Home / Romansa / Pesona Brondong Hebatku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pesona Brondong Hebatku: Chapter 11 - Chapter 20

115 Chapters

Perwakilanku

Kedua orang itu menatap Geva dengan tatapan mata yang tenang, walaupun di dalam hati mereka sama sekali tidak senang. Mereka berdua sangat tahu apa yang terjadi pada Geva. Matanya membengkak, yang membuat mata berwarna coklat indah itu nyaris hampir tidak terlihat. Geva tersenyum, berusaha dengan sangat keras sekali untuk menguatkan dirinya yang rapuh. “Keluarga sialan itu lagi-lagi melukaimu? Mereka melakukan apa lagi ketika aku tidak ada, Gev?” tanya Santi sangat khawatir dalam lubuk hatinya. “Bagaimana dengan yang aku katakan tadi, Gev?” tanya Axton menunjukkan senyumannya. Dia ingin menghancurkan suasana tidak menyenangkan ini. Geva tidak boleh berlarut dalam kesedihan yang bisa sangat berbahaya sekali untuk dirinya. “Tapi apa aku tidak perlu membayarnya?” Geva menatap Axton, matanya yang terlihat sayu itu membuat tubuh Axton berdesir. Dia tidak menyukai ini dan ingin segera menghapuskan rasa sakit itu. Tetapi sesuatu tidak bisa dihilangkan begitu saja apalagi mereka berdu
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Serbuk Peri

Dia baru saja keluar dari kamarnya, hal mengejutkan telah membuatnya tidak mampu berkata-kata. Dia ingin menyalahkan hormon kehamilannya yang selalu membuatnya mengantuk, tapi dia tidak bisa mengatakan itu adalah salah kehamilannya. Ada perasaan yang sangat tidak menyenangkan pada dirinya jika dia menyalahkan kehamilannya yang telah membuatnya begini. Rasanya, seperti dia ikut membuat anaknya sedih. “Kau tidak duduk, Geva? Duduklah, jadi kita bisa sarapan bersama.” Axton berkata sambil tersenyum. Ini pemandangan yang indah. Selain wajahnya yang tampan luar biasa, tapi ada banyak menu sehat di atas meja yang terlihat sangat enak. Wanginya saja telah membuat mulut Geva berliur, dia ingin segera merasakan makanan yang ada di atas meja. Tubuhnya seolah terdorong untuk duduk begitu saja. Dia duduk di kursi dan memandang Axton yang masih memandangnya sambil tersenyum. Dia seperti tersihir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya setelah dia menyadari sesuatu. “Ah, maaf ... tampaknya di ha
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

USG

Dia mirip sekali dengan anjing pemburu yang tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja. Egar mengamatinya dan sangat tahu sekali tentang hal itu setelah melihat sikap Axton saat berurusan mengenai apa pun yang berkaitan eengan Geva. Tapi ... Axton persi anjing pemburu yang manisnya. Selain jika bukan berurusan dengan balas dendam. Dia tersenyum cerah melihat selembar foto yang ada di tangannya. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi, membuat kursi itu berputar seakan-akan dia berada di taman ajaib milik peri. Dia senang sekali dengan informasi baru ini yang disampaikan oleh Santi. “Jadi, anaknya laki-laki?” tanyanya tanpa melihat ke arah Santi. Foto 3d USG ini sedang dipandangnya. Tampak wajah bayi yang begitu menggemaskan, dia mengusapnya beberapa kali. “Ya, Presdir. Semuanya sehat dan tidak kekurangan apa pun saya sangat senang sekali melihat hal itu, Geva juga menangis ketika mendengar ucapan dokter.” Axton segera membuat posisi duduknya lebih tegap dengan sangat kasar. “Ke
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Aku Mencintaimu

Semakin hari mereka semakin dekat, Geva juga heran kenapa pria tampan yang sukses ini ternyata begitu ramah padanya ketika bicara? Dia tidak pernah menyinggung tentang dirinya dan juga selalu perhatian. “Ini banyak sekali, Axton.” Geva terkejut melihat baju-baju bayi yang dibawakan oleh Axton. Axton sekarang tidak pernah datang bersama dengan Santi lagi, dia sering kali datang sendirian dan selalu bicara dengan Geva. Sedangkan Santi masih sering mengunjungi Geva walaupun tidak setiap hari seperti Axton. “Ini?” tanya Axton pada Geva. “Hadiah kecil, jangan memikirkannya. Ini tidak membuatku miskin,” rayunya dengan kepala yang sedikit dimiringkan. Geva juga tahu itu tidak membuat Axton miskin. Tapi tetap saja itu menggunakan uang Axton. “Tapi kau sering memberikan banyak barang, Axton. Lihatlah kamar satunya, kau telah menghiasnya untuk menyambut anakku yang akan lahir di dunia ini. Sudah ada mainan, peralatan bayi, dan lainnya. Aku tidak enak padamu, Axton. Aku seperti memanfaatkan
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Orang Tidak Berubah

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, Geva segera membuka pesan itu dan membaca pesan yang tertampil di layarnya. “Nanti malam Mbak akan ke sana sama Lala. Kau mau dibawakan apa?” Pesan itu langsung membuat Geva tersenyum. Jarinya dengan sangat lincah mengetikkan pesan balasan untuk Santi. “Jangan bawa apa pun, Mbak. Kedatangan Mbak sama Lala di sini saja sudah membuatku sangat senang sekali.” Bagi Geva, Santi telah melakukan banyak hal yang membuat kehidupannya lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dia telah keluar dari tempat yang sangat buruk sekali, dan membuatnya bisa menikmati hidup. Geva kembali melanjutkan pekerjaannya lagi, dia membantu Mary membereskan rumah, seperti menyapu rumah di saat Mary sedang sibuk memasak makan malam untuknya. Geva sering kali diam-diam melakukan pekerjaan walaupun telah dilarang oleh Mary berulang kali dan Axton. Karena itulah, dia selalu mengambil kesempatan yang datang padanya ketika Mary lengah. Dengan begitu dia akan merasa tenang dan tidak
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bantu Aku

Pipinya ditampar, rasa sakitnya terasa begitu perih. Dia tidak menduga akan mendapatkan perlakuan seperti ini di tempat umum.Tidak, dia seharusnya memahaminya dan tidak terkejut. Kalau wanita di depannya ini tentu saja bisa melakukan sesuatu yang kejam seperti ini. Dia adalah wanita lancang yang tidak memiliki hati. “Memang tidak tahu malu kau!” Geva sontak saja teriak sambil memegang pipinya. “Kaulah yang tidak tahu. Bisa-bisanya berada di sini, berkeliaran dengan perut yang mengandung anak yang mungkin adalah anak haram itu.” Indah memandang rendah Geva sambil tertawa mengejek. Menyakitkan dan membuat tubuh Geva bergetar dengan hebat. Terutama ketika Geva melihat Damas yang mengikuti Indah tertawa kecil atas ucapan yang sangat tidak menyenangkan hatinya. “Dasar kalian berdua sungguh manusia hina. Kalian sama sekali tidak pantas ada dunia ini. Sangat memalukan! Bisa-bisanya orang tidak tahu malu seperti kalian malah seolah-olah orang paling suci.” Geva menarik napasnya sejenak.
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Aku Akan Membantumu

Geva menggenggam tangan Axton dengan erat. Tatapan matanya yang tajam itu penuh tekad. “Kau harus membantuku. Kau sudah berjanji.” Napasnya berat tapi dia berhasil mengatakan apa yang dia inginkan sampai selesai. Axton melepaskan tangannya yang digenggam Geva dengan lembut, lalu kembali memegang tangan Geva lebih nyaman sambil mengusap tangannya beberapa kali. “Aku akan membantumu. Apa pun yang kau inginkan, akan kubantu kau melakukannya, Gev.” Sejak dulu sekali dia ingin membuat pria sialan dan semua orang yang menyakiti Geva menderita. Tapi dia ingin Geva juga menikmati puasnya membalas dendamnya sendiri. Itu akan memberikan kekuatan pada Geva nantinya, seperti yang pernah dia lakukan. Kenyataannya, orang-orang akan berpikir beberapa kali untuk bisa menyerangnya sekarang. “Aku ... ingin mereka merasakan sakit. Menangis sampai menyembah di kakiku.” Bayang-bayang dari apa yang pernah dilakukan oleh mereka semua teringat kembali di ingatan Geva. Banyak yang telah dia korbankan ke
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Hari Baru

Dia membuka kulkas dua pintu di depannya, di dalamnya telah penuh dengan kantong ASI yang diperah dari miliknya sendiri. Rambutnya yang lurus terlihat sangat rapi sekali. Tiga bulan yang lalu beratnya 65 kg, dengan tinggi 164 cm, sangat tidak ideal sekali untuknya. Tapi sekarang berat badannya telah 47 kg, membuat penampilannya tidak terlihat sama sekali kalau dia baru saja melahirkan anak. “Stok untuk Delvin telah siap.” Geva tersenyum cerah dan menutup kulkas yang memang dikhususkan untuk meletakan ASI Delvin. “Astaga! Jantungku!” Geva memegang dadanya sendiri, jantungnya mungkin akan melompat langsung jika tidak dihalangi oleh tulangnya. Dia menatap Mary yang ada di dekatnya sambil menggendong Delvin. “Ah ... kalian berdua ini muncul tiba-tiba saja seperti ninja.” Geva mengatur napasnya dengan baik, dia langsung tersenyum melihat wajah ceria Delvin. Dia mendadak menjadi sedih lagi. “Ibu akan meninggalkanmu, Delvin. Baik-baik sama Mary, ya.” Berat rasanya untuk Geva meninggalk
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Rencana Balas Dendam

Keduanya saling menatap, minuman yang ada di depan mereka berdua memiliki jenis yang berbeda. Satu dingin, satunya panas tapi keduanya memiliki pikiran yang sama saat ini."Dia itu punya banyak hutang, di ujung kebangkrutan. Mereka terlalu sombong. Ucapan mereka membuatku marah.”Geva bisa mengetahui kalau ucapan Axton itu benar. Rahangnya yang tampak jelas dengan mata yang tajam, dia seolah siap menghajar orang yang sedang mereka bicarakan. “Tapi aku ingat kata Warda dia adalah anak orang kaya, alasan Damas menikah dengannya agar bisa menikmati harta Indah.” Geva memegang lengannya, terlihat kalau dia sedang merasa rendah diri sendiri. Sebuah pengalaman di masa lalunya telah membuatnya merasakan perasaan itu. “Tidak. Aku jauh lebih kaya dibandingkan mereka berdua, Gev. Aku bisa menyeret mereka dan membuat mereka menderita.” Tangan Geva langsung terangkat, dia panik sendiri dengan ucapan pria yang ada di depannya. “Tidak. Jangan melakukan tindakan kriminal seperti itu. Kita bisa
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Hubungan Kehidupan

Lina geram sekali karena menantunya yang baru ini tidak bisa membereskan rumah sama sekali. Sekarang seenaknya saja dia berdiri dan membiarkan piring bekas makannya di atas meja makan. “Kau mau suruh siapa mencuci piring itu, Indah?!” Lina menaiki suaranya, dia menatap dengan tatapan mata tajam. “Tentu saja Ibu. Aku tidak bisa cuci piring, ibu tahu kan kalau jari-jariku ini dipenuhi dengan kuku palsu yang cantik dan mahal. Kalau aku cuci piring, kukuku yang mahal ini bisa rusak.” Lina kesal, dia merasa menjadi babu di rumahnya sendiri. Warda menahan ibunya dan menatap matanya, meminta ibunya yang sedang marah itu untuk menahan amarah.“kalau begitu lebih baik kakak mempekerjakan asisten rumah tangga, kan? Membereskan rumah dan sebagainya itu tidak menyenangkan sekali, jadi kita bisa santai nantinya.” Ekspresi Indah begitu senang mendengar apa yang dikatakan Warda. Dia langsung memeluk lengan Damas yang ada di sebelahnya. “Mas dengar sendiri kan. Apa kataku, lebih baik mempekerjak
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status