All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 41 - Chapter 50

213 Chapters

26 (bagian 2)

Suara Ali membuat kedua wanita itu menoleh. Maira mengernyitkan alis dan mendekat membantu bawaan sang Bapak. "Pak ...." Ucapan Maira terpotong saat Ali memotong pembicaraan. "Ini tadi, ada cowok ngasih ini. Katanya belanjaan kamu yang ketinggalan," jelas Maira.Maira mengangguk paham lalu mengulas senyuman. Ia langsung dibawa untuk di cuci, sedangkan Dewi yang melihat menghela napas. "Bapak mandi dulu gih, nanti Ibu buatin kopi," seru Dewi.Ali mengangguk menuruti istrinya, ia lekas mengambil handuk di kamar dan pergi ke bilik mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Dewi menyeduh kopi untuk sang suami."Ibu bantuin ya, jangan nolak lho," kata wanita itu.Mendengar ucapan sang Ibu, Maira tak kuasa menolak lalu mengiyakan perkataan wanita itu. "Ibu naro kopinya dulu, nanti Ibu balik lagi buat bantuin kamu," ujar Dewi.Pekerjaan Maira lekas selesai karna dibantu oleh Dewi. Senyuman terukir di bibir mereka, bahkan keringat sesekali diusap karena takut menetes ke masakan."Nah, kala
Read more

27 (bagian 1)

Maira malas meladeni Devi, ia lebih fokus melayani pembeli. Lalu teman Abangnya memanggil. "Eh, udah jualan aja, Ra. Tadi kamu dikasih uang gak pas nolongin orang kaya itu," celetuk lelaki itu.Dia mendekati Maira, ia menggelengkan kepala."Aku kan niat bantuin, masa pamrih sih," balas Maira. Pria tersebut tertawa mendengar balasan Maira, apalagi nada sinis wanita itu. "Ah ... Iya deh, ternyata kamu gak pernah berubah ya. Kirain udah jadi Nyonya Reyhan bakal berubah," kelakar pria tersebut.Maira hanya diam mendengar itu, lalu pria tersebut pamit pergi. Sedangkan salah satu dari mereka menyenggol perempuan yang tadi melontarkan pertanyaan. "Eh, Ra. Maaf ya," ucap wanita itu.Dia hanya mengulas senyum kecil, lalu mengangguk kepala pelan. Sedangkan Devi mendengkus geram, wanita itu langsung pergi. "Si Devi masih aja sinis sama kamu ya, Ra, gak pernah berubah. Padahal anaknya suka keluyuran sama cowok yang beda-beda," tutur wanita yang tadi memberhentikan Maira.Perempuan itu memili
Read more

27 (bagian 2)

Maira hanya tersenyum kecil mendengar celetuk Lena. Mendengar itu, David melihat handphone dan memegang bahu adiknya. "Duh, ganggu acara ngobrol kalian. Udah mau maghrib nih, takutnya Ibu marah kalau gak buru-buru pulang," ujar David. Ajeng mendengar itu langsung cemberut, ia memandang kesal David. Membuat lelaki tersebut salah tingkah dan menggaruk kepala. "Ya ... gimana lagi, dari pada diomelin Ibu. Pusing dengerin ceramahnya," lontar lelaki itu. Wanita itu memandang sahabatnya yang masih betah melajang, ia memegang bahu Ajeng. "Nanti, aku main sebentar deh kalau udah selesai datang."Maira berusaha menghibur temannya dan membuat Ajeng memandang wanita itu. Mendengar ucapan sang teman, ia langsung memegang bahu Maira. "Kalau gitu nanti aku ikut kamu jualan, kalau nunggu kamu pulang jualan pasti cuma sebentar. Kan sorenya kamu jualan lagi," tutur Ajeng. Adik David ini langsung mengeryitkan alis memandang Ajeng."Kamu tau dari siapa, kan aku belum bilang lho," kata Maira. Ajeng
Read more

28 (bagian 1)

Mata Dewi melotot mendengar ucapan linglung sang suami. Sedangkan Maira segera memalingkan wajah dan David memasang muka hendak menggoda Ibunya."Bangun, Pak! Mendingan penuhin dulu sadarnya. Main ngomong gak bener aja, ada anak-anak lho," cecar Dewi.David merasa tidak tahan, akhirnya mengeluarkan tawa. Dewi mendengar langsung melotot memandang kesal pada sang anak. Sedangkan Ali masih linglung dan Maira segera memberikan air putih untuk lelaki tersebut."Udah minumnya kan, Pak. Mendingan cuci muka dulu deh. Kalau enggak mandi, bentar lagi maghrib soalnya," jelas wanita itu.Ali menuruti ucapan anaknya, ia bangkit dan melangkah menuju bilik mandi. Sedangkan Dewi berkacak pinggang menatap geram David."Waduh ... singa ngamuk, kabur ...!" pekik David.Dewi mendengkus kesal, ia langsung duduk lesehan di karpet. Sedangkan Maira bergegas mengambil air lagi dan diberikan pada sang Ibu."Ciee ... ciuman secara gak langsung nih, itu kan gelas bekas Bapak," ledek David.Maira menatap kesal Dav
Read more

28 (bagian 2)

Setelah memasukan nomor Maira, ia langsung memberikan kepada Hana. Gadis kecil itu dengan semangat mengambil benda pipih miliknya, lalu mengeryitkan alis kala tidak ada nama yang tertera. "Bibi gak tau nama Mama?" tanya Hana.Wati membalas dengan gelengan membuat Hana memutarkan bola mata. Melihat hal tersebut, sang pengasuh sangat gemas."Mukanya jangan gitu, Non. Gemesin tau jadi pengen cubit," lontar Wati. Mendengar ucapan Wati, Hana bergegas berlari. Melihat reaksi gadis itu, ia terkejut dan berteriak. "Nona! Jangan lari, Bibi gak akan ngejar," teriak wanita itu. Hana melambatkan larinya saat mendengar perkataan Wati. Ia berjalan perlahan lalu mulai menelepon Maira. Lumayan lama gadis kecil itu menunggu, saat mendengar suara wanita yang ia panggil Mama terdengar."Hallo ... ini siapa ya?" tanya Maira.Anak Hafiz langsung memekik senang, membuat Maira terkejut. "Mama, ini Hana. Simpen nomor Hana ya, Mama," ujar gadis itu.Baru saja Maira hendak mematikan sambungan telepon ter
Read more

29 (bagian 1)

"Ish ... Hana ada-ada aja, masa aku disuruh omelin cowok itu. Kenal aja kagak," gerutu Maira. Wanita itu berkata dalam hati, ia bimbang. Maira menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Segera menempelkan benda pipih ke telinga kembali. "Mama, Mama kemana sih. Kok diem aja! Mama ... halo," teriak Hana.Maira langsung menjauhkan ponselnya dari kuping dan mengusap telinga. Ia kembali menempelkan lagi dan segera mengeluarkan suara. Dari pada mendapatkan Hana berteriak kembali. "Gak ke mana-mana kok, cuma lagi persiapan aja ngomelin Papa kamu," balas Maira.Senyuman sumringah langsung terpampang di wajah Hana."Kalau gitu handphonenya aku kasihin ke Papa," kata Hana.Perempuan kecil itu langsung menyodorkan pada Hafiz. Membuat Maira hendak melarang, ia terdiam saat mendengar suara lelaki."Ada apa, saya lagi sibuk nih! Mau bicara apa," ketus Hafiz.Maira langsung menggaruk kepala, ia bingung mau mengatakan apa. Sampai tidak terasa beberapa menit dia tidak mengeluarkan suara. "Jadi n
Read more

29 (bagian 2)

Hafiz yang hendak mengeluarkan suara, ia bungkam karena Hana berbicara lagi."Hana pengen ngerasain kasih saya orang tua, apa Hana gak boleh ngerasain itu."Lelaki itu menghela napas, terdengar decakan dari bibirnya. Ia memandang paras sang putri."Emangnya Hana beneran pengen Tante itu jadi Mama Hana?" tanya Hafiz.Hana langsung mengangguk semangat, dia bangun dari tidurannya. "Iya, Pah. Hana pengen punya Mama, dan Mamanya harus yang tadi bantu Papa ke sini," lontar perempuan itu.Pria tersebut ikut mendudukan tubuhnya, dan tangan Hafiz memegang bahu Hana. "Kalau misalnya cewek tadi punya suami gimana? Gak boleh lho minta Papa rebut dia. Gak baik," tutur Hafiz.Wajah Hana langsung murung lalu memandang Hafiz. "Iya, gak boleh. Tapi kalau Mama belum punya suami Papa harus jadiin dia Mama Hana ya, janji!"Hafiz mengangguk kepalanya lalu Hana menyodorkan jari kelingking dan disambut pria tersebut. "Nah gitu, kalau gak jadi istri, Papa. Jadi pengasuh aja kaya Bibi gak papa ya," ujar l
Read more

30 (bagian 1)

Melihat riak wajah Maira yang berubah, David penasaran. Ia mengeryitkan alis dan mendekati wanita tersebut."Kamu kenapa, siapa emang yang ngechat. Kok mukamu sampe gitu," lontar David.Wanita itu menghela napas, ia memasukan handphone ke tas kembali. Lalu memandang David lalu bangkit. Membuat lelaki tersebut mengeryitkan alis melihat tingkah adiknya."Mas Reyhan ajak ketemuan."Mata David langsung melotot, dia spontan memegang tangan Maira membuat wanita itu terkejut. "Apa kamu mau menemui lelaki brengsek itu!" "Mau apalagi dia."Maira mengedikan bahunya, terdengar helaan napas kala melakukan hal itu."Entahlah, Bang. Udah mendingan masuk ke rumah aja, aku capek nih. Males berpergian lagi, lagian cuaca mendung gini," tutur Maira.David mengangguk dengan semangat, lelaki itu menarik lengan sang adik untuk masuk. Lalu mereka langsung duduk di sofa, membuat Dewi melihat mereka mengeryitkan alis."Eh, kalian. Udah masuk aja, ada apa nih? Biasanya nungguin Ibu buka pintu," seru Dewi.Da
Read more

30 (bagian 2)

Maira langsung melihat layar ponsel miliknya lalu meringis kala nomor tak dikenal tertera. Ia segera menempelkan benda pipih itu ke telinga dan berusaha agar suara terdengar biasa aja."Eum ... maaf, saya kira anda mantan saya. Ada apa menelepon? Biasanya Hana yang menelepon saya," balas Maira. Hafiz melirik anaknya yang terus menatap penuh harapan. Membuat ia menghela napas."Temani Hana ke mall bareng saya, tenang nanti saya bayar kamu," ucap Hafiz.Maira terdiam sebentar, ia bangkit dari kasur dan melangkah mendekati jendela."Tapi kayanya sebentar lagi hujan, Tuan. Langitnya mendung banget," tutur wanita itu.Hafiz mendengar hal itu mengembuskan napas kasar. "Berarti kamu setuju ya, kalau gitu kami akan jemput ke rumahmu. Dan ... emang kenapa kalau hujan juga. Kan kita pake mobil lagian jalan-jalan cuma dalam mall aja, emang kita bakal hujan-hujanan. Dasar! Aneh banget sih kamu," seru lelaki itu.Mendengar Hafiz sedikit meninggikan suaranya, Hana memukul paha lelaki itu membuat
Read more

31 (bagian 1)

Saat membuka pintu, suara Hana langsung menggema. Gadis kecil itu memeluk kaki pinggang Maira, dan disambut wanita tersebut."Mama ... Hana kangen banget sama Mama," pekik gadis itu.Beruntung wanita itu bisa menjaga keseimbangnya, ia langsung membalas dekapan gadis tersebut. Dia tertawa kecil lalu melepaskan pelukan Hana, berjongkok mensejajarkan tingginya."Kamu cantik banget, Sayang," puji Maira.Hana mengembangkan senyuman saat dipuji Maira. Sedangkan orang rumah, mendengar suara anak kecil. Mereka merasa penasaran lalu berjalan menuju pintu keluar tetapi, David berdecak kesal karena perutnya terasa mulas. Lelaki itu berlari ke kamar mandi. Terlihat Maira tengah mengajak berbincang seorang gadis."Mama, Hana kangen banget," ungkap perempuan itu. Mata mereka membulat kala mendengar panggilan untuk Maira. Semua langsung mendekat dan menatap dua tamu yang datang. "Ra, siapa mereka dan kenapa gadis kecil ini manggil kamu Mama?" tanya Dewi.Lelaki itu langsung menyerang dengan pertan
Read more
PREV
1
...
34567
...
22
DMCA.com Protection Status