyi. Membuang penutup kepala dan membuang penutup wajah berwarna hitam juga buntelan yang dia bawa sebenarnya tanpa isi juga dia buang. Dan sekarang penampilan sempurna dia berjalan menuju ke arah pasar.“Cari saja sampai muntah,” gumam Hakya sambil melirik ke arah anak buah Zarkya yang keluar dari pintu pagar menuju ke bagian belakang dengan membawa tombak dan pedang. Sepertinya mereka memang siap akan membunuh Hakya jika berhasil menangkapnya.Setelah berada di jarak yang cukup jauh, Hakya kembali ke arah perbukitan. Dia merasa pengintainya cukup disini untuk hari ini.“Hari ini cukup disini saja, bisa saja aku habiskan mereka semuanya. Tapi
Baca selengkapnya

Mereka Pasti Kembali

“Iya, kamu harus membuat persiapan pasukan juga. Karena mereka pastinya akan menyiapkan pasukan sebanyak-banyaknya dan hanya akan melawan kamu seorang diri. Aku tahu, kamu pasti bisa melawan mereka berapapun jumlah mereka. Tapi, setidaknya kamu tidak terlalu kewalahan seorang diri,” ujar Kanaya serius.Hakya hanya menganggukkan kepalanya mendengar apa yang disampaikan oleh Kanaya. Memang ada benarnya apa yang Kanaya katakan kalau Hakya memiliki setidaknya beberapa orang saja yang ikut membantunya, dia akan sedikit terbantu untuk mengecoh lawan. Namun, masalahnya saat ini adalah, kalau Hakya mencari beberapa pemuda lagi, maka Hakya akan melatih mereka dari awal sedangkan saat ini Hakya akan sibuk dengan dirinya dan keluarganya.“Aku tidak tahu cara menghubungi mereka yang sudah kembali ke rumah dan daerah mereka masing-masing. Aku saat ini hanya bisa berharap kalau mereka ada yang datang kemari dan dengan sukarela untuk memerangi Zarkya bersama-sama,” jawab Hakya kemudian.“Apakah tida
Baca selengkapnya

Kedatangan Murid

“Suara apa itu?” tanya Hakya heran, dia memasang telinganya dengan seksama. Karena suara itu sepertinya sangat aneh di telinganya.“Kalau mereka adalah orang, siapa yang bisa masuk kesini?” tanya Hakya kemudian yang merasa sangat penasaran.Dan tidak berapa lama….“Guruu…!”Beberapa orang langsung berteriak memanggil Hakya.“Kalian?” tanya Hakya heran melihat siapa yang datang.Mereka semua mengangguk dan tersenyum. Ternyata yang datang itu adalah Hofat, Jirat dan beberapa orang yang lainnya. Mereka datang dengan membawa perbekalan yang sangat banyak.“Kami mau tinggal disini menemani guru,” jawab Hofat santai dan memberikan beberapa oleh-oleh yang disiapkan oleh keluarga mereka untuk Hakya dan istrinya.Setelah memperkenalkan mereka dengan Kanaya dan Hanaya, Hakya menatap mereka satu persatu.“Kalian masuk kesini lewat mana?” tanya Hakya penasaran. Karena Hakya tidak mau mereka masuk dilihat oleh Zarkya dan anak buahnya. Itu bisa membahayakan mereka, dan membuat Zarkya menduga kalau
Baca selengkapnya

Iblis yang Baru Bangun?

“Tolong suruh Kanaya dan Hanaya masuk ke kamar,” ujar Hakya kemudian dan sedang berusaha menahan angin tersebut agar iblis itu tidak berhasil masuk ke dalam area perbukitan.Jirat langsung berlari menuju ke rumah Hakya dan menyampaikan pesan dari Hakya agar Kanaya dan Hanaya jangan sampai keluar dari rumah mereka.“Ada apa ini?” tanya Kanaya panik dan segera memeluk Hanaya.“Pokoknya guru berpesan, Nyonya dan Nona Hanaya jangan keluar dan masuk ke kamar. Kami akan menangani ini, jangan panik,” ujar Jirat.Kanaya hanya menganggukkan kepalanya, baru kali ini dia merasakan hal seperti ini. Dan itu benar-benar terasa sangat mengerikan. Angin yang bertiup tidak seperti angin biasanya, kali ini pun disertai dengan bau yang sangat tidak sedap.Hanaya berusaha untuk tetap keluar dia ingin melihat apa yang terjadi, karena mungkin dia masih kecil dia belum paham dengan apa yang sedang menimpa mereka.Sedangkan Hakya dibantu oleh seluruh muridnya sedang menahan kekuatan iblis itu, dan sepertinya
Baca selengkapnya

Tangkap atau Bunuh Dia!

“Jangan khawatir, masalah menyamar saya memiliki keahlian,” jawab Hakya sambil tergelak.Hingga akhirnya Hofat melanjutkan rencana mereka mengintip aktivitas rumah besar yang menjadi tempat tinggal Zarkya.Dengan berjalan santai, Hofat melihat ke kiri dan ke kanan, rumah itu seperti rumah-rumah penduduk lainnya, hanya saja rumah itu di kelilingi dengan pagar dan ada penjaga yang bertugas di depan pintu pagar rumah itu. Mungkin karena itulah Zarkya terkenal sebagai orang kaya di sekitar lingkungan rumahnya.“Wow, mereka tinggal disana. Dan mereka sepertinya memiliki uang yang cukup banyak bisa membeli rumah tersebut. Darimana mereka mendapatkan uang. Padahal Putra Mahkota Ilmu Hitam itu sudah sangat lama pergi menjalankan tugas dari Ratu. Dan dia tidak memiliki tempat kembali, tetapi dia bisa membeli rumah yang cukup besar. Pasti mereka menggunakan ilmu sihirnya untuk menghasilkan uang,” gumam Hofat sambil terus mengamati rumaj itu dari kejauhan.Hofat berjalan-jalan dan bertanya kepad
Baca selengkapnya

Pucuk Dicinta Ulampun Tiba

"Hiaaat!"Hofat memejamkan matanya, dan menggunakan ilmu penyamar dan menghilang. Sehingga dengan seketika kedua orang pengawal dari rumah Zarkya itu kehilangan arah Hofat."Kemana dia pergi? Kurang ajar!" teriak kedua orang itu saat melihat bayangan Hofat yang seperti terbang dan meninggalkan mereka.Hofat terus berlari dengan kencang, dan melepaskan semua atributnya sehingga saat ini tampilannya sudah berbeda dari sebelumnya dan dia yakin walaupun bertemu dengan dua orang tadi mereka tidak akan bisa mengenalnya."Mereka kok tahu kalau ada orang yang melihat mereka secara diam-diam ya?" tanya Hofat menggeleng.Saat ini Hofat sudah riba di pasar, dia membeli beberapa makanan dan juga mainan buat Hanaya. Dan bagaikan pucuk dicinta ulampun tiba, orang-orang di pasar sedang membahas tentang Zarkya.Menurut mereka, Zarkya sering datang ke pasar untuk membeli semua kebutuhan, dan anehnya setelah lama kepergian Zarkya mereka kehilangan uangnya sebanyak yang tadi Zarkya bayar, dan itu bukan
Baca selengkapnya

Harus Membuat Janji

“Kamu serius?” tanya Hakya yang seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari cerita Hofat ini. Karena ini adalah cerita yang baru dia dengar.Hofat menganggukkan kepalanya.“Bahkan semua pedagang di pasar sudah mulai resah, mereka sangat was-was kalau pembeli yang mereka layani itu adalah orang-orangnya Zarkya. Mereka sangat menghindari pembeli dari anak buah Zarkya, namun sayangnya mereka tidak bisa mengenali mereka. Hingga membuat mereka setiap harinya kehilangan uang,” jawab Hofat.Hakya menghela nafas berat, dia tidak menyangka kalau ternyata kekayaan Zarkya pun dengan ilmu sihirnya. Padahal Zarkya sangat terkenal sebagai orang kaya di lingkungannya, dia tidak menyangka kalau di pasar orang mengenalnya sangat berbeda.“Bahkan para pedagang itu merindukan kita, mereka sangat mengharapkan kalau kita bisa membasmi Zarkya dan kelompoknya,” lanjut Hofat.“Apa mereka tahu kalau kamu adalah salah satu tim pejuang itu?” tanya Hakya penasaran.“Tentu tidak, saya tidak mengakui sia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status