"Berpura-pura gimana maksud kamu, Fan?" tanya Meira pura-pura tidak mengerti. "Bukannya selama ini yang kita lakukan bukan sebuah kepura-puraan? Kita tidur bersama, kamu menyentuhku layaknya seorang suami. Pernikahan kita ini nyata, Fan. Cintaku sama kamu juga nyata. Kamu jangan mengada-ada, deh!" Meira melipat kedua tangannya lalu membuang muka."Mei, tolong dengarkan aku kali ini," bujuk Arfan. "Kamu tahu? Setiap bangun tidur dan ternyata aku masih diberi napas, semua itu, itu kayak enggak ada gunanya tahu, enggak?" Arfan menghela napas. "Selama ini kayak buat apa, sih, aku masih hidup? Enggak ada hal sama sekali yang urgent buat aku lakuin. Aku cuma bangun tidur, mandi, sarapan, kerja, pulang, tidur lagi. Gitu terus, enggak tahu sampai kapan."Arfan menjeda ucapannya beberapa saat. Dadanya kembali sesak setiap akan berbicara tentang Aleta. "Dan sekarang ...." Arfan meraup udara banyak-banyak. "Ada Aleta." Jemari Arfan mencengkeram stir mobil dengan kuat. "Dia ... butuh aku. Dan dia
Last Updated : 2022-12-14 Read more