Home / Horor / Suamiku Menghilang Setiap Malam / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suamiku Menghilang Setiap Malam: Chapter 11 - Chapter 20

68 Chapters

Nyata atau Mimpi?

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 11 : Nyata atau Mimpi?“Selamat pagi, Sayang.” Terasa sebuah kecupan mendarat di dahi juga suara lembut khas suamiku.Aku membuka mata dan mendapati diriku sedang terbaring di tempat tidur, padahal tadi malam aku ingat betul kalau sedang duduk meringkuk dengan memeluk lutut yang mungkin telah ketiduran, tapi kini aku tertidur dengan posisi seperti biasanya, di samping suamiku, lengkap dengan selimut.“Sayang, kok bengong saja? Kamu kenapa?” tanya Mas Gilhan menyentuh pipiku, ia berbaring menyamping dengan menghadap kepadaku.“Mas, tadi malam kamu ke mana?” tanyaku dengan berusaha mengingat apa yang terjadi setelah aku duduk meringkuk dengan memeluk lutut saat putus asa mencari keberadaan suamiku itu.“Maksudmu apa, Sayang? Aku tak ada ke mana pun. Hmm ... bangunlah, hari ini kita ajak anak-anak jalan keluar,” ujar Mas Gilhan sambil beranjak dari tempat tidur.“Mas, tadi malam ... pas mati lampu, kamu ke mana?” Aku beranjak bangkit lalu menarik tanga
Read more

Sendiri di Rumah

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 12 : Sendiri di RumahAku tak jadi membalas pesan Bianca, tapi melakukan panggilan video saja, biar lebih enak ngobrolnya.“Bi, kamu lagi di mana?” tanyaku saat panggilan telah tersambung kepada temanku dengan rambut potongan bob itu.“Lagi di rumah, kamu udah baca chat dari aku ‘kan? Kalau kamu merasa tak mau percaya, nggak apa-apa kok,” jawabnya.“Udah, emang kamu mimpiin aku kenapa tadi malam?” tanyaku penasaran.“Hmm ... itu cuma mimpi sih, kamu boleh percaya atau tidak, semuanya hanya firasatku saja.” Bianca terlihat sedang duduk di atas tempat tidurnya.“Apa itu? Cepat ceritakan!” desakku penasaran.“Tadi malam ... aku mimpiin kamu ... hendak dibunuh oleh makhluk bertubuh hitam besar, berbulu, berkuku panjang juga bertaring .... “ ujar Bianca dengan raut cemas.Aku menelan ludah sebab yang dikatakan Bianca memang sudah terjadi kepadaku, hanya saja aku masih belum bisa membedakan itu mimpi atau nyata.“Bi, yang kamu mimpiin itu memang sudah kua
Read more

Kesurupan

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 13 : KesurupanRasanya tidak sah jika pintu yang hanya tinggal dibuka ini malah kutinggal begitu saja. Aku menarik napas panjang dan bersiap melihat ada apa di balik pintu ini.“Bi, tunggu sebentar, aku akan segera ke sana. Ini aku sedang dalam misi penting, teleponnya jangan dimatiin dulu,” ujarku dengan mengapit ponsel diantara bahu dan telinga, sedang kedua tangan kugunakan untuk membuka pintu berbahan keras ini.Jantung semakin berdebar tak karuan, tubuh jadi panas dingin. Semuanya akan segera terkuak. Kutarik pintu itu perlahan dan menyiapkan diri melihat apa yang didatangi suamiku setiap malam itu.“Nyonya Sindy, sedang apa di sini? Itu di depan ada temannya yang nyari.” Sebuah suara membuatku terkejut dan membuatku harus menoleh ke belakang.Belum sempat aku membuka pintu itu, tangan Pak Satpam sudah menekan ke depan, membuat aku tak bisa untuk menarik daun pintu.“Pak Satpam, lepaskan tanganmu! Aku mau membuka pintu ini,” ujarku dengan jengk
Read more

Keluar Rumah

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 14 : Keluar RumahSetelah mengalami pergolakan batin beberapa saat, kuputuskan untuk tetap pergi bersama Bianca walau raga seakan tak mau terpisah dari suamiku yang mendadak romantis siang ini. Sedikit dilema juga, namun aku harus menentukan pilihan.“Mas, aku pergi, ya,” ujarku berusaha melepaskan diri dari pelukannya.“Hmm ... kasih Mas kiss dulu,” ujarnya dengan sambil menoleh ke sekitar, mungkin karena takut ada anak-anak yang melihat adegan dewasa ini.Aku menahan senyum dan membiarkan dia menautkan bibir kamu. Napasku menjadi memburu, seakan menginginkan hal yang lebih lagi. Agghh ... Bianca ada di teras, dia pasti sudah keluh kesah menungguku.“Mas, aku harus pergi, kasihan Bianca udah nungguin,” ujarku dengan sambil mengelap bibirku yang mungkin lipstiknya sudah memudar karena ulah Mas Gilhan barusan.Mas Gilhan tersenyum. Aku bangkit dari sofa lalu melangkah bersamanya menuju teras.“Hati-hati, Sayang.” Mas Gilhan melambaikan tangan saat ak
Read more

Sedikit Terkuak

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 15 : Sedikit Terkuak“Kamu takkan dibunuh, Sin. Jadi, setelah kamu kembali ke rumah suamimu nanti, bersikaplah seperti biasanya. Lalu selidiki misi suamimu di halaman belakang itu, sebab mata batinku tak bisa menembus sana,” ujar Bianca dengan memegang pundakku, ia berusaha membuatku tenang.“Bi, kenapa aku harus mengalami hal aneh ini, Bi? Mengapa harus aku, lalu kenapa Mas Gilhan melakukan semua ini kepadaku?” Aku menahan tangis, semua ini begitu membuatku terpukul.“Ada sesuatu di dalam dirimu yang membuat Mas Gilhan memilihmu, Sin. Dekatkan dirimu dengan Yang Maha Kuasa, mintalah pertolongan dengan-Nya sebab hanya Dialah yang mengetahui segalanya." Bianca menggenggam tanganku."Bi, semenjak di rumah itu ... aku jadi tak bisa melakukan ibadah apa pun, aku mendadak lupa semua ayat-ayat Al-quran. Aku harus gimana, Bi?" Aku menatap nelangsa Bianca, sumpah ... Aku bingung saat ini. Semuanya tak masuk diakal, tapi kejadian ini nyata adanya.***Setela
Read more

Bau Busuk

Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 16 : Bau BusukAku menggigit bibir dengan berusaha menahan napas, bau busuk ini semakin menusuk hidung. Apa hanya aku yang menciumnya, kenapa Mas Gilhan dan anak-anak santai saja? Semua ini semakin menambah keanehan, aku semakin yakin dan percaya dengan kata-kata Bianca.“Sayang, kamu kenapa?” tanya Mas Gilhan.“Eh ... hmm ... kamu dan anak-anak nggak mencium bau aneh, Mas?” tanyaku dengan menutup mulut dan hidung dengan tangan.“Nggak, emang bau aneh seperti apa, Sayang?” tanya Mas Gilhan dengan mengusap kepalaku.Aku menghembuskan napas berat, tak tahan lagi rasanya dengan bau yang membuatku seperti mau muntah begini.“Sayang, kamu sakit? Ya sudah, kita ke kamar saja. Niko, matikan tvnya! Antar adik-adikmu ke kamar, lalu tidur,” ujar Mas Gilhan kepada putranya yang terlihat masih sibuk bermain game di ponsel.Niko hanya mengangguk, Mas Gilhan menggandengku menuju anak tangga lalu naik ke lantai atas. Bau busuk itu perlahan menghilang saat kini sud
Read more

Berita Duka

#Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamBab 17 : Berita DukaDengan memberanikan diri, aku membuka pintu kamar, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar juga lantai bawah. Suasana rumah ini sudah gelap, mungkin semua orang telah tertidur, padahal rasanya belum lama saat aku masuk kamar bersama Mas Gilhan tadi. Sekarang juga baru pukul 21.00, belum tengah malam ini.Semuanya harus segera terkuak, aku harus bisa mengetahui apa misi sebenarnya Mas Gilhan menjadikanku istrinya, sedang hingga saat ini, ia belum juga menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami. Padahal tadi kukira aku akan mendapatkannya malam ini, nyatanya gagal juga.Kini langkahku telah tiba di lantai bawah, suasana terasa semakin mencekam tapi lantunan ayat kursi masih mengaung dari ponsel di saku celana pendekku. Berkat usulan Bianca, aku merasa memiliki senjata, walau lawanku saat ini setan gentayangan.Tiba-tiba, dari arah dapur, aku melihat penampakan sekelebat bayangan hitam. Ponsel di saku celana juga mendadak mati, aku
Read more

Luka yang sama

#Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamBab18 : Luka yang SamaSesuai yang dikatakan Mas Gilhan tadi, ia hanya mengantarkanku ke rumah duka, lalu pamit ke kantor. Aku turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumah yang sudah ramai oleh para pelayat.Teman-temanku sudah ada di sini semuanya, sedang menangis dengan sambil membaca surat yasin yang ditujukan untuk almarhum sahabatku yang kini sudah terbujur kaku di atas keranda mayat. Aku mendekat kepada Mamanya Bianca lalu menyalaminya.“Sindy, Bianca, Sin .... “ Wanita paruh baya itu langsung memelukku.“Gimana kejadiannya, Tante?” tanyaku dengan menyapu air mata.“Dari sejak Bianca pamit untuk ke rumah kamu, dia tak kembali juga hingga tadi pagi ada beberapa orang Polisi yang memberitahukan kejadian naas itu.” Mamanya Bianca bercerita sambil menangis.Aku memegangi dada, sepertinya meninggalnya Bianca memang ada hubungannya dengan permasalahan aneh yang menimpaku. Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa nanti aku akan meninggal juga menyusul Bi
Read more

Amukan Niko

#Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamBab 19 : Amukan NikoNiko melangkah menuju kamar dan aku mengikutinya dari belakang. Saat ia hendak menutup pintu, aku langsung menghalanginya.“Ada apa, Tante?” tanyanya dengan terkejut.“Hmm ... boleh Mama ngobrol sebentar denganmu, Nak?” tanyaku dengan pasang wajah manis, walau cerita Ibu tiri itu sudah terkenal dengan killernya tapi aku tidak seperti itu.“Ada apa, Tante?” tanyanya dengan melangkah masuk dan membiarkan aku ikut masuk ke dalam kamarnya.“Cuma mau ngobrol saja, boleh ‘kan? Mama nggak ganggu kamu ‘kan?” tanyaku dengan masih tersenyum, berharap ia mau mengganti sebutan tante menjadi mama.Aku duduk di kursi belajarnya, sedang Niko duduk di pinggir tempat tidur dengan sambil meraih ponselnya.“Katakan saja, apa yang mau Tante obrolkan denganku!” ujarnya dengan nada malas, sebab dia memang jarang bicara.“Tanganmu itu ... kenapa?” tanyaku dengan beranjak berpindah duduk ke dekatnya.“Kenapa emangnya? Tante mau lihat luka ini?” tanyanya l
Read more

Hanya Gelap

#Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamBab 20 : Hanya GelapAku yang hanya berpura-pura untuk tidur, menyadarai kalau suamiku kini sudah bangkit dari tempat tidur. Aku pura-pura menelentangkan tubuh dan mengamati dengan membuka sedikit mata ini agar bisa melihat apa yang sedang ia lakukan sekarang. suamiku itu berjalan dengan tatapan lurus ke depan lalu membuka pintu. Aku segera mengikutinya, semoga kali ini rencanaku lancar.Kuikuti Mas Gilhan yang menuruni anak tangga lalu menuju lorong belakang, walau bulu kudukku sudah merinding saat ini. Seperti ada yang mengikuti langkahku tapi saat aku menoleh ke belakang, tak ada siapa pun, hanya ada aura aneh saja. Aku berusaha memberanikan diri dengan sambil berzikir dalam hati dan menyebut asma Allah sebab ayat kursi yang kuhapalkan siang tadi kembali kulupakan. Ingatanku semakin melemah saat ini.Ketika langkah suamiku itu telah tiba di depan pintu belakang, dia menoleh ke belakang beberapa kali. Dengan cepat, aku bersembunyi di balik dinding. M
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status