All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 171 - Chapter 180

213 Chapters

92 [bagian 2]

Maira langsung menjerit kala melihat calon suaminya berada di depan pintu. Sedangkan Hafiz yang tersadar lalu berbalik, Dewi segera menutup benda tersebut. Ia lupa jika sang anak hanya memakai tank top dan celana pendek. "Mama kenapa teriak?" tanya Hana. Gadis itu kebingungan dengan Maira tiba-tiba menjerit. Kala mereka bercanda dengan saling mengejar. Sedangkan wanita yang masih terkejut menatap Hana. "Gini Han, kan Mama sama Papamu belum nikah. Jadi Papa gak boleh lihat Mama pake baju terbuka gini. Kecuali kalau udah nikah, baru boleh," jelas wanita.Walau napas wanita itu masih terengah dan dada berebar ia menjawab pertamyaan Hana dengan lancar. Mendengar jawaban dari Mamanya, dia menganggukan kepala."Oh iya, ayo Mah! Kita ke butik Grandma sama jalan-jalan," ajak gadis itu. Maira mengerutkan kening mendengar ajakan gadis itu. Ia segera menggeleng tanda penolak. "Ini pasti suruhan Grandma, ya. Bilang aja ke Grandma, gak usah kasih pakaian lagi. Ini aja banyak yang belum ke pak
Read more

93 [bagian 1]

Mata wanita itu melebar kala mendengar bisikan lelaki tersebut. Sedangkan Hafiz menyeringai, hanya cara ini agar tidak canggung dengan sang calon istri. "Grandma bukan mau kasih baju lagi sama kamu, tapi kita bakal fiting baju dulu buat acara nikahan sama pre wedding. Terus habis setelah fitting baju baru kita nyari cincin sambil jalan-jalan," jelas Hafiz. Perempuan yang akan dinikahi beberapa hari lagi menganggukan kepala. Ia terus menatap respon wanita itu. "Kalau gitu ayo! Jangan buat Mama menunggu," ujar Maira.Hafiz hanya memutarkan bola matanya lalu saat hendak masuk ke mobil seseorang memanggil. Membuat mereka menoleh dan mengeryitkan alis. "Hallo, Tuan Hafiz. Senang bisa ketemu Anda, saya denger kalau sahabat istri saya itu adalah calon istri Tuan Hafiz. Selamat ya," ujar suami Kayla. Lelaki itu memeluk pinggang istrinya sambil menyodorkan tangan ke arah Hafiz. Melihat hal tersebut, Hafiz menoleh menatap Maira dan melihat sang calon istri mengangguk."Oh iya, jangan lupa
Read more

93 [bagian 2]

Maira membekam mulutnya takut tertawa melihat reaksi menggelikan lelaki yang dikemudi itu. Melihat wanita tersebut di kaca, ia melotot saat menoleh ke belakang. Membuat Maira segera menunduk. "Bibir Papanya agak kering, Sayang. Makanya gitu, mendingan kamu bobo aja, nanti kalau udah sampe butik Grandma, Papa bangunin." Gadis kecil itu mengangguk karena memang saat malam bergadang menonton disney. Dengan cepat Hana terlelap di di samping Maira, wanita tersebut spontan membelai rambut calon anak sambungnya. "Awas aja kamu cuma numpahin kasih sayang ke Hana cuma pas kita belum nikah aja," sungut Hafiz pelan. Wanita tersebut langsung mendongak menatap Hafiz lalu mencebik kesal. "Memang aku pas ketemu Hana pura-pura sayang gitu? Tau Hana anakmu aja kagak." Ia membalas dengan nada sinis walau suaranya pelan. Mendengar ucapan wanita itu dia mengedikan bahu. "Mana tau, kan. Udahlah, kamu tidur gih! Kayanya masih ngantuk, emang lagi malam ngapain sih," balas lelaki itu. Walau dengan
Read more

94 [Bagian 1]

Maira mengangguk dengan lesu, ia menuruti perkataan Anggrek. Mereka melangkah bersamaan masuk ke butik."Ayo ke ruangan Mama, kayanya Hafiz di sana deh," ujar wanita itu.Wanita yang menggendong calon anak sambungnya itu mengangguk. Jalan wanita itu sedikit mengampit paha, membuat Anggrek yang melihat mengeryitkan alis."Kamu kenapa, Ra? Kok jalannya gitu," tanya Anggrek. Maira mendekati Anggrek dan memberikan sesuatu. Mendengar perkataan sang calon menantu, wanita itu membulatkan mata. "Kenapa gak bilang dari tadi, sini biar Hana, Mama gendong. Kamu langsung ke toilet aja," ucap Anggrek.Anggrek langsung mengambil alih Hana, wanita itu segera menunjukan di mana toilet berada. Dengan cepat perempuan tersebut melangkah ke arah yang ditunjukan Anggrek."Akhirnya ketemu juga, butik Mama luas banget deh," kata perempuan itu.Wanita itu segera memasuki toilet dan menutup pintu lalu lekas melaksanakan hajatnya. Tak berselang lama, terdengar suara pintu terbuka disamping. "Huh! Nyebelin b
Read more

94 [bagian 2]

Maira mengembuskan napas saat ditegur seperti itu. Apalagi melihat Thania mendekat dengan seringai di bibir. "Ampun ... dia pasti mau mempermalukanku," batin Maira.Wanita yang tadi menegur Maira kembali bersuara. "Mbak, denger perkataanku gak sih! Jangan bikin emosi dong," sungut pegawai itu.Maira kembali menatap pegawai itu lalu menganggukan kepala. "Iya denger kok," sahut Maira.Thania yang baru saja sampai langsung menyambar."Mendingan usir dia aja, Mbak. Dia itu orang miskin, palingan ke sini cuma mau foto terus pamer di sosial media."Mendengar perkataan Thania, mata pegawai itu langsung berubah sinis. "Iya, kayanya orang kismin deh, dia tadi dilihat cuma keliling aja gak liat pakaian di sini, bahkan buat nanya hargapun enggak," sinis pegawai itu.Maira memutarkan bola mata malas mendengar perkataan pegawai tersebut. "Saya ke sini mau fitting baju sama calon suami saya," jelas Maira.Pegawai itu tertawa mendengar perkataan Maira. Wanita yang berstatus calon menantu Anggre
Read more

95 [bagian 1]

Wanita itu menatap dengan mata melebar dan alis terangkat, bahkan kini tangannya berpindah menutup mulut mendengar suara bosnya. Maira melost speaker benda pipih tersebut, sedangkan Thania mendengar dan melihat adegan di hadapan dengan pandangan tak percaya bahkan mulutnya terbuka saking syok."Mama, aku ada masalah. Aku pegawai Mama yang ngelarang aku masuk ke ruangan, bahkan dia mau mengusirku. Apa yang harus aku lakuin Mah? Bisa Mama keluar dulu biar dia percaya kalau aku calon menantu Mama," ujar Maira.Maira menekan kata calon menantu, membuat wanita itu tanpa sadar tubuhnya bergetar. Sedangkan perempuan yang dibantu dia matanya melebar menatap Maira. "Kalau gitu Mama keluar, padahal Mama udah kasih tau kalau hari ini khusus Hafiz dan kamu aja yang fitting gaun pengantin," balas Anggrek. Perempuan yang berstatus calon istri Hafiz itu mengulas senyum. Sedangkan para pengunjung langsung mengalihkan pandangan saat Maira menoleh. Sahabat Thania segera menarik wanita hamil tersebut
Read more

95 [bagian 2]

Dia langsung menundukkan kepala, meremas pakaian yang dipakai. Sedangkan Anggrek langsung memegang bahu anaknya, membuat lelaki tersebut melengos. "Tenangkan amarahmu, Fiz. Mama tau kamu kesel dengan tingkah dia," seru Anggrek. Lelaki itu mengembuskan napas kasar lalu melangkah ke belakang mensejajarkan dengan calon istrinya. "Ayo ikut saya ke ruangan lain!" perintah Anggrek. Mendengar bosnya berkata demikian, wanita itu langsung menjatuhkan lutut lalu memegang kaki perempuan yang melahirkan Hafiz."Bos ... Tolong jangan pecat saya, saya masih butuh uang." Dia mengeluarkan tangisan, sedangkan Anggrek menampilkan riak datar. Ia tidak terlihat tersentuh atau membenci. Bibirnya bahkan membentuk garis datar. "Menurutmu apa kelakuanmu itu masih pantas dimaafkan dan tidak dipecat?" "Apa kamu tidak mendengar peraturan di sini? Atau kamu gak kasih tau Kakak iparmu, Farah," seru Anggrek. Ia tadinya tidak menatap siapapun, kini tatapannya jatuh pada wanita yang meminta agar Qila masuk.
Read more

96[bagian 1]

Saat namanya disebut lelaki itu mendelik. Sedangkan Anggrek meringis mendengar ucapan calon menantunya. "Gak tau, Ra. Mama sekarang lagi malas banget aja gitu," jawab wanita itu. Anggrek langsung mendapatkan ceramahan calon menantu. Setelah itu Maira segera memesan makanan lewat aplikasi go food, ia lekas menyodorkan pesanannya tersebut. "Malas banget, Ra," keluh wanita itu. Maira memutarkan bola matanya, ia terus memaksa Anggrek agar makan. Akhirnya wanita tersebut melahap makanan yang dibelikan calon menantu. Setelah itu mereka mulai sibuk fitting gaun pengantin. Celoteh Hana menemani mereka, dua jam berlalu akhirnya mendapatkan yang sesuai selera. Gadis kecil itu langsung mengajak kedua manusia tersebut untuk pergi jalan-jalan. "Jangan lupa beli cincin lho, Fiz!" Pria tersebut menganggukkan kepala, mereka menikmati waktu bertiga. Sedangkan di tempat lain, Thania tengah meluapkan amarahnya. Wanita itu tengah mencecar sang suami di telepon. "Jadi bener kata Maira, kamu gak se
Read more

96 [bagian 2[

Dia segera bergegas pergi dan hanya mengirim pesan ke istrinya. Setelah itu memasukan benda pipih ke saku dengan sesekali melirik sertifikat di tangannya. "Aku bakal gadaian ini," gumam lelaki itu. Syafa yang memang membawa ponsel di sakunya. Saat merasa benda pipih tersebut bergetar segera memeriksa. Ia mengembuskan napas dan mematikan kompor. Lutut wanita itu terasa lemah seperti jeli, berjongkok dan menutup wajah menangis pilu. "Syafa, kamu di mana?" Teriakan Ibunya membuat dia semakin nangis menjadi. Mendengar suara tangisan sang anak, Devi segera berlari ke arah dapur dan menemukan Syafa tengah duduk di lantai dengan memeluk lutut dan wajahnya berurai air mata. "Kenapa kamu ada di sini, Fa? Ayo sini Ibu bantuin buat bangun, kamu harus banyak-banyak istirahat," seru wanita itu. Devi memapah sang anak, sedangkan Syafa masih terus menangis. Setelah membantu wanita itu untuk duduk selonjoran di depan rumah, ia ikut mendaratkan bokong di samping perempuan tersebut. "Kenapa kamu
Read more

97 [bagian 1]

"Ngapain kamu ke sini, Mbak!" sinis Devi.Terdengar helaan napas Dewi sangat berat. Ia langsung menaruh rantang di lantai. "Tadinya mau sambil nginep di sini bantu kamu, tapi karena kamu ngomongan Mbak begitu kayanya gak jadi deh. Biar ucapanmu jadi kenyataan, dan ... Ini Mbak bawa makanan buat kamu, mau dimakan atau enggak itu terserah. Yang penting Mbak masih peduli sama keponakan, Mbak," sahut wanita itu. Dia langsung melangkah pergi sedangkan semua langsung menatapnya. Melihat kepergian wanita itu, salah satu yang hanya diam dari tadi mengeluarkan suara. "Kalian ini kalau belum ada buktinya jangan main bergosip aja napa! Kalau gak sesuai sama kenyataan itu jatuhnya fitnah," lontar wanita tersebut. Perempuan tersebut langsung pamit, ia melangkah pergi ke kediamannya. Karena rumah wanita itu hanya berjarak beberapa langkah dari milik Devi. "Kami pamit dulu kalau gitu, kerjaan rumah belum selesai," ucap salah satu dari mereka. Akhirnya semua pulang ke kediaman masing-masing, ki
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status