All Chapters of STATUS WA CALON SUAMIKU: Chapter 51 - Chapter 60

81 Chapters

51. Saat Kematian Papa

💕 Tuhan, maaf bila saya harus egois, tapi bila memang saya harus berpisah dengan orang yang saya sayangi, tolong tangguhkan lah.***Aku dan Rengganis memasuki pelataran parkiran RSUD Candimulyo dengan hati berdebar. Dan saat terlihat laki-laki dengan seragam polisi di depan UGD, kami langsung berlari ke arahnya.Sekarang masih jam 10 pagi. Dan setelah polisi mengabari kecelakaan yang menimpa papi dan mami, aku langsung bersiap berangkat ke lokasi rumah sakit seperti yang disebutkan oleh polisi."Pak, kami keluarga dari korban kecelakaan keluarga pak Roni, bagaimana keadaan orang tua saya?""Setelah dibawa ke rumah sakit ini dan dipastikan kondisinya, dengan berat hati saya mengatakan bahwa ayah Anda meninggal di lokasi kejadian dan ibu Anda ada di ruang operasi sekarang."Aku terkejut setengah mati. Rengganis segera merengkuh pundakku. "Innalilahi wa innailaihi roji'un, Papi, Mami ...." Aku tidak dapat menahan air mata yang melesak untuk luruh membasahi pipi."Lalu kenapa bisa ter
Read more

52. Ada apa dengan Rengganis

pov Reyhan🌹Kenapa garam rasanya asin?🌹 Karena yang manis itu cuma kamu.***Bi Ijah terdiam sejenak seraya berpikir. "Sebenarnya kejadian kekerasan yang dialami oleh Nyonya berlangsung sejak sebulan yang lalu."Aku dan Rengganis mendelik. "Kenapa baru jujur sekarang, Bi?"Bi Ijah menghela nafas. "Awalnya saya tidak tahu dengan perbuatan mbak Dila. Lalu saya tahu tentang perbuatan mbak Dila saat saya pamit ke pasar ...,""Ke pasar? Kok bisa ketahuan?""Iya, karena dompet saya tertinggal di rumah, makanya saya kembali ke rumah. Tapi saya terkejut saat melihat mbak Dila telepon seseorang sambil menyuapi Ibu. Terus pas Ibu makannya tersedak dan berhamburan, mbak Dila marah-marah, lalu meminta Ibu untuk makan sendiri."Rengganis memandangku. "Mas, biar Mami di sini saja, agar aku mudah merawat nya."Aku menghela nafas. "Aku kasihan Mami, Mas. Aku tidak percaya lagi untuk menyerahkan Mami agar diasuh oleh orang lain lagi walaupun orang itu tenaga medis," sambung Rengganis lagi.Aku terd
Read more

53. Sel Kanker yang Semakin Parah

pov Reyhan.🌹Sekuat apapun hati seseorang, jika dihadapkan dengan perpisahan dengan orang yang disayang, mau tak mau akan jatuh air dari matanya.***Aku berlari ke arah Rengganis yang mulai tersungkur ke lantai ruang tengah!"Sayang! Buka mata kamu!" Aku memeluk Rengganis dan meletakkan kepalanya di pangkuanku."Ada apa dengan Rengganis, Rey?" tanya bunda yang keluar dari kamarnya dan mendekati kami.Sementara mami pun dengan susah payah menggunakan tongkat penyangganya mendekati kami."Reyhan juga tidak tahu Bunda. Tadi Rengganis baru saja mengantarkan mami untuk fisioterapi dan tiba-tiba pingsan. Tolong panggilkan kang Asep agar mengantarkan kami ke rumah sakit. Saya curiga kanker serviks nya kambuh lagi."Bunda mengangguk dan segera berlari keluar memanggil kang Asep.***"Dokter Reyhan, dengan berat hati saya sampaikan berdasarkan hasil pemeriksaan darah, CT scan, dan MRI, kanker mbak Rengganis mengamuk lagi dan menyerang rahimnya sehingga harus segera diangkat. Kabar buruk lai
Read more

54. Gelud!

pov Reyhan.🌹Sejak mengenal mu aku harus memutuskan untuk banyak belajar. Belajar mencintaimu dan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita kelak.***Erick maju mendekat dan mencengkeram kerah bajuku. Bersiap untuk mendaratkan pukulannya lagi.Namun aku tidak lagi membiarkan diriku menjadi samsak. Aku segera bangkit dan mendaratkan tinjuku pada pipi Erick.Buaaagh!Kena! Erick terpelanting dan nyaris menabrak kaki meja di kamar rawat inap."Ayo berdiri kamu! Kebetulan aku lagi bete banget dan ingin mendapatkan pelampiasan. Untung kamu datang, aku bisa melampiaskan kekesalanku. Ayo kita lanjutkan! Berdiri kamu!"Aku berdiri menghadap Erick dan memasang kuda-kuda. Mengulurkan tangan kananku kearahnya dengan menggerak-gerakkan keempat jariku."Awas kamu Reyhan! Kamu telah membuat Rengganisku menderita!" Erick terpancing dan seketika berdiri menghadapiku. Dia juga memasang kuda-kuda. "Berhenti kalian!"Teriakan Rengganis tidak mampu menghentikan kami untuk saling melampiaskan kekesa
Read more

55. Rayuan Susan

pov ReyhanAku segera beranjak kearah pintu lalu membukanya perlahan. Dan aku terkejut saat mendapati di depanku ada sesosok perempuan yang sangat kukenal. "Kamu?""Ya saya. Dokter kaget?"Susan menyeringai sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada dan langsung masuk ke dalam kamar Rengganis."Kamu sudah bebas dari penjara?" tanyaku lagi."Sudah. Dan saya kesini karena ingin melihat orang yang sudah membuat saya menderita dengan memasukkan saya ke dalam penjara."Kamu kesini hanya untuk mengacau saja? Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi! Kamu pantas mendapatkan hukuman atas semua kesalahan yang telah kamu lakukan!" seruku kesal. Dia benar-benar tidak tahu malu. Setelah dipenjara karena akan menyiram Rengganis dengan air keras, sekarang dia dengan pongahnya berdiri di sini tanpa tahu apa tujuannya."Dokter Reyhan, apa Anda tahu, setelah saya keluar dari penjara, saya kesulitan mencari jodoh dan mencari kerja karena STR saya dicabut." Susan menjeda kalimatnya sambil memandang
Read more

56. Terbaring di ICU

pov Reyhan."Waalaikumsalam, Rey, kamu dimana? Rengganis baru saja menghabiskan infus kemonya dan kini tidak sadarkan diri."Aku terbelalak dan terkejut."Astaghfirullah!""Ada apa Rey?" tanya dokter Santosa menatapku dengan pandangan khawatir."Istri saya, Dok. Tidak sadarkan diri pasca kemoterapi hari kedua," tukasku lirih. Hatiku berdentam-dentam hebat.'Ya Allah, mana yang lebih baik, aku melihatnya sekarat tanpa terapi atau aku melihatnya sekarat setelah aku berusaha mengobatinya.'"Rey, sekarang kamu jenguk dulu istrimu. Mumpung tidak ada pasienkan?"Aku memandang ke arah dokter Santosa."Baik Dok, terima kasih. Walaupun istri saya sakit, tapi saya tetap akan melakukan pekerjaan saya dengan profesional.'Akupun berpamitan pada dokter Santosa dan hampir berlari menuju ruangan Rengganis. "Istri dokter Reyhan langsung dipindahkan oleh dokter onkologi ke ICU," tukas seorang perawat yang sedang membersihkan bekas infus dan obat-obatan di kamar Rengganis.Aku tercekat dan segera berg
Read more

57. Histerektomi (Operasi Rahim)

pov Reyhan 🌹Aku bisa mencintaimu, karena kamu bisa mencintai diriku apa adanya. Padahal aku sendiri belum bisa mencintai segala kekuranganku.***Aku menangis terisak dan mengarahkan telapak tangan Rengganis ke pipiku.Lama kelamaan, aku merasa jemari kurusnya bergerak di pipiku.Dan diantara air mata yang menderas, aku melihat mata Rengganis yang terbuka dan memandangku penuh rindu."Ya Allah, Rengganis! Kamu sadar sayang?!"Rengganis mengerjapkan mata perlahan. "Mas ...,"Hanya itu yang terucap dari bibir keringnya. "Sayang, Mas akan memanggil dokter Reva." Aku menciumi tangan Rengganis penuh syukur. Rengganis mengangguk perlahan. Aku segera bergegas keluar untuk mencari perawat agar memberikan kabar pada dokter Reva dan memberi tahu pada anak-anak kami bahwa mama mereka telah sadar.***"Saturasi oksigennya stabil pada angka 98, tensi normal. Kita pindah ke ruangan VIP lagi sore ini. Alat respirasinya juga sudah dilepas. Jadi yang terpasang hanya kanule oksigen, infus dan DC."
Read more

58. Hidup Baru Rengganis

Cahaya matahari menerobos dari jendela kamar Rengganis dan Reyhan yang masih terkunci dan tertutup tirainya. Deru AC yang dingin membuat Rengganis mengeratkan selimutnya lagi di tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang. Rengganis merasakan sebuah sentuhan lembut membelai pipinya. Rengganis yang sebenarnya merasakan sentuhan itu pura-pura masih tidur untuk menikmatinya lebih lama lagi. Lalu Rengganis mendengar suara gerak tubuh mendekat ke arahnya. "I love you Sayang. Welcome back in our world."Lalu perlahan dirasakannya ciuman lembut di dahinya, hidungnya, pipinya, dan mengulum bibir tipisnya. "Hm ...."Rengganis melenguh menikmati ciuman sang suami. "Kalau masih ngantuk, nggak usah bangun. Aku masih ingin mencumbuimu," kata Reyhan sambil terus mencium bibir dan turun ke leher sang istri.Rengganis terkikik geli lalu membuka mata. "Kamu genit, Sayang," bisiknya pada sang suami yang mulai membelai tubuh sang istri. "Tapi kamu suka kan? Aku cuma bahagia sekali karena kamu telah m
Read more

59. Bertemu Teman Lama

Reyhan terdiam sejenak, lalu menjawab, "Dokter Syarif terimakasih atas tawarannya, tapi saya perlu mengkomunikasikan dengan istri saya dan keluarga terlebih dahulu. Bagaimana Dok?""Boleh. Memang harus dimusyawarahkan dulu. Kalau bisa keputusannya dalam waktu seminggu ini.""Baiklah. Nanti pasti akan saya kabari, Dokter. Terimakasih telah merekomendasikan saya.""Sama-sama Dokter. Semoga Dokter bisa memutuskan dengan bijak."Akhirnya Reyhan mengakhiri telepon setelah mengucap salam.Rengganis memandangi Reyhan. "Sayang, tadi telepon dari dokter Syarif kan?" tanya Rengganis.Reyhan mengangguk. "Iya. Sayang. Kamu tadi sudah dengar sendiri kan apa yang dikatakan oleh beliau?" tanya Reyhan menggenggam tangan sang istri. Rengganis mengangguk. "Bagaimana menurutmu, Yang?" tanya Reyhan. Jujur saja dulu dia sangat ingin bisa menempuh pendidikan dokter spesialis setelah lulus ujian ASN. Tapi sekarang, setelah Rengganis hampir kehilangan nyawa, Reyhan hanya ingin berada di dekat istrinya."Ak
Read more

60. Calon Pelakor yang Berpendidikan

"Lama banget kita nggak ketemu, Tam!" Seru Reyhan."Eh, iya. Kamu kok di sini?" tanya Tamara."Aku kuliah lagi. Ambil spesialis obsgyn. Kalau kamu ngapain di sini?" tanya Reyhan balik. "Aku lagi kuliah juga. Ambil obsgyn juga," sahut Tamara tampak bahagia setelah bertemu dengan Reyhan. Cinta pertamanya dulu saat SMA. "Kamu di sini sama siapa?" tanya Tamara sambil menengok ke belakang punggung Reyhan. Menyangka akan melihat wajah keluarga Reyhan. "Aku sendirian. Anak istriku di rumah. Baru datang pagi tadi. Sekalian langsung nyari kontrakan.""Wah, gitu ya. Sama dong. Aku juga sendirian di kota ini. Bedanya aku kos. Eh, bagaimana kalau kita makan bersama. Kamu belum makan kan?" tanya Tamara. "Belum. Boleh juga usul kamu. Yuk, makan. Karena ini pertemuan pertama kita, biar aku yang traktir," kata Reyhan tersenyum. "Hm, boleh juga."Tamara masuk ke dalam warung untuk mengikuti Reyhan duduk di dalamnya."Kamu mau pesan apa Tam?" tanya Reyhan yang melihat Tamara kebingungan menatap bu
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status