Home / Romansa / Istri Kecil Penebus Hutang / Kabanata 161 - Kabanata 170

Lahat ng Kabanata ng Istri Kecil Penebus Hutang: Kabanata 161 - Kabanata 170

184 Kabanata

161. Pindah

Rino menatap Avram yang sedang menahan tawa. Ekspresi pria itu masih terlihat cukup datar. Hal itu malah semakin membuat Rino merasa kesal. Setelah mendengar kalimat Elina masalah bapak si kembar yang seharusnya ada dua, Avram malah merasa geli sendiri membayangkannya. Cinta sendiri hanya meringis kecil sambil melirik sang suami.“Bapaknya hanya satu, Elin. Eh, Tante ada oleh-oleh dari Bali. Pa, mana?” Cinta sengaja mencari topik lain dan mendekat ke arah Rino. Perempuan itu mengambil beberapa paperbag dari tangan Rino dan duduk di atas sofa sambil mengajak Elina.“Apa dapat jatah oleh-oleh itu?” tanya Elina dengan wajah polosnya.“Tentu saja, semua yang ada di sini dapat jatah. “Sebentar, kebetulan sekali kemarin Tante iseng beli bandana. Niatnya, sih buat pajangan karena saking pengennya anak perempuan. Ternyata ada kamu, jadi bandananya buat kamu saja. Ah, ini dia, bandana indah yang cantiik untuk si cantik jugaa!”Lavira mendekat dan tersenyum lebar melihat bandana tersebut. Sebag
last updateHuling Na-update : 2023-06-01
Magbasa pa

162. Kebakaran

Avram menatap wajah murung sang istri yang sudah beberapa hari ini dilihatnya. Pria itu menarik napas pelan sembari berjalan ke arah Lavira berada. Avram baru saja pulang dari kantor, dan dia mendapati Lavira sedang termenung di sofa ruangan tamu sendirian. Pandangan mata Lavira terlihat kosong dan Avram sangat membenci ekspresi murung itu.“Sayang.”Suara berat Avram seakan tak berpengaruh. Lavira masih diam, mungkin perempuan itu tak mendengar Avram memanggilnya. Dia juga terlihat belum sadar jika sang suami sudah pulang.Avram kembali menarik napas, dia akhirnya duduk tepat di samping sang istri. Perlahan Avram mengusap puncak kepala Lavira. Tepat ketika itu, baru Lavira tersadar, dia sempat terkejut dan menoleh ke samping. Avram memberikan senyum menghangatkan itu.“Eh, Papa kapan datang?” tanya Lavira terkejut sudah melihat keberadaan suaminya di sana.Avram tersenyum. “Baru saja, Sayang. Sudah makan siang?”“Belum, ayo kita makan siang. Aku sudah menunggu Papa pulang. Alan masih
last updateHuling Na-update : 2023-06-02
Magbasa pa

163. Mencari Pasangan

Hampir satu bulan lamanya Avram berusaha mencari keberadaan Elina dan keluarganya. Namun, tak ada hasil apa-apa, bahkan sampai sekarang mereka pun masih berada di Singapura. Lavira mendongak dan mencoba tersenyum, dia menatap sang suami yang menatapnya sendu.“Ayo kita kembali ke Indonesia, Pa.”Avram terdiam, dia menatap wajah sang istri dengan ekspresi merasa bersalah. Avram kali ini tak mampu membuat Lavira mendapatkan apa yang dia inginkan. Satu bulan kurang sedikit, mereka menetap di Singapura untuk mencari Elina, bahkan sampai kasus kebakaran beberapa gedung itu ditutup pemerintahan Singapura. Sampai itu pula, Elina masih belum ditemukan.Menyesakkannya, bahkan mayat Elina dan keluarganya pun tak ditemukan. Hal itu membuat Lavira menjadi terus merasakan harap-harap cemas. Dengan tidak adanya mayat Elina, membuat Lavira masih berharap jika gadis kecil nan manis itu masih hidup. Namun, nyatanya kekuasaan besar Avram pun tak berhasil menemukan Elina.Pemerintahan Singapura menutup
last updateHuling Na-update : 2023-06-03
Magbasa pa

164. Kisah Alano Dimulai

Alano keluar dari dalam mobilnya dengan wajah datar. Seperti biasa, pria itu memang turunan Avram. Berwajah datar, bermata tajam dan begitu dingin. Dia pun terkenal dengan dosen killer di kampus tersebut. Alano, pria berumur 26 tahun itu sedari kecil memang memiliki cita-cita menjadi dosen. Namun, karena dia adalah seorang anak tunggal, harus tetap mengambil alih perusahaan Dakasa. Bukan berarti dengan menjadi pemimpin kantor, cita-cita Alano menjadi terhenti. Dengan kejeniusannya, Alano malah diminta pihak kampus terbaik di kota Jakarta untuk menjadi dosen pada bagian bisnis. Ketampanan seorang Alano membuat para mahasiswi selalu dibuat merana. Mereka semua hanya bisa menikmati ketampanan itu dari kejauhan. Bagaimana dingin dan mengerikannya Alano di saat mengajar, membuat para mahasiswa ataupun mahasiswi tak berani mengusik. Bahkan sekadar untuk menyapa Alano, mereka semua berpikir dua kali. “Astaga, dia keren sekali.” “Mata tajamnya itu malah membuatku meleleh, astaga!” “Ya amp
last updateHuling Na-update : 2023-06-04
Magbasa pa

165. Terlambat

Alano menatap pintu sebuah kelas dengan wajah datarnya. Mata tajam itu menatap lurus sekelompok mahasiswa di luar kelas. Hari ini pertama kalinya dia masuk ke dalam kelas berbeda. Melihat dari jauh saja, sudah jelas para mahasiswa tingkat akhir tersebut memang banyak tingkah.Kedatangan Alano membuat mereka semua menatap pria itu. Tanpa banyak kata-kata Alano langsung masuk ke dalam ruangan kelas. Tentu saja hal itu membuat mereka saling tatap heran. Pasalnya dosen mereka untuk mata kuliah kali ini berbeda dari dosen biasanya.“Heh, jadi ada dosen baru?” cibir seorang pria.“Dia dosen muda yang selalu jadi idola para mahasiwi, Bos.”Pria tadi menoleh dengan wajah sinisnya dan senyum miring. “Cih, modal tampang, doang. Bagus dia ke sini, si tua bangka itu rupanya sudah tak berani ke sini. Sekarang kita dapat mainan baru.”“Tapi beritanya dia killer, Bos.”“Cuih! Killer? Aku yang akan memberi dia pengajaran apa itu arti killer yang sebenarnya,” cibir laki-laki itu.Mereka bergerak masuk
last updateHuling Na-update : 2023-06-05
Magbasa pa

166. Perkenalan Ekstrim

“Ke sini.”Gadis yang mengaku bernama Elina Fanwald tersebut bergerak ragu ke arah Alano yang memintanya mendekat. Keadaan kelas itu masih tenang, hanya empat mahasiswa tadi menatap Alano dengan ekspresi tak santai. Mereka nampaknya ingin sekali menyerbu Alano sekarang juga.“Berdiri di sini selama jam pelajaran saya.” Alano menunjuk tepat di samping meja dosen di depan kelas.“Tapi, Pak. Saya ....”“Saya tidak menerima protes, sebab pelajaran akan dimulai. Keluarkan buku kalian!”Elina menghembuskan napas pasrah mendengar kalimat tersebut. Dia terpaksa berdiri di sana, bak orang bodoh, seakan menjadi asisten dosen. Perlahan Elina mengeluarkan buku dari tas dan membuka buku tersebut dalam posisi berdiri.Alano menatap datar empat pria yang masih santai dengan kaki ke atas. Mereka juga tak mengeluarkan satu pun buku. “Jika kalian tidak ingin belajar pada mata pelajaran saya, silakan keluar. Saya persilakan, saya tidak suka ada sampah di dalam kelas saya.”Kalimat Alano tentunya kembali
last updateHuling Na-update : 2023-06-06
Magbasa pa

168. Tidak Kenal

Elina berjalan kaku mengikuti langkah kaki Alano. Dia melihat tatapan terpesona semua mahasiswi untuk Alano. Tak heran, melihat tampannya dosen muda itu memang membuat para kaum hawa tak bisa untuk tak merasa kagum. Setiap hari mereka semangat ke kampus hanya untuk melihat wajah tampan itu.“Ya, ampun, liat mereka. Pada nganga semua, begitu terpana sama Pak Dosen ini,” celetuk Elina di sela langkahnya.Alano sendiri hanya diam dan terus melangkah. Dia tak pernah menghiraukan celotehan dan bisikan para mahasiswinya. Bagaimana dia sudah terbiasa sedari kecil menjadi pusat perhatian. Begitulah perbedaan signifikan antara Avram dan Alano. Jika dulu Avram mengurung diri dan tak biasa dengan keramaian, maka berbanding terbalik dengan Alano, dia sudah terbiasa akan keramaian sedari kecil.Tak heran, mengingat latar kehidupan Avram dan Alano juga begitu berbeda. Meski mereka sama-sama keras, tetapi kehidupan Avram tentu jauh lebih keras. Alano mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari kedua
last updateHuling Na-update : 2023-06-07
Magbasa pa

168. Pulang

Meski merasa heran dan bingung saat mengetahui Elina tak mengingatnya. Alano tak memaksa dan tak memberitahukan apa pun kepada Elina akan kisah mereka ketika kecil. Alano pun berniat mencaritahu hal apa nan terjadi. Dia juga bertanya-tanya, kenapa bisa selama ini bawahan Dakasa tak menemukan keberadaan Elina.“Apa mungkin dia baru datang ke Indonesia sekitar dua atau satu tahun ini? Sampai kabarnya tak terendus oleh pengawal Dakasa? Pencarian Elina memang dihentikan paksa oleh Mama dua tahun lalu, sepertinya kemungkinan besar dia ke Indonesia setelah proses pencarian dihentikan.”Alano masuk ke dalam mobil, dia akan segera pulang. Pasalnya tak ada lagi jadwalnya untuk mengajar hari ini. Pria tampan itu melajukan mobilnya sampai perhatiannya teralihkan kepada sesuatu di depan sana. Mata Alano sedikit memicing ketika melihat wajah nan dikenalnya. Pria itu menepikan mobil dan melihat jelas keadaan di luar sana.“Lebih baik kalian pergi, atau teriak!” geram Elina menatap dua pria di sampi
last updateHuling Na-update : 2023-06-08
Magbasa pa

169. Masih Sama

“Ke mana?”“Hah? Apanya, Pak? Katanya Bapak mau antar saya pulang.”Alano menatap Elina sekilas sembari terus melajukan mobilnya. “Saya tidak tahu di mana alamat rumahmu.”Elina terkejut, kemudian cengengesan. “Iya juga, he he. Depan belok kanan, Pak.”Alano mengikuti arahan Elina. Dia membelokkan kepala mobil ke arah kanan. Mereka tak ada yang bersuara, sehingga membuat Elina merasa greget sendiri. Perempuan cerewet yang biasanya suka bercerita, kini harus dibuat diam mengikuti kedataran Alano. Kedua bibir Elina berdenyut, ingin sekali bersuara.Perempuan itu melirik ke arah samping. Seakan terkesan mencuri pandang pria di sampingnya. Alano tak bersuara, dia terus melajukan mobil dengan ekspresi datar itu. Elina malah fokus pada tangan kekar Alano yang terekspos karena pria itu menggulung lengan kemajanya hingga sikut.“Boleh dipegang tidak, ya? Kekar sekali, sepertinya enak diajak buat gandengan, he he.” Elina terkekeh akibat kalimatnya di dalam hati.“Isi otakmu berkelana.”Elina t
last updateHuling Na-update : 2023-06-09
Magbasa pa

170. Cari Tahu

“Hah, yang benar!”Elina meringis ketika suara pekikan seseorang di balik telepon membuat telinganya berdenging. Dia menggerutu menatap layar ponselnya. Suara itu masih berceloteh di seberang sana.“Elin, Eliin!”Elina menggulir bola matanya mendengar orang tersebut memanggil namanya. “Apa?” ketusnya malas.“Kau ini bagaimana, sih? Kenapa malah diam setelah bercerita. Sudah kau beritahu aku hal mengejutkan, sekarang kau malah menghilang,” gerutu Mei, teman kampus Elina.“Bisa tidak usah berteriak? Kupingku sakit karena suaramu,” ucap Elina malas.“Ya, namanya juga aku syok. Kamu yang membuat aku terkejut, sampai harus berteriak.”“Tidak usah lebai juga, berteriak biasa saja ‘kan bisa.”“Tidak bisa, bagiku tidak bisa. Bagiku, jika sedang terkejut, itu harus dinikmati. Berteriak seperti tadi adalah satu hal yang menggairahkan. Itu pertanda aku sedang menjiwai rasa terkejut tersebut. Itu menyenangkan, coba saja kalau kau tak percaya. Jika ki ....”“Sudahlah, aku ingin tidur. Memang lebih
last updateHuling Na-update : 2023-06-10
Magbasa pa
PREV
1
...
141516171819
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status