Share

33 (bagian 2)

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wanita itu mendengkus mendengar ucapan Hafiz. Ia segera merogoh tasnya dan memberikan uang dua puluh rupiah kepada lelaki tersebut.

"Ngapain coba tadi maksa, kirain maksa mau traktir kan tadi udah ditolak," gerundel Maira.

Hafiz sama sekali tidak menampilkan riak bersalah. Dia malah memilih mengajak bercanda anaknya. Membuat Maira mendengkus lalu mendaratkan bokong dengan kasar ke kursi.

"Mama kenapa cemberut, Papa bikin kesel ya? Emang Papa gitu Mah, jadi kalau kata Bibi mah, harap dimaklumi," kelakar Hana.

Hafiz yang mendengar ucapan putri terbatuk, karena dia tadi sedang meneguk kopi. Sedangkan Maira segera menutup bibir agar tidak mengeluarkan suara tawa, walau itu sia-sia.

"Puas ketawanya," sinis Hafiz.

Maira langsung terdiam sedangkan Hana memandang Papanya.

"Ngomongnya jangan gitu dong, Pah. Kan udah aku bilangin harus romantis," tutur gadis itu.

Kini gantian Maira yang menyemburkan minumannya. Ia menatap Hana dengan tatapan tidak percaya.

"Buat apa, Hana. Lagian mana mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   34 (bagian 1)

    Amarah Ali memuncak mendengar anaknya di rendahkan. Lelaki itu langsung memegang kerah baju Reyhan dan mengangkat. Tangan pria tersebut menunjuk wajah mantan suami Maira."Cepat urus perceraian anakku sama kamu, saya gak sudi anak saya balikan sama kamu!" sembur Ali.Reyhan menyeringai ia menepis tangan Ali yang menunjuknya. Lalu dengan lumayan kuat, lelaki itu mendorong sang mantan mertua. Membuat pria tersebut mundur bahkan hampir terjatuh."Kalau mau berantem, sini! Jangan sama Bapak," geram David.Lelaki itu menyeringai mendengar ucapan David. Ia bersidekap menatap remeh Kakaknya Maira. "Gak usah sok-sokan, badan udah kaya lidi juga. Udahlah, kalau kalian pengen kami cerai, ajuin pengadilan sendiri," hina Reyhan.Mendengar ucapan Reyhan, Syafa kecewa. Wanita itu memegang lengan lelaki tersebut. "Mendingan ceraiin cewek itu aja, lagian dia kan murahan tadi berangkat sama Om-Om," ujar Syafa.Tetangga yang mendengar ucapan Syafa menyela, karena ia melihat lelaki dana anak kecil ter

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   34 (bagian 2)

    Thania akhirnya memotret lelaki itu diam-diam. Lalu menyeringai kala melihat hasil jepretannya, ia segera memasukan ke tas. Tetapi, sebuah tepukan di bahu membuat wanita tersebut menoleh. "Hapus foto itu cepat! Kalau tidak, awas aja," ancam lelaki itu.Thania mengeryitkan alis, ia memiringkan kepala. Memandang lelaki yang tadi mengancam. "Kayanya anda orang gila lepas ya, main asal tuduh aja. Foto apaan sih, gak jelas banget," cibir Thania. Ia melangkah pergi, dan lelaki itu melangkah pergi. Sedangkan Thania berucap syukur kala pria tersebut tidak mengikuti, dia bergegas pergi dengan kendaraannya. [Tuan, ada yang memotret Tuan. Yang tadi bertengkar dengan Maira,]Hafiz yang tengah melahap makanan langsung merogoh ponselnya. Ia membaca deretan kata tersebut lalu menyeringai. [Gak perlu dikejar, biarkan saja. Palingan dia nyari informasi tentang saya,]Hana yang melihat Papanya tengah memainkan ponsel langsung ditegur. "Papa, bisa gak sih kalau bareng Hana. Handphonenya di taruh d

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   35 (bagian 1)

    "Jangan, Han. Papamu biar pake sendok punyanya aja, jangan yang itu," larang Maira.Hana mendengar ucapan Maira langsung menoleh, alisnya mengeryit sambil menatap wanita itu. "Emang kenapa sih, Mah. Ayo Pah, aa ...."Maira menatap cemas pada Hafiz. Lelaki itu menggeleng membuat wanita tersebut bernapas lega dan Hana cemberut. "Ini, sendoknya yang Papa aja, gak boleh pake sendok itu. Kan bekas dia, gak bersih nanti ada kumannya lagi," lontar Hafiz. Wanita itu merengut mendengar perkataan terakhir Hafiz. Sedangkan Hana memikirkan kepalanya dan menatap penuh selidik ke arah sang Papa. "Tapi kan, orang tua temannya Hana ...."Ucapan gadis itu terhenti kala Hafiz mengambil alih sendoknya dan langsung menyuapi sang anak. "Itu karena mereka kan udah nikah, sedangkan Papa sama dia belum. Jadi gak boleh, jadi ... kamu kalau mau nyuapin Papa pake sendok yang ini," jelas Hafiz. Hafiz menjelaskan seraya menyodorkan sendoknya. Dengan wajah cemberut Hana mengambil dan langsung menyuapi lelaki

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   35 (bagian 2)

    Maira melirik jam di tangannya, ia langsung membangunkan Hafiz. Wanita itu menepuk tangan lelaki tersebut. Membuat Papa Hana membuka mata dan mengerjap. "Ayo bangun, udah cukup kan tidurnya. Ayo kita pergi lagi," ajak Maira. Hafiz yang belum sadar sepenuhnya hanya mengangguk. Ia memandang Hana lalu melirik jam. "Maafin Papa ya, tidur kelamaan. Pasti Hana bosen nunggu Papa ya," ucap Hafiz. Gadis kecil itu langsung menggeleng, ia mengulas senyuman kecil. "Enggak kok, Pah. Hana malah senang main sama Mama. Makasih udah ngasih waktu berdua sama Mama," jawab Hana. Mendengar hal itu Hafiz langsung memandang Maira. Membuat wanita tersebut hanya mengembangkan senyuman. "Pah, Hana pengen berenang, ayo ajak Mama ke rumah yuk! Hana mau berenang sama Mama," pinta Hana. Maira hendak menolak, tetapi kakinya langsung disenggol oleh Hafiz lalu ditatap tajam pria tersebut. "Tapi habis berenang kamu harus bobo ya, sekarang ayo kita beli baju ganti dulu buat dia," seru Hafiz. Hana langsung ber

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   36 (bagian 1)

    "Kamu menghina saya, saya mampuh beliin baju buat kamu. Bahkan tokonya pun. Jadi cepet cobain pakaian ini, pilihan anak saya. Tenang aja, ini saya belikan, gak akan ambil upah kamu," ucap Hafiz sombong. Maira mengerucutkan bibir mendengar ucapan sombong Papanya Hafiz. Wanita itu mengangguk lalu pelayan segera mengambil pakaian yang sama seperti di patung. Setelah itu perempuan tersebut lekas mencoba di tempat ganti."Ampun ... sombong banget sih, awas aja nanti kalau jilat ludah sendiri," gerundel Maira.Wanita itu terpaku dengan dirinya, pakaian yang dipakai sangat pas di tubuh. "Baru pertama kali nyobain baju semahal ini," ucap Maira pelan. Ia pernah diajak Reyhan ke mall, hanya untuk lelaki itu belanja. Pernah meminta dibelikan pakaian tetapi, langsung dimarahi oleh pria tersebut. Katanya buat apa beli baju, karena hanya diam di rumah saja. Suara panggilan Hana membuat tersadar, dia segera keluar untuk memperlihatkan."Tuh, kan. Mama cantik banget, Papa beliin Mama baju ini ya,"

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   36 (bagian 2)

    "Hana, kamu ngantuk ya. Ayo mendingan tidur gih, lagian udah sore juga. Mau pulang," celetuk Maira. Gadis kecil itu mengerucutkan bibir, membuat Maira memandang heran. "Kenapa lain? Kan udah ditemenin berenang. Lagian udah janji sama Papa kan, abis berenang mau bobo," seru wanita itu.Hana mengangguk kepala tanda mengiyakan ucapan Maira. Tetapi, gadis kecil itu menatap penuh permohonan terhadap wanita tersebut."Iya mau bobo kok, tapi pengen ditemenin sama Mama. Kalau Hana udah bobo baru Mama mau pulang juga boleh," ucap Hana. Maira menghela napas lalu melirik jam di pergelangan tangannya. Melirik tatapan Hana yang penuh permohonan. "Ya udah, sekarang ayo ganti baju dulu baru tidur," ajak Maira. Dia bersorak senang mendengar ajakan Maira, Hana langsung mengangguk kepala dan bergegas bangkit. Ia mengajak Maira untuk segera ke kamar, dan wanita itu membantu anak Hafiz mengganti pakaian. Lalu giliran dirinya yang berganti baju."Ayo sini tidur, nanti dinyanyiin nina bobo," ucap Mair

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   37 (bagian 1)

    Maira langsung menoleh ke asal suara, terlihat David seperti habis membersihkan diri. Karena handuk tergantung di leher dan dia memakai celana pendek dengan bertelanjang dada. "Habis kerja lah, Bang. Macem baby sitter gitu, tapi cuma seharian tadi aja," balas Maira.Wanita itu langsung mendaratkan bokong di sofa. Ia memejamkan mata dan memijit kakinya. Sesekali perempuan tersebut menguap. Melihat sang anak seperti kelelahan, Dewi segera membuatkan teh hangat lalu lekas disodorkan pada Maira. "Ini minum, kayanya kamu capek banget," seru Dewi.Maira segera meneguk air minum ini, sedangkan Ali menyuruh putranya memakai pakaian terlebih dahulu. Tak berselang lama lelaki kembali. Dia lekas duduk di sofa."Siapa anak itu, kenapa manggil kamu Mama!" cecar David.Perempuan itu melirik Kakaknya, ia memejamkan mata. Lalu menghela napas, dia segera mengeluarkan amplop yang berada di tas."Emang saat awal ketemu juga dia udah minta izin buat dibiarin dia manggil Mama ke aku, lagian gak papa. Ka

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   37 (bagian 2)

    David mengedikan bahu sebagai jawaban. "Masa pake mobil sebagus itu, bayar upah ke anak kita receh," kata Ali.Sekali lagi David mengedikan bahunya, membuat Ali melengos. Sedangkan Dewi segera bangkit dan para lelaki langsung memandang. "Gak papa, yang penting dikasih upah, lagian Maira lagi berusaha cari uang buat gugat Reyhan. Mendingan kita terus dukung aja yang penting caranya bener," lontar Dewi. "Lagian mau receh atau bukan sama aja, sama-sama uang kan," lanjut wanita itu. Mereka mengangguk mengiyakan ucapan Dewi, lalu wanita itu pamit untuk memberikan amplop milik Maira. Saat sampai kamar, bertepatan perempuan tersebut keluar."Bu, liat amplop coklat gak?" tanya Maira.Mendengar pertanyaan Maira, Dewi segera menyodorkan amplop tersebut. Dan perempuan itu segera ambil. "Tadi kamu tinggalin di sofa lho, lain kali jangan ceroboh. Walau uang itu receh tapi kan lumayan buat ngumpulin biar kamu bisa gugat si Reyhan," nasihat Dewi. Maira mengeryitkan alis mendengar ucapan Dewi y

Bab terbaru

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   114 [TAMAT]

    "Mas," panggil wanita itu.Dia tidak menanggapi, lelaki itu melangkah lebar dan mengambil kunci. Maira hendak mengejar tetapi sangat kesulitan. "Jangan tunggu aku! Aku gak bakal pulang," seru lelaki itu. Pria tersebut menutup pintu dengan kencang, Maira menatap nanar adegan di depannya. Lalu berusaha mendekati benda tersebut dan membuka, terlihat kendaraan roda empat milik Hafiz telah melaju."Mas ...."Anggrek segera mendekati menantunya lalu mengusap pundak wanita tersebut. "Sayang, tenangin diri kamu. Jangan begini, kamu lagi hamil lho," seru wanita itu.Maira langsung memeluk sang mertua dan menangis tersedu-sedu. Sedangkan Hana masih syok karena kemarahan Hafiz. Gadis kecil itu bergegas mendekati Maira dan memeluk wanita tersebut. "Mama, jangan nangis. Nanti biar Hana bantuin minta maaf sama Papa," ujar gadis itu.Wanita paling tua dari mereka langsung membelai puncuk kepala Hana. Sedangkan Maira segera memeluk anak sambungnya. Anggrek segera mengajak sang menantu untuk masuk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   113

    Setelah berkata demikian wanita itu langsung mematikan sambungan telepon, tanpa mendengarkan perkataan sang suami. Sedangkan Hafiz hanya menggelengkan kepala lalu mengetik pesan pada Maira. [Makanan udah mateng, kamu turun makan dulu. Susu juga udah aku buatin,] [Karna kamu gak mau ketemu, aku ke kantor aja kalau gitu ya.]Mata Maira melebar membaca deretan pesan sang suami. Dengan berusaha secepat mungkin ia turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu. Mulutnya baru saja hendak berteriak tetapi, terhenti kala seseorang menarik membuat wanita itu tertarik ke pelukan lalu terhalang perut. "Haha ... untung di depannya bantal, kalau bukan perutku pasti sakit."Lelaki itu ikut terbahak karena ucapan sang istri. Setelah melihat Maira memegang perut, pria tersebut menebak jika Maira merasa sakit akibat tertawa. Ia segera memperintah untuk berhenti."Udah, jangan ketawa mulu. Nanti perutmu sakit, mendingan ayo makan," ajak Hafiz.Dia menganggukan kepala lalu ikut melangkah bersama san

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 2]

    Seharian ini lelaki itu dikerjain sang istri, ia didandani seperti ibu hamil. Tetapi keletihan tersebut tergantikan dengan tawa bahagia sang istri."Yang ... udah ya, aku udah ngerasain kok ini. Capek banget baru beberapa jam juga, udah ya aku lepasin semua," pinta Hafiz. Maira yang tertawa langsung cemberut, wanita itu menggelengkan kepalanya. Membuat Hafiz mendapatkan tanggapan tersebut menghela napas. "Ya udah kalau gak boleh, sekarang kita makan yuk! Aku lapar nih," ajak lelaki itu.Wanita itu mengangguk lalu dibantu berdiri oleh sang suami. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut kala terulur, dan melangkah bersama ke ruang makan. Terlihat meja yang hanya tersaji buah-buahan, Maira segera duduk di kursi dan Hafiz lekas melihat isi kulkas. "Mau makan apa, Yang?" tanya Hafiz.Semenjak Bi Wati sudah tidak bekerja, lelaki itu mulai belajar memasak kembali. Karena dia sangat sulit percaya dengan orang lain, dan hanya menyuruh pembantu membereskan kediaman saja. Kalau memasak itu ad

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 1]

    Maira akhirnya menelepon nomor handphone Maira, telepon langsung tersambung. Wanita itu segera bertanya pada tetapi ia terdiam kala jawaban dari yang mengangkat."Kamu bohong kan, padahal seminggu yang lalu aku telepon sama Bibi lho," pekik wanita itu. Anggrek yang mendengar teriakan Maira terkejut, bahkan Hana yang terlelap terbangun. Gadis kecil itu kaget kala melihat Mama sambungnya menangis sangat kencang."Ada apa, Ra? Siniin handphonenya!" pinta wanita itu.Dia langsung merebut handphone itu karena tak kunjung diberikan oleh Maira. Hana membantu menenangkan wanita tersebut yang terus menangis tersedu-sedu. Sedangkan Anggrek sekarang tau kenapa menantunya menangis sampai begini. "Makasih ya, kalau gitu saya matiin teleponnya."Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Anggrek segera menelepon handphone anaknya. Hafiz yang memilih bekerja melirik benda pipih itu lalu mengeryitkan alis saat snag Mama menelepon."Kebiasaan banget," gerutu lelaki itu. Hafiz segera mengangkat t

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 2]

    Lima hari berlalu, keinginan Wati untuk pensiun tidak bisa dicegah. Kini mereka tengah mengantarkan wanita itu untuk kembali ke kampung. Hana yang mengetahui hal tersebut terus memeluk perempuan paruh baya ini. "Bibi ... kenapa Bibi pulang, apa Bibi gak sayang sama Hana. Apa Hana nakal bikin Bibi marah," cerocos gadis tersebut. Sesampai di kediaman wanita itu, Hana sudah terlelap karena kelelahan menangis. "Jaga kesehatan ya kalian," ucap Wati.Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu segera pamit karena Hafiz hendak kembali ke kantor. "Maaf mengganggu waktu kalian jadinya," tutur wanita itu. Hafiz dan Maira langsung menggeleng, lalu wanita yang suka dipangil Neng oleh Wati itu memeluk perempuan tersebut."Pokoknya nanti Bibi harus angkat telepon aku," rengek Maira. Wati hanya menganggukan kepala pelan, lalu mereka segera pulang. Hana yang terbangun tidak mendapati perempuan yang menjaganya sangat lama itu menangis kembali. Maira berusaha menenangkan Hana.*** Waktu te

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 1]

    Maira bernapas lega setelah menaruh kue ulang tahun itu ke kulkas. Suara telepon terdengar, Wati terkejut karena hal tersebut. Ia mengelus dada sedangkan Hana tertawa melihat keterkejutan sang pengasuh. "Tuan Hafiz yang nelepon, Neng," lapor Wati. Maira menyuruh wanita ituhmengangkat telepon Hafiz. Sedangkan dia menyuruh sang supir untuk memarkirkan kendaraan di garasi. "Bi! Udah ditangkep belum hewan itu, pokoknya harus di tangkep ya, Bi!" seru lelaki itu. Terdengar suara lelaki itu sedikit gemetar. Wati merasa bersalah karena hal tersebut. "Udah ketangkep Tuan, Tuan bisa keluar sekarang. Nyonya Maira juga udah pulang nih," balas Wati.Hafiz langsung mematikan sambungan telepon, lalu tak lama lelaki itu keluar dari kamar. Tubuh pria tersebut masih gemetar. "Sini Mas, kamu takut banget ya."Lelaki itu menganggukan kepala, ia mendekati Maira dan duduk di tengah-tengah para perempuan. Mereka segera memeluk pria tersebut."Kita peluk nih, Pah. Papa jangan takut lagi ya," ucap Han

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 2]

    Maira menyipitkan mata mendengar suara Thania. "Beneran kamu Nia? Kok bisa kamu ngemis gini, emang harta Mas Reyhan habis?" tanya wanita itu. Mendengar deretan pertanyaan Maira, wanita itu langsung menatap sinis sang mantan teman."Gak usah pura-pura gak tau, kamu! Aku begini gara-gara kamu. Pasti kamu bilang kalau anakku bukan anak Mas Reyhan, kan! Kamu menghasut dia kan," sentak wanita itu.Alis Maira sampai menyatu mendengar sentakan wanita di hadapannya ini. "Dia tau kalau kamu bukan hamil anaknya? Lagian emang bukan anak Mas Reyhan, kan. Ngaku aja kamu, karena Mas Reyhan itu mandul.""Lagian main nuduh aja, aku gak pernah ketemu dia semenjak menikah. Hidupku udah bahagia, Nia, ngapain ngurusin kalian. Kita jalani masing-masing aja," lontar Maira. Setelah mengatakan hal itu semua mobil melaju, Maira segera menyuruh sang supir agar menjalankan kendaraan roda empat ini. Sedangkan Hana, gadis kecil tersebut mengeluarkan suara."Mah, Tante-Tante yang tadi itu yang pernah ngomelin

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 1]

    Mendapatkan notifikasi balasan dari istrinya, ia segera membaca lalu mengelus dada kala mendapatkan deretan permintaan istrinya lagi. "Kenapa gak minta beliin aja sih, Yang. Kamu demen banget buat aku nyobain hal baru," keluh lelaki itu."Untung cinta, kalau enggak. Huh ...."Hafiz langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju dapur. Wati yang mau keluar, terkejut dengan kedatangan sang majikan yang tiba-tiba."Kenapa jalan Tuan gak kedengaran suara," lontar wanita itu. Pria tersebut tidak menjawab, malah helaan napas yang terdengar. Wati mengerutkan kening kala sang majikan mengambil cobek dan ulekan. "Bi, ini gimana caranya buat sambel rujak?" tanya Hafiz. Mendengar pertanyaan Hafiz, Wati segera melihat kulkas mengambil bahan untuk membuat rujak. "Tuan pengen ngerujak? Sini biar saya aja yang bikinin," ucap Wati. Lelaki itu menggeleng, lalu menganggukan kepala saat paham. "Ini biar saya yang siapin ya, terus Tuan yang ulek," lontar perempuan tersebut. Hafiz hanya meng

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   109 [bagian 2]

    Hafiz langsung menyuruh Wati untuk tidak mengatakan hal itu. Ia segera bangkit dan melangkah keluar, dia lekas menoleh menatap wanita tersebut. "Kamu ikut, Bi. Sekalian videoin sebagai bukti kalau aku yang beneran minta mangga itu ke pemiliknya," ajak pria tersebut. Wati langsung menganggukan kepala, ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya dan menvideokan lelaki itu yang melangkah. Saat sampai di kediaman sang tetangga, Hafiz segera memencet bel. Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang perkiraan lebih muda dari pengasuh Hana. "Boleh minta tolong panggilin pemilik rumah ini gak," pinta Hafiz. Wanita itu mengerutkan keningnya tetapi menganggukan kepala mengiyakan permintaan Hafiz. Dia pamit sebentar untuk memanggil sang majikan. Beberapa menit kemudian, keluar seorang wanita yang lebih tua dari perempuan tadi. "Ada apa ya, Hafiz?" tanya wanita itu. Hafiz menundukan kepala dan mengatur napasnya. Sedangkan wanita paruh baya itu mengerutkan kening melihat pembantu pria tersebu

DMCA.com Protection Status