Home / Pendekar / MENANTU SETENGAH DEWA / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of MENANTU SETENGAH DEWA: Chapter 151 - Chapter 160

172 Chapters

Pedang Ini Akan Menebas Leher Anda!

“Tidak bisa!” jawab penjaga dengan garangnya.Hakya menghela nafas berat mendengar hal itu sementara itu kedua penjaga juga masih menyilangkan pedangnya di depan wajah Hakya.“Apakah seperti ini cara orang kaya menyambut tamunya. Saya hanya ingin bertamu, bukan ingin meminta-minta. Dan apa salahnya kalian mencoba untuk menghubungi Tuan kalian, siapa tahu dia bersedia menemui saya disini,” ujar Hakya sambil menatap kedua orang itu secara bergantian.“Tetap tidak bisa! Kami tidak bisa menerima sembarangan orang masuk ke rumah tuan kami! Apalagi kami tidak pernah melihat anda disini!” teriak si penjaga yang kemudian akan menghunuskan pedangnya kepada Hakya.Namun, saat Hakya akan mulai melawannya tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka dari dalam. Seorang lelaki muda keluar dengan menatap keheranan kepada kedua penjaganya yang sudah mengeluarkan pedang dari sarungnya.“Ada apa ini?” tanya lelaki yang tidak lain adalah Zarkya. Dia keluar untuk melihat ada suara ribut-ribut dari luar, sehingga
Read more

Misi Berhasil!

Ziiink!Suara pedang yang lepas dari sarungnya, seketika kilatan yang menyilaukan mata memancar membuat Hakya tampak memejamkan matanya sejenak. Hakya pura-pura terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Zarkya.Sementara itu kedua murid Hakya yang tadi datang bersama Hakya, melancarkan misinya. Mereka memang memanfaatkan suasana yang hiruk pikuk itu untuk menyusup masuk ke dalam seluruh ruangan. Dan mereka memiliki waktu yang sangat singkat, karena sesuai dengan rencana mereka kalau Hakya akan membuat keributan hanya dalam beberapa menit saja. Keduanya mengendap-endap ke setiap ruangan dengan hati-hati, karena saat ini semua anak buah Zarkya sedang fokus dengan Tuan mereka yang sedang emosi. Termasuk para iblis yang jumlahnya belum terlalu banyak itu, mereka sudah berdiri di garda terdepan untuk membela Hakya.“Kenapa Anda mesti menarik pedang? Apakah anda tidak melihat saya datang dengan tangan kosong, dan saya datang kesini untuk kebaikan semua orang. Apakah Anda tidak merasa kasiha
Read more

Berhasil Menipu Zarkya

Hakya memberikan kode kepada kedua muridnya untuk mereka menjalankan misi selanjutnya, yaitu memohon kepada Zarkya agar mereka terbebas.“Mohon ampuni kami yang mulia, orang kaya yang dermawan dengan hati yang begitu luas tidak mungkin tega membunuh rakya seperti kami. Sementara kami hanyalah mengikuti kemauan para pedagang itu,” ujar Hakya dan kedua muridnya.Mereka terus melontarkan berbagai pujian kepada Zarkya, apalagi saat melihat wajah Zarkya yang mulai berbinar-binar mendengar pujian dari Hakya dan kedua muridnya itu.“Karena hari ini saya sedang berbaik hati, seret mereka keluar dari sini!” teriak Zarkya kepada anak buahnya dan menyarungkan kembali pedangnya, kemudian meninggalkan tempat itu.Hakya mengedipkan matanya kepada kedua muridnya karena usaha mereka akhirnya berhasil.“Pergi kalian dari sini, dan jangan pernah kembali lagi kesini!” teriak kedua penjaga yang mendorong tubuh Hakya dan muridnya dengan sangat kasar. “Tunggu saja, kami pasti akan kembali. Dan jika waktun
Read more

Kekacauan Di Pasar

Zarkya benar-benar marah ketika menyadari kalau dia sudah ditipu oleh Hakya dan dua orang anggotanya. Zarkya baru sadar kalau Hakya memang sengaja membuat keributan di rumahnya, agar dua anggotanya bisa menggeledah setiap ruangan, sementara semua orang dan pasukannya sibuk berjaga-jaga saat terjadinya keributan itu.“Siapa mereka sebenarnya?” tanya Zarkya yang sudah kembali ke ruangan kebesarannya. Zarkya merasa curiga kepada ketiga orang itu yang dengan beraninya mendatangi rumahnya dan membuat keributan.“Sepertinya mereka sengaja membuat keributan dan mereka berkeliling ruangan ini sementara lelaki yang bernama Guza itu membuat kekacauan. Dan anehnya tidak ada satu barangpun yang hilang, dan niat mereka bukan mencuri. Mereka hanya mengamati!” teriak Zarkya yang kemudian melemparkan semua barang yang berada di dekatnya itu ke arah dinding.“Apakah dia adalah Hakya, orang yang kita tunggu dari bukit tunggal itu?” tanya pengawalnya kepada Zarkya.“Tidak mungkin! Jika dia Hakya dia pa
Read more

Mencatat Apa yang Dilihat

Akhirnya tidak ada seorangpun yang berani meninggalkan pasar tersebut, termasuk lelaki yang tadi mau melaporkan kepada polisi.Mereka saat ini hanya bisa duduk diam menunggu para penggeledah itu menyelesaikan tugasnya, dan mereka yakinkan kalau tidak akan menemukan siapapun yang bersembunyi.“Dasar bedebah sialan! Mereka tidak ada disini. Harus berapa kali kita menggeledah tempat yang sama ini dan tidak menemukan apapun!” teriak salah satu dari mereka yang akhirnya menyerah dan pasrah karena tidak menemukan siapapun disana.“Sudah kami katakan, kalau tidak ada seorangpun bersembunyi disini. Kalian masih saja menggeledah. Memangnya kami kurang kerjaan menyembunyikan orang disini. Dan kalian harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kalian lakukan disini!”Seorang bapak-bapak kembali berteriak dengan sangat kesal dan menunjuk ke arah pemimpin dari kelompok anak buah Zarkya itu dengan pandangan mata yang menyala penuh amarah.“Geledah sekali lagi!” perintahnya mengabaikan semua orang
Read more

Segera Mengambil Langkah!

“Ada apa, Guru?” tanya Hofat kepada Hakya saat mendengar Hakya menggumam sambil terkekeh.“Zarkya sudah sadar kalau kita adalah penyusup, dia mencari kita hingga menggeledah pasar,” jawab Hakya tergelak.Semua orang tampak mengernyitkan keningnya mendengar apa yang Hakya katakan. Mereka tidak tahu bagaimana caranya Zarkya bisa tahu kalau mereka adalah penyusup. Padahal sudah selama itu dan Zarkya baru sadar dengan apa yang terjadi.“Bagaimana mereka bisa tahu?” tanya Jirat yang merasa sangat keheranan dengan semua itu.“Kemungkinan kedua orang itu meninggalkan jejak,” jawab Hakya kemudian.Semua orang tampak kebingungan mendengar apa yang Hakya katakan.“Maksudnya?” tanya Jirat lagi.“Kemungkinan ruangan mereka tidak semuanya bersih, mungkin banyak debu yang menempel. Dan bisa jadi jejak kaki keduanya menempel disana. Dan disaat itulah mereka pasti tahu kalau ada yang menyusup dan tidak lain adalah kita,” kekeh Hakya dengan sangat senang.Semuanya mengangguk tanda paham dengan apa yan
Read more

Mengumpulkan Anggota!

“Sepertinya bukan hanya menciptakan iblis sendiri, tapi ada juga iblis yang mereka bawa dari tempat lain,” jawab kedua orang itu bersamaan.Hakya membulatkan matanya mendengar jawaban dari keduanya. Padahal sebenarnya hal itu tidaklah mengherankan mengingat kalau Zarkya sudah sangat lama bepergian dan pastinya mereka pasti menguasai semuanya.“Kenapa kalian begitu percaya?” tanya Hakya lagi yang merasa sangat penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Zarkya di dalam rumahnya yang begitu besar dengan ruangan yang begitu banyak.“Seperti yang guru ceritakan, kalau iblis yang mereka bawa itu pastinya dalam keadaan tertidr, nah kami melihat salah satu ruangan dengan beberapa iblis bertubuh besar sedang tertidur dengan sangat pulas. Di dekat mereka ada air yang berisi bunga-bungaan, dan juga perapian dengan bau yang sangat menyengat.”Hakya mengangguk mendengar penjelasan keduanya, karena itu memang bukti kalau iblis yang sedang tertidur itu adalah iblis yang dibawa dari jauh. Dan saat ini
Read more

Santapan Iblis!

“Kalian harus berhati-hati, saling menjaga. Dan kepada mereka yang kalian ajak kesini nantinya harus dijelaskan apa tujuan kita berkumpul. Jangan sampai ada diantara mereka yang merasa terjebak dengan rencana kita,” ujar Hakya kepada beberapa muridnya yang akan keluar dari bukit untuk mencari tenaga tambahan.Namun, mereka tidak bisa menarik sembarang tenaga. Mereka butuh orang yang bisa dipercaya dan itu adalah mereka yang selama ini sudah ikut latihan bersama. Selain itu tidak ada yang bisa dipercaya.Akhirnya ada enam orang yang turun pada keesokan harinya, mereka membawa perbekalam yang cukup. Dan mereka hanya diberikan waktu paling lama dua hari harus kembali. Tidak boleh mencari yang terlalu jauh.“Siap, Guru! Kami akan segera berangkat!” teriak mereka dengan bersemangat.Mereka yakin kalau mereka akan bisa membawa minimal pasukan yang cukup untuk membuat Zarkya kalah dan tunduk kepada mereka.“Jangan paksa jika mereka tidak mau,” pesan Hakya lagi.Sepertinya Hakya takut kalau m
Read more

Dikejar Pasukan Zarkya

Suasana di rumah kediaman Zarkya menjadi semakin menyeramkan, mereka yang sudah terlanjur bergabung bersama Zarkya merasa sangat menyesal. Mereka benar-benar tidak menyangka kalau Zarkya memiliki sifat yang sangat kejam.“Yang sudah bergabung dalam kelompok ini, jangan ada sesekali yang berniat kabur ataupun pergi dari tempat ini kalau tidak mau memiliki nasib yang sama dengannya!” teriak Zarkya dengan sorot mata yang tajam, dan mengelap darah yang menempel pada pedangnya dengan jari-jari tangannya lalu menjilatnya.Uwwwek!Beberapa orang tampak memuntahkan semua isi perutnya saat melihat apa yang Zarkya lakukan itu, mereka menciumi bau darah yang sangat amis bahkan Zarkya dengan santainya menjilatinya.“Kenapa? Kalian mau mencobanya?” tanya Zarkya menatap tajam ke arah mereka.Sontak semua orang yang berada di situ menggeleng, hanya iblislah yang tertawa. Mereka merasa berpesta pora bisa menikmati darah yang menurut mereka manis itu. “Kalian harus mencobanya, biar kalian tahu bagaim
Read more

Persiapan Penyerangan ke Kediaman Zarkya

“Hai, Guruu,” sapa mereka semua sambil mengangguk.Hakya merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat, karena dia tidak menyangka kalau ternyata keenam orang yang keluar berhasil membawa orang yang sangat banyak. Bahkan lebih dari cukup untuk menyerang tempat Zarkya.“Kalian benar-benar berhasil membawa mereka?” tanya Hakya lagi yang masih tidak percaya dengan semuanya.Dia tidak menyangka kalau semua muridnya masih setia dengannya, bahkan segera datang saat tahu gurunya mengalami kesulitan. Bahkan jumlah orang yang berhasil mereka kumpulkan itu mencapai 150 orang, dan itu benar-benar jauh dari target awal.“Ini bahkan kita memiliki pasukan besar yang tiga kali lebih besar dari target kita,” ujar Hakya bangga dengan senyum yang terkembang dari bibirnya.Kedatangan mereka semua disambut antusias oleh yang lainnya. Mereka seperti mengadakan reuni. Suasana di bukit itu menjadi riuh rendah oleh gelak tawa mereka.Dan pastinya yang lebih bahagia lagi adalah Hanaya, dia ikut menyambut ked
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status