Semua Bab Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Bab 51 - Bab 60

213 Bab

31 (bagian 2)

Mata Reyhan melotot mendengar itu, sedangkan Syafa mendekat dan bersandar di bahu lelaki tersebut. "Diam kayanya selingkuh deh, Mas. Dan orang tuanya mendukung, gak tau diri banget emang dia," cetus Syafa.Lelaki itu tidak memperdulikan ucapan Syafa. Ia kini tengah memikirkan siapa pria yang bersama Maira."Cowok itu apa, Atha? Cowok yang dulu suka sama Maira?" tanya Reyhan.Mendengar pertanyaan Reyhan, wanita itu mendongak memandang lelaki pujaannya. Lalu dia menggeleng membuat pria yang telah menalak Maira bingung. "Bukan, Mas. Cowok yang sama Maira itu pake mobil keren banget. Apa dia jadi simpenan Om-Om ya? Soalnya aku gak liat muka cowoknya," lontar Syafa.Reyhan mengeryitkan kening, ia melepaskan tangan Syafa yang bergelayut di lengannya."Kalau gitu Mas pamit ke rumahnya dulu ya," pamit Reyhan.Terlihat riak tidak rela Syafa, lalu ia kembali memegang tangan Reyhan. "Kalau gitu bareng yuk, Mas. Aku juga mau ke sana, aku baru ingetada yang ketinggalan tadi," pinta wanita itu.
Baca selengkapnya

32 (bagian 1)

Maira langsung melirik kesal Hafiz. Ia akhirnya tidak jadi keluar mobil. Dia menatap geram, lelaki yang di kursi kemudi itu."Terus mau sampe kapan kita nungguin di mobil, iya kalau hujannya reda. Kalau malah makin deras gimana, gak papa ada yang bocor juga yang penting udah ditambal lagian bolongnya gak banyak ini. Dan ... apa kamu tega buat Hana menunggu lama, udah deh gak usah banyak protes, nurut aja napa," omel Maira.Hafiz terdiam karena terkejut jika Maira berani mengomel. Wanita itu langsung menoleh memandang Hana dan memandang dengan sayang gadis tersebut."Kamu mau kan pake payung itu ke mall, cuma biar gak basah banget badan kita. Aku kan gak mau kamu sampe kehujanan dan sakit," rayu wanita itu.Mendengar nada perhatian dari Maira. Hana mengembangkan senyumannya, ia langsung memandang Hafiz. "Papa ayo! Papa harus gendong aku sama pegang payung ya, ayo Pah buruan nanti keburu hujan makin besar lho," lontar Hana.Hafiz mengembuskan napas kasar dan menatap geram pada Maira. S
Baca selengkapnya

32 (bagian 2)

Mata Maira hanya melirik malas, wanita itu memilih mengabaikan Thania. Dia menarik lembut tangan Hana dan diikuti gadis tersebut. Merasa kesal diacuhkan, istri Reyhan langsung menarik lengan mantan sahabatnya membuat Maira terhenti berjalan."Apaan sih, emang kita kenal ya. Gak usah sok kenal dan deket deh," cecar Maira."Lagian ... silakan ambil aja bekasku," lanjut Maira.Bola mata Thania seperti hendak keluar kala mendengar ucapan Maira. Wanita itu mendorong mantan temannya, membuat Maira terjatuh. Hana terkejut dan berusaha membantu."Mama, Mama gak papah? Ayo Hana bangunin," kata gadis tersebut.Maira hanya mengulas senyum lalu menerima bantuan Hana. Setelah membantu wanita yang dia panggil Mama, ia langsung menatap kesal Thania. "Tante tuh apa-apaan sih, gak boleh tau jahat gitu ke Mama. Nanti aku bilang sama Papa lho, biar diomelin Papa," omel Hana.Thania memutar bola matanya malas, ia memilih menatap tajam Maira. "He! Jangan-jangan kamu main serong selama jadi istri Mas Rey
Baca selengkapnya

33 (bagian 1)

Hafiz yang bergelut dengan pikirannya kembali tersadar saat Hana memanggil. "Papa, kenapa diem aja di situ, ayo cepetan! Hana haus banget nih, nanti ketinggalan sama Mama lho, Mama jalannya cepet banget," panggil Hana. Lelaki itu langsung menatap Hana dan Maira, memang mereka sudah lumayan jauh. Dengan langkah lebar, pria tersebut segera mensejajarkan jalannya dengan Maira."Wah ... keren, Papa bisa ngejar Mama," pekik gadis itu. Terlihat tanda gembira dari suara Hana, apalagi wajah gadis itu sangat berseri-seri. Memandang anaknya yang sangat senang, Hafiz ikut mengulas senyum. "Mah, Papa ganteng kan kalau lagi senyum," goda Hana.Hafiz langsung menoleh menatap Maira, sedangkan wanita itu lekas membuang muka. Melihat reaksi perempuan tersebut, membuat Hafiz menyeringai."Apaan sih, Han. Udah ah ayo, kita nyari yang jual minuman. aku haus nih," elak Maira.Hana hanya mengulas senyum lalu dengan gembira menunjuk jalan yang mana harus dilalui. "Wah, beneran ada di sini. Kamu sering
Baca selengkapnya

33 (bagian 2)

Wanita itu mendengkus mendengar ucapan Hafiz. Ia segera merogoh tasnya dan memberikan uang dua puluh rupiah kepada lelaki tersebut."Ngapain coba tadi maksa, kirain maksa mau traktir kan tadi udah ditolak," gerundel Maira.Hafiz sama sekali tidak menampilkan riak bersalah. Dia malah memilih mengajak bercanda anaknya. Membuat Maira mendengkus lalu mendaratkan bokong dengan kasar ke kursi."Mama kenapa cemberut, Papa bikin kesel ya? Emang Papa gitu Mah, jadi kalau kata Bibi mah, harap dimaklumi," kelakar Hana.Hafiz yang mendengar ucapan putri terbatuk, karena dia tadi sedang meneguk kopi. Sedangkan Maira segera menutup bibir agar tidak mengeluarkan suara tawa, walau itu sia-sia. "Puas ketawanya," sinis Hafiz.Maira langsung terdiam sedangkan Hana memandang Papanya. "Ngomongnya jangan gitu dong, Pah. Kan udah aku bilangin harus romantis," tutur gadis itu. Kini gantian Maira yang menyemburkan minumannya. Ia menatap Hana dengan tatapan tidak percaya. "Buat apa, Hana. Lagian mana mungk
Baca selengkapnya

34 (bagian 1)

Amarah Ali memuncak mendengar anaknya di rendahkan. Lelaki itu langsung memegang kerah baju Reyhan dan mengangkat. Tangan pria tersebut menunjuk wajah mantan suami Maira."Cepat urus perceraian anakku sama kamu, saya gak sudi anak saya balikan sama kamu!" sembur Ali.Reyhan menyeringai ia menepis tangan Ali yang menunjuknya. Lalu dengan lumayan kuat, lelaki itu mendorong sang mantan mertua. Membuat pria tersebut mundur bahkan hampir terjatuh."Kalau mau berantem, sini! Jangan sama Bapak," geram David.Lelaki itu menyeringai mendengar ucapan David. Ia bersidekap menatap remeh Kakaknya Maira. "Gak usah sok-sokan, badan udah kaya lidi juga. Udahlah, kalau kalian pengen kami cerai, ajuin pengadilan sendiri," hina Reyhan.Mendengar ucapan Reyhan, Syafa kecewa. Wanita itu memegang lengan lelaki tersebut. "Mendingan ceraiin cewek itu aja, lagian dia kan murahan tadi berangkat sama Om-Om," ujar Syafa.Tetangga yang mendengar ucapan Syafa menyela, karena ia melihat lelaki dana anak kecil ter
Baca selengkapnya

34 (bagian 2)

Thania akhirnya memotret lelaki itu diam-diam. Lalu menyeringai kala melihat hasil jepretannya, ia segera memasukan ke tas. Tetapi, sebuah tepukan di bahu membuat wanita tersebut menoleh. "Hapus foto itu cepat! Kalau tidak, awas aja," ancam lelaki itu.Thania mengeryitkan alis, ia memiringkan kepala. Memandang lelaki yang tadi mengancam. "Kayanya anda orang gila lepas ya, main asal tuduh aja. Foto apaan sih, gak jelas banget," cibir Thania. Ia melangkah pergi, dan lelaki itu melangkah pergi. Sedangkan Thania berucap syukur kala pria tersebut tidak mengikuti, dia bergegas pergi dengan kendaraannya. [Tuan, ada yang memotret Tuan. Yang tadi bertengkar dengan Maira,]Hafiz yang tengah melahap makanan langsung merogoh ponselnya. Ia membaca deretan kata tersebut lalu menyeringai. [Gak perlu dikejar, biarkan saja. Palingan dia nyari informasi tentang saya,]Hana yang melihat Papanya tengah memainkan ponsel langsung ditegur. "Papa, bisa gak sih kalau bareng Hana. Handphonenya di taruh d
Baca selengkapnya

35 (bagian 1)

"Jangan, Han. Papamu biar pake sendok punyanya aja, jangan yang itu," larang Maira.Hana mendengar ucapan Maira langsung menoleh, alisnya mengeryit sambil menatap wanita itu. "Emang kenapa sih, Mah. Ayo Pah, aa ...."Maira menatap cemas pada Hafiz. Lelaki itu menggeleng membuat wanita tersebut bernapas lega dan Hana cemberut. "Ini, sendoknya yang Papa aja, gak boleh pake sendok itu. Kan bekas dia, gak bersih nanti ada kumannya lagi," lontar Hafiz. Wanita itu merengut mendengar perkataan terakhir Hafiz. Sedangkan Hana memikirkan kepalanya dan menatap penuh selidik ke arah sang Papa. "Tapi kan, orang tua temannya Hana ...."Ucapan gadis itu terhenti kala Hafiz mengambil alih sendoknya dan langsung menyuapi sang anak. "Itu karena mereka kan udah nikah, sedangkan Papa sama dia belum. Jadi gak boleh, jadi ... kamu kalau mau nyuapin Papa pake sendok yang ini," jelas Hafiz. Hafiz menjelaskan seraya menyodorkan sendoknya. Dengan wajah cemberut Hana mengambil dan langsung menyuapi lelaki
Baca selengkapnya

35 (bagian 2)

Maira melirik jam di tangannya, ia langsung membangunkan Hafiz. Wanita itu menepuk tangan lelaki tersebut. Membuat Papa Hana membuka mata dan mengerjap. "Ayo bangun, udah cukup kan tidurnya. Ayo kita pergi lagi," ajak Maira. Hafiz yang belum sadar sepenuhnya hanya mengangguk. Ia memandang Hana lalu melirik jam. "Maafin Papa ya, tidur kelamaan. Pasti Hana bosen nunggu Papa ya," ucap Hafiz. Gadis kecil itu langsung menggeleng, ia mengulas senyuman kecil. "Enggak kok, Pah. Hana malah senang main sama Mama. Makasih udah ngasih waktu berdua sama Mama," jawab Hana. Mendengar hal itu Hafiz langsung memandang Maira. Membuat wanita tersebut hanya mengembangkan senyuman. "Pah, Hana pengen berenang, ayo ajak Mama ke rumah yuk! Hana mau berenang sama Mama," pinta Hana. Maira hendak menolak, tetapi kakinya langsung disenggol oleh Hafiz lalu ditatap tajam pria tersebut. "Tapi habis berenang kamu harus bobo ya, sekarang ayo kita beli baju ganti dulu buat dia," seru Hafiz. Hana langsung ber
Baca selengkapnya

36 (bagian 1)

"Kamu menghina saya, saya mampuh beliin baju buat kamu. Bahkan tokonya pun. Jadi cepet cobain pakaian ini, pilihan anak saya. Tenang aja, ini saya belikan, gak akan ambil upah kamu," ucap Hafiz sombong. Maira mengerucutkan bibir mendengar ucapan sombong Papanya Hafiz. Wanita itu mengangguk lalu pelayan segera mengambil pakaian yang sama seperti di patung. Setelah itu perempuan tersebut lekas mencoba di tempat ganti."Ampun ... sombong banget sih, awas aja nanti kalau jilat ludah sendiri," gerundel Maira.Wanita itu terpaku dengan dirinya, pakaian yang dipakai sangat pas di tubuh. "Baru pertama kali nyobain baju semahal ini," ucap Maira pelan. Ia pernah diajak Reyhan ke mall, hanya untuk lelaki itu belanja. Pernah meminta dibelikan pakaian tetapi, langsung dimarahi oleh pria tersebut. Katanya buat apa beli baju, karena hanya diam di rumah saja. Suara panggilan Hana membuat tersadar, dia segera keluar untuk memperlihatkan."Tuh, kan. Mama cantik banget, Papa beliin Mama baju ini ya,"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
22
DMCA.com Protection Status