Semua Bab STATUS WA CALON SUAMIKU: Bab 61 - Bab 70

81 Bab

61. Mendekati Reyhan

Tamara langsung berdiri. Tapi dia segera sadar kalau Reyhan yang sedang menelepon istrinya ada di dekatnya. Tamara ingin menunjukkan citranya yang lembut dan ramah. "Mbak, maaf Mbak. Saya tidak sengaja. Saya ganti dulu pesanannya," sahut pramusaji dengan wajah penuh rasa bersalah. Tamara mencoba tersenyum walaupun hatinya terasa panas. Baju yang baru dibelinya dari toko langganan harus basah kuyup. Tamara pura-pura menarik tisu dan menempelkannya ke bajunya yang basah. "Oh ya Mbak. Nggak apa-apa. Lain kali hati-hati," sahut Tamara lalu segera duduk kembali. Reyhan dan Rengganis yang sedang melihat peristiwa itu melalui ponsel tampak khawatir."Bajumu basah mbak Tamara," kata Rengganis. "Enggak apa-apa Mbak. Nanti bisa dicuci," sahut Tamara tersenyum."Baiklah, Yang. Kami makan dulu. Kamu juga jangan lupa makan dan jaga kesehatan. Salam untuk anak-anak, mama dan bunda," kata Reyhan lalu mengakhiri panggilan setelah mengucap salam. "Ayo makan dulu, Tam," ajak Reyhan lalu mencuci
Baca selengkapnya

62. Aku Ingin Bercerai

Tamara pulang ke rumah dalam keadaan berbunga-bunga. Setelah memarkirkan mobil di garasi, dengan langkah perlahan, Tamara membuka kunci pintu depan rumahnya. Berharap bahwa suaminya sudah tidur. Di tangan kanan dan kirinya terpegang sejumlah tas karena setelah makan malam dengan Reyhan, Tamara belanja baju terlebih dahulu sekalian jalan-jalan di mall karena bajunya yang basah tersiram es teh oleh pramusaji warung penyetan tadi.Dengan langkah mengendap-endap, dia memasuki kamar tidurnya. Sebenarnya dia merasa bersalah karena membohongi Reyhan. Tamara bilang bahwa dia kos dan rumahnya berjarak satu jam dari kampus. Tapi kenyataannya rumah suami Tamara hanya berjarak 20 menit dari kampus. Tamara hanya ingin mampir ke kontrakan Reyhan dan membuat pemuda itu tidak sungkan padanya karena memikirkan suami Tamara.Klik.Tamara dengan perlahan menutup pintu kamar. Dan dengan berjingkat mendekat kearah ranjangnya. Springbed super besar. Tampak di bawah temaram lampu tidur, sesosok tubuh ber
Baca selengkapnya

63. Tertangkap Basah

Swift putih yang dikendarai Tamara memasuki pelataran parkiran Rumah Sakit Medika Sehat.Tamara turun dari mobilnya dan matanya berbinar saat melihat avanza hitam milik Reyhan sudah parkir di tempat parkir rumah sakit.Tamara segera bergegas masuk ke dalam poli untuk meletakkan tasnya dan kemudian mengikuti apel pagi dengan karyawan rumah sakit yang lain. Matanya tak lepas dari sosok Reyhan yang baginya tampak sangat mempesona."Tunggu saja Rey. Aku akan membuatmu berpaling dari istri kurusmu itu."***"Halo, Pak Handoko, Bu Tamara ke Rumah Sakit Medika Sehat, dan sekarang masuk ke dalam. Apa yang harus saya lakukan?" tanya Dani, asisten Handoko.Handoko berpikir sejenak. "Ikuti Tamara ke dalam rumah sakit. Kalau ada laki-laki yang ngobrol dengannya, kabari saya.""Baik Pak."Dani memutuskan sambungan telepon selulernya, mengenakan topi dan masker lalu beranjak masuk ke dalam rumah sakit. Dani membaca penunjuk arah yang tergantung di langit-langit koridor. Dia memang baru pertama ka
Baca selengkapnya

64. Panggilkan Perawat Rumah Sakit Jiwa

Tamara menyeringai kesakitan. "Lepasin Pa. Kamu menyakitiku!" Seru Tamara. "Enggak. Jawab dulu. Siapa laki-laki ini? Apa dia yang membuatmu ingin bercerai dariku? Apa kurangnya aku daripada dia? Pasti aku yang lebih kaya!"Tamara berpikir cepat. 'Jika aku mengakui Reyhan sebagai selingkuhan, bisa saja Reyhan dalam bahaya karena perbuatan Handoko. Tapi jika aku tidak mengakui tentang Reyhan, Handoko bahkan memiliki lebih dari satu bukti.""Kenapa diam? Bahkan hari ini kamu mengikuti pemuda itu ke rumahnya kan? Tidak ada yang bisa menghalangiku untuk menyelidiki apa yang kamu lakukan seharian ini."Tamara bertambah terkejut. Segera dilepaskannya masker yang menutupi wajahnya. "Dia hanya rekan kerja dan teman satu SMA. Kami bertemu karena dia juga menjalani PPDS di rumah sakit dan kampus yang sama. Apa salahnya kalau kami saling mengobrol saja dan aku ingin mengetahui kontrakannya? Jangan terlalu buruk sangka. Aku mau berpisah denganmu karena semakin lama aku merasa kamu sudah semakin
Baca selengkapnya

65. Rencana Rengganis

Rengganis mengarah kan ponselnya pada penampilan Tamara. Lalu memotretnya beberapa kali. Tamara dan Reyhan yang terkejut dengan tindakan Rengganis yang di luar perkiraan hanya bisa terpaku. Kemudian Rengganis menoleh pada ketiga buah hatinya. "Bian, tolong ajak kedua adik kamu ke dalam kamar dulu ya. Kemarin kata Papa di rumah ini ada tiga kamar. Kalian bawa tenda lipat kan? Pilih salah satu kamar yang paling besar dan bikin tenda nya di sana. Papa sama Mama mau ada perlu dengan Tante ini," pinta Rengganis pada Fabian."Iya Ma."Fabian lalu menggiring kedua adiknya ke dalam rumah seperti perintah Rengganis. "Nama kamu Tamara kan? Apa yang kamu lakukan di kontrakan suami saya?" tanya Rengganis sambil memandang mata Tamara tajam. "Aku ... Aku ....,""Tunggu sebentar. Mari kita bicarakan di dalam kontrakan dulu. Hal ini harus clear. Atau kamu mau foto kamu yang amburadul ini saya berikan pada pihak kampus dan kantor polisi. Apa kamu tidak tahu bahwa sekarang ada pasal yang bisa menjer
Baca selengkapnya

66. Memasang CCTV

Rengganis terpesona memandang aneka CCTV yang dijual di toko tersebut. Ada yang berbentuk beruang, pena, dan bohlam. Sebenarnya ada banyak sekali CCTV tapi dalam bentuk kamera pada umumnya. Perlahan tangan Rengganis menyisir berbagai macam bentuk CCTV tersebut. Dan setelah menimbang-nimbang sejenak, Rengganis memilih 3 CCTV berbentuk bohlam dan satu CCTV berbentuk pena. Setelah membayar belanjaannya dan mendengarkan cara mengkoneksikan CCTV ke Hpnya dari sang penjual, Rengganis dengan tersenyum puas pulang ke kontrakan Reyhan lagi. Rengganis baru saja menutup pintu dan melihat ketiga anaknya yang masih tertidur. Jarum jam masih menunjuk ke angka 9. Memang masih pagi. Sejak semalam, ketiga anaknya memang tidur larut karena merasa rindu dengan sang ayah. Rengganis sempat mendengar ayah beranak itu berteriak-teriak karena menonton film horor di laptop Reyhan. Tapi Rengganis yang tidak suka film horor memutuskan untuk tidur lebih awal. Dan akhirnya setelah subuh, karena masih menga
Baca selengkapnya

67. Bertemu dengan Suami Tamara

Reyhan baru saja merebahkan diri di kamar khusus yang disediakan untuk residence saat ponselnya bergetar. Reyhan mengerutkan kening saat membaca nama penelepon itu. Tamara. Berulang kali Reyhan menekan tombol merah di layar ponselnya. Tapi rupanya Tamara tidak menyerah. [Tolong temui aku malam ini. Tadi aku mencarimu saat operan dines, tapi kamu tidak ketemu. Aku hanya ingin meminta maaf secara resmi.]Reyhan mengerutkan dahi membaca pesan whatsapp dari Tamara. Sebenarnya ada rasa tidak enak jika dia mengacuhkan teman saat SMAnya itu. Tapi dia juga ingin menjaga kepercayaan Rengganis.Reyhan segera memasukkan pena pemberian istirnya ke saku depan kemejanya. Lalu dengan melepaskan jas putihnya, Reyhan meninggalkan kamar dan segera menuju ke luar UGD. [Oke. Kalau mau telepon, telepon saja.]Pesan Reyhan langsung centang biru dan tak lama kemudian Tamara langsung meneleponnya. "Rey, kamu dimana? Aku ingin bertemu sebentar saja sekarang.""Aku di depan UGD. Aku tunggu sekarang. Kalau
Baca selengkapnya

68. Penjelasan dari Suami Tamara

Reyhan baru saja tiba di kafetaria Gardenia dan langsung menuju ke meja resepsionis. "Reservasi meja nomor 23, dimana?" tanya Reyhan pada sang resepsionis."Oh, pak Reyhan ya? Meja nomor 23 di pojok ruangan dekat jendela. Sudah ada lembar menu di meja. Bisa langsung order makanan dan minuman ya," sahut resepsionis kafe ramah. Reyhan mendekat ke arah meja nomor 23. Dan seketika laki-laki yang duduk dan sedang membaca menu di atas meja mendongak ke arah Reyhan."Dokter Reyhan?" tanya Handoko sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum ke arah lawan bicaranya."Iya." Reyhan menjabat tangan laki-laki di hadapannya. "Silakan duduk dan memesan menu," tawar Handoko. "Saya lelah dan ingin segera pulang karena baru saja pulang dinas. Jadi tolong segera sampaikan pointnya saja," sahut Reyhan tegas. Handoko tersenyum dan memindai Reyhan."Apa yang telah Tamara lakukan terhadap Dokter?" tanya Handoko lagi. Reyhan menatap Handoko lalu menghembuskan nafas kasar. "Hm, awalnya saya tidak ingin
Baca selengkapnya

69. Senjata Makan Nyonya

Flash back On :Tamara sengaja menjauhi Reyhan agar Reyhan dan Rengganis tidak curiga padanya, seraya mencari cara terbaik untuk melakukan pendekatan tanpa menimbulkan kecurigaan. Sementara itu keputusannya untuk menceraikan suaminya sudah bulat. Dan atas saran pengacara, berkas gugatan diberikan ke pengadilan agama setelah 3 bulan pisah ranjang.Akhirnya setelah 3 bulan berlalu dan mengalami proses persidangan dan mediasi yang alot, Tamara resmi bercerai dengan Handoko. Sementara Doni, anknya memilih untuk ikut dengan mantan suaminya.Kemarin saat Tamara hendak menghidupkan lampu ruang tamu, dia melihat kalau sudah waktunya mengganti bohlam. Dengan malas, dia berjalan ke gudang hendak mengambil tangga dan memasang bohlam baru. Saat tiba-tiba sebuah ide datang melintas di kepalanya.Dan keesokan malamnya Tamara mengorbankan lengannya untuk disayat sedikit oleh orang suruhannya di dekat warung padang langganan Reyhan.Dan pucuk dicinta ulam tiba. Timingnya memang pas sekali saat Reyha
Baca selengkapnya

70. Melabrak Pelakor

Tamara dengan berdebar memasuki pelataran Rumah Sakit Medika Sehat. Sebenarnya dia ketakutan jika bertemu dengan Reyhan, karena pria itu pasti sudah tahu tentang rencana dan obat tidurnya.Namun betapa terkejutnya Tamara, saat dia keluar dari mobilnya bertepatan dengan Reyhan yang juga keluar dari Avanzanya. Keduanya bertatapan agak lama dan Reyhan lalu menyunggingkan senyum pada Tamara. Tamara terpaku dan tidak bisa berkata apapun saat Reyhan hanya tersenyum dan melewatinya lalu menuju ke arah poli. Sementara jantungnya berdebar dengan cepat. Setelah yakin Reyhan tidak menunjukkan tanda-tanda melabrak atau semacamnya, Tamara berjalan kembali ke arah UGD.Baru beberapa langkah meninggalkan pelataran parkiran, tiba-tiba terdengar suara Reyhan memanggilnya."Tamara."Tamara segera menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke belakang."Cuma mau tanya, gimana dengan luka kamu? Sudah pulang sembuh?" tanya Reyhan yang saat ini sudah berada di hadapan Tamara."Be-belum.""Apa kamu sudah minu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status