"Kalian sudah siap?" tanya Hakya pagi ini setelah dia mengumpulkan semua muridnya di lapangan besar. "Siap, Guru!" teriak mereka bersamaan.Hakya kemudian meminta kedua muridnya yang kemarin bertugas untuk mencatat semua yang yang mereka lihat maju ke depan, untuk menjelaskan kepada semuanya mengenai semua letak posisi dan bahkan apa yang ada di dalam setiap ruangan.Semua orang memperhatikan dengan baik penjelasan mereka, karena mereka ingin menghancurkan semuanya dan mendambakan kehidupan di muka bumi ini tenang dang nyaman.Padahal saat ini tanah sudah kembali subur, bahkan hasil panen para petani sangat melimpah ruah."Pasukan Zarkya ini sedikit dan tidak terlalu kuat, tapi yang menjadi masalah adalah mereka tinggal di tengah-tengah penduduk. Salah langkah sedikit saja kita bisa melukai orang yang tidak bersalah," jelas Hakya kepada semua muridnya."Memang rumah mereka memiliki pagar yang tinggi, kemungkinan mereka bisa meloncati pagar itu sangat kecil dan juga nanti akan saya pa
Sementara itu di tempat kediaman Hakya, saat ini semua anggota sudah bersiap-siap untuk menyerang Zarkya. Mereka tidak akan menunggu lebih lama lagi dan akan berangkat pagi ini. Karena semakin lama mengulur waktu, maka Zarkya akan semakin menjadi-jadi."Kanaya, kami akan pergi untuk menyerang tempat kediaman Zarkya. Dan aku mohon kepada kamu untuk menjaga Hanaya dengan baik, doakan agar kami berhasil dan bisa secepatnya kembali ke tempat kita, kemudian kita akan hidup bersama bahagia."Hakya berpamitan kepada Kanaya, sebelum meninggalkan Bukit tunggal tersebut. Karena dia tidak tahu berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk mengalahkan Zarkya dan para pengikutnya. Jika melihat dari kecilnya wilayah dan jumlah orang yang sangat terbatas, kemungkinan mereka tidak butuh waktu lama untuk melumpuhkan Zarkya dan para pengikutnya. Tapi, dia tidak tahu seberapa kekuatan yang dimiliki oleh Zarkya. Jika Zarkya benar-benar memiliki kekuatan yang tidak bertanding, maka mereka memiliki waktu
Seluruh anak buah Hakya sudah merangsek masuk menyerang para penjaga di kediaman Zarkya. Dan seperti yang telah Hakya duga kalau Zarkya akan membangunkan iblis yang masih tertidur dan belum waktunya mereka bangun, sehingga iblis-iblis tersebut terbangun dan mereka marah sehingga mereka akan menyerang siapa saja yang berada di dekat mereka.Huaaaaa!Huaaaaaa!Suara iblis yang marah tersebut bergema, bahkan membuat semua bergoncang. Barang-barang yang berada di atas langsung terjatuh, beberapa bagian tanah bahkan sampai retak.Semua orang yang berada di luar pagar kediaman Zarkya tampak mencari tempat perlindungan, karena pohon-pohon yang berada di sana semuanya berguncang dengan hebat. Mereka tidak tahu itu suara apa dan mereka semua berharap jika Hakya berhasil menumpaskan seluruh penghuni tempat tersebut."Kalian menyingkir, jangan mencoba untuk melawan iblis tersebut. Karena semakin kita melawannya dia akan semakin menyerang kita," ujar Hakya kepada semua anak buahnya yang mencoba
Zarkya tampak terdiam, dia membenarkan di dalam hatinya apa yang Hakya sampaikan. Karena dia juga melihat kalau beberapa anak buahnya tampak sedang memperhatikan jalan keluar bukannya sibuk melawan para anak buah Hakya.“Iblis yang kau ciptakan, apakah mereka tidak bisa membuka tali itu?” tanya Hakya sambil tersenyum.Hakya memang melepaskan tali untuk mengikat para iblis itu. Hakya akan menghancurkan mereka secara perlahan dan terakhir Zarkya jika memang dia tidak ada niat untuk menjadi lebih baik.“Kau hanya berani menggunakan ilmu sihirmu untuk melawan mereka. Kau belum tahu bagaimana melawannya mereka itu!” teriak Zarkya yang masih tetap bersikeras dan tidak mau mengalah dengan apa yang Hakya lakukan.Zarkya masih sangat yakin kalau iblis yang masih tersisa itu akan membantunya.Ziiiink! Ziiink!Suara pedang saling beradu membuat suasana sangat menakutkan. Sementara itu orang-orang yang berkumpul di luar pagar itu sangat penasaran apalagi mereka melihat ada iblis yang berusaha kab
“Siap!” jawab para murid Hakya yang sudah siap dengan pedang masing-masing.“Karena kalian sudah lelah, jadi saya serahkan mereka kepada kalian. Bunuh mereka sesuai dengan yang kalian inginkan! Jangan biarkan satu orangpun hidup!” teriak Hakya memancing semuanya. Dan seperti yang diduga mereka semua ketakutan saat mendengar Hakya meminta membunuh mereka. Apalagi saat melihat kilatan pedang dari para murid-murid Hakya. “Tolong jangan bunuh kami!”Teriak beberapa anak buah Zarkya dengan memohon, mereka begitu takut akan kematian. Namun, mereka berani bergabung dengan orang seperti Zarkya. Sementara itu Zarkya tampak menunduk, dia merasa tidak memiliki kemampuan lagi untuk melawan ataupun berteriak.Zarkya berusaha mengeluarkan ilmu sihirnya, dia berharap dengan begitu bisa membunuh Hakya, namun apa yang dia lakukan tidak luput dari perhatian Hakya.Sssuuuit!Hakya bersiul dan seketika tubuh Zarkya lemah dan kehilangan tenaganya. Dia menatap Hakya dengan sorot mata tajam. Karena dia me
“Hanaya, kami pulang!”Hakya dan muridnya berteriak memanggil Hanaya saat memasuki bukit tunggal tersebut. Dan tidak berapa lama kemudian terdengar suara sorakan riang dari Hanaya yang kegirangan saat menyambut kedatangan Hakya dan murid-muridnya.“Oleeee!” teriak Hanaya dengan suara cadelnya.Hanaya semakin bahagia menyambut mereka semua yang datang membawa makanan yang begitu banyak. Apalagi saat Hakya membuka bungkusan di tangannya dan aroma roti basah menguar membuat Hanaya tidak tahan untuk segera mencicipinya.“Anaass!”Teriak Hanaya saat tangannya menyentuh roti yang masih panas itu membuat semua orang tergelak dengan tingkah lucunya. Dengan bantuan Hakya yang meniup roti itu akhirnya Hanaya bisa menikmati roti tersebut dengan mulut yang penuh.Sementara itu murid-murid Hakya yang lainnya membuka hadiah yang lainnya sepertinya mereka sangat penasaran dengan hadiah yang diberikan itu.“Woww!”Ucap mereka kekaguman saat membuka semua barang-barang itu. Banyak bahan makanan, pakai
“Kami berangkat, ya,” ujar Hakya kepada beberapa muridnya itu.“Guru, apakah yakin tidak perlu kami kawal? Setidaknya kami bisa membantu membawa barang-barang dan juga bergantian menggendong Hanaya,” tawar Hofat kepada Hakya dan Kanaya yang sudah bersiap untuk turun dengan membawa barang yang cukup banyak dan juga sepertinya dalam perjalanan itu Hanaya juga akan lebih banyak minta gendong.Hakya menggeleng sambil tersenyum, karena dia tidak mau Kafka akan menganggapnya lelaki pengecut, datang ke rumah mertuanya dengan membawa pasukan. Jadi Hakya akan datang hanya bersama Kanaya dan Hanaya saja.“Benaran gapapa kok, kalian tetap saja disini. Rawat ladang kita dengan baik, kalau memang sampai waktunya panen dan kami belum kembali kalian harus memanennya dan menjualnya di pasar,” pesan Hakya kepada semuanya.“Dan ingat kalian berdua adalah ketuanya dan bertanggung jawab dalam segala hal. Jangan sampai ada yang kelaparan,” ujar Hakya kepada Hofat dan Jirat.Keduanya mengangguk, ada rasa b
“Hei cantik sini,” panggil ibu-ibu penjual dengan ramah saat melihat Hanaya menunjuk ke lapak jualannya.Hakya dan Kanaya hanya bisa terdiam melihat tempat yang ditujukan oleh Hanaya. Ternyata dia menuju ke penjual roti basah. Mungkin bau roti basah itu memancing Hanaya untuk berjalan menuju ke arah sana.“Hanaya mau roti?” tanya Kanaya lembut.“Iya,” jawab Hanaya sambil menganggukkan kepalanya.Hakya juga ikutan mendekat, dan pandangannya bertemu dengan penjual roti basah itu.“Wah, ini Hakya?” tanya penjual itu kepada Hakya dengan sangat antusias.Hakya menganggukkan kepalanya, dia tidak menyangka kalau ternyata bau roti basah buatan ibu itu yang membuat Hanaya berjalan memasuki pasar itu. “Wah si cantik ini pasti anaknya yang menyukai roti basah?” tanya ibu itu lagi.“Iya bu, kemarin dia senang banget saat makan roti basah yang masih hangat, bahkan ini dia berjalan dengan sendirinya,” jawab Kanaya sambil tersenyum dan memesan beberapa roti itu untuk Hanaya.“Ini kalian mau kemana?