All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 191 - Chapter 200

213 Chapters

102 [bagian 2]

Sedangkan diluar toilet, Hana langsung mengajak Maira untuk pergi. Baru sekitar dua belas menit berlalu, anak Hafiz mengampitkan tangan di kedua paha. Melihat kelakuan gadis tersebut, ia segera memegang bahu Hana."Hana, kalau pengen pipis, ayo pipis dulu di toilet! Gak baik kalau ditahan gitu," seru Maira. Hana mengeryitkan alis menatap bingung Maira. "Kok Mama tau aku lagi tahan pengen pipis? Gak mau ah, Mah ... aku pengen jalan sampe ke sana dulu," sahut gadis itu. Maira langsung menggelengkan kepala, ia menarik lengan Hana untuk mengikuti pergi ke toilet."Gak boleh gitu ya! Kalau kamu pengen pipis harus cepet ke toilet. Kalau kamu ditahan terus nanti pipis di celana lho ... emang gak malu," lontar wamita tersebut. Gadis kecil itu langsung cemberut mendengar perkataan Maira. Tetapi, ia mengangguk mengiyakan ucapan sang calon Mama, dua orang wanita melihat hal tersebut segera melebarkan netra. Dia lekas mengambil benda pipih milik sendiri dan mereka kejadian ini. "Harus dilapo
Read more

103 [bagian 1]

Dewi yang mendengar anaknya dituduh segera mendekati calon menantunya. Dia menyuruh Hafiz untuk memutarkan kembali dan semua yang di dekat lelaki ini ingin melihat. Mata melebar kala melihat dari video tersebut jika Maira menarik paksa Hana. "Gak mungkin anakku gitu, Fiz. Lagi titipin di rumah Ibu aja. Dia telaten banget ngurus Hana, Maira sayang sama anakmu," bela Dewi. Hafiz menoleh menatap calon mertua kala ia berkata demikian. Lelaki tersebut memilih menganggukan kepala, sedangkan Mala segera memegang bahu pria itu."Dia itu Ibunya cewek itu, Fiz. Pasti dia belain anaknya lah, apalagi kan kamu itu mapan. Mereka gak akan lepasin begitu aja dan ngaku kalau cewek yang bakal kamu nikahin kasar sama Hana." Dewi mendengar perkataan Mala langsung melotot. Dia hendak mendekati wanita itu tetapi ditahan sang putra. "Sabar, Bu. Kita paham sikap Maira, mana mungkin dia nyakitin anak kecil. Dia kan pengen bangun punya anak jadi gak mungkin dia lakuin itu," seru David. Mendengar perkataan
Read more

103 [bagian 2]

Mereka kini makan bersama di ruangan tersebut saat kedatangan Maira, Hana, Shella. Mala yang hendak mengeluarkan suara untuk menyemprot calon istri Hafiz, tidak jadi saat Anggrek memerintahkan untuk segera makan. Keheningan terjadi sampai beberapa menit, setelah selesai mengisi perut. Maira yang baru saja ingin meneguk air karena berhadapan duduk dengan Mala, wanita tersebut merebutnya. Perempuan itu mengerutkan kening melihat tingkah orang di depan yang selalu menatap sinis. "Tante tuh apa-apaan sih, jangan kaya anak kecil dong. Ini, Sayang, kamu minum aja punya aku," seru Hafiz. Maira langsung menoleh menatap calon suaminya lalu mengangguk dan mengambil gelas tersebut. Mala melihat hal ini mengepalkan tangan, sedangkan anak kecil berserta Shella segera menggoda calon pengantin ini. "He! Kalian masih pada bocah kecil gini apa-apaan sih," sentak Mala. Anggrek melihat tingkah Mala bersidekap ia bahkan beberapa kali menghela napas. "Bisa gak kalau ngomong jangan ngegas gitu, La. K
Read more

104 [bagian 1]

Melihat keberanian Maira yang mengajak seperti ini, mereka yang menyudutkan wanita itu saling pandang. Sedangkan Yani dan Mala membuang muka dan tangannya terkepal menahan kesal. "Sial! Dia terlalu berani, berarti dia memang mengajak Hana buat ke toilet," batin Mala. Sedangkan Shella, remaja itu langsung bangkit membuat orang memandang kala ia bersuara. "Ayo! Kalau kalian gak percaya sama perkataan aku, kita buktiin sesuatu perkataan Ka Maira. Kita cek CCTV," kata Shella. Melihat ada seorang yang membela Maira, Anggrek tersenyum kecil. Ia langsung menatap Mala dan Yani. Sedangkan Dewi memandang Kedua perempuan itu dengan tatapan datar. "Ayo, kenapa kalian diam aja? Kenapa gak bersemangat seperti menuduh anakku tadi. Walau kami miskin, kami gak mungkin melakukan cara seperti itu. Maira sangat menyayangi Hana! Jadi kalau bisa jangan asal menuduh, aku Ibunya lebih tau sifat anakku." Anggrek yang merasakan calon besannya memendam amarah langsung mendekat. Sedangkan Maira segera meng
Read more

104 [bagian 2]

Seringai muncul dari bibir Hafiz, lelaki itu bahkan merenggangkan otot leher lalu segera membuka pintu. Bruk!"Akh ... maafkan aku, Mas," ucap Syafa mendesah. Wanita itu menubruk tubuh Hafiz membuat badan mereka menempel. Kini Syafa tengah berada di atas badan lelaki tersebut. Sedangkan calon suami Maira berakting terkejut bahkan melotot kala Syafa mempertontonkan belahan dada. "Maafkan aku, Mas." Dia berkata sekali lagi, yang pasti dengan nada menurutnya terdengar seksi. Tetapi, wanita itu masih dalam posisi seperti ini. Sama sekali tidak bangkit. Hafiz meneguk ludah saat sekali lagi perempuan tersebut membuka kancing pakaiannya. Membuat kini memperlihatkan bra berwarna merah. "Minggir, apa yang kamu lakuin sih," usir pria tersebut. Lelaki itu langsung mendorong tubuh Syafa dari atas tubuhnya. Saat dirinya bangkit, wanita tersebut segera bangkit dan memeluk badan Hafiz. "Mas, maafkan kecerobohanku ya. Sebagai permintaan maaf, kamu boleh melakukan apapun dengan tubuhnya," lont
Read more

105 [bagian 1]

Syafa terus tersenyum membayangkan ia akan bercinta dengan Hafiz. Wanita tersebut segera keluar dan melirik kesetiap sudut yang tidak menemukan keberadaan Maira dan Hafiz. "Kamu tenang aja, mana mungkin aku kegoda sama cewek murahan seperti dia. Aku cuma mau memberikan pelajar agar dia tidak menganggu kamu lagi."Hafiz berusaha menenangkan calon istrinya lalu menyeringai kala tersadar sesuatu. Lelaki itu segera mendekatkan wajah ke muka Maira, membuat perempuan tersebut melotot tidak mengedipkan mata sama sekali. "Tunggu, kayanya kita tidak perlu perjanjian di atas kertas lagi? Kita jalani pernikahan ini dengan sunguh-sunguh, karena aku beberapa hari ini sadar. Kalau udah jatuh dalam pesona kamu," ucap Hafiz. Napas Hafiz saat berbicara menerpa wajahnya, ia sampai meneguk ludah beberapa kali. Lalu dengan memberanikan diri dia lebih mendekatkan bibir ke telinga sang calon suami. "Apakah aku boleh menyukaimu? Apakah aku boleh meminta kamu untuk membalas perasaanku," lontar Maira. "K
Read more

105 [bagian 2]

Maira memutarkan bola mata malas saat sang sepupu berkata demikian. Bahkan bersidekap dan memiringkan kepala kala Syafa menunjuk wajahnya. Dengan kasar Hafiz menepis lengan wanita tersebut agar tak mengarahkan satu jari pada kekasih hati. "Jangan ucapan dan sikapmu! Kata siapa aku ingin melakukan itu sama kamu? Memikirkan saja membuatku ingin segera mandi kembang tujuh rupa dalam tujuh hari tujuh malam," omel Hafiz. "Aku bertanya seperti itu cuma ... buat memberikan hadiah bawahanku yang udah bekerja keras, seperti anu kamu gatal kan, makanya dengan senang hati membantumu agar tidak gatal lagi buat memuaskan anak buahku."Mata kedua perempuan itu membulat, Maira sangat terkejut dengan ucapan vulgar sang calon suaminya. "Mau kan? Aku bakal telepon mereka sekarang. Mungkin mereka belum puas? buat memberikan pelajaran sama salah satu cewek yang mau merusak rumah tangga yang mau kubangun.""Tambah satu cewek lagi pasti mereka senang? Kamu jangan berpikir aku hanya mengancam. Ingin liat
Read more

106 [bagian 1]

Hafiz menggelengkan kepala tanda ia tidak melakukan hal keterlaluan."Dia orangnya bebas, Ra. Dia sering melakukan itu cuma sama orang yang tertentu. Ini hanya ancaman agar dia tidak menganggu hubungan kita. Kalau dia masih keukeh mau masuk, aku dengan senang hati menyebalkan ini diberita, dia akan dapet hukum sosial karena di video ini tidak ada keterpaksaan malahan dia melawan sangat buas bukan."Maira hanya menggelengkan kepala lalu saat melihat jam di pergelangan tangan. Lelaki itu menyuruh untuk sang kekasih tidur karena nanti sekitar jam tiga akan bangun karena acara dimulai jam enam pagi. Sedangkan Syafa, wanita tersebut menarik jauh dari rombongan, ia mengajak Devi untuk pulang membuat Ibunya kebingungan."Gak mau ah, kita di rumah gak bakal bisa makan enak gini. Kalau di sini lihat makanan mewah semua, bahkan gaun yang nanti kita pake di acara nikahan Maira. Bagus banget tau gak, dan harganya semua mahal. Mana mungkin Ibu meninggalkan kesempatan ini, Ibu bis pamer nanti ke ib
Read more

106 [bagian 2]

Dia sangat menyeramkan, aku harus menjauhinya," gumam Syafa. Beruntung kamar ini kedap suara, jadi jeritan apapun di ruangan ini tidak terdengar oleh orang lain. Padahal tempat wanita itu untuk tidur banyak pelayan berlalu lalang karena sibuk mendekorasi.*** Waktu bergulir sangat cepat, Maira dibangunkan oleh Ajeng kala jam sudah menunjuk angka tiga dini hari. Wanita itu sangat kesal karena sang calon ratu hari ini sulit sekali dibangunkan."Ra, bangun! Si Hafiz masuk kamar kita," pekik Ajeng. Mendengar teriakan Ajeng dan ucapan wanita itu. Maira langsung spontan bangun membuat keningnya bertabrakan dengan dahi Ajeng. Mereka sama-sama jerit kesakitan lalu tertawa bersama. "Aish ... ketinggalan lagi aku sama sahabatku ini, semoga pernikahan kali ini adalah titik awal kebahagianmu, Ra." Maira mengulas senyum mendengar perkataan sahabat yang kini merangkap menjadi calon kakak ipar. Ia segera mendekat wanita itu dan mengucapkan terimakasih bertubi-tubi. Suara bel kamar terdengar mem
Read more

107 [bagian 1]

Hafiz tertawa kecil kala melihat benda pipih itu langsung berganti layar. Biasanya ia yang selalu melakukan hal tersebut, kini giliran sang calon istri membuat ia menggelengkan kepala. Lalu dia lekas memasukan handphone ke saku lalu menoleh berbicara dengan pelayan yang tengah bersiap-siap semua. Di depan pintu adalah pengambilan undangan dan amplop. Yang masuk akan diberikan tanda seperti para wanita yang membawa tas dipakaikan pita di jinjingannya. Sedangkan pria adalah sapu tangan yang ditaruh di kantong jas / pakaian. Lelaki tersebut melihat souvenir yang telah Anggrek siapkan jika mereka nanti keluar. Sedangkan Maira ia langsung melangkah cepat membuat Dewi yang tadi mengkhawatirkannya mengerutkan kening. "Gak usah bingung gitu, Bu. Maira cuma syok karena calon suaminya udah rapi. Sekarang dia pasti pengen cepet-cepet buat sampe ke ruangan rias," jelas Ajeng. Dewi menganggukan kepala paham saat dijelaskan oleh calon menantunya. Sesampai di ruang rias, wanita itu langsung dud
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status