Home / Pernikahan / Usai Bercerai / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Usai Bercerai: Chapter 41 - Chapter 50

73 Chapters

Kangen

"Mama ...."Hati Alya langsung mencelos begitu mendengar suara Aleta yang begitu lemah memanggilnya. Dengan hati tak terbentuk lagi, Alya menguatkan diri untuk memasuki ruangan penuh peralatan medis tersebut. Hawa dingin langsung menyambut kulit Alya. Lalu suara monitor yang digunakan untuk memantau alat vital Aleta terdengar seperti alarm dari malaikat maut yang begitu menyeramkan."Mama dari mana? Kenapa Aleta ditinggal sendiri?" tanya balita itu lagi.Perawat yang berjaga untuk memantau perkembangan Aleta mengangguk mempersilakan Alya mendekat."Mama enggak kemana-mana, Sayang. Mama nunggu Aleta di luar." Sekuat tenaga Alya berusaha untuk berbicara dengan suara tenang. Jika tidak berada di depan Aleta, tentu saat ini tangis Alya sudah pecah."Mama di sini aja, Aleta enggak mau sendiri. Aleta takut, Ma.""Iya, Sayang." Dipegangnya jemari mungil putrinya yang lemah. Hati ibu mana yang tidak hancur melihat kondisi putrinya seperti itu. Alya sampai tak kuasa melihat lama-lama wajah Al
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Permintaan

Alya bungkam. Dadanya sakit jika memikirkan itu. Karena sebelumnya pun Alya sudah berpikir demikian. Sebelum Aleta kemoterapi kondisi fisiknya memang baik. Namun, Alya bisa melihat kalau semangat Aleta tidak ada. Gadis kecil itu hanya menanyakan papanya yang tak kunjung datang. Meski saat itu dia tidak menangis. Sebenarnya ingin sekali kemarin-kemarin Alya menghubungi Arfan. Namun, ia takut sekali kalau akan menimbulkan masalah antara Arfan dan Meira. Alya teringat kajian yang menyebutkan bahwa orang yang merusak pernikahan orang lain, merusak sebuah hubungan suami istri maka dia bukan bagian dari Islam. Alya takut sekali akan hal itu.Boleh saja Meira dulu merusak pernikahannya. Namun, Alya tidak akan melakukan hal yang sama. Jika sampai ia juga melakukannya, lalu apa bedanya Alya dengan Meira?Jadi, kalau bukan Arfan yang menghubunginya, menanyakan kondisi Aleta, Alya memang tidak berani menghubungi Arfan kecuali dalam kondisi genting seperti tadi.
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Masihkah?

Prima mematung mendengar pertanyaan Alya. Bibirnya sudah terbuka, tetapi tak satu kata pun keluar dari sana. Ia terlalu syok dengan semua yang Alya katakan. Terlebih tiba-tiba tubuh Alya luruh, bersimpuh di kaki Prima sembari menangis tersedu-sedu."Prima, aku minta maaf .... Aku mohon maaf sama kamu." "Al, jangan begini! Kita bisa bicarakan ini semua baik-baik." Prima berusaha mengangkat tubuh Alya untuk kembali berdiri. Namun, Alya tetap bersimpuh di depannya."Aku enggak sanggup, Prim. Aku enggak sanggup melihat Aleta seperti itu ....""Iya, Al, ayo bangun dulu jangan begini.""Prim, aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku minta maaf udah ngecewain kamu, nyakitin kamu. Tapi aku enggak bisa mengabaikan permintaan Aleta demi siapapun, Prim. Meski aku tau aku salah, aku berdosa sama kamu dan Kak Naya ....""Udah, Al, udah. Ayo, kita bicarakan di tempat yang nyaman. Jangan begini."Alya akhirnya menurut saat Prima berusaha menariknya untuk berdiri. Mereka berdua pergi mencari tempat
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Keputusan

Alya menghela napas kasar lalu menatap Arfan. "Apa bedanya menjadi istri pertama atau kedua?"Kedua pupil Arfan melebar mendengar perkataan Alya. Ia tidak menyangka kalau Alya akan berkata demikian."Maksud kamu?" Arfan benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan Alya. Ia pikir Alya hanya ingin menjadi istri satu-satunya. Namun, yang Alya katakan justru di luar dugaan Arfan."Apa itu penting sekarang? Toh, kita menikah lagi juga hanya karena Aleta."Kedua mulut Arfan terbuka, tetapi tidak sanggup berkata-kata. Sejurus kemudian kedua bibir itu terkatup lagi."Aku enggak mengharapkan apapun dari pernikahan ini selain bisa menuruti keinginan Aleta, Fan. Kalaupun Meira enggak rela kamu menghabiskan waktu sama aku pun, aku enggak masalah, yang penting dia mengizinkan kamu bersama Aleta.""Al, tapi ... ini pernikahan, Al. Bukan sesuatu yang main-main.""Aku tahu. Aku juga tahu, aku pasti sangat berdosa karena ini." Alya menjeda ucapannya. Dadanya terlalu sesak untuk langsung meneruskan perk
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Cincin yang Terbuang

Semua yang mendengar keputusan Alya cukup terkejut. Kecuali, Arfan. Terlebih kedua orang tua Alya. Mereka langsung menoleh dan menatap Naya yang masih tertegun menatap Alya."Al, apa kamu sudah pikirkan baik-baik?" tanya Bu Narti. Meski ingin yang terbaik untuk Aleta, tetapi membiarkan Alya kembali pada Arfan dan masuk dalam keluarga besar Arfan lagi rasanya Bu Narti tidak rela. Terlebih sudah ada Prima yang selama ini sangat baik terhadap mereka sekeluarga."Sudah, Bu.""Lalu, bagaimana dengan Prima?""Aku ... udah sampaikan semua ini sama dia.""Kamu tega sama Prima, Al?""Bu ... lalu gimana dengan Aleta? Apa aku harus ngutamain perasaan Prima dibanding permintaan putriku yang mungkin saja itu akan menjadi permintaan terakhirnya?"Naya mengelus bahu Bu Narti yang kebetulan duduk di kursi tepat di sampingnya. "Aku ngerti apa yang kamu rasain, Al. Aku dukung kamu!""Mbak Naya?" pekik Bu Narti."Bu, coba kita tempatkan diri kita di posisi Alya! Apa seorang ibu tega mengabaikan anaknya
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Tak Peduli

"Apa kamu benar-benar ikhlas melepasku buat nikah lagi, Mei?" tanya Arfan saat hendak tidur. Kedua orang tua Arfan juga tadi setelah mengetahui semuanya langsung pamit pulang. Sehingga Arfan dan Meira memiliki waktu untuk berdua.Meira tersenyum getir. "Mana ada perempuan yang ikhlas suaminya nikah lagi, Fan? Tapi, apa aku punya pilihan?"Arfan menoleh ke arah Meira yang sedang berbaring di sisinya menatap langit-langit kamar mereka. Iya merasa sosok Meira yang ada di sisinya saat ini bukanlah Meira yang selama ini dia kenal.Arfan mengenal Meira dari keduanya masih kecil. Bahkan sejak bayi kedua orang tua mereka sering membawa mereka untuk play date. Jadi, Arfan tahu betul bagaimana sikap dan kepribadian Meira. Arfan tahu betul seperti apa manjanya, egoisnya, dan keras kepalanya Meira. Lalu sosok yang ada di hadapannya saat ini? Bagi Arfan sosok itu seperti bukan Meira."Bukannya kamu masih punya pilihan? Kamu bisa ninggalin aku. Aku yakin, Mei, di luar sana kamu bakal bisa nemuin la
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Takdir

"Bisa-bisanya kamu sampai enggak urusin hp, Fan!" geram Bu Fania dengan suara tertahan. Tak mungkin di rumah sakit ia berteriak-teriak memarahi Arfan. "Kalau semalam Aleta kenapa-kenapa, gimana?""Sudah, Ma." Pak Arya mengelus bahu istrinya. "Yang bisa kita lakukan sekarang berdoa untuk Aleta. Percuma marah-marah.""Mama cuma enggak habis pikir sama Arfan, Pa. Apa kalau sudah ketemu Meira dia sampai lupa sama anaknya? Heran!"Kontan semua pasang mata yang ada di situ menoleh ke arah Arfan. Termasuk Alya. Tiba-tiba saja dadanya berdenyut nyeri mendengar itu. Meski nantinya ia akan kembali menjadi istri Arfan, tetapi Alya sadar betul kalau dirinya tak mungkin menggeser posisi Meira dari hati Arfan. Apalah dirinya dibanding Meira yang sempurna."Ah, kenapa aku memikirkan itu?" batin Alya. "Ingat, Al, kamu kembali pada Arfan, hanya untuk Aleta! Bukan untuk diri kamu sendiri!"Sekitar setengah jam kemudian, seorang perawat yang sejak tadi ikut menangani Aleta keluar. Seluruh keluarga Alya
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Terabaikan

Usai Arfan mengikrarkan janji suci, semua yang ada di masjid mengucapkan hamdalah dengan serempak meski tidak ada yang memberi aba-aba. Suasana di ruangan itu pun mengharu biru. Nyaris semua orang menitikkan air mata, meski dengan perasaan yang berbeda-beda. Biasanya setelah ikrar ijab qobul terucap, tangis kebahagiaan yang akan tercipta. Namun, tidak untuk pernikahan Arfan dan Alya kali ini.Pak Ihsan dan Bu Narti menitikkan air mata. Keduanya sedih, khawatir, serta tidak menyangka kalau pada akhirnya, putri semata wayang mereka akan kembali pada laki-laki yang dulu telah gagal menjaganya. Pasangan suami istri tersebut takut, kalau putrinya itu, akan mengulangi nasib buruknya.Sementara kedua orang tua Arfan merasa sangat lega. Terutama Bu Fania. Wanita itu merasa diberi kesempatan untuk menebus dosa masa lalunya kepada Alya. Dalam hati ia berjanji, "Aku akan pastikan, kamu bahagia menjadi menantuku, Al. Tidak akan kubiarkan siapapun mengusik kebahagiaanmu dengan putraku. Karena sat
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Kewajiban

"Al, habis ini aku pulang dulu buat ambil baju ganti, ya? Biar aku enggak usah bolak-balik," pamit Arfan pada Alya sehabis solat magrib.Pagi tadi Arfan memang hanya tidak membawa persiapan apapun untuk menginap. Ia hanya fokus untuk melafalkan kembali ijab qobul untuk kembali menghalalkan Alya. Sehingga saat hari sudah petang, ia bingung sendiri hendak berganti pakaian apa."Iya, silakan," sahut Alya yang sedari tadi tak bosan-bosan memandangi wajah Aleta yang sedang tertidur."Kalau Aleta bangun, aku belum sampai, kamu telpon aku, ya! Biar aku jelasin ke dia, kalau aku enggak akan pergi ke mana-mana."Alya mengangguk setuju. Kali ini ia tidak akan lagi menuruti egonya. Yang terpenting sekarang adalah Aleta. Toh, ia dan Arfan telah kembali bersama. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi Alya untuk sungkan menghubungi suaminya itu."Ya udah, aku pergi dulu, ya?"Tanpa menunggu persetujuan Alya, Arfan langsung mencium kening istrinya itu. Lama. Cukup lama. Bahkan sebenarnya Arfan ingin melak
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Balasan

Tiga hari dirawat di ruang PICU, kondisi Aleta mulai membaik sehingga sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat. Semakin hari kondisi balita itupun semakin membaik. Bahkan ia siap untuk menjalani kemoterapi berikutnya. Kedua orang tua Arfan yang setiap hari membesuk Aleta merasa sangat lega. Pilihannya untuk mendukung Arfan kembali pada Alya tidak salah. Bukan hanya kebahagiaan Arfan yang bisa mereka lihat, tetapi juga kondisi cucunya yang semakin membaik."Aleta mau Eyang belikan apa?" tawar Bu Fania saat hendak pulang."Besok Eyang ke sini lagi?" tanya Aleta heran. Sebelumnya laki-laki dan perempuan yang memperkenalkan dirinya sebagai Eyang Kung dan Eyang Ti itu sama sekali tidak pernah ada dalam hari-hari Aleta. Lalu, tiba-tiba saja sekarang mereka berdua setiap hari datang dengan membawakan berbagai mainan dan makanan untuk Aleta. Tentu balita itu merasa aneh."Iya, dong. Makanya, Aleta pingin Eyang bawain apa?" tawar Bu Fania lagi sembari memegang jemari mungil Aleta.Aleta menggele
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status