Mitha sampai di rumah menjelang tengah malam. Dahinya berkerut mendapati seluruh ruangan di lantai satu gelap gulita, hanya cahaya dari selasar lantai dua yang menerangi, itu pun tidak terlalu terang. Terlalu lelah, dia memilih abai dengan keadaan tak biasa itu, tapi suara Max menghentikan langkahnya di anak tangga keempat."Dari mana? Seharian aku mencarimu, telponku juga tidak kau angkat," tegurnya dingin. Mitha berbalik, memicingkan mata agar bisa melihat dengan jelas lelaki yang sedang duduk bersedekap di atas sofa di ruang tamu. Merogoh ponsel dari tas, melihat puluhan panggilan tak terjawab, serta pesan dari Max."Sorry, semalam sebelum tidur aku silent ponsel. Lupa mengubah pengaturannya kembali," jawab Mitha enteng, lalu berbalik bermaksud naik ke lantai dua menuju kamar."Kau pergi begitu saja setelah membuatku menunggu semalaman?" dengkus Max, nada suaranya terdengar kesal.Mitha memijit pelipis yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Pikirannya masih berada di bangunan tua di bela
Read more