All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 181 - Chapter 190

213 Chapters

97 [bagian 2]

Dewi berkata demikian setelah melihat calon menantunya masuk ke kediaman bersama Ali. Mendengar seruan sang Ibu, wanita tersebut langsung membuka mata dengan lebar dan menatap perempuan yang melahirkannya ini."Mana mungkin dia berani, Bu," balas wanita itu. Sang Ibu mendelik mendengar ucapan yakin anaknya. Sedangkan saat Maira bangun dari tidur, Hana pula ikut membuka mata, ia menguap dan mengulas senyum saat netra bertabrakan dengan Maira. "Ayo turun, Han. Udah sampe rumah Mama ini, kita minum air dulu. Mama haus nih," seru wanita itu. Hana menganggukan kepala, gadis kecil itu turun di bantu Dewi. Mereka langsung turun di kendaraan roda empat ini lalu melangkah ke kediaman untuk beristirahat."Mama, Papa di mana?" tanya Hana. Maira terus menjawab celotehan calon anaknya dengan sabar. Saat sampai ruang tamu dua lelaki itu tengah mengobrol, kedatangan para perempuan membuat mereka menoleh. "Ayo makan bareng, kalian tunggu di sini! Biar Ibu sama Maira yang masak, tenang aja cepet
Read more

98 [bagian 1]

Waktu berlalu sangat cepat, kini mereka disibukkan dengan menyebar undangan. Sedangkan Hafiz, lelaki itu lebih memilih menyuruh orang dari pada dia kelelahan melakukan hal tersebut. Tidak terasa waktu sudah pernikahan Maira tinggal menghitung hari."Bu, istirahat dulu yuk. Kita jajan dulu warung Mpok Nasih dulu," ajak Maira. Dewi yang mendengar itu menganggukan kepala, mereka langsung melangkah bersamaan ke warung tersebut. Lumayan banyak pembeli di sana, kedua perempuan ini dengan cepet mendaratkan bokong di lantai. "Eh, Ra, Mpok. Lagi sibuk sebar undangan ya?" tanya Nasih. Kedua perempuan itu langsung menoleh lalu menganggukan kepala. Maira segera memesan dua gelas teh, Nasih lekas menyiapkan pesanan. Dewi bangkit dan mengambil beberapa jajanan dan dibawa ke tempat mereka beristirahat."Habis ini kita jalan lagi, Ra! Masih banyak undangan yang kudu di sebar," tutur wanita itu.Nasih segera menyuguhkan dua gelas teh, lalu ikut duduk di dekat mereka. Ketiganya langsung berbincang m
Read more

98 [bagian 2]

Baru saja Maira hendak menjelaskan, Syafa keluar dari rumah dan langsung melihat mereka. "Kirain siapa yang datang, Bu. Mendingan I u masuk lagi yuk! Gak perlu ladenin mereka, mereka cuma mau pamer aja sama kita.""Secara gak langsung menghina aku, Bu. Kalau aku pas nikah gak dibuat acara, sedangkan dia yang janda dibuatin acara ginian," sungut wanita itu. Dewi mendengar perkataan keponakannya itu menggeleng, sedangkan Devi sudah tersulut emosi. Dia langsung menutup pintu dengan kencang tanpa memperdulikan sang Kakak yang hendak berbicara. Melihat hal ini, Maira sudah menduga, ia segera memegang lengan sang Ibu. "Udahlah, Bu. Nanti kalau mereka pengen ikut juga bakal dateng ke rumah. Kalau emang gak datang juga ya gak papa. Gak rugi juga kan," ujar Maira. Wanita itu menganggukan kepala mendengar ujaran sang anak. Lalu mereka mulai keliling menyebar undangan, sedangkan di kantor Hafiz. Seseorang membuat keributan karena pria tersebut tidak mengizinkan masuk ke ruangan."Ngapain si
Read more

99 [bagian 1]

Maira terus digoda oleh sahabatnya karena besok adalah hari istimewa wanita itu. Mereka bahkan sudah bersiap-siap karena nanti sore akan di jemput. "Duh, aku pengen banget nemenin kamu pas nikah. Sayangnya suamiku gak ngizinin, kata dia berangkat bareng dia aja nanti malamnya," keluh Kayla.Mendengar hal itu, Maira mengulas senyuman. Sedangkan Ajeng menepuk bahu sahabatnya."Tenang aja, nanti aku bakal kirimin videonya dan foto-foto kita."Setelah berkata demikian, Ajeng langsung memeluk Maira membuat Kayla mengerucutkan bibirnya. "Ih ... kamu mah rese, Jeng. Kamu pasti mau pamer kalau bisa nemenin Maira kan, Huh!"Perbincangan mereka dihentikan oleh Dewi, membuat para wanita itu menoleh. "Kalian ini asik aja ngobrol, ayo cepet masuk! Kita makan bareng," ajak wanita itu.Mendengar kata makan, Kayla langsung berdiri wanita itu segera mendekati Dewi. Sedangkan Maira dan Ajeng saling pandang dan menggelengkan kepala. "Dasar, berbau makanan aja semangat ngalahin sedih gak bisa nemenin
Read more

99 [bagian 2]

Syafa segera menuruti perkataan Ibunya, ia bergegas merapikan apa yang perlu di bawa. Sedangkan Devi melangkah menuju luar dan berteriak kala mereka hendak pergi. "Kenapa kamu malah pergi, Mbak! Aku aja belum jawab ajakan kamu lho. Apa Mbak gak bener-bener mau ngajak keluargaku," seru Devi. Mendengar seruan Devi, Dewi segera menghentikan Maira agak tidak jadi melaju. Ia langsung turun saat mesin kendaraan itu telah dimatikan, ia bergegas mendekati adiknya. "Apa kamu mau ikut, Vi?" tanya Dewi penuh harap.Devi menganggukan kepala membuat Dewi melihat hal itu kegirangan lalu memeluk adiknya. Wanita itu terseperti terpaksa menerima dekapan tersebut, sedangkan Maira mengerutkan kening keheranan. "Ada yang gak beres nih," batin wanita itu. Wanita yang melahirkan Maira itu langsung memberitahu jika nanti sore akan dijemput. Setelah berkata demikian, ia segera pamit. Sehabis kepergian kakaknya, Devi segera mengusap-usap tubuh karena di peluk sang Kakak. "Kayanya kudu mandi deh, kalau
Read more

100 [bagian 1]

Semua yang dijemput sudah berada di kendaraan roda empat. Mereka mulai melajukan mobil ini menuju tempat tujuan. Suara dering ponsel, membuat Maira langsung mencari benda pipih tersebut dalam tas bawaan. Senyuman langsung terulas kala nama di layar handphone, ia dengan cepat lekas mengangkat panggilan. "Kenapa lama banget sih, apa kamu senyum-senyum dulu pas liat namaku yang telepon," lontar Hafiz. Mata wanita itu langsung melebar kala mendengar lontaran lelaki yang esok akan jadi suaminya. "Kata siapa! Kamu kali yang nelepon aku, jangan-jangan kamu kangen ya," balas wanita itu. Dia tidak mau mengakui tuduhan Hafiz yang memang benar. Mendengar balasan wanita itu, Papa Hana ini terkekeh lalu memutar kursi dan mengulas senyuman. "Kalau iya kenapa." Kini Maira dibuat syok dan pipi wanita itu langsung memerah. Melihat reaksi perempuan tersebut, orang tua dan supir yang mengemudi mengulum senyum. Sedangkan David terlelap karena kelelahan, lelaki itu dari pagi bekerja sebagai ojek dan
Read more

100 [bagian 2]

Maira menatap sang ibu dengan tatapan tak percaya. Sedangkan Hafiz terlihat menahan tawa membuat wanita itu langsung mengembukan pipi. "Lihat, Bu. Dia ketawain aku, Ibu sih segala bilang gitu," rajuk wanita itu.Wanita itu langsung memalingkan wajah sedangkan dia dengan kesal memberikan handphone tersebut pada Ibunya. "Lihat, dia marah gara-gara malu tuh. Dia tuh gak mau kamu lihat muka jeleknya," ujar Dewi lagi.Maira membuang wajah menatap keluar. Sedangkan Hafiz tertawa mendengar perkataan Dewi yang ikut menggoda wanita tersebut. "Padahal ya, Bu. Walau dia belum cuci muka juga cantik lho. Aku kan pernah liat mukanya kalau bangun tidur," tutur Hafiz. Mendengar ucapan lelaki itu, Maira tidak tahan untuk mengulas senyuman. Sedangkan Dewi langsung menganggukan kepala dan memiringkan kepala. "Iyakah, Fiz? Oh iya. Udah ya, ini handphone kayanya baterainya udah mau habis deh," kata perempuan itu.Hafiz langsung mengiyakan perkataan Dewi, tetapi sebelum mematikan sambungan telepon. Di
Read more

101 [bagian 1]

Wanita yang melahirkan Hafiz dibuat terkejut lagi dengan perkataan Hesti. Mata wanita itu melotot, lalu suara anak kecil memanggil namanya. Membuat mantan kekasih anaknya menoleh."Grandma, udah sore lho. Katanya kita mau ke gedung buat acara nikahan Papa," seru gadis itu. Hesti memiringkan kepala lalu menyeringai, ia mendekati Hana tetapi langsung di hadang Anggrek. "Mau ngapain kamu! Mendingan kamu keluar atau Tante panggilin security buat seret kamu," sentak Anggrek.Wanita itu terkekeh mendengar ucapan Anggrek. Ia bersidekap dan menganggukan kepala. "Ngapain Tante sampe segitunya, aku gak bakal apa-apain dia kok. Cuma aku gedeg aja lihat mukanya kaya lihat almarhum istri Hafiz," seru Hesti. "Kalau gitu aku pulang dulu ya, Tan. Tunggu aku balik lagi dan jadi menantu Tante," lanjutnya dengan pede. Wanita paruh baya itu tidak mendengar perkataan Hesti, ia menunjuk dengan tangan ke pintu. Mantan kekasih Hafiz langsung tersenyum kecil melihat kelakuan Mamanya sang lelaki idaman.
Read more

101 [bagian 2] warning : 21+

Hafiz segera menemui Hendra, awal lelaki itu tidak ingin menuruti permintanya. Tetapi pada akhir setuju, pria tersebut menyeringai kala pria tua ini memilih video pergulatan dengan keponakannya. "Kalau gitu saya pergi dulu, saya mau urusin keponakanmu yang menyebalkan itu!" lontar Hafiz. Hendra menganggukan kepala, Hafiz melangkah pergi. Ia mengulas senyum melihat ponselnya, dia langsung segera menelepon wanita tersebut. Mendapatkan telepon dari lelaki idaman Hesti begitu bahagia, apalagi dia mengajak ketemuan."Kamu ke apartemenku aja ya, aku tunggu! Nanti aku sharelok," balas wanita itu. Hafiz hanya berdehem mendengar balasan wanita itu. Ia segera memasukan benda pipih ke saku lalu lekas memasuki kendaraan roda empat. Dia berhenti sebentar unik membeli sesuatu dan menyeringai dan menelepon seseorang. "Huh, bikin kerjaan aja." Lelaki itu langsung mengikuti google maps saat Hesti telah mengirim lokasi lewat whatsapp. Sesampai di apartemen, pria tersebut segera menuju tempat wanit
Read more

102 [bagian 1]

Sedangkan rombongan Maira, mereka datang bersamaan dengan keluarga Hafiz. Hana yang melihat wanita itu turun dari mobil, dia langsung berlari ingin memeluk perempuan tersebut. Mendengar suara familiar yang sangat di rindukan, ia segera menoleh dan segera berjongkok mendekap Hana."Mama! Hana kangen banget," ucap gadis itu. Mereka melepaskan dekapan lalu Maira segera mendaratkan kecupan di pipi Hana. Sedangkan kerabat Hafiz yang melihat itu hanya menatap tak percaya. "Apalagi Mama, kangen banget pengen nyubit pipi kamu," kelakar Maira. Gadis kecil itu langsung memanyunkan bibir saat mendapatkan cubitan gemas sebentar di pipi oleh tangan sang calon Mama. "Hana, Maira, kalian semua. Ayo masuk kalian istirahat di kamar yang udah di sediakan," seru Anggrek. Mereka langsung mengiyakan perkataan Anggrek. Pelayan yang ada di gedung ini segera menuntun mereka ke kamar masing-masing. Tempat yang dipakai untuk acara repsesi dan akad sangat luas, bahkan orang yang diajak Maira menatap bangun
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status