Semua Bab Istri Kecil Penebus Hutang: Bab 151 - Bab 160

184 Bab

151. Harus Kuat

“Maaf, Sayang.”Lavira mengangkat kepalanya dan menatap Avram sambil menggeleng pelan. Wajah Lavira sudah basah karena menangis. Mendengar penjelasan dokter perihal keadaan dirinya dan juga bayi di dalam perutnya ketika dia dibawa ke rumah sakit. Lavira tak menyangka jika dia akan kehilangan bayi kecilnya yang bahkan belum sempat menghirup oksigen di dunia ini. “Ini bukan salah kamu, Pa. Tapi ini salah aku, aku yang tidak becus menjaga anak kita. Aku yang harus disalahkan dari kasus ini. Seharusnya anak kita yang tetap hidup, seharusnya ak ....”“Ssttt.”Avram langsung menyela kalimat Lavira dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir perempuan pucat tersebut. Luka di wajah Lavira sudah kering, tetapi masih cukup berbekas. Kini Avram nampak semakin sakit mendengar kalimat istrinya. Dia sama sekali tak menyalahkan Lavira, menurutnya ini semua malah kesalahannya yang gagal dan lalai mengamankan istri serta calon bayi mereka.“Kamu sama sekali tidak salah di sini, Sayang. Jangan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Baca selengkapnya

152. Kembali

Lavira menatap gundukan tanah yang berada di taman belakang mansion Dakasa. Gundukan tanah itu dikelilingi pagar, sehingga tak terlihat seperti kuburan. Yah, itu adalah kuburan anak kedua mereka yang belum sempat menghirup oksigen di dunia ini.Avram sengaja melakukan hal manis itu kepada makam putrinya. Itu semua permintaan sang putra, Alano. Alano ingin ketika dia berkunjung ke tempat sang adik, ada suasana indah. Alano juga mengatakan, itu semua dibentuk indah supaya sang adik betah jika sendirian di sana. Lavira sangat terenyuh mendengar cerita Avram tentang bagaimana Alano menyayangi adiknya, meski sudah berbeda dunia.Hembusan angin pagi itu terasa sejuk, tetapi sendu secara bersamaan. Lavira, perempuan cantik dengan wajah masih cukup pucat. Dia baru saja keluar dari rumah sakit setelah sekitar empat hari masa pemulihan. Sebenarnya Lavira masih harus di sana sekitar tiga hari lagi, tetapi dia memaksa ingin segera pulang. Perempuan itu langsung bergerak ke makam putrinya, dan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya

153. Menikah

“Terima kasih banyak, Kak.”Cinta tersenyum sambil mengusap puncak kepala Lavira. “Tidak harus minta terima kasih, Vira. Kamu adalah adik aku, otomatis Alan adalah anak aku. Dia sudah menjadi tanggung jawab aku ketika kamu tidak ada. Aku senang, akhirnya kamu bisa kembali, cepat pulih total ya, Dek.”Lavira tersenyum haru mendengar kalimat Cinta nan begitu tulus. Memang sedari perkenalan mereka sekitar dua tahun lalu. Lavira sudah merasa nyaman bersama Cinta. Bagaimana sifat dewasa Cinta, lemah lembut sama seperti dirinya, dan juga pengertian serta perhatian. Cinta sangat pas dan begitu cocok menjadi seorang kakak bagi Lavira sendiri. Sayang saja, mereka terpisah kota karena pekerjaan Cinta yang tak bisa ditinggal.“Apa setelah ini Kakak akan segera kembali ke Bali?” tanya Lavira nampak sedih.Cinta tersenyum, dia melirik Rino yang ikut tersenyum menanggapi pandangan tunangannya. “Iya, tapi aku akan tunggu kamu sampai pulih total, kok. Makanya serius untuk segera pulih, ya.”Lavira me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

154. Dewasa

Lavira mengusap rambut putranya. Dia menatap wajah polos Alano yang masih tertidur nyenyak di sampingnya. Anak laki-laki tersebut nampak semakin manja kepada ibunya. Dia bahkan tak bisa lepas dari dekat Lavira. Alano seakan begitu takut dan cemas jika Lavira kembali terbaring dengan kata istirahat tanpa terbangun.“Pa, kenapa masih duduk di sana? Ayo tidur.”Avram menatap Lavira, mata tajamnya itu sedari tadi terus memperhatikan sang istri. Sekitar lima menit lalu, Rino dan Cinta baru saja keluar dari sana. Sehingga kini hanya tersisa mereka di dalam ruangan tersebut. Lavira setengah berbaring dengan bersandar di kepala ranjang. Perempuan itu terus mengusap rambut putra kecil mereka.“Kamu lebih dulu tidur, Sayang. Aku akan tunggu kamu tidur terlebih dulu.”Lavira tersenyum menanggapi ucapan Avram. “Kita tidurnya barengan saja, Pa. Ayo ke sini.”Avram menatap pergerakan telapak tangan Lavira menepuk pelan ranjang di sampingnya. Perlahan Avram berdiri, dia bergerak naik ke atas ranjang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

155. Mata-Mata

Seorang anak kecil berdiri di balik sebuah tiang. Rambutnya dikucir dua di atas kepala, terlihat sangat imut dan manis. Sesekali dia menjorokkan kepalanya, seakan sedang mengintip seseorang. Gadis kecil itu tersenyum senang sehingga memperlihatkan dua lesung pipit di pipi tembamnya. Mata bulat gadis itu menatap seorang anak di tepian koridor sekolah mereka.“Ck, dia mengintipku lagi,” decak Alano terlihat kesal.Anak laki-laki itu menoleh cepat dan melihat ekspresi terkejut gadis kecil tadi. Ternyata gadis kecil berkepang dua itu sedang mengintip Alano. Setiap hari, gadis itu melakukannya setiap hari, mengikuti Alano ke mana pun, bergerak bak mata-mata cilik.Tepat ketika Alano menoleh kepadanya, gadis kecil itu terkejut. Dia langsung menyembunyikan diri ke balik tiang koridor sekolah. Alano menatap tiang itu dengan mata tajamnya, saat ini anak laki-laki itu sangat mirip dengan sang ayah. Mata tajam Alano melirik sedikit sepatu di balik tiang, dia berdiri dan bergerak ke arah tiang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

156. Kesepian

Lavira melambaikan tangannya ketika dia melihat keberadaan sang putra. Alano pun tersenyum ketika melihat wajah ibunya di samping mobil. Senyum itu membuat seorang gadis kecil di sampingnya terkejut. Wajah nan biasanya tanpa ekspresi itu, kini terlihat sangat tampan karena tersenyum. “Kakak bisa tersenyum?” celetuk Elina. Suara lembut Elina mengalihkan perhatian Alano. Pria itu menoleh ke samping dan terkejut ketika melihat wajah gadis kecil itu. Nampaknya Alano tak sadar semenjak kapan Elina ada di sampingnya. “Sejak kapan kamu ada di situ?” tanya Alano datar sekaligus terkejut. “Sejak tadi, Kakak fokus jalan ke depan tanpa liat samping. Apa aku terlalu pendek?” cetus Elina dengan wajah polosnya. Perempuan itu memang terbilang sangat pendek dibandingkan Alano. Tubuh Elina hanya berada di bawah ketia Alano. “Iya, kamu terlalu kecil,” sahut Alano masih meneruskan langkahnya. Interaksi Alano dan Elina membuat Lavira mengerutkan kening di tempatnya. Perempuan itu sangat terkejut mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya

157. Kurcaci

Avram langsung keluar dari mobilnya dan menunggu kedatangan satu mobil masuk halaman luas mansion Dakasa. Pria itu tersenyum menunggu mobil tersebut. Suatu kebetulan, Avram sampai di mansion hampir bersamaan dengan pulangnya Lavira dan Alano. Yah, mobil yang sedang ditungguh oleh Avram itu adalah tumpangan Lavira dan Alano.Melihat mobil berhenti, Avram langsung membuka pintu penumpang, di mana sang istri biasanya berada. Pria itu terkejut ketika tak menemukan wajah Lavira di sana, melainkan seorang gadis kecil yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Avram terdiam beberapa detik melihat gadis kecil itu, sampai suara tawa kecil Lavira mengalihkan perhatiannya.“Sayang, aku pikir kamu di sana.” Avram bersuara sambil bergerak maju dan langsung membuka pintu depan di samping sopir.Lavira tersenyum, dia keluar dari dalam mobil dan menerima ciuman pertemuan dari sang suami, hal biasa. Detik berikutnya Lavira bergerak ke arah pintu yang tadi sempat dibuka oleh Avram. Perempuan itu menatap E
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-25
Baca selengkapnya

158. Cara Lain

Avram mengusap kepala Lavira yang sedang berbaring di depan tubuhnya dengan posisi setengah bersandar. Saat ini mereka sedang berada di dalam kamar dan Lavira sibuk menatap layar televisi. Avram pun sengaja tak ke ruangan kerjanya karena ingin menemani sang istri. Padahal tadi Lavira sudah menyuruh Avram untuk menyelesaikan pekerjaannya. Namun, Avram tak ingin, dia malah tak bersedia melepaskan tubuh sang istri.“Sayang.”Lavira menggerakkan lehernya ketika mendengar suara berat Avram memanggilnya. Dia mendongak dan menatap wajah tampan sang suami dari bawah. “Iya, Pa. Kenapa? Mau ke ruangan kerja, pergi saja, nanti aku menyusul.”“Tidak,” balas Avram singkat. “Gadis kecil tadi, kamu suka dia?”Lavira mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Avram. “Maksud Papa, Elina?”Avram mengangguk. “Iya, kamu suka dia?”Lavira masih heran dengan pertanyaan Avram. “Yah, aku suka dia. Dia gadis kecil yang cantik, imut, manis dan asik juga. Aku rasa, para pecinta anak kecil, tak ada yang tak akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

159. Bulu Ayam atau Kambing?

“Ayo, Pa. Aku ingin beltemu dengan Bang Alan.”“Aku juga, Pa. Mama kenapa masih di sana, sih? Kita bisa terlambat.”Dua anak laki-laki berumur tiga tahun bergerak tak sabar ingin segera masuk ke dalam mobil. Mereka baru saja keluar dari pesawat, entah dari mana dan sekarang ada di bandara di Jakarta. Rino pun terkekeh melihat Cinta yang menggeleng gemas melihat sepasang anak kembar mereka tersebut. Yah, dua anak laki-laki berumur tiga tahun itu adalah anak Rino dan Cinta. Mereka terbilang cukup terlambat menikah, tetapi langsung dikarunia dua anak tampan sekaligus.“Sabar, Sayang. Bang Alan juga pasti menunggu kalian di mansion,” tutur Cinta lembut.“Lagi pula dia belum tahu kalau kita pulang hari ini,” tambah Rino.Sepasang anak kembar tersebut menatap Rino dengan wajah polos mereka. “Kenapa dia tidak tahu, Papa tidak kasih tahu?” tanya Raga, si kembar pertama.“Tidak, Papa sengaja tidak beritahu, supaya jadi kejutan untuk mereka.”“Jadi, Aunty dan Uncle juga tidak tahu?” tanya Raga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-28
Baca selengkapnya

160. Bapaknya Satu

Sepasang insan kini sedang berada di ruangan utama mansion Dakasa. Seperti niat awal Lavira tadi, dia kembali ke sana dengan membawa minuman serta makanan. Mulai dari cemilan dan segala hal yang disukai oleh Lavira ataupun dua pria tampan berbeda generasi tersebut.“Ternyata Elin juga suka sekali dengan kripik balado, ya. Seleranya sama seperti Alan,” cetus Lavira kepada Elina.“Kak Alan juga suka kripik balado?” tanya Elina.“Iya, suka sekali. Kamu, loh, kecil-kecil begini ternyata kuat makan makanan pedas juga, ya,” tutur Lavira terkekeh gemas.Avram pun ikut terkekeh sambil menatap wajah imut Elina. Alano sendiri diam dengan kripik balado di tangannya. Elina sendiri duduk tepat di samping Alano. Sehingga kini dua anak kecil itu terlihat sama-sama sibuk dengan kripik balado di tangan masing-masing. Elina meletakkan bungkus kripik balado itu dan berniat mengambil satu bungkus yang tersisa di atas meja.Sett ...Pergerakan mereka di sana terhenti ketika tangan Alano dan Elina sama-sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status