"Hiaaat!"Hofat memejamkan matanya, dan menggunakan ilmu penyamar dan menghilang. Sehingga dengan seketika kedua orang pengawal dari rumah Zarkya itu kehilangan arah Hofat."Kemana dia pergi? Kurang ajar!" teriak kedua orang itu saat melihat bayangan Hofat yang seperti terbang dan meninggalkan mereka.Hofat terus berlari dengan kencang, dan melepaskan semua atributnya sehingga saat ini tampilannya sudah berbeda dari sebelumnya dan dia yakin walaupun bertemu dengan dua orang tadi mereka tidak akan bisa mengenalnya."Mereka kok tahu kalau ada orang yang melihat mereka secara diam-diam ya?" tanya Hofat menggeleng.Saat ini Hofat sudah riba di pasar, dia membeli beberapa makanan dan juga mainan buat Hanaya. Dan bagaikan pucuk dicinta ulampun tiba, orang-orang di pasar sedang membahas tentang Zarkya.Menurut mereka, Zarkya sering datang ke pasar untuk membeli semua kebutuhan, dan anehnya setelah lama kepergian Zarkya mereka kehilangan uangnya sebanyak yang tadi Zarkya bayar, dan itu bukan
“Kamu serius?” tanya Hakya yang seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari cerita Hofat ini. Karena ini adalah cerita yang baru dia dengar.Hofat menganggukkan kepalanya.“Bahkan semua pedagang di pasar sudah mulai resah, mereka sangat was-was kalau pembeli yang mereka layani itu adalah orang-orangnya Zarkya. Mereka sangat menghindari pembeli dari anak buah Zarkya, namun sayangnya mereka tidak bisa mengenali mereka. Hingga membuat mereka setiap harinya kehilangan uang,” jawab Hofat.Hakya menghela nafas berat, dia tidak menyangka kalau ternyata kekayaan Zarkya pun dengan ilmu sihirnya. Padahal Zarkya sangat terkenal sebagai orang kaya di lingkungannya, dia tidak menyangka kalau di pasar orang mengenalnya sangat berbeda.“Bahkan para pedagang itu merindukan kita, mereka sangat mengharapkan kalau kita bisa membasmi Zarkya dan kelompoknya,” lanjut Hofat.“Apa mereka tahu kalau kamu adalah salah satu tim pejuang itu?” tanya Hakya penasaran.“Tentu tidak, saya tidak mengakui sia
“Tidak bisa!” jawab penjaga dengan garangnya.Hakya menghela nafas berat mendengar hal itu sementara itu kedua penjaga juga masih menyilangkan pedangnya di depan wajah Hakya.“Apakah seperti ini cara orang kaya menyambut tamunya. Saya hanya ingin bertamu, bukan ingin meminta-minta. Dan apa salahnya kalian mencoba untuk menghubungi Tuan kalian, siapa tahu dia bersedia menemui saya disini,” ujar Hakya sambil menatap kedua orang itu secara bergantian.“Tetap tidak bisa! Kami tidak bisa menerima sembarangan orang masuk ke rumah tuan kami! Apalagi kami tidak pernah melihat anda disini!” teriak si penjaga yang kemudian akan menghunuskan pedangnya kepada Hakya.Namun, saat Hakya akan mulai melawannya tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka dari dalam. Seorang lelaki muda keluar dengan menatap keheranan kepada kedua penjaganya yang sudah mengeluarkan pedang dari sarungnya.“Ada apa ini?” tanya lelaki yang tidak lain adalah Zarkya. Dia keluar untuk melihat ada suara ribut-ribut dari luar, sehingga
Ziiink!Suara pedang yang lepas dari sarungnya, seketika kilatan yang menyilaukan mata memancar membuat Hakya tampak memejamkan matanya sejenak. Hakya pura-pura terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Zarkya.Sementara itu kedua murid Hakya yang tadi datang bersama Hakya, melancarkan misinya. Mereka memang memanfaatkan suasana yang hiruk pikuk itu untuk menyusup masuk ke dalam seluruh ruangan. Dan mereka memiliki waktu yang sangat singkat, karena sesuai dengan rencana mereka kalau Hakya akan membuat keributan hanya dalam beberapa menit saja. Keduanya mengendap-endap ke setiap ruangan dengan hati-hati, karena saat ini semua anak buah Zarkya sedang fokus dengan Tuan mereka yang sedang emosi. Termasuk para iblis yang jumlahnya belum terlalu banyak itu, mereka sudah berdiri di garda terdepan untuk membela Hakya.“Kenapa Anda mesti menarik pedang? Apakah anda tidak melihat saya datang dengan tangan kosong, dan saya datang kesini untuk kebaikan semua orang. Apakah Anda tidak merasa kasiha
Hakya memberikan kode kepada kedua muridnya untuk mereka menjalankan misi selanjutnya, yaitu memohon kepada Zarkya agar mereka terbebas.“Mohon ampuni kami yang mulia, orang kaya yang dermawan dengan hati yang begitu luas tidak mungkin tega membunuh rakya seperti kami. Sementara kami hanyalah mengikuti kemauan para pedagang itu,” ujar Hakya dan kedua muridnya.Mereka terus melontarkan berbagai pujian kepada Zarkya, apalagi saat melihat wajah Zarkya yang mulai berbinar-binar mendengar pujian dari Hakya dan kedua muridnya itu.“Karena hari ini saya sedang berbaik hati, seret mereka keluar dari sini!” teriak Zarkya kepada anak buahnya dan menyarungkan kembali pedangnya, kemudian meninggalkan tempat itu.Hakya mengedipkan matanya kepada kedua muridnya karena usaha mereka akhirnya berhasil.“Pergi kalian dari sini, dan jangan pernah kembali lagi kesini!” teriak kedua penjaga yang mendorong tubuh Hakya dan muridnya dengan sangat kasar. “Tunggu saja, kami pasti akan kembali. Dan jika waktun
Zarkya benar-benar marah ketika menyadari kalau dia sudah ditipu oleh Hakya dan dua orang anggotanya. Zarkya baru sadar kalau Hakya memang sengaja membuat keributan di rumahnya, agar dua anggotanya bisa menggeledah setiap ruangan, sementara semua orang dan pasukannya sibuk berjaga-jaga saat terjadinya keributan itu.“Siapa mereka sebenarnya?” tanya Zarkya yang sudah kembali ke ruangan kebesarannya. Zarkya merasa curiga kepada ketiga orang itu yang dengan beraninya mendatangi rumahnya dan membuat keributan.“Sepertinya mereka sengaja membuat keributan dan mereka berkeliling ruangan ini sementara lelaki yang bernama Guza itu membuat kekacauan. Dan anehnya tidak ada satu barangpun yang hilang, dan niat mereka bukan mencuri. Mereka hanya mengamati!” teriak Zarkya yang kemudian melemparkan semua barang yang berada di dekatnya itu ke arah dinding.“Apakah dia adalah Hakya, orang yang kita tunggu dari bukit tunggal itu?” tanya pengawalnya kepada Zarkya.“Tidak mungkin! Jika dia Hakya dia pa
Akhirnya tidak ada seorangpun yang berani meninggalkan pasar tersebut, termasuk lelaki yang tadi mau melaporkan kepada polisi.Mereka saat ini hanya bisa duduk diam menunggu para penggeledah itu menyelesaikan tugasnya, dan mereka yakinkan kalau tidak akan menemukan siapapun yang bersembunyi.“Dasar bedebah sialan! Mereka tidak ada disini. Harus berapa kali kita menggeledah tempat yang sama ini dan tidak menemukan apapun!” teriak salah satu dari mereka yang akhirnya menyerah dan pasrah karena tidak menemukan siapapun disana.“Sudah kami katakan, kalau tidak ada seorangpun bersembunyi disini. Kalian masih saja menggeledah. Memangnya kami kurang kerjaan menyembunyikan orang disini. Dan kalian harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kalian lakukan disini!”Seorang bapak-bapak kembali berteriak dengan sangat kesal dan menunjuk ke arah pemimpin dari kelompok anak buah Zarkya itu dengan pandangan mata yang menyala penuh amarah.“Geledah sekali lagi!” perintahnya mengabaikan semua orang
“Ada apa, Guru?” tanya Hofat kepada Hakya saat mendengar Hakya menggumam sambil terkekeh.“Zarkya sudah sadar kalau kita adalah penyusup, dia mencari kita hingga menggeledah pasar,” jawab Hakya tergelak.Semua orang tampak mengernyitkan keningnya mendengar apa yang Hakya katakan. Mereka tidak tahu bagaimana caranya Zarkya bisa tahu kalau mereka adalah penyusup. Padahal sudah selama itu dan Zarkya baru sadar dengan apa yang terjadi.“Bagaimana mereka bisa tahu?” tanya Jirat yang merasa sangat keheranan dengan semua itu.“Kemungkinan kedua orang itu meninggalkan jejak,” jawab Hakya kemudian.Semua orang tampak kebingungan mendengar apa yang Hakya katakan.“Maksudnya?” tanya Jirat lagi.“Kemungkinan ruangan mereka tidak semuanya bersih, mungkin banyak debu yang menempel. Dan bisa jadi jejak kaki keduanya menempel disana. Dan disaat itulah mereka pasti tahu kalau ada yang menyusup dan tidak lain adalah kita,” kekeh Hakya dengan sangat senang.Semuanya mengangguk tanda paham dengan apa yan